You Are Mine, Viona : The Revenge

Merasa tak pantas



Merasa tak pantas

0Karena tak mau membuat masalah baru Viona akhirnya menuruti kemauan suaminya untuk berganti baju, ia lalu melepas baju dan celana jeans-nya untuk dimasukkan kembali ke dalam koper. Ia lalu memakai baju yang lebih casual dan nyaman untuk dipakai, selama Viona berganti pakaian Fernando tak mengalihkan pandangannya sama sekali dari tubuh sang istri. Walaupun kedua matanya terlihat sangat buas dan ingin melahap Viona saat itu juga, namun Fernando masih bisa menahan dirinya untuk tak membawa Viona ke atas ranjang. Memikirkan masalah makam Zevanya benar-benar membuatnya tak bisa berkonsentrasi, ia benar-benar sudah tidak sabar ingin kembali sampai di Ottawa.     
0

Setelah Viona berganti pakaian Fernando kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci mukanya supaya lebih segar, ia tak mau mandi karena sudah kehilangan mood untuk membersihkan tubuhnya. Ketika ia keluar dari kamar mandi Fernando berdiri mematung saat melihat Viona berdiri di balkon, rambutnya berkibar terkena tiupan angin yang justru membuatnya terlihat semakin cantik.     

"Maafkan aku babe karena harus membatalkan rencana kita ke Santorini, aku harus mengurus Zeze terlebih dahulu," ucap Fernando pelan sambil menatap Viona, ia lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil menunggu kabar dari Martin sang pramugara pesawat jet pribadinya.     

Di balkon Viona menatap Menara Eiffel yang berdiri kokoh di hadapannya, enam hari di Paris ia sama sekali tak menyentuhkan kaki dan tangannya di menara yang selesai dibangun pada tahun 1889. Menara yang menjadi simbol kota Paris itu memang menjadi daya tarik jutaan wisatawan seluruh dunia, termasuk Viona yang langsung antusias ketika Fernando mengajaknya pergi ke Paris. Namun nyatanya bayangan dalam otaknya tak sesuai dengan fakta yang terjadi saat ia sampai di kota cinta itu, nyatanya ia bahkan tak bisa melepaskan dirinya sama sekali dari Fernando. Hampir tiap malam ia melayani nafsu birahi suaminya, Viona tak mempermasalahkan itu karena ia sadar suaminya adalah seorang pria yang tak pernah puas hanya bercinta satu kali tiap malam. Hanya saja itu sedikit membuatnya kecewa, ia mencoba untuk memberikan segala yang terbaik dari dirinya pada Fernando namun Fernando sepertinya tak melakukan hal yang sama. Viona mencoba memahami sikap suaminya itu, namun tetap saja ia merasa tak adil.      

"Aku bukan tak bersyukur menjadi istrimu Fernando, hanya saja aku merasa seperti seorang manusia yang sudah kehilangan hak-nya saat bersamamu,"ucap Viona lirih sambil melihat ke dalam kamar dimana Fernando sedang berbaring diatas ranjang.     

"Ini tak disebut dengan serakah bukan Tuhan, aku bukan tak mensyukuri semua yang aku miliki selama ini hanya saja naluri wanitaku yang kadang-kadang egois ini membuatku tak nyaman. Aku tau diluar sana banyak sekali wanita yang ingin ada di posisiku, menjadi istri pria nomor satu di Ottawa. Pengusaha sukses yang memiliki harta berlimpah, seorang pria muda yang memegang kekuasaan atas kota yang diperintah oleh orang lain. Namun entah mengapa aku masih merasa ada yang salah dengan semua ini, ampuni aku Tuhan...hilangkan semua rasa tak bersyukur ku ini," imbuh Viona lirih sambil memejamkan kedua matanya, entah mengapa ia kadang-kadang merasa tak pantas ada di posisinya saat ini.      

Menjadi istri Fernando Grey Willan yang kaya raya benar-benar tak pernah terlintas dalam benak Viona, jangankan membayangkan memikirkannya saja ia tak pernah berani karena sadar dirinya tak pernah sebanding dengan Fernando. Namun ia juga tak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa selama ini ia hanya memikirkan satu pria yang sama selama bertahun-tahun sejak keluar dari panti asuhan dan pria itu adalah Fernando yang kini sudah menjadi suaminya. Viona takut kalau ia mendapatkan kebahagiaan seperti ini akan ada harga mahal yang harus ia bayar di kemudian hari, Viona percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti karena ada sebab dan akibat. Dan ia merasa belum berbuat banyak pada orang lain sehingga bisa mendapatkan semua kemewahan yang ada di tangannya saat ini, Viona takut semua kebahagiaan nya ini adalah sebuah awal dari penderitaan yang harus ditebus di kemudian hari. Oleh karena itu Viona berusaha untuk terus berbuat baik kepada siapapun agar tak membuat Tuhan marah kepadanya dan mengambil semua kenikmatan yang ia dapatkan saat ini.      

"Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanya Fernando perlahan setengah berbisik sambil memeluk perut Viona dari belakang secara tiba-tiba sehingga membuat Viona kaget.     

"Kenapa kau senang sekali membuatku kaget?berjalanlah seperti orang biasa jangan tanpa suara seperti hantu, untung saja jantungku buatan Tuhan," jawab Viona ketus.     

Fernando terkekeh mendengar perkataan istrinya, ia lalu mengeratkan pelukannya dan mencium leher Viona dengan lembut dengan gigitan kecil yang membuat Viona menggelinjang.     

"Babe…."     

"Apa?"tanya Fernando dengan cepat.     

"Stop, kita sudah mandi. Sebentar lagi kita akan ke bandara," jawab Viona terbata menahan sentuhan yang Fernando berikan padanya.     

"Kau sepertinya belum mengenalku dengan baik, aku harus memberikan sedikit pelajaran tambahan padamu," ucap Fernando pelan sambil menyesap leher Viona dengan kuat, Fernando membuat tanda cinta baru di leher Viona dari belakang.      

Dalam posisi seperti itu Viona tak bisa berkulit, ia tak bisa melawan Fernando atau mendorong Fernando menjauh pasalnya kedua tangannya dipegang erat oleh Fernando di perutnya. Sehingga ia hanya bisa pasrah ketika Fernando menyerang lehernya dari belakang, sampai akhirnya Fernando menyudahi ciuman mautnya ketika Viona mengajaknya masuk ke kamar.     

"Kau yakin?"tanya Fernando lirih.     

"Yes, jangan disini. Aku tak mau ada orang yang melihat kita," jawab Viona pelan sambil menutupi mulutnya, mendapat sentuhan dari Fernando di balkon membuat birahinya cepat naik.     

"Jangan salahkan aku jika aku akan membuatmu menyesal," ucap Fernando dengan suara parau yang sudah panas.     

"A-ayo masuk...akhh stopp…" Viona memekik keras saat Fernando berhasil masuk ke dalam celana dalamnya, Viona takut jika bermesraan seperti itu di balkon akan ada orang yang mengambil gambarnya dan mengunggahnya ke situs dewasa.      

Tanpa diminta dua kali oleh sang istri, Fernando kemudian mengeluarkan tangannya dari dalam celana Viona dan menggendong tubuh istrinya untuk dibawa masuk ke dalam kamar. Namun baru melangkah masuk Fernando sudah tidak bisa menahan dirinya, ia langsung menurunkan tubuh Viona. Ia lalu membuka paksa pakaian yang dipakai oleh istrinya itu, sehingga membuat Viona memekik kaget saat Fernando menarik paksa blouse yang ia pakai sehingga blouse cantik itu robek dan tak mungkin bisa dipakai lagi. Setelah berhasil membuka pakaian yang melekat di tubuh sang istri Fernando lalu mendorong istrinya ke atas ranjang, ia lalu lalu membuka pakaiannya sendiri dengan cepat.     

"Aku sudah bilang, kau tak akan bisa menahanku jika sudah ada di dalam kamar babe," ucap Fernando pelan sambil merangkak naik ke atas tubuh Viona.     

"Kita akan berangkat Fernando jangan lakukan itu dulu akhhh…"      

Suara Viona tersekat ditenggorokan saat Fernando mulai memasuki dirinya, karena belum melakukan pemanasan Viona sempat merintih kesakitan karena kejantanan Fernando yang gagah langsung menyeruak masuk ke dalam dirinya tanpa permisi. Sehingga menyebabkan dirinya merintih kesakitan beberapa kali, sampai akhirnya Fernando menyadari kalau dirinya sudah berbuat salah. Dengan cepat ia menarik keluar kejantanannya dari dalam tubuh Viona, tanpa rasa jijik Fernando menjilati liang kewanitaan Viona untuk memberikan sedikit rangsangan.     

"Jangannn, tadi bukankah kau sudah…"     

"Tenanglah aku yang menikmatinya babe" jawab Fernando dengan cepat sambil menjulurkan lidahnya menyeruak masuk kedalam vagina Viona mencari klitoris pink kesukaannya.     

"Akhhh Fernando….."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.