You Are Mine, Viona : The Revenge

Bahagianya sang adik



Bahagianya sang adik

0Viona yang sudah selesai mandi setelah berolahraga bersama dokter kandungannya profesor Erick, saat ini terlihat sedang melakukan video call dengan kedua adik angkatnya Amina dan Jenny yang sudah sangat rindu pada dirinya. Ia tak berani meminta ponsel baru pada Fernando karena takut membuat suaminya marah pasca ia tak menemukan keberadaan ponselnya, ia menganggap ponselnya hilang saat sedang berada di hotel selama dua minggu.      
0

"Kak, kau sebenarnya tinggal dimana? Kenapa pindah tempat tinggal tak mengabari kami?"tanya Jenny kesal.     

"Iya, menyebalkan sekali. Kami itu sudah berkali-kali datang ke apartemen lamamu kak dan tak mendapat hasil, para penjaga disana mengatakan kakak tak bisa diganggu pada awal-awal kami datang. Sampai akhirnya kami tahu bahwa kalian pindah dari apartemen mahal itu setelah salah satu bodyguard yang berjaga di sana, mengatakan kalau kakak dan kakak ipar sudah pindah dari apartemen sejak beberapa bulan yang lalu,"imbuh Amina ketus.      

Viona yang sedang menatap kedua adiknya di layar laptop terlihat tersenyum, ia belum menunjukkan tubuhnya secara keseluruhan pada kedua adiknya itu. Sehingga kedua adiknya itu tak tahu kalau sang kakak sedang hamil.      

Di toko muffin Amina dan Jenny terlihat kesal saat melihat sang kakak hanya tersenyum. "Jawab kak, kenapa hanya tersenyum!"pekik Amina dan Jenny kompak.     

"Maaf aku tak mengabari kalian, ponselku hilang beberapa waktu yang lalu. Maka dari itu aku tak bisa menghubungi kalian untuk mengabarkan soal kepindahan kami beberapa bulan yang lalu, beruntung aku masih mengingat email Amina jadi aku bisa menghubungi kalian seperti ini melalui Skype,"jawab Viona lembut.      

"Hallo kak, suamimu itu kaya raya. Kalau ponselmu hilang kau kan bisa minta ganti lagi kak, jangankan satu ponsel aku rasa kalau kakak ipar mau dia bisa membeli pabriknya juga kan. Jadi jangan berikan alasan tak masuk akal seperti itu kak,"sahut Jenny jengkel, ia merasa alasan Viona sangat tidak masuk akal.      

"Iya Jenny aku tidak bohong, ponselku hilang. Lebih tepatnya aku tak sengaja menghilangkannya, karena itulah aku tak berani minta ganti ponsel pada Fernando. Aku tak mau membuatnya…"     

"Kak stop kak, kau kan seorang dokter hebat. Kau punya penghasilan sendiri, kalau kau tak mau meminta kakak ipar membelikan ponsel baru lagi kau masih bisa beli sendiri kan? Lalu masalahnya dimana? Bilang saja kakak mau melupakan aku dan Jenny kan? Sehingga kakak membuat alasan yang sangat tidak masuk akal seperti ini."Amina yang pendiam langsung bicara panjang lebar memotong perkataan Viona, ia ikut kesal pada alasan Viona yang tak masuk akal. Untung saja ia tak mengganti emailnya sehingga email dari Viona berhasil ia baca, kalau tidak mungkin saat ini mereka tak akan bisa bicara lagi seperti ini.     

Viona tertawa tanpa suara melihat kedua adiknya merajuk. "Dengarkan aku sayang-sayangku, apa yang aku katakan benar dan jujur. Aku memang kehilangan ponselku dan itu adalah salah satu penyebab aku tak bisa berkomunikasi dengan kalian dan untuk alasan kenapa aku tak berani meminta ganti kepada Fernando adalah, karena saat ini aku sudah tidak bekerja dan tidak mampu untuk keluar dari rumah untuk membeli ponsel sendiri karena kondisiku yang sudah tidak memungkinkan untuk pergi keluar."      

"Apa maksudmu kak? Aku tak mengerti,"tanya Amina bingung.     

Tanpa bicara Viona kemudian mengarahkan kamera laptop ke perut buncitnya, pada awalnya Amina dan Jenny bingung dengan apa yang sedang Viona tunjukkan. Namun ketika Amina melihat pusat Viona yang menonjol keluar ia menjerit sangat keras sekali sampai membuat Jenny menutup telinganya.      

