You Are Mine, Viona : The Revenge

Sedikit melembut



Sedikit melembut

0Saat akan mulai memainkan permainannya tiba-tiba Profesor Frank menarik tangannya keluar dari dalam celana dokter Louisa ketika mendengar pintu terbuka, ia langsung berdiri dengan salah tingkah ketika melihat bibi May sudah ada di depan pintu kamarnya dengan membawa dua handuk besar yang masih bersih. Dokter Louisa pun tak kalah kaget blazernya yang sudah melorot sampai lengan langsung ia rapikan dengan wajah yang bersemu merah.     
0

"Maaf tuan muda kedua jika saya sudah mengganggu waktu anda." Ucap bibi May tanpa rasa bersalah sambil tersenyum.      

"Tidak bibi saya tidak merasa terganggu."Jawab Profesor Frank mencoba tenang menyembunyikan keterkejutannya.      

"Saya datang kemari ingin mengantarkan handuk bersih ini tuan." Ucap bibi May menjelaskan kedatangannya.     

Mendengar perkataan bibi May membuat Profesor Franklin tersenyum, ia lalu berjalan ke arah pelayan terlamanya itu dan meraih handuk yang sedang dibawanya menggunakan nampan yang terbuat dari kayu.     

"Terima kasih bi, maaf merepotkan bibi May." Bisik Profesor Frank pelan sambil memeluk sang pelayan yang sudah ia kenal sangat lama itu.     

"Sama-sama tuan muda, setelah mandi silahkan datang ke meja makan. Makan malam sudah hampir selesai dipersiapkan tuan."  Jawab bibi May sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya ke arah dokter Louisa yang masih berdiri tanpa berbicara di depan lemari.     

Dokter Louisa yang tak mengerti kode yang diberikan oleh bibi May hanya tersenyum datar, tak lama kemudian bibi May pun pergi meninggalkan kamar Profesor Franklin yang kini ditempati bersama dokter Louisa.     

"Akhhhh hampir saja….bisa gila aku." Teriak dokter Louisa sambil terduduk di lantai.     

"Bukankah menyenangkan ada sensasi tersendiri." Jawab Profesor Frank menggoda calon istrinya itu.     

"Frank…     

"Ha ha ha ...maafkan aku, ya sudah kau mandi saja terlebih dahulu dan ganti pakaianmu." Ucap Profesor Frank memotong perkataan dokter Louisa.     

"Berganti pakaian apa, bukankah lemari mu hanya berisi pakaian dalam seksi seperti itu. Memangnya kau mau aku keluar makan malam dengan menggunakan lingerie?" Tanya Dokter Louisa dengan cepat.     

"Coba lihat lemari yang belum kau buka itu." Jawab Profesor Franklin sambil tersenyum dan melipat kedua tangannya di dada.      

Dokter Louisa langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Profesor Frank dengan malas, kedua matanya pun langsung terbelalak ketika melihat isi lemari kedua yang ternyata berisi banyak sekali pakaian wanita berbagai mode yang sangat cantik tergantung rapi di dalam lemari itu.      

"Ini….     

"Ya, kau bisa memakai pakaian itu." Sahut Profesor Frank singkat sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang besarnya.     

"Sebenarnya semua pakaian ini untuk siapa? kau pasti tak mempersiapkannya untukku bukan?" Tanya Dokter Louisa lirih sambil menoleh ke arah Profesor friend yang sudah memejamkan matanya di atas tempat tidur.      

"Bukankah aku sudah mengatakan sebelumnya padamu, aku mempersiapkan pakaian-pakaian ini untuk wanita spesial yang akan aku ajak ke istanaku walaupun saat itu aku belum tahu siapa wanita yang aku aja kemari dan ternyata aku mengajakmu. Jadi secara tidak langsung semua itu aku berikan kepadamu Lou." Jawab Profesor Frank tanpa membuka kedua matanya.     

"Kalau kau tak percaya silahkan tanya kepada semua pelayan yang ada di tempat ini, tanyakan kepada mereka apakah sudah pernah aku mengajak wanita ke tempat ini sebelumnya." Ucap Professor Franklin menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Dokter Louisa terdiam mendengar perkataan Profesor Franklin, saat ini statusnya dengan Profesor Franklin bukanlah seorang master dan budak seks lagi. Akan tetapi sebagai tunangan yang sebentar lagi akan menikah, oleh karena itu ia mencoba menahan rasa ingin tahunya yang berlebihan itu supaya tidak membuat nya bertengkar dengan Profesor Franklin.      

Karena profesor Frank sudah tertidur dokter Louisa pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum acara makan malam dimulai, ia kembali dibuat takjub ketika melihat kamar mandi yang ada di kamar utama itu. Di dalam kamar mandi itu terlihat sebuah bathtub besar yang klasik dengan memiliki kaca besar yang terpasang di dinding, bahkan toiletnya pun terlihat sangat artistik belum lagi dengan shower yang mempunyai model yang klasik juga. Ada di dalam kamar mandi itu membuatnya serasa sedang ada di abad ke-19 dimana saat itu banyak sekali kerajaan-kerajaan.      

