You Are Mine, Viona : The Revenge

Ruang bawah tanah



Ruang bawah tanah

0Fernando yang hatinya sedang kacau langsung menoleh ke arah sang istri karena mendengar perkataannya yang terakhir.     
0

"Kau bicara apa babe?" Tanya Fernando pada Viona.     

"Aku minta maaf karena sudah nakal tadi pagi pergi tak izin padamu." Jawab Viona sambil menunduk karena merasa bersalah.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan sang istri, ia lalu memeluk istrinya dengan erat seolah sudah tak melihat bertahun-tahun.     

"Jangan lakukan lagi, aku tak bisa membayangkan akan jadi apa aku kalau mengetahuimu menghilang." Ucap Fernando pelan sambil mencium kening Viona dengan lembut.     

"Iya maaf aku tak akan mengulanginya lagi." Jawab Viona dengan lirih.     

Fernando makin mengeratkan pelukannya sambil tersenyum, hatinya yang kacau langsung hilang ketika sudah bisa memeluk Viona dengan erat seperti saat ini.     

"Ehemmm..." Suara dokter William yang baru datang menganggu Fernando dan Viona.     

"Babe..."     

"Iya aku tahu." Jawab Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat sambil melepaskan pelukannya pada Viona dan menoleh ke arah dokter William yang sedang berdiri sambil bersandar di pintu dengan senyum yang tersenyum lebar.     

"Maaf mengganggu kalian." Ucap dokter William tanpa rasa bersalah.     

"Masuklah Will sebelum aku menendangmu keluar." Jawab Fernando kesal.     

Dokter William tertawa melihat sahabatnya itu marah, ia lalu duduk di sofa yang ada didepan Fernando dan Viona setelah meletakkan kotak peralatannya di atas meja.     

"Kau ini keterlaluan fernando, kenapa kau suka sekali menganggu jam kerjaku dirumah sakit!! Aku itu dokter jadi kau tak bisa memanggilku seenaknya saja seperti ini, memangnya aku lelaki panggilan." Protes dokter William jengkel.     

"Kau itu dokter pribadiku, jadi wajar jika aku memanggilmu kerumahku. Lagipula rumah sakit tempatmu bekerja itu adalah milikku, jadi tak ada masalah bukan." Sahut Fernando tak mau kalah.     

"Dasar arogan, pria menyebalkan!!untung kau kaya." Cibir dokter William kembali.     

"Sudah lah jangan banyak bicara, priksa istriku sekarang juga." Ucao Fernando mengakhiri pertengkarannya dengan dokter William.     

"Lho kenapa aku? Bukankah aku sudah merekomendasikan profesor Erick untuk jadi dokter pribadi istrimu ya." Tanya dokter William bingung.     

Fernando menghela nafas panjang mendengar pertanyaan dari dokter William, ia lalu menceritakan dengan detail apa yang sudah terjadi pada dokter pribadinya tentang apa yang sudah dilakukan oleh Viona.     

"Jadi kau tahu alasannya  bukan aku tak menghunungi profesor Erick." Ucap Fernando lirih sambil menoleh ke arah Viona yang sedang tersenyum lebar ke arahnya.     

"Oh my god...istrimu ini ada bakat sebagai mata-mata rupanya." Sahut dokter William singkat.     

"Jangan bercanda Will, moodku sedang tak baik. Sekarang lakukan tugasmu dan periksa istriku, aku tak mau ada hal buruk menimpa anakku." Hardik Fernando dengan suara meninggi.     

"Calm down bos..." Kelakar dokter William mencoba melucu sambil meraih stetoskopnya yang ada didalam kotak yang ada diatas meja, dokter William lalu mendekati Viona dan mulai memeriksa Viona yang sebenarnya baik-baik saja itu dengan telaten supaya tak membuat Fernando marah.     

Viona pun hanya bisa pasrah ketika diperiksa oleh dokter William, ia tak berkata apapun dan hanya bisa pasrah. Sementara itu dibelakang dokter William ada Fernando yang sedang berdiri mengamati apa yang sedang dilakukan oleh dokter William, ia ingin memastikan dokter William benar-benar memerikasa Viona atau tidak.     

"Both of them is fine." Ucap dokter William pelan ketika sudah menyelesaikan pemeriksaannya pada Viona.     

"Oh thanks god, hatiku benar-benar kacau Will tadi asal kau tahu." Jawab Fernando pelan sambil mengelus dadanya.     

"Kau terlalu berlebihan Fernando, istrimu ini adalah seorang dokter jadi kau tak perlu bersikap seperti ini dia tahu mana yang baik atau tidak untuk dirinya dan anak yang sedang dikandungnya." Sahut dokter William merespon perkataan Fernando.     

"Akh kau seperti tak mengenalnya saja Will." Ucap Fernando pelan sambil duduk di sofa  yang ada dibelakangnya.     

"Kalian berdua adalah pasangan yang sama-sama keras kepala, jadi dalam hal ini aku no komen."Sahut dokter William sambil menghela nafas panjang.     

Fernando dan Viona hanya terdiam mendengar perkataan dokter William karena apa yang diucapkan oleh dokter William adalah fakta yang tak dapat mereka sangkal.     