"Akhhh aku akan jadi aunty lagi!!! Kak, kak Vio kau hamil lagi? Iya kan? Benarkan apa yang aku katakan?"Amina bertanya dengan keras pada Viona yang saat ini sudah menatap kamera kembali.     

"A-apa?! Kak Vio hamil? Jangan bergurau Amina ini tidak lucu!"Jenny menjerit kaget saat mendengar perkataan Amina.      

"Aku tak sedang bergurau Jen, apa tadi kau tak melihat besarnya perut kak Vio?"tanya Amina gemas.     

"Aku melihat tapi aku tak tahu kalau itu adalah perut kak Vio, kak Vio kan hanya diam saja. Jadi mana bisa aku tahu,"jawab Jenny kesal.      

Melihat pertengkaran kedua adiknya membuat Viona tertawa geli, ia belum pernah tertawa selepas ini selama beberapa bulan terakhir kehamilannya.      

"Sudah-sudah jangan bertengkar, kalian mau tahu alasan lebih lengkapnya tidak aku pindah lagi kenapa,"ucap Viona pelan mencoba menenangkan kedua adiknya yang masih bertengkar.      

Amina dan Jenny langsung diam saat mendengar perkataan Viona, rasa ingin tahu yang besar membuat mereka langsung menutup mulutnya dan duduk dengan manis di toko muffin yang belum buka itu.     

Setelah memastikan kedua adiknya duduk dengan baik, Viona kemudian menceritakan secara detail apa yang terjadi pada dirinya selama beberapa bulan terakhir ini. Termasuk alasan kenapa Fernando memutuskan untuk pindah dari apartemen penthouse tempat mereka tinggal, setelah memutuskan untuk tinggal bersama lagi setelah berpisah selama sepuluh bulan. Amina dan Jenny yang memakai earphone wireless di masing-masing satu telinganya mendengarkan dengan serius setiap kalimat yang terucap dari bibir sang kakak, pada saat Viona membahas soal kejahatan Amelia Smith yang berhasil membunuh bayi-bayi tak berdosa yang merupakan anak-anak orang terdekat Fernando kedua gadis itu sampai menutup mulut mereka. Mereka tak percaya ada wanita sejahat Amelia Smith yang kembali membunuh bayi yang tak bersalah karena egonya, namun keterkejutan mereka berubah dengan sebuah senyuman bahagia saat tahu kalau Amelia Smith sudah meninggal.      

"Karena itulah Fernando memutuskan untuk mengajakku pindah dan tolong rahasiakan dulu perihal kehamilanku ini, Fernando pasti akan marah besar padaku jika ia tahu aku memberitahukan perihal keberadaan bayi-bayi ini di perutku pada kalian,"ucap Viona pelan saat akan mengakhiri ceritanya.     

"Bayi-bayi? Apa maksudnya kak?"tanya Jenny bingung.     

"Aku hamil bayi kembar, dua bayi laki-laki yang akan mirip sekali dengan Fernando. Mulai dari wajah sampai sifatnya, sejak dalam perutku seperti ini saja mereka sangat pencemburu. Saat aku sedang menonton drama Jepang atau Korea dan mengomentari pemain-pemain prianya yang tampan, kedua anakku akan langsung bereaksi. Mereka akan menendang-nendang dari dalam sampai membuatku sakit,"jawab Viona pelan sambil meraba perut buncitnya.      

Jenny dan Amina yang sedang duduk dilantai dibalik etalase terdiam beberapa saat, mereka berdua bahkan saling pandang satu sama lain selama beberapa menit. Sampai akhirnya Amina kembali bertanya untuk memastikan kalau mereka tak salah dengar.     

Viona tersenyum mendengar pertanyaan dari Amina yang belum percaya pada ucapannya. "Iya Amina, aku hamil bayi kembar. Ada dua bayi di dalam perutku, jadi nanti ketika mereka lahir dua bulan lagi kau dan Jenny akan mendapatkan tugas mengasuh masing-masing anakku…"     

"A-apa? Jadi dua bulan lagi mereka lahir!" Amina dan Jenny kembali berteriak histeris saat mengetahui kalau sang kakak sudah hampir melahirkan dua bayi sekaligus dalam waktu dua bulan kedepan, sebuah kabar bahagia yang tak pernah mereka duga sama sekali setelah selama ini mereka hanya mendengar kabar sedih dari Viona.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.