You Are Mine, Viona : The Revenge

Ketakutan terbesar



Ketakutan terbesar

0Viona langsung terdiam begitu menyadari kalau ia baru saja kelepasan bicara, perlahan ia tutup mulutnya menggunakan satu tangan. Sementara itu Fernando sudah menatapnya dengan pandangan tajam seperti harimau yang sedang menatap mangsanya.      
0

"Mau bicara jujur atau aku cari tahu sendiri." Ucap Fernando dingin sambil terus menatap tajam pada Viona yang ada digendongannya.     

"Kita bicara di dalam ya." Jawab Viona terbata-bata.      

Fernando langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah begitu mendengar perkataan Viona tanpa bicara apapun, sementara itu Viona sedang memutar otaknya untuk mencari alasan yang bisa membuat Fernando tidak marah. Akan tetapi ia tahu kalau alasan apapun yang akan ia buat pasti akan membuat sang suami marah, oleh karena itu ia berniat berkata sejujurnya untuk menghindari masalah yang lebih besar lagi datang karena dalam hal ini ia juga bersalah.      

Dengan perlahan Fernando menurunkan Viona di atas sofa yang ada di ruang keluarga, ia pun duduk disebelah Viona sambil melipat kedua tangannya didada menunggu jawaban yang ingin ia dengar.     

"Bicaralah aku siap mendengarnya." Ucap Fernando tanpa ekspresi.      

"mmmmm…..tapi kau janji dulu padaku." Jawab Viona pelan.     

"Janji apa?" Tanya Fernando tak sabar.     

"Janji kau tak akan marah kepadaku." Jawab Yona dengan cepat sambil berpindah tempat duduk menjauh dari Fernando.     

Satu alis Fernando terangkat melihat Viona berpindah tempat duduk, ia pun akhirnya ikut bergeser mendekati Viona yang berpindah ke arah ujung sofa. Viona akhirnya pasrah ketika Fernando kembali berdekatan lagi dengannya, ia benar-benar sudah tidak ada jalan keluar lagi untuk menjauh dari  Fernando.     

"Kalau mau bicara, bicara saja tidak perlu menjauh seperti itu dariku." Ucap Fernando dengan cepat sambil melingkarkan tangannya ke pinggang dan menarik lebih dekat ke arahnya lagi.     

"Akhhh ..jangan peluk aku seperti itu, wku tak bisa bernafas." Jawab Viona sambil melihat berusaha melepaskan diri dari pelukan Fernando.      

Fernando akhirnya melepaskan tangan kanannya yang ia gunakan untuk merangkul Viona, saat akan duduk kembali ia tiba-tiba menyadari ada yang aneh dengan pakaian sang istri. Berulang kali ia menyapu tubuh Viona dengan tatapan maut nya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.     

"Aku tahu ada yang sedang kau sembunyikan kepadaku babe, sekarang lebih baik kau katakan dengan sejujurnya atau aku akan mencari tahu sendiri. Akan tetapi jika aku mengetahui apa yang kau sembunyikan dengan caraku sendiri maka kau harus terima dengan konsekuensinya." Ucap Fernando dengan nada meninggi sambil terus menatap kedua mata Viona yang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.     

"Bagaimana aku mau bicara kalau kau saja tadi belum mengucapkan apa yang aku inginkan." Sahut Viona dengan cepat.     

"Apa maksudmu babe aku benar-benar tidak mengerti…     

"Janji, aku ingin kau berjanji dulu kepadaku untuk tidak marah sebelum aku mulai berbicara." Jerit Viona memotong perkataan Fernando dengan cepat.      

"Oh janji, baiklah aku berjanji tidak akan marah." Ucap Fernando dengan cepat, ia sudah tidak sabar ingin mendengar perkataan sang istri.     

Alih-alih mulai bicara Viona justru mengangkat satu jari kelingkingnya ke udara dan meminta Fernando untuk mengikatkan jari kelingkingnya di jari kelingking Viona untuk membuat ikatan yang berarti akan menepati janji. Dengan cepat Fernando pun mengaitkan jari kelingking tangan kanannya ke jari kelingking Viona yang sudah berada di hadapannya.      

