You Are Mine, Viona : The Revenge

Rencana gila Fernando



Rencana gila Fernando

0Viona menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya tanpa sadar saat kedua pelayan wanita di hadapannya berbicara panjang lebar, ia sangat tak menyadari kalau penyebab suaminya marah kepada dirinya adalah karena kecerobohannya sendiri yang berlari di anak tangga seperti tadi. Karena sangat bersemangat ingin memberitahukan Fernando tentang kondisi di rumah sakit pasca ia berbicara dengan suster Tina sebelumnya, Viona tak menyadari kalau ia sudah berlari di anak tangga seperti tadi. Yang mana tindakannya itu adalah sebuah tindakan paling konyol dan sangat berbahaya bagi dirinya sendiri.      
0

"Apa nyonya tak sadar kalau Tuan marah gara-gara nyonya tadi berlari di anak tangga?"tanya seorang pelayan muda yang bernama Tasya dengan hati-hati, ia tak mau membuat Viona tersinggung.      

"Aku benar-benar tak tahu kalau Fernando marah karena aku tadi berlari di tangga, sebenarnya aku juga tidak menyadari apa yang aku lakukan aku benar-benar tidak sadar kalau berlari. Aduh kenapa kau bodoh sekali Vio.. ya Tuhan." Viona menjawab pelan pertanyaan dari sang pelayan sambil merutuki kebodohannya sendiri yang sudah bertindak sangat ceroboh, secara perlahan ia menyentuh perut buncitnya dengan penuh sesal.     

"Ya sudah kalau begitu Nyonya istirahat dulu disini, biarkan Tuan ditenangkan Justin dan Harry terlebih dahulu,"ucap Tasya pelan mencoba untuk menenangkan Viona.     

Viona menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan sang pelayan, ia masih merutuki kebodohannya yang hampir saja membahayakan nyawa anak-anaknya karena mengurusi masalah orang lain. Karena tak mau mengganggu sang nyonya, kedua pelayan itu pun pergi dari kamar tamu meninggalkan sang nyonya sendiri.     

Sementara itu Fernando yang masih berada didalam ruang kerjanya seorang diri, terlihat masih menyesali sikap sok ingin mencampuri urusan orang lain dari Viona. Ia tahu kalau istrinya itu adalah seorang wanita yang sangat lembut dan berjiwa sosial tinggi, namun kadang-kadang hal itu justru membawa masalah bagi dirinya sendiri. Dan ini tak hanya terjadi satu atau dua kali, Fernando sudah sering terlibat perang dengan Viona karena kesalahpahaman ini.      

"Ada kalanya kau tak harus ikut campur atas apa yang terjadi pada orang-orang disekitarmu Vio, biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuanmu. Kau bukan Tuhan yang harus membantu mereka, mereka bisa melakukannya sendiri tanpa dibantu olehmu,"ucap Fernando lirih, ia mengingatkan apa yang diucapkan oleh Viona tadi saat menuruni tangga dengan terburu-buru.      

"Bagaimana tadi kalau ada tetesan air di anak tangga atau kau mengalami selip saat berlari seperti itu Vio, aku benar-benar bisa mati berdiri jika hal itu terjadi Vio. Tak tahukah kau betapa hampir gilanya aku tadi melihatmu seperti itu." Fernando kembali menyesali apa yang Viona lakukan sebelumnya.     

Fernando berbicara sendiri sambil menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menengadahkan wajahnya ke langit-langit ruang kerja dengan memejamkan kedua matanya, bayangan peristiwa yang terjadi tahun lalu kembali melintas dalam ingatan Fernando saat melihat banyaknya darah yang membasahi paha Viona saat ia keguguran. Mengingat hal itu benar-benar membuat dadanya terasa sangat sesak saat ini, tanpa Fernando sadari terlihat tetesan air mengalir dari sudut matanya. Tiap kali mengingat peristiwa berdarah itu Fernando pasti menjadi sangat sedih, karena apa yang terjadi tahun lalu adalah salah satu keegoisan besarnya yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan anaknya. Tanpa mengingat keselamatan Viona terlebih dahulu yang harus dipikirkan, yang mana saat itu ia masih mengandung seperti saat ini dan karena itulah ia tak mau jika hal itu terjadi lagi. Saat sedang mengingat apa yang terjadi pada Viona tahun lalu tiba-tiba Fernando terlintas sebuah ide gila. Tanpa banyak bicara ia langsung keluar dari ruang kerjanya sambil menghubungi seseorang dari ponselnya dan berbicara cukup lama di telepon dengan orang itu sembari mengitari ruangan lantai satu, ia juga terlihat menunjukkan beberapa spot yang ada di dalam rumahnya pada orang yang sedang ia hubungi melalui video.      

