You Are Mine, Viona : The Revenge

Seperti dulu



Seperti dulu

0Mendengar cerita Justin dan Harry membuat dokter William terdiam membisu, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya sejak pertama kedua asisten Fernando itu mulai menceritakan keadaan Viona. Dokter William terlihat memejamkan kedua matanya saat Justin menceritakan bagaimana Viona menangis selama hampir dua puluh menit hingga tanpa suara sebelum ia menandatangani surat gugatan cerai dari Fernando.     
0

"Kalian sudah berapa lama bekerja bersama Fernando ?"tanya dokter William perlahan kepada Justin dan Harry.     

"Sudah hampir tujuh tahun dok," jawab Justin dan Harry secara bersamaan.      

"Selama tujuh tahun kalian ikut Fernando bagaimana dia memperlakukan kalian, maksudku apakah gaji yang kalian terima tepat waktu atau tidak?" tanya dokter William kembali sambil tersenyum penuh arti menatap kearah Justin dan Harry secara bergantian.     

"Gaji yang kami terima selalu tepat waktu, tuan Fernando bahkan memberi kami gaji lebih banyak dari perjanjian awal. Tuan Fernando juga sering memberikan kamu bonus dan barang-barang mewah lainnya dok," jawab Justin dengan cepat.     

"Saya pun juga diperlakukan seperti itu oleh tuan Fernando dok," ucap Harry menjawab pertanyaan dokter William.      

"Apakah kalian bisa membayangkan kemarahan Fernando kepada kalian berdua, jika kalian berhenti begitu saja darinya hanya karena kalian melihat Viona diperlakukan seperti itu oleh Fernando. Apa kalian bisa membayangkan balasan seperti apa yang Fernando akan lakukan kepada kalian berdua ? dan jangan lupakan keluarga kalian juga, karena aku yakin Fernando pasti akan membuat keluarga kalian menerima hukuman atas apa yang kalian lakukan ini. Aku yakin kalian sudah hafal sifat Fernando," sahut dokter William pelan sambil tersenyum.     

Justin dan Harry langsung terdiam mendengar perkataan dokter William, mereka lupa bahwa Fernando adalah orang yang paling kejam dan tega melakukan apapun asalkan ia bisa membalaskan dendamnya dan menyenangkan hatinya.      

"Jangan bertindak bodoh, tindakan yang akan kalian lakukan itu justru akan membuat kalian dalam masalah besar. Ingatlah kalian punya keluarga yang harus kalian beri nafkah, jangan sampai apa yang menimpa Viona harus menimpa keluarga kalian, aku yakin Fernando pasti akan berbuat lebih kejam lagi kepada orang lain. Kepada istrinya saja ia bisa sekejam itu apalagi pada orang lain, kalian berdua pasti paham akan hal itu bukan jadi aku tak perlu menjelaskannya berulang-ulang lagi. Dan ingatlah satu hal, Fernando sudah sangat percaya sekali kepada kalian berdua. Jangan pernah khianati kepercayaannya atau kalian berdua akan menyesal, kalian tidak akan pernah bisa bersembunyi darinya dinegeri ini." ucap dokter William pelan sambil menepuk pundak Justin dan Harry secara bersamaan.     

"Jauhkan pikiran kalian berdua untuk berhenti bekerja pada Fernando atau kalian berdua akan menyesal dan lebih baik sekarang kalian tidur saja di rumah ini untuk menjernihkan pikiran kalian, urusan Viona biar aku yang memikirkannya aku yakin Fernando besok pagi pasti akan berubah pikiran. Selama surat itu belum pergi ke pengadilan maka statusnya dengan Viona masih sah sebagai suami-istri, jadi kalian tidak usah takut," imbuh Dokter William menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Justin dan Harry saling menatap satu sama lain tanpa suara,  mereka akhirnya menganggukkan kepalanya pelan dan berjalan menuju kamar mereka yang ada di lantai satu. Mereka berjalan pelan menuju kamar yang biasa mereka pakai jika mereka menginap di istana Fernando. Setelah kedua asisten Fernando pergi ke kamarnya dokter William duduk di kursi sambil menatap berkas-berkas Viona yang berantakan di lantai, ia sudah frustasi mencarinya satu demi satu. Oleh karena itu dokter William memilih mengumpulkannya sekaligus dan menyimpannya di dalam sebuah kotak, ia berniat merapikannya besok pagi karena kedua matanya sudah sangat mengantuk. Tubuhnya pun sudah mulai protes minta untuk diajak istirahat, hari ini benar-benar menguras energi dan tenaganya. Semua hal yang berhubungan dengan Fernando pasti membuatnya kewalahan, dengan membawa sebuah kotak yang berisi sobekan berkas pribadi milik Viona yang dirusak Fernando tadi sepulangnya dari rumah sakit dokter William berjalan pelan menuju kamarnya yang ada di dekat kamar Justin dan Harry.     