"Oh iya dok tadi kau pergi menggunakan mobil box lalu bagaimana kau kembali pulang?" Tanya dokter William tiba-tiba.     

Deg     

Pertanyaan yang Viona takutkan akhirnya justru keluar dari mulut dokter William, padahal Viona sudah agak sedikit lega karena Fernando tak menanyakan hal itu kepadanya.     

"Oh iya untung saja kau ingatkan Will, coba katakan padaku babe bagaimana cara kau pulang tanpa diketahui orang-orang dirumah?" Tanya Fernando pada Viona.     

"mmm...ingat ya babe kau sudah berjanji padaku tak akan marah." Ucap Viona lirih.     

"Tentu my love, coba tadi kau lhat aku marah atau tidak. Sekarang coba katakan padaku bagaimana caranya kau pulang tanpa diketahui oleh bodyguardku, kau tak masuk ke dalam mobil orang lagi bukan?" Tanya Fernando kembali.     

Viona tersenyum kecut memperlihatkan deretan gigi putihnya merespon perkataan Fernando, ia masih terlihat ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada sang suami. Ia tak yakin kalau Fernando tak marah padanya kali ini pasalnya jalan yang ia lewati untuk masuk ke rumah cukup berbahaya sebenarnya, apalagi lubang di gorong-gorong tadi sebernarnya cukup berbahaya karena hanya ada tangga yang terbuat dari besi yang tertancap di dinding.     

"Kenapa diam?" Tanya Fernando tak sabar ketika melihat Viona justru terdiam dan tak menjawap pertanyaan yang ia berikan.     

"Tadi kau menemukanku dimana?" Tanya Viona lirih.     

"Tadi ? apa masksudmu babe aku tak mengerti." Ucap Fernando bingung.     

"Iya tadi kau melihatku dimana..     

"Di samping rumah dengan membawa botol wine."Ucap Fernando cepat memotong perkataan Viona karena tidak sabar.     

Deg     

Jantung Fernando langsung berdetak dengan kencang.     

"Gudang wine..apa maksudmu dengan gudang itu babe, bicaralah yang jelas jangan terpotong-potong seperti itu aku tak mengerti." Ucap Fernando dengan suara bergetar.     

Viona menelan salivanya pelan, suaranya seperti sedang tertahan ditenggorokannya dan tak dapat keluar. Melihat wajah Fernando membuatnya takut, ia lalu menoleh ke arah dokter William seperti sedang meminta pertolongan. Dokter William yang sedang menatapnya pun langsung mengerti bahasa mata Viona, ia lalu berjalan dan mendekati Viona lalu duduk disebelahnya. Begitu dokter William duduk didekatnya Viona dengan cepat meraih pulpen yang ada di saku baju sang dokter dan mulai menulis di tangan dokter tampan itu dengan cepat sambil memberikan pesan untuk membacanya ketika ia sudah naik ke lantai dua.     

"Ok aku mengerti." Bisik dokter William pelan ketika membaca tulisan terakhir Viona di lengannya.     

Viona mengangguk pelan, ia lalu bangun dari sofa dan berjalan pelan menuju ke tangga dan naik dengan perlahan menuju ke lantai dua. Fernando yang tak mengerti hanya bingung ketika melihat Viona meninggalkan mereka berdua di ruang tamu tanpa berbicara apapun, ia lalu menoleh ke arah dokter Wiliam dengan bingung berusaha meminta penjelasan sahabat baiknya itu.     

"Come here." Ucap dokter William pelan meminta Fernando berpindah duduk dan mendekat ke arahnya.     

Tanpa diperintah dua kali Fernando kemudian bergeser dan duduk disebelah dokter William di tempat Viona duduk sebelumnya.     

"Ada apa Will.?" Tanya Fernando pensaran.     

"Aku juga tak mengerti, akan tetapi tadi istrimu menulis sesuatu ditanganku dan memintanya kita membacanya ketika ia sudah naik ke lantai dua." Jawab dokter William pelan sambil menunjukkan catatan kecil yang ditulis Viona di lengan tangannya.     

"Ya sudah ayo buka telapak tangan...     

Fernando tak bisa menerusakan perkataannya ketika melihat tulisan Viona di telapak tangan dokter William.     

"Ruang rahasia...dirumahmu ada ruang rahasia?" Tanya dokter William kaget ketika membaca tulisan Viona ditelapak tangannya yang mengatakan kalau di gudang tempat penyimpanan wine ada ruang rahasia.     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang dokter pribadi Fernando justru bangun dari sofa dan belari ke arah gudang wine sambil berteriak pada semua orang untuk menuju ke gudang wine mengikuti dirinya. Semua orang yang mendengar teriakan Fernando pun langsung berlari dengan cepat menuju ke gudang wine termasuk dokter William yang berlari tepat dibelakang Fernando.     

"Buka kuncinya." Ucap Fernando memberi perintah pada para bodyguardnya untuk membuka kunci yang sudah terpasang di pintu gudang tempat penyimpanan wine miliknya.     

"Baik tuan." Sahut Bruno dnegan cepat.     

