You Are Mine, Viona : The Revenge

Foto hitam putih



Foto hitam putih

0Kedua mata Justin terbuka lebar ketika melihat keadaan di dalam rumah milik Jacob Grey Willan yang dari luar terlihat menyeramkan itu, semua furniture serta foto-foto yang tergantung di dinding serta terpasang di atas meja terlihat sangat apik. Tak ada sarang laba-laba ataupun debu yang terlihat di dalam rumah yang terlihat seperti rumah hantu itu, bahkan lantai rumah terlihat sangat mengkilap menandakan bahwa lantai marmer yang ada di rumah itu selalu dibersihkan setiap hari.      
0

Fernando nampak berdiri mematung melihat ke arah foto besar Jacob Grey Willan sang ayah yang terpasang di dinding dengan gagah, garis rahang yang kuat serta alis tebal serta hidung mancung dan bibir tipisnya nampak sempurna menghias wajahnya. Bahkan kedua mata berwarna amber yang ia miliki nampak sangat pas pada dirinya, pasalnya orang dengan warna mata amber yang berwarna kuning atau keemasan ini biasanya disebut sebagai "mata serigala" karena persentasenya sangat tinggi dimiliki oleh serigala. Seolah sepasang mata itu memang sengaja Tuhan berikan untuk Jacob yang kejam.      

"Anda dan Tuan besar sangat mirip, hanya warna rambut dan warna mata saja yang membedakan kalian berdua," ucap Bebe pelan sambil tersenyum dengan membawa nampan yang berisi minuman dan makanan ringan.      

"Bebe, aku senang melihatmu lagi"pekik Fernando keras dengan tersenyum lebar.     

Beatrice yang lebih memilih dipanggil Bebe itu nampak tersenyum, ia terlihat masih cantik meski sudah berusia setengah abad. Garis halus di wajahnya menunjukkan sudah banyaknya pengalaman yang ia dapatkan selama ini, hanya sedikit bekas jahitan di pipi kirinya sajalah yang sedikit mengurangi kecantikan alaminya.      

"Saya juga senang Tuan, seringlah datang Tuan. Ini rumah anda tuan," ucap Bebe pelan.      

"Next aku akan sering datang kemari saat anak-anakku lahir Bebe, aku akan menunjukkan pada mereka seperti apa kakeknya,"jawab Fernando penuh semangat dengan senyum yang mengembang lebar.     

"Anak-anak? Apa istri anda sudah hamil Tuan?"tanya Bebe kaget.     

"Doakan saja Bebe, yang pasti saat aku sudah punya anak mereka pasti akan ku ajak datang kemari," jawab Fernando kembali.      

"Amin Tuan, saya pasti mendoakan anda dan istri anda itu. Oh ya silahkan duduk Tuan, saya ingin ke dapur lagi untuk membuat masakan kesukaan anda. Tadi kak Jojo sudah bilang anda mau makan makanan buatan saya," ucap Bebe berpamitan pada Fernando untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.     

"Ya sudah pergilah, kau tau kan aku selalu suka makananmu Bebe," sahut Fernando dengan cepat.     

Bebe hanya mengangguk kan kepalanya perlahan penuh semangat, tak lama kemudian ia lalu meletakkan nampan yang ia bawa diatas meja. Setelah itu ia kembali menuju dapur untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara itu Jojo sedang mencari kunci ruangan kerja Jacob Grey Willan yang ia simpan ditempat khusus. Sementara Barney nampak bermain dengan mainannya bersama adik Bebe yang juga memiliki kelainan mental seperti Barney, mereka nampak asik dengan dunianya sendirian bermain lago.     

"Meskipun Barney dan adikku seperti itu tapi mereka rajin membersihkan rumah ini Tuan," ucap Jojo pelan saat sudah bergabung lagi diruang tamu bersama Fernando dengan membawa kotak kecil berisi kunci-kunci penting di ruang kerja mendiang Jacob Grey Willan yang ia simpan dengan baik.     

"Aku tau mereka sangat rajin, aku justru senang melihat mereka bermain. Kau jangan terlalu keras mendidik mereka Jojo, biarkan mereka menikmati dunianya," jawab Fernando pelan sambil tersenyum ke arah Jojo yang baru datang.     

"saya takut Tuan muda akan marah ketika melihat mereka terus bermain seperti itu,"ucap Jojo lirih sambil menunduk.     

Mendengar perkataan Jojo membuat Fernando tersenyum, ia kemudian melangkahkan kakinya ke depan dan menepuk pundak Jojo dengan perlahan.     

"Mana mungkin aku marah pada kalian semua yang sudah mau merawat rumah ini dengan baik Jojo, aku bukan orang gila yang akan marah hanya karena hal sepele seperti itu. Bukankah kau tau sejak dulu bahwa aku tak pernah marah kepada Barney ataupun adikmu Rogi, jadi kau tak usah khawatir," jawab Fernando pelan sambil menepuk-nepuk pundak Jojo.      

"Saya hanya takut saja Tuan sebabnya mereka masih suka nakal, oh ya ini kunci yang anda inginkan Tuan. Saya menyimpannya dengan baik, saya hanya akan masuk ke dalam ruangan itu setiap dua hari sekali untuk membersihkan semua perabotan yang ada di dalamnya tanpa menyentuh lemari-lemari yang terkunci itu Tuan. Saya berani bersumpah bahwa saya tidak pernah punya niat sedikitpun untuk mencari tahu apa yang tersimpan di sana,"ucap Jojo pelan sambil menyerahkan kunci yang ada di tangannya.     

"Aku percaya padamu seperti Daddy dulu percaya padamu, jadi kau tak usah bicara seperti itu padaku Jojo. Aku bukanlah orang lain yang akan meragukanmu, jadi kau tenang saja," sahut Fernando pelan.     

Jojo tersenyum mendengar perkataan Fernando, ia senang karena tuan mudanya itu percaya kepada dirinya. Dipuji seperti itu saja sudah membuat Jojo sangat bahagia, melihat ekspresi Jojo yang tulus membuat Fernando menipiskan bibirnya. Ia kemudian mengambil kunci yang ada di tangan Jojo dan berjalan perlahan menuju ke ruang kerja sang ayah yang terkunci rapat dari luar, senyum Fernando mengembang ketika menyentuh handle pintu ruangan kerja sang ayah yang tampak sangat bersih.     

Tanpa ada kesulitan Fernando pun berhasil masuk ke ruangan kerja sang ayah, Justin yang sejak tadi hanya berdiri diam tanpa suara lalu mengikuti Fernando masuk ke dalam ruangan kerja itu. Sekali lagi ia nampak sangat takjub ketika melihat ruangan kerja mendiang Jacob Grey Willan yang masih sangat tertata dengan apik, seolah empunya ruangan itu masih hidup dan sering menggunakan ruangan itu untuk bekerja.      

"Kenapa kau masih bingung dengan Barney dan Rogi?" tanya Fernando pelan sambil berusaha membuka brankas yang ada di balik foto besar Jacob Grey Willan yang terpasang di balik meja kerjanya.      

Dengan senyum datar Justin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Fernando.     

"Barney lahir tiga tahun lebih dulu dari aku, kedua orangtuanya Jojo dan Bebe adalah kakak beradik kandung yang terpaut usia cukup jauh. Jojo adalah seorang pria yang baik dan penyayang ia juga sangat setia kepada Daddy-ku, hanya saja karena saat ia masih kecil sering disiksa oleh ayahnya alhasil ia menjadi sedikit bodoh seperti itu dan dalam hidupnya hanya ada satu wanita yang ia kenal yaitu Bebe sang adik