You Are Mine, Viona : The Revenge

Berusaha menerima



Berusaha menerima

0Andrew tertegun mendengar perkataan sang istri, ia tak menduga akan mendengar perkataan seperti itu dari Cecilia yang sangat mencintainya itu.     
0

"Kenapa kau bicara seperti itu Cecil?"tanya Andrew pelan.     

"Kau tau kan kalau aku sangat mencintaimu, semua yang terbaik dariku aku berikan padamu Andrew. Aku hanya tidak menyangka saja ternyata pria yang aku cintai selama ini ternyata masih mencintai orang lain dan orang lain itu adalah wanita yang sudah bersuami dan sangat aku kagumi. Aku benar-benar tidak menduga kau mencintai dokter Viona sedalam itu Andrew, tapi aku tak menyalahkanmu dalam hal ini karena dokter Fiona memang sangat cantik sangat pintar dan 100 kali lebih hebat dari aku. Dia adalah wanita idaman semua pria dan aku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya, akan tetapi aku adalah istrimu Andrew. Aku adalah perempuan yang sangat mencintaimu Andrew, bukankah seharusnya kau melupakan wanita yang sudah menjadi milik orang lain itu setelah kita menikah? Kenapa kau masih belum bisa melupakannya Andrew?  Kenapa kau melakukan ini padaku, apakah aku tak pantas untuk mendapatkan cintamu?" tanya balik dokter Cecilia dengan suara terisak menahan tangis.     

"Aku sudah melupakan Viona sejak lama Cecil, lagipula kau tu kan Viona itu…"     

"Jawab pertanyaanku tadi, apakah dokter Viona adalah alasanmu menunda memiliki anak denganku,"tanya dokter Cecilia kembali memotong perkataan Andrew.     

Deg     

Andrew kembali terdiam sejuta bahasa, ia tak tau harus menjawab apa. Pertanyaan istrinya kali ini benar-benar membuatnya tak bisa berfikir dengan jernih saat ini.     

Senyum dokter Cecilia mengembang saat melihat suaminya terdiam namun air matanya justru mengalir deras membasahi pipinya, dadanya terasa sakit sekali. Belum pernah ia merasakan sakit seperti ini, apalagi sakit yang ia rasakan saat ini diberikan oleh pria yang sangat dicintai.      

"Cukup Andrew kau tak usah menjawabnya, kediamanmu sudah menjawab semuanya. Aku tau jawabannya Andrew hiks aku tau jawabannya...aku yang bodoh, aku yang bersalah. Aku bodoh karena terlalu mencintaimu, aku salah karena aku tak bertanya terlebih dahulu padamu apakah kau benar-benar mencintaiku atau tidak,"ucap dokter Cecilia terbata sambil memegangi dadanya yang terasa sakit.     

"Cecil aku…"     

"Stop Andrew, jangan sentuh aku. Aku tak mau bicara denganmu,"pekik dokter Cecilia setengah berteriak sembari bangun dari kursi dan berjalan mundur menjauh dari Andrew.     

"Cecil…"     

Dokter Cecilia yang sangat kecewa lalu memilih pergi meninggalkan suaminya, ia berlari menuju ruang istirahat para dokter yang ada dilantai dua. Dokter Cecilia memilih untuk menenangkan dirinya dengan menjauh dari suaminya, pria yang sangat ia cintai sepenuh hati. Pria yang ia berikan kehormatan untuk mendapatkan kesuciannya.     

Harry yang baru saja selesai bicara dengan Lucas nampak terkejut ketika berpapasan dengan dokter Cecilia yang tengah berlari menuju ke arah tangga, karena penasaran Harry kemudian mempercepat langkah kakinya menuju ke tempat Andrew berada.     

"Apa semuanya baik-baik saja?"tanya Harry pelan sambil menatap ke arah pintu ruang operasi yang masih tertutup.     

"Iya, semuanya baik-baik saja,"jawab Andrew pelan, sebagai polisi ia pandai sekali menyembunyikan perasaannya.      

"Benarkah? Lalu kenapa tadi dokter Cecilia berlari secepat itu?"tanya Harry kembali.     

"Dia harus mengurus sesuatu yang penting katanya, biasa urusan dokter," jawab Andrew berbohong.     

"Jadi begitu, syukurlah. Tadi aku kira ada apa, makanya aku langsung kemari," ucap Harry pelan sambil mengeluarkan permen karet dari dalam saku bajunya dan menawarkannya pada Andrew.      