Begitu pintu terbuka Fernando langsung masuk ke gudang wine itu dengan cepat disusul dokter William dibelakang dan beberpa orang bodyguard.     

"Cari apakah ada pintu rahasia di gudang ini." Ucap Fernando dengan lantang.     

"Siap tuan." Jawab semua orang yang masuk ke dalam gudang wine dengan serempak.     

Tak lama kemudian mencari pintu rahasia yang diperintahkan oleh sang tuan walau sebenarnya mereka tak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh sang tuan besar. Setelah mencari hampir lima menit tak ada satu pun orang melihat den menemukan pintu rahasia yang disebut oleh Fernando.     

"Coba angkat kakimu Fernando." Ucap dokter William pelan sambil melihat ke arah kaki Fernando yang sedang menginjak lantai yang nampak tak simetris.     

Fernando yang kaget langsung melihat ke arah kakinya dan melihat apa yang dilihat oleh dokter William, ia melihat lantai yang ia pijak nampak tak simetris dan seperti ada rongga yang cukup besar dari lantai lainnya.     

"Tuan menyingkir dari lantai itu, saya kira itu pintu rahasianya saya takut akan ambruk kalau anda berdiri diatasnya." Ucap Bruno dengan setengah berteriak karena takut Fernando jatuh kebawah jika benar yang sedang ia pijak adalah sebuah pintu rahasia.     

"Kemari kau bodoh."  Teriak dokter William keras sambil menarik tangan Fernando supaya berpindah dari lantai yang tak sama itu.     

Segera setelah Fernando menyingkir para bodyguarnya langsung berkumpul di lantai yang sebelumnya dipijak oleh Fernando, dengan cepat mereka lalu berusaha mengangkat lantai itu dan hasilnya benar-benar mengejutkan karena lantai itu ternyata menutupi sebuah lubang yang cukup besar dan bisa dimasuki oleh seorang pria dewasa. Semua orang yang ada diruangan itu nampak terkejut termasuk Fernando, ia tak percaya kalau dirumahnya ada sebuah pintu rahasia yang tak ia ketahui.     

"Tuan ijinkan saya masuk dan memeriksanya kebawah." Ucap Bruno meminta ijin pada Fernando.     

"Hati-hati Bruno." Sahut dokter William cepat  menggantikan Fernando yang nampak masih terkejut.     

Bruno menganggukan kepalanya perlahan lalu mulai masuk kebawah menggunakan sorot lampu dari ponsel sebagai penerangan, ia menuruni tangga yang tertancap di dinding dengan perlahan.     

"Tuan saya sudah sampai dibawah, saya akan mengikuti lorong ini." Ucap Bruno dari dalam ruang bawah tanah dengan suara bergema.     

Tak lama kemudian Bruno pun tak terlihat lagi, suara langkah kakinya pun mulai tak terdengar. Dua orang bodyguard lainnya langsung turun ke bawah mengikuti Bruno karena khawatir terjadi sesuatu pada sang kepala bodyguard yang sudah turun dari tadi.     

Fernando yang sangat terkejut nampak tak bisa berkata apa-apa, hanya sorot mata tajamnya lah yang terlihat dengan jelas. Aura dingin pun memancar dari tubuh Fernando yang dapat dirasakan oleh semua orang termasuk dokter William yang nampak tak berani menegur sahabatnya itu, mereka semua terdiam menunggu Bruno dan kedua anak buahnya keluar dari ruang bawah tanah yang baru ditemukan itu.     

Saat semua orang sedang diam tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari tiga orang menuju ke ruang penyimpanan wine itu dengan tergesa-gesa.     

"Bruno!!" Pekik dokter William kaget ketika melihat Bruno yang beberapa waktu lalu masuk ke dalam ruang bawah tanah justru datang dari arah luar.     

"Itu adalah pintu rahasia tuan, pintu rahasia yang terhubung dengan sebuah gorong-gorong yang ada di luar." Ucap Bruno dengan suara tersenggal-senggal.     

"Apa maksudmu Bruno?" Tanya Fernando dingin.     

Bruno kemudian menjelasakan secara detail pada Fernando  dengan perlahan, ia mengatakan bagaimana kondisi di ruang bawah tanah itu di sepanjang lorong sampai akhirnya ia menemukan sebuah lubang lagi yang tak lain adalah ujung dari lorong itu.     

"Jadi maksudmu di lorong bawah tanah itu cukup untuk berdiri satu orang sambil berjalan?" Tanya Fernando dengan nada meninggi.     

"Iya tuan, bahkan  jalan dibawah juga termasuk bagus pencahayaannya karena sinar matahari bisa masuk melalui celah-celah yang ada diatas lorong bawah tanah." Jawab Bruno.     

Fernando hampir terjatuh kalau tidak dipegang oleh dokter William yang berdiri disebelahnya, tubuhnya nampak gemetar yang menunjukkan kalau ia sedang sangat marah saat ini.     

"Fernando ingat kau harus sabar...     

"Viona !!!" Teriak Fernando dengan keras memotong perkataan dokter William sambil berlari keluar dari gudang menuju ke rumah utama.     

Bersambung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.