Baru akan memejamkan kedua matanya tiba-tiba ponsel yang ada di atas nakasnya berdering dengan keras sehingga memaksa dokter William untuk mengangkatnya, dengan mata yang masih mengantuk dokter William melihat ada nomor asing yang tak tersimpan di kontak teleponnya. Karena merasa tak mengenal dan sudah sangat mengantuk dokter William akhirnya menonaktifkan ponselnya, ia sudah tak sanggup lagi membuka kedua matanya. Setelah mematikan ponselnya dokter William akhirnya tertidur dengan pulas dalam hitungan menit suara dengkuran pun terdengar dari ranjang dokter William, ia benar-benar terlihat sangat kelelahan.     

Matahari pagi akhirnya terbit dari timur melaksanakan tugasnya kembali menyinari dan menghangatkan bumi, akan tetapi suasana itu tidak nampak terlihat di kediaman Fernando. Para pelayan yang bekerja dan bangun pagi tak ada yang bercanda satu pun, mereka semua nampak serius menjalankan tugasnya masing-masing. Peristiwa yang terjadi tadi malam dimana sang tuan mengamuk masih dapat mereka ingat, tak ada satupun dari mereka yang berani mengungkit masalah Viona yang keguguran. Mereka takut jika membahas itu akan didengar oleh Fernando, pasalnya Fernando menjadi marah sekali begitu mengetahui anaknya yang sedang dikandung Viona meninggal.      

"Setelah selesai memasak tolong tata makanan di meja dengan sangat rapi, jangan ada kesalahan sedikit pun," ucap Teddy tiba-tiba membuyarkan keheningan di dapur istana Fernando.      

"Baik pak kami mengerti," jawab sepuluh orang pelayan yang bekerja di dapur dengan kompak.     

"Sebentar lagi tuan pasti bangun, jadi aku harap sebelum tuan bangun semuanya sudah siap di meja makan," ucap Teddy kembali mengingatkan para pelayan.     

Tak lama kemudian terlihat beberapa orang pelayan membawa hasil masakan mereka menuju ke meja makan super mewah di ruang makan milik Fernando, mereka nampak sangat sempurna menata masakannya diatas meja makan. Tak ada satupun noda yang tertinggal atau menetes di meja, mereka nampak sangat hati-hati sekali menata makanan di atas meja makan.     

Setelah selesai Teddy kemudian memeriksa kembali hasil pekerjaan anak buahnya itu, ia ingin memastikan tak ada sesuatu yang tertinggal atau pun dapat memancing kemarahan sang tuan. Setelah yakin pekerjaan para pelayan rapi Teddy kemudian menyalakan lilin di atas meja makan, walaupun hari sudah pagi akan tetapi ia tetap menyalakan lilin untuk menghalau jika ada serangga yang terbang mendekat. Walaupun kemungkinan itu sangatlah kecil, pasalnya para pekerja di istana Fernando sangat rajin dan teliti membersihkan semua sudut ruangan. Teddy pun sudah membuat jadwal khusus tiap bulan khusus untuk petugas pembasmi hama.      

Saat sudah selesai menyiapkan makanan diatas meja terdengar suara langkah kaki dari tangga dan langsung membuat para pelayan langsung ke tempatnya masing-masing, begitu pula Teddy. Tak begitu lama kemudian datanglah Fernando ke meja makan disusul dokter William yang sudah menunggunya di bawah tangga bersama Justin dan Harry, kedua asisten Fernando itu kembali semangat bekerja setelah mendengar perkataan dokter William.     

"Kalian berdua duduklah di samping William, jangan berdiri saja. Temani aku makan," ucap Fernando pelan sambil membuka sapu tangan yang ada diatas meja dan meletakkannya di paha memerintahkan kedua asistennya untuk ikut makan bersama.     

"Baik tuan," jawab Justin dan Harry kompak, mereka berdua lalu duduk disamping dokter William yang duduk disamping Fernando.      

Fernando kemudian mulai mengiris daging sapi yang ada di hadapannya dan mulai memakannya dengan lahap seolah tak pernah terjadi sesuatu padanya, ia terlihat sangat tenang tanpa memikirkan Viona yang masih ada di rumah sakit. Ia yakin pagi ini akan mendengar tangisan dan ratapan permohonan dari Viona yang tak mau diceraikan.     

