You Are Mine, Viona : The Revenge

Mencari tau



Mencari tau

0Viona yang pada awalnya ingin bertanya lebih detail tentang kondisi Louisa, Anastasia dan Aurelie pun memilih diam karena Fernando tak mau membahasnya. Walaupun ia sangat penasaran namun karena ucapan Fernando yang sebelumnya akhirnya Viona pun memilih untuk mengikuti perkataan sang suami.     
0

"Babe…"     

"Hemmm."      

"Aku lapar," ucap Viona pelan.     

Mendengar perkataan sang istri sontak membuat Fernando yang sedang berbaring sambil meraba-raba perut Viona langsung terbangun seketika, wajahnya pun menjadi bersemangat sekali.      

"Mau makan apa?"tanya Fernando sumringah.     

"Apa saja asal kau yang masak," jawab Viona singkat.     

"Aku yang masak?"tanya Fernando kembali mengulang perkataan Viona.     

Viona menganggukkan kepalanya penuh semangat menjawab pertanyaan Fernando.     

"Ya sudah kau tunggu dikamar aku akan membuatkan makanan untukmu," ucap Fernando lembut.     

"Huum, jangan lama-lama. Aku lapar, akh maksudnya kami bertiga lapar," sahut Viona dengan cepat.     

"Sabar ya jagoan, Daddy masak dulu. Kalian baik-baik ya di perut Mommy dan jangan buat Mommy dalam masalah, i love you my son,"bisik Fernando pelan sambil mendapatkan sebuah kecupan di perut Viona yang ia singkap pakaiannya.     

"Iya Daddy, kami anak baik," jawab Viona dengan cepat menirukan suara anak kecil.     

Fernando hanya terkekeh mendengar perkataan Viona, karena tak mau membuat Viona dan anak-anaknya menunggu lama Fernando akhirnya bergegas turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Setelah Fernando keluar dari kamar Viona bisa mendengar suara Fernando yang berteriak memanggil Teddy untuk minta bantuan.     

Tak lama setelah Fernando pergi Viona kemudian meraih ponselnya yang ada di atas nakas menggunakan tangan kirinya yang sedikit bengkak karena jarum infus, Viona yang sangat penasaran dengan kondisi Louisa, Aurelie dan Anastasia tak bisa menahan diri untuk tak mencari tau. Satu-satunya orang yang bisa memberikan informasi saat ini adalah suster Tina mantan asisten terbaiknya, beruntung suster Tina tak pernah mengganti nomor ponselnya sehingga Viona tak kesulitan.      

"Hallo…"     

Viona terdiam mendengar suara suster Tina yang sudah tersambung, ia menahan diri agar tak menangis terbawa suasana.      

"Halo, siapa ini? Kenapa hanya diam? Kalau tak bicara maka aku akan…"     

"Suster ini aku," jawab Viona pelan memotong perkataan suster Tina.     

Mendengar suara Viona yang sangat ia hafal membuat suster Tina yang sebelumnya terlihat enggan berbicara di telepon langsung bersemangat, kedua matanya pun berkaca-kaca saat kembali bisa mendengar suara dokter yang dulu ia layani itu.     

"Ya Tuhanku dokter Viona, aku sangat senang anda menghubungi aku. Oh God, ini adalah hari paling menyenangkan untukku bisa mendengar suara anda lagi setelah beberapa minggu ini." Suster Tina berbicara dengan cepat penuh semangat.     

"Suster tolong tenang, tenangkan dirimu. Bukankah saat ini di rumah sakit kondisi sedang tidak baik jadi tolong perhatikan sikapmu," ucap Viona pelan.     

Deg     

Suster Tina yang pada awalnya tak mau membahas tentang keadaan rumah sakit langsung terdiam saat mendengar perkataan Viona, ia tak menyangka Viona sudah tau tentang apa yang terjadi di rumah sakit.     

"Carilah tempat yang sepi dan nyaman sus, aku ingin melakukan panggilan video denganmu. Banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu," pinta Viona pelan.     

"Ok, ok tunggu sebentar dok. Aku cari tempat yang nyaman dulu," jawab suster Tina dengan cepat sambil berjalan pergi menuju ke tangga darurat tempatnya biasa mencuri waktu untuk bermain game.     

"Sudah dok, aku sudah ada ditempat yang aman," ucap suster Tina kembali.     

Mendengar perkataan suster Tina membuat Viona tersenyum, tanpa menunggu lama ia lalu menyentuh layar ponsel pintarnya dan mengubah panggilan menjadi panggilan video. Semenit kemudian suster Tina menerima panggilan videonya dan kini mereka sudah tersambung serta dapat melihat wajah masing-masing.     

"Hai sus.."     