"Aku ingin kalian mengerjakannya besok, waktu kalian hanya enam jam dari sekarang untuk menyiapkan semua keperluannya,"ucap Fernando pelan pada orang yang tengah tersambung di layar ponselnya itu.     

"Baik Tuan, saya mengerti. Setelah ini saya akan mengirimkan anak buah ke rumah anda untuk mengukur tempat yang akan kita ubah besok pagi, mungkin ia akan bekerja cukup lama di rumah anda jadi tolong dampingi dia selama dia bekerja. Karena saya sendiri akan langsung terjun ke gudang untuk mencari perlengkapan terbaik untuk persiapan pembuatan lift di rumah anda,"jawab seorang pria di ujung telepon yang merupakan seorang mandor dari sebuah proyek pengadaan lift untuk rumah mewah ataupun perkantoran berbicara dengan sopan pada Fernando.     

"Untuk hal itu kau tak usah khawatir, aku akan mendampingi orang mu secara langsung saat ia mengukur tempat untuk dibuatnya lift besok pagi. Kau hanya perlu mencari semua bahan-bahan terbaik untuk memasang lift pribadi untukmu, ingat di dalam lift itu harus cukup untuk minimal empat orang dan aku ingin semua dinding lift terbuat dari kaca tembus pandang. Dan yang paling penting adalah lift itu masih bisa mengakses keluar, jadi orang yang ada di dalam lift bisa melihat pemandangan di luar. Mungkin aku akan memilih spot di dekat taman jadi orang yang ada di dalam rumahku tetap terpantau dari luar, jadi misalkan ia sedang seorang diri dan terjadi hal-hal yang tak diinginkan seperti mengalami kemacetan di dalam lift. Ia akan segera mendapatkan pertolongan dari orang yang melihatnya dari luar,"imbuh Fernando kembali.      

"Baik Tuan, saya mengerti. Saya akan mencarikan spare part lift terbaik untuk anda, ya sudah kalau begitu saya akan segera memerintahkan salah satu manajer saya datang kerumah anda sesuai dengan alamat yang baru saja anda kirimkan ini,"sahut sang mandor proyek bernama Chris dengan cepat.     

Fernando menganggukkan kepalanya perlahan pada Chris yang masih tersambung di panggilan videonya, tak lama kemudian ia pun mematikan ponselnya dan langsung menoleh ke arah Justin dan Harry yang sejak tadi mendengar percakapannya tanpa mencari keberadaan Viona yang sudah tak terlihat lagi di sofa tempat terakhir ia melihat Viona pasca ia berlari dari lantai dua      

"Kalian berdua sudah dengar apa yang aku katakan tadi bukan?"Fernando bertanya dengan cepat pada kedua asisten terbaiknya.     

"Sudah Tuan,"jawab Justin dan Harry kompak.      

"Bagus, kalau begitu sekarang kalian berdua ikut aku ke gudang. Aku ingin mencari rantai di gudang,"ucap Fernando dengan cepat sambil melangkahkan kakinya menuju tangga yang akan membawanya ke basement tempat dimana gudang berada.      

"Untuk apa kita mencari rantai Tuan?"tanya Harry dengan cepat.     

"Aku ingin merantai pintu tangga dari lantai dua maupun lantai satu, sehingga tak sembarang orang bisa lewat tangga khususnya Viona jika ia tak didampingi oleh siapapun. Aku tak mau hal seperti tadi terjadi lagi,"jawab Fernando datar mencoba menjelaskan apa yang ingin ia lakukan.     

"Merantai pintu tangga apa maksudnya Tuan?"tanya Justin kembali dengan bingung.     

Fernando yang sedang berada di anak tangga menuju ke basement langsung menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan dari Justin, ia kemudian menoleh ke arah belakang di mana Justin dan Harry masih berdiri di atasnya. Tanpa bicara Fernando kemudian berjalan melewati Justin dan Harry ampai di lantai satu.     

"Aku ingin merantai dari anak kedua handle tangga ini sampai kebawah, sehingga orang tak akan bisa melewatinya jika tak dibuka terlebih dahulu rantainya,"jawab Fernando enteng sambil menunjukkan area yang ingin ia rantai.     

"Anda mau meratai secara zig-zag tangga ini Tuan?"tanya Justin dan Harry kaget.     

"Yes."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.