Sebuah senyuman tersungging di bibir Fernando ketika ia membayangkan bagaimana ekspresi Viona yang menangis dan memohon mohon di bawah kakinya saat bertemu nanti, seperti wanitanya yang sudah-sudah. Mereka pasti akan menangis dan memohon agar tak dicampakkan, Fernando sudah tak sabar melihat Viona melakukan itu. Setelah Viona kembali takluk maka ia akan memberi hukuman kepada Viona karena sudah berani membunuh anak yang sangat ia harapkan itu, membayangkan hukuman yang akan ia berikan kepada Viona membuat Fernando tersenyum ia sudah tidak sabar menantikan hal itu terjadi.      

Melihat Fernando tersenyum sendirian membuat dokter William mengangkat satu alisnya sambil menggelengkan kepalanya perlahan, ia sangat salut kepada temannya itu yang berakting seolah tidak terjadi apa-apa pun padahal semalam ia baru saja menggila saat tahu Viona keguguran. Ia lalu melampiaskan kemarahannya dengan merusak semua berkas pribadi milik Viona tanpa sisa bahkan sampai memberikan Viona surat cerai.      

Drrttt….     

Ponsel dokter William langsung berdering tanpa henti saat ia mengaktifkan ponselnya kembali pasca semalam ia nonaktifkan, karena ponselnya terus berdering tanpa henti dokter William akhirnya meraih ponselnya yang ada di samping piringnya.  Kedua matanya langsung membulat sempurna ketika membaca sebuah pesan yang masuk dalam ponselnya itu.      

"Kenapa ekspresi wajahmu sejelek itu Will?" tanya Fernando ketus sambil memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.     

"Mifepristone dan misoprostol, siapa orang yang sekejam ini," ucap dokter William bicara sendiri sambil membaca pesan masuk di ponselnya.     

"Apa Will...apa yang kau katakan?" tanya Fernando kembali.     

"Tebakanku benar Fernando, ada orang yang menjebak istrimu sehingga ia mengalami semua ini," jawab dokter William sambil menatap tajam kearah Fernando yang sedang menikmati Wine putihnya dengan elegan.     

"Bicara pada inti jangan bertele-tele," sahut Fernando datar, mendengar dokter William membahas Viona membuatnya malas.     

"Mifepristone atau yang disebut Korlym dan misoprostol atau yang disebut Cytotec ada di dalam botol yang ada di tas milik istrimu, kedua obat itu adalah obat penggugur kandungan yang paling ampuh.  Kedua obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon progesteron, yaitu hormon yang dibutuhkan embrio untuk tumbuh dan berkembang. Obat ini juga akan memicu kontraksi rahim dan mendorong jaringan embrio keluar. Maka tak heran setelah ia meminumnya tak lama kemudian ia keguguran," ucap dokter William pelan sambil menatap tajam ke mata Fernando.     

"Maksudmu…     

"Ada orang yang sengaja meletakkan obat itu di tas milik istrimu, dan dia pasti orang yang dekat dengan dokter Viona karena tau kebiasaan dokter Viona yang suka makan permen." sahut dokter William memotong perkataan Fernando.     

"Hangan membelanya William, aku tahu kau adalah rekan satu profesinya jadi kau pasti akan terus membelanya sama seperti semalam. Kau yang sahabatku sejak lama tapi kau justru membela perempuan jahat itu," jawab Fernando dengan santai.     

Brakkkk     

Dokter William memukul meja dengan keras sehingga membuat semua orang kaget termasuk Fernando yang tak menyangka akan melihat dokter William berbuat seperti itu.      

"Will kau…     

Bug…     

"Arrgghhhh…."     

Fernando mengerang kesakitan karena dipukul oleh William di wajahnya, sehingga ia terjengkal dan terjatuh ke lantai.     

"Tuan" pekik Teddy, Justin dan Harry bersamaan sementara para pelayan wanita hanya bisa menutup mulutnya ketika melihat sang tuan dipukul dokter William.     

"Istrimu dijebak Fernando, buka matamu lebar-lebar jangan isi otakmu itu dengan keegoisan saja. Yang terluka dan kecewa bukan hanya kau saat ini akan tetapi istrimu, dia lah yang paling sedih dan menderita saat ini. Jangan egois Fernando, kau manusia bukan!! pakai lah sedikit akal warasmu itu," teriak dokter William penuh emosi.      

"Ha ha ha...dari mana kau tau dia dijebak?! bukankah kau sendiri yang baru saja mengatakan bahwa obat penggugur kandungan itu ada di tas nya, mana mungkin ada orang yang sengaja meletakkan obat itu di tas milik Viona kecuali dia sendiri," sahut Fernando sambil tertawa lebar mencibir perkataan dokter William.     