"Oh dokter aku rindu padamu, sangat rindu sekali. Saat profesor Frank mengatakan anda mengambil cuti kembali aku sangat sedih karena tak bisa melihat anda lagi, namun di lain sisi aku senang karena anda bisa menikmati waktu berdua bersama Tuan Fernando setelah semua yang terjadi pada kalian berdua," ucap suster Tina dengan cepat penuh haru, ia yang tau persis kisah cinta Viona dan Fernando bisa tau betapa beratnya ujian untuk mereka berdua.     

"Iya sus, aku juga sangat senang bisa menikmati waktuku bersama Fernando setelah apa yang kami lalui selama satu tahun yang lalu. Dan yang terpenting saat ini adalah…"     

"Anda sakit dok? Kenapa ada infus di samping anda?" tanya suster Tina dengan cepat memotong perkataan Viona.     

"Ini, aku tidak…"     

"Jangan bohong dok, anda adalah pembohong paling buruk. Jadi jangan coba-coba berbohong," sahut suster Tina kembali memotong perkataan Viona.     

Viona tersenyum mendengar perkataan suster Tina, ia lupa kalau mantan asisten pribadinya itu adalah orang yang tak bisa dibohongi. Tanpa bicara Viona lalu mengarahkan ponselnya ke tangan kirinya yang terpasang infus beberapa saat, sebelum akhirnya ia kembali bertatapan kembali dengan teman curhatnya itu.     

"Anda kenapa dok? Anda sakit? Makanya dok jika sedang bercinta ingat waktu jangan terlalu bersemangat, kalian berdua harus imbangi dengan istirahat juga," ucap suster Tina pelan menggoda Viona tanpa rasa takut.     

"Mana ada orang sakit karena bercinta, kau ini ada-ada saja sus. Ini karena aku tiba-tiba drop, mungkin karena kelelahan dan kurang istirahat," jawab Viona sambil tertawa berusaha menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.     

"Kan benar anda kurang istirahat, jangan begitu dok. Saya tau anda berdua sedang berlibur dan menikmati waktu berdua, tapi ingat tadi jangan terlalu over dokter. Bercinta sehari cukup satu kali saja jangan berlebihan," sahut suster Tina dengan serius.     

Viona tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan sang mantan asisten terbaiknya itu sampai mengeluarkan air mata, sudah lama tak bicara berdua seperti ini dengan sang mantan asisten membuatnya sangat senang. Rasa rindunya pada teman-temannya di rumah sakit sedikit terobati, setelah menyeka air matanya dengan jarinya Viona lalu meraih gelas yang ada di atas nakas dan meminum airnya dengan cepat.      

Setelah meletakkan gelasnya kembali di atas nakas, Viona kemudian kembali fokus pada suster Tina yang sejak tadi tersenyum melihat apa yang ia lakukan.      

"Bagaimana keadaan dokter Louisa, Anastasia dan Aurelie saat ini sus?" tanya Viona pelan dengan serius.      

Suster Tina yang sudah menebak kalau Viona akan menanyakan hal ini lalu menarik nafas panjang, ia terlihat mempersiapkan diri sebelum bicara dengan Viona yang sudah menunggu jawabannya.     

"Dokter Louisa, Nyonya Anastasia dan Nyonya Aurelie saat ini belum sadar dokter. Bahkan dokter obgyn yang menangani mereka pun belum keluar dari ruang operasi, tadi beberapa suster yang keluar masuk ruang operasi terlihat tak tersenyum sama sekali. Mereka bahkan tak menjawab pertanyaan dari Profesor William dan Profesor Dexter yang panik, aku rasa saat ini kondisi mereka masih sangat kritis mengingat sudah banyak kantong darah yang masuk ke ruang operasi," jawab suster Tina jujur.     

"Ya Tuhan, kasihan sekali. Aku tau rasanya karena aku pernah ada diposisi mereka, lalu bagaimana dengan…"     

"Dokter Ammy maksud anda dok? Wanita gila itu saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka karena tadi Profesor Frank langsung memanggil polisi dan melakukan penyelidikan di rumah sakit setelah sekitar empat puluh lima menit, suami dokter Cecilia menetapkan kalau Dokter Ammy sebagai pelaku tunggal atas peristiwa berdarah ini berdasarkan tanggapan rekaman CCTV di rumah sakit," sahut suster Tina dengan cepat penuh emosi, menyebut nama Ammy membuatnya sangat marah. Ia benar-benar tak menduga kalau dokter yang sangat ia benci itu kini setega itu padahal dia juga seorang wanita.     

"Frank menghubungi Andrew? Coba ceritakan dengan detail sus, aku ingin tau secara jelas," pinta Viona pelan sambil menatap tajam ke arah kamera.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.