Andrew yang sedang tak fokus langsung meraih permen karet dari tangan Harry dan langsung membuka tiga bungkus permen karet sekaligus, melihat apa yang dilakukan oleh Andrew membuat kedua mata Harry terbelalak lebar. Ia tak percaya Andrew akan langsung mengambil sebanyak itu dalam sekali makan, ia kini menggerutu dalam hati menyesali tindakannya karena menawarkan permen karet kesukaannya pada Andrew.     

Saat Harry kesal karena permen karetnya hanya tersisa satu Andrew sedang pusing memikirkan nasib rumah tangganya, selama berumah tangga dengan Cecilia ia belum pernah melihat ekspresi Cecilia seperti tadi. Baru kali ini ia melihat Cecilia terlihat sangat sedih seperti tadi, karena itulah ia yakin kalau sosial ia pasti sangat marah kepada dirinya.      

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu Harry," ucap Andrew pelan membukakan percakapan.     

"Bicaralah," sahut Harry ketus, ia masih jengkel Andrew yang memakan banyak permen karetnya.     

"Ceritakan padaku bagaimana rumah tangga Fernando dan Viona,"pinta Andrew dengan cepat tanpa rasa sungkan.     

Harry yang sedang menunduk sambil menatap kotak permen karetnya yang hanya sisa satu lembar itu langsung mengangkat wajahnya, ia sangat kaget mendengar perkataan Andrew. Karena tak yakin dengan pendengarannya yang sebelumnya Harry lalu bertanya lagi pada Andrew untuk memastikan bahwa ia tak salah dengar, dengan sebuah senyum yang dipaksakan Andrew mengulang pertanyaannya yang sebelumnya atas permintaan Harry.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Andrew, secara tiba-tiba Harry mengulurkan tangannya ke arah leher Andrew yang membut Andrew terperanjat kaget.      

"Apa yang kau lakukan…"     

"Suhu badanmu normal, tapi kenapa kau bicara melantur seperti itu Andrew?"tanya Harry dengan polos tanpa rasa bersalah.     

"Siapa yang bicara melantur Harry? Aku serius,"jawab Andrew ketus.      

"Aku kira tadi kau sedang sakit makanya bicaramu melantur, ternyata tidak. Kau tidak sakit, makanya aku heran,"ucap Harry pelan.     

"Memangnya salah aku bertanya seperti itu, tak ada yang salah bukan kalau aku mau tau bagaimana rumah tangga Fernando dan…"     

"Kau masih belum bisa move on dari nyonyaku?"tanya Harry dengan cepat memotong perkataan Andrew.     

Mulut Andrew langsung terkunci rapat mendengar pertanyaan dari Harry, padahal sejak awal ia yang ingin tau tentang kehidupan rumah tangga Viona dan Fernando. Namun saat ditanya tentang perasaannya pada Viona mendadak lidahnya menjadi kelu.     

"Tanpa bicara pun aku sudah tau kalau kau belum bisa melupakan nyonyaku, nyonyaku adalah wanita yang sangat cantik dan baik wajar kalau kau kalau belum bisa melupakannya. Dengan catatan kau belum menikah Andrew, tapi kalau sampai sekarang kau belum melupakannya itu namanya kurang ajar. Lihatlah istrimu dokter Cecilia, dia juga cantik, pintar dan seorang dokter juga ya walaupun memang lebih cantik nyonyaku tapi setidaknya istrimu masuk dalam kategori cantik Andrew," ucap Harry pelan tanpa rasa takut.      

"Jangan membuat asumsi sendiri, siapa yang belum bisa melupakan Viona? Aku? Tentu saja tak mungkin Harry, sejak Viona menikah dengan Fernando aku sudah merelakannya,"sahut Andrew berbohong berusaha menyangkal perkataan Harry.     

Mendengar perkataan Andrew membuat Harry tertawa geli.      

"Kau adalah pembohong yang paling buruk Andrew,"bisik Harry pelan sambil menepuk-nepuk pundak Andrew berusaha menghentikan tawanya.      

"Aku tak bohong, aku benar-benar…"     

"Nyonya Viona sangat mencintai Tuan Fernando begitu jug dengan Tuan, sejak mengenal nyonya ia tak pernah menyentuh atau memikirkan wanita manapun. Bahkan setelah hampir satu tahun mereka berpisah perasaan cinta keduanya tidak berubah sama sekali sampai detik ini,"ucap Harry dengan cepat memotong perkataan Andrew.     

"Benarkah? Kau tak sedang mengarang sebuah cerita bukan?"tanya Andrew tak yakin.     

"Sekarang aku bertanya padamu mana ada wanita yang sudah dikecewakan oleh suaminya dan hampir diceraikan oleh suaminya masih mau menerima suaminya kembali setelah sepuluh bulan mereka berpisah dan…"     

"Apaaa Fernando hampir menceraikan Viona!!"pekik Andrew dengan suara meninggi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.