"Sudah puas kan?" Tanya Fernando pada Viona sambil melepas jari kelingkingnya dari jari Viona.     

Viona tersenyum mendengar perkataan sang suami, ia lalu menarik nafas panjang sambil memejamkan kedua matanya sebentar untuk meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja jika ia berbicara jujur kepada sang suami.      

"Setelah kau berangkat bekerja tak lama kemudian aku pun pergi keluar untuk mencari udara segar tanpa diketahui siapapun." Ucap Viona dengan cepat tanpa jeda.      

"Babe, ini bukan sedang lomba bicara cepat!! coba kau bicara dengan perlahan supaya aku bisa mendengarnya dengan baik." Sahut Fernando sambil memegang kedua pipi Viona dengan gemes.      

"Tadi pagi setelah kau berangkat ke kantor aku pergi keluar untuk mencari udara segar dan mencari beberapa makanan kecil sendirian tanpa pengawalan siapapun." Ucap Viona kembali mengulangi perkataannya yang sebelumnya.     

"Pergi keluar kemana?" Tanya Fernando dengan cepat sambil melepas tangannya dari wajah Viona karena kaget.      

"Pergi mencari makanan di luar lalu pergi ke toko maafin jeni dan Amina….     

"Wait wait wait... maksudmu kau pergi jalan-jalan tanpa ditemani siapapun!! itu maksudmu babe." Ucap Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat.      

"Iya aku hanya pergi kedua tempat saja tadi aku pergi ke sebuah restoran yang menjual Split Pea Soup lalu pergi ke toko muffin adik-adikku." Jawab Viona dengan cepat.      

"Lalu bagaimana caranya kau keluar dari rumah tanpa diketahui oleh siapapun.?" Tanya Fernando kembali.      

Viona tersenyum tipis mendengar perkataan sang suami, ia akhirnya menceritakan secara detail bagaimana tadi bisa keluar dari rumah tanpa diketahui oleh semua orang pelayannya. Fernando yang mendengar perkataan Viona hanya bisa menelan salivanya karena tak percaya kalau istrinya naik ke sebuah mobil box yang kotor untuk bisa keluar dari rumah.      

Setelah mendengar perkataan Fiona Fernando kemudian meraih ponselnya dan menghubungi dokter William untuk datang ke rumahnya sekarang juga, ia juga meminta semua orang bodyguard yang berjaga di depan pintu gerbang utama untuk berkumpul semuanya karena ia ingin memastikan cara kerja mereka selama ini seperti apa. Viona hanya terdiam ketika melihat Fernando berdiri tanpa bicara sambil berkacak pinggang di hadapannya ketika menunggu para bodyguard berkumpul di ruang keluarga.     

"Aku ingin tahu bagaimana cara kalian bekerja selama ini." Ucap Fernando dengan suara meninggi ketika melihat semua bodyguardnya sudah berkumpul di hadapannya.      

"Kami menggunakan sistem shifting tiga kali tuan setiap harinya, dan untuk pos depan kami ada lima orang yang berjaga." Jawab Bruno dengan cepat.      

"Lalu bagaimana cara kalian mengecek orang-orang atau tamu yang datang ke rumahku setiap hari?" Tanya Fernando lebih spesifik.     

"Tentu saja kami periksa mobilnya tuan, mulai dari bagasi hingga bagian dalam mobil dengan menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa ada bahan peledak atau tidak." Jawab Roger asisten Bruno dengan tegas.      

"Benarkah lalu bagaimana kalian mempertanggungjawabkan kejadian yang terjadi hari ini." Ucap Fernando dingin.     

Para Bodyguard yang berdiri di hadapan Fernando nampak bingung mendengar perkataan sang tuan, mereka tak mengerti dengan arah pembicaraan sama tuan besar.      

"Apa kalian tahu kalau istriku hari ini pergi keluar dari rumah dengan bersembunyi di dalam mobil box pekerja yang tadi aku panggil kesini untuk membuat kamar bayi ku di lantai dua." Ucap Fernando kembali dengan suara meninggi.      

"Apa??"     

"Nyonya pergi keluar dengan bersembunyi di dalam mobil box."      