"Sebelum istrimu datang ke dermaga ia berhenti di sebuah apotek dan membeli permen rasa jeruk untuk penghilang mual dan asal kau tahu aku sudah mempunyai buktinya bahwa Viona memang membeli permen, bukan membeli obat penggugur kandungan. Kedua botol itu memang terlihat mirip karena sama-sama berwarna putih dan tanpa merk apapun, tapi aku dapat membuktikan padamu bahwa yang dibeli Viona sebelumnya adalah permen rasa jeruk. Aku sudah memerintahkan dua orang untuk menyelidiki ini dan berhasil mendapatkan bukti akurat, kalau kau tak percaya lihat video ini," ucap dokter William penuh emosi sambil melempar ponselnya pada Fernando.     

Tanpa kesulitan Fernando berhasil menangkap ponsel yang dilempar oleh dokter William, ia lalu melihat ponsel sahabatnya itu dan memutar sebuah video yang sedang di pause oleh dokter William. Kedua matanya langsung memerah saat melihat seorang kasir sebuah apotek memberikan kesaksian bahwa Viona benar-benar datang ke apotek nya untuk membeli permen saja, ia bahkan menunjukkan struk pembayaran Viona. Fernando kemudian memutar video kedua yang ternyata adalah sebuah rekaman CCTV yang menampilkan Viona yang baru saja keluar dari apotek dan terlihat menikmati permen rasa jeruk nya sambil memejamkan kedua matanya karena terasa asam, ia bahkan sempat menawarkan permen itu kepada para bodyguard yang mengantarnya pergi ke dermaga.      

"Ada orang yang sudah merencanakan kejahatan ini Fernando, dia sengaja datang ke pernikahan adikmu karena tau Viona pasti akan datang. Setelah mendapatkan celah maka ia kemudian menukar botol permen milik Viona dengan botol yang berisi obat penggugur kandungan itu" ucap dokter William pelan.     

"Siapa yang berani melakukan itu...siapa yang berani berbuat sekejam itu pada istriku Will?" tanya Fernando dengan suara bergetar.     

"Yang pasti dia adalah orang yang sangat membenci Viona atau membencimu atau bahkan membenci kalian berdua," jawab dokter William mengeluarkan pendapatnya.     

Deg      

Fernando terdiam mendengar perkataan dokter William, saat suasana sedang hening tiba-tiba terdengar suara kaki dari beberapa orang masuk ke dalam ruang dengan tergesa-gesa. Mereka adalah orang yang bertugas menjaga Viona dirumah sakit Saint Carolus.     

"Ada apa?" tanya dokter William dengan cepat.     

Bruk      

Alih-alih menjawab pertanyaan dokter William ketiga pria berbadan besar itu justru berlutut di hadapan dokter William dengan kepala menunduk     

"Ada apa!!! apa kalian tak punya mulut untuk menjawab pertanyaan William," hardik Fernando sambil bangun dari lantai dengan perlahan.     

"M--maaf tuan, ampuni kami tuan. Jangan bunuh kami tuann.."     

"Kami tau kami salah tapi kami benar-benar minta ampun tuan...anak saya masih kecil tuan, jangan bunuh saya,"      

"Ampuni nyawa kami tuan…"     

Ketiga pria yang sedang berlutut itu menjawab secara bergantian meminta ampunan dari Fernando, padahal Fernando belum melakukan apa-apa kepada mereka melihat ketiga pria berbadan besar itu. Melihat ketiga bodyguard-nya berbuat seperti itu membuat Fernando kesal, ia kemudian berjalan mendekati ketiga pria itu sambil berkacak pinggang.      

"Katakan ada apa, kalau kalian bicara  jujur maka aku tak akan membunuh kalian," ucap Fernando dengan suara meninggi.     

"Nyonya...nyonya Viona pergi tuan…" jawab seorang bodyguard yang ada di tengah menjawab pertanyaan Fernando dengan tergagap.     

"Apa maksudmu?!" tanya dokter William dengan suara meninggi.     

"Nyonya Viona pergi tanpa membawa apapun, barang-barangnya masih utuh di kamar dan…     

Deg     

Jantung Fernando seperti berhenti berdetak mendengar laporan bodyguard-nya itu, dadanya terasa sesak dengan tiba-tiba. Tanpa sadar ia berjalan perlahan menuju pintu keluar, melihat Fernando pergi membuat dokter William mengikutinya dari belakang begitu pula kedua asistennya.     

"Tak mungkin...tak mungkin kau pergi lagi dariku Viona…     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.