Dokter Louisa kemudian membuka pakaiannya dan segera masuk ke dalam bathtub untuk berendam menikmati air hangat, ia memejamkan kedua matanya ketika sudah ada di dalam bathup.Tak lama kemudian senyumnya pun tersungging ketika mengingat kembali apa yang sudah dilakukan Professor Franklin sebelumnya kepadanya di toko perhiasan, ia masih tak menyangka sampai saat ini kalau Profesor Frank sudah memintanya menjadi istrinya.      

"Aku mencintaimu Frank, mulai saat ini dan seterusnya hidupku adalah milikmu." Ucap dokter Louisa pelan sambil menatap cincin berlian yang terpasang di jari manisnya.      

Saat akan mulai berbilas ia dikagetkan ketika ada sepasang tangan besar yang sudah meremas payudaranya dari belakang.     

"Frank akhhh jangan aku sudah selesai mandi." Ucap dokter Louisa pelan sambil mendesah karena aktivitas yang dilakukan profesor Frank di kedua payudaranya.     

"Kau yang memancingku Lou." Jawab Profesor Frank dengan suara berat.     

"Aku tak melakukan apapun." Protes dokter Louisa mencoba membela diri.     

"Keseksian tubuhmu selalu menggodaku dan jangan salahkan aku jika tak bisa menahan diri Lou." Bisik Profesor Frank dengan suara berat, yang menandakan kalau ia sudah sangat bernafsu.     

Dokter Louisa tak dapat berkata-kata lagi karena ia sudah kembali dipacu oleh Profesor Frank yang yang sudah menyetubuhinya dengan gaya berdiri, dalam posisi seperti itu ia merasa penetrasi yang dilakukan oleh Profesor Frank terasa jauh lebih dalam dan menusuk sampai ke dinding rahimnya sehingga memberikannya kenikmatan yang tiada tara.      

Suara erangan dan desahan dari keduanya terdengar saut menyaut satu sama lain, cairan cinta milik keduanya pun sudah ikut menetes bersama air yang mengalir dari shower air hangat yang dinyalakan.     

"Lou aku akhhhh….."     

"Frank…."     

Profesor Frank dan dokter Louisa sampai ke puncak bersamaan saat mereka sudah berpindah ke sofa yang ada di dalam kamar, sofa yang tadinya bersih dan kering kini sudah basah karena terkena air dari tubuh keduanya yang tak dibersihkan terlebih dahulu dengan handuk saat keluar dari kamar mandi.     

"Kau memang luar biasa Lou...aku mencintaimu Lou." Bisik Profesor Frank dengan nafas terputus-putus diatas tubuh dokter Louisa yang sedang ia tindih, kejantananya pun belum ia keluarkan dari vagina dokter Louisa.     

"Jangan permainkan aku lagi Frank." Ucap dokter Louisa terbata, air mata nampak keluar dari sudut matanya.     

"Kita akan segera menikah bodoh, jadi jangan berkata seperti itu." Sahut Profesor Frank dengan cepat.     

"Aku mencintaimu Frank...jangan permainkan aku lagi hiks hiks hikss …     

Tangis dokter Louisa akhirnya pecah, untuk pertama kali setelah mereka sering bercinta baru kali ini dokter Louisa menangis saat mereka berdua masih menyatu. Profesor Frank yang tak menyangka akan melihat dokter Louisa menangis nampak sangat kaget, ia lalu kembali merengkuh tubuh dokter Louisa dengan erat.     

"Jangan bicara macam-macam...aku akan menikahimu secepatnya, setelah kembali ke kota kita urus semuanya bersama-sama ya." Ucap Profesor Frank      

Dokter Louisa menganggukan kepalanya pelan mendengar perkataan Profesor Frank, karena waktu makan malam sudah tiba mereka berdua akhirnya pergi mandi kembali bersama-sama sebelum makan malam. Saat sudah selesai mandi mereka pun pergi ke ruang makan bersama-sama, dokter Louisa tampak cantik menggunakan pakaian yang sudah dibeli oleh Profesor Frank sebelumnya. Dress cantik nan mahal itu seolah memang sengaja dibeli untuknya, lekuk tubuhnya pun terlihat makin seksi ketika memakainya. Profesor Frank tersenyum melihat penampilan dokter Louisa yang tampak anggun dengan pakaian yang ia pilih sendiri itu.     

Saat tiba di meja makan para pelayan langsung melayani mereka bak ratu dan raja seperti yang ada di film-film, diperlakukan seperti itu membuat dokter Louisa merasa risih pasalnya ia yang berasal dari keluarga biasa belum pernah mendapatkan perlakuan istimewa seperti saat ini.     

Drrtttt     

Ponsel yang ada di samping piring Profesor Frank berdering, dengan cepat Profesor tampan itu mengangkat teleponnya yang berasal dari manajer klub malam miliknya.     

"Sebentar aku ada urusan penting." Ucap Profesor Frank berpamitan pada dokter Louisa yang sudah mulai makan.     

"Huum." Jawab dokter Louisa singkat sambil memasukkan potongan buah semangka ke mulutnya.     

Profesor Frank kemudian berjalan ke arah jendela besar dan terlibat pembicaraan serius dengan manajer klub malamnya, melihat Profesor Frank berbicara di telepon membuat dokter Louisa juga meraih ponselnya ia kemudian mengambil foto tangannya yang terpasang cincin berlian kemudian ia mengirimkan foto itu kepada orang yang sangat ia segani.     

"Terima kasih atas bantuannya."      

Tulis dokter Louisa pada foto yang ia kirim itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.