"Ini serius bagaimana mungkin kita tidak melihatnya tadi padahal jelas-jelas kita mengeceknya."      

Para Bodyguard itu berbicara berbisik-bisik satu sama lain dengan wajah penuh kebingungan, sementara itu Viona yang duduk di sofa merasa bersalah karena membuat para pekerja itu dalam masalah besar. Ia hanya bisa diam dan tak berani bicara karena tahu kalau Fernando sedang marah.      

"Teddy coba ambil rekaman CCTV tadi pagi ketika mobil box itu keluar, aku ingin melihat apakah mereka benar-benar mengecek mobil box itu atau tidak." Ucap Fernando pelan memberi perintah pada Teddy supaya pergi ke ruang kontrol tempat CCTV untuk mengambil rekaman yang terjadi tadi pagi.      

"Baik tuan." Jawab Teddy dengan cepat.     

Teddy pun langsung berlari ke arah ruang kontrol CCTV sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Fernando, setelah Teddy pergi suasana di ruang keluarga tampak hening karena tak ada satu orang pun yang berbicara termasuk Fernando. Ia hanya menatap jauh ke depan dimana pintu rumahnya terbuka lebar, ia sedang menunggu kehadiran dokter William  ke rumahnya untuk memeriksa keadaan Viona.     

Tak lama kemudian Teddy pun kembali lagi ke dalam ruang keluarga dengan membawa laptop di tangan kirinya, ia lalu meletakkan laptop itu di atas meja dan memutar rekaman yang diambil oleh CCTV di gerbang utama saat mobil box yang berisi furniture untuk kamar bayi yang ada di lantai dua keluar. Terlihat dengan jelas di dalam rekaman itu bagaimana tiga orang bodyguard yang berjaga di gerbang depan nampak memeriksa mobil box itu dengan membuka pintu belakangnya, mereka bahkan terlihat masuk ke dalam  Fernando akhirnya percaya kalau para pekerjanya itu melakukan sesuai dengan apa yang telah Ia katakan sebelumnya.      

"Kalau kalian memang masuk ke dalam untuk memeriksa mobil box itu apakah kalian tidak menemukan istriku di sana?" Tanya Fernando kembali sambil melirik kearah Viona yang sedang duduk tanpa suara.      

"Tidak saya benar-benar tidak melihat keberadaan nyonya di dalam mobil box itu, karena isi mobil box yang full dengan kardus yang tertumpuk rapi jadi saya tidak curiga tuan." Jawab seorang bodyguard yang berjaga di pintu gerbang sambil menunduk karena ketakutan.     

"Ok aku percaya kalian, silahkan kalian kembali lagi ke tempat penjagaan kalian masing-masing. Dan Bruno belilah sepuluh ekor anjing penjaga lagi untuk membantu kalian berjaga di sekeliling rumah ini, terutama di gerbang paling depan letakkan 4 ekor anjing penjaga di sana dan lakukan pemeriksaan lebih detail lagi untuk setiap mobil yang keluar masuk dari istanaku." Ucap Fernando tegas.     

"Baik tuan siap laksanakan." Sahut semua orang bodyguard yang berjumlah 15 orang itu dengan kompak.     

Karena Fernando sudah memerintahkan para bodyguard yang berjaga di rumah kembali ke tempatnya masing-masing ruang keluarga pun kembali kosong menyisakan Fernando dan Viona saja berdua.      

"Kenapa kau melakukan hal yang berbahaya seperti itu babe, apakah kau tidak takut diculik oleh mereka. Apakah kau tidak memikirkan bagaimana diriku jika hal itu terjadi." Ucap Fernando dengan suara lirih sambil meletakkan kedua tangannya di wajah.     

"Tapi buktinya kan aku tidak apa-apa." Jawab Viona tanpa rasa bersalah sambil tertawa lebar.      

"Babe…aku serius!!" Pekik Fernando dengan suara meninggi sambil menoleh ke arah Viona dengan mata berkaca-kaca.     

"Aku bisa gila kalau terjadi hal buruk kepadamu babe." Imbuh Fernando dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Maaf… maafkan aku yang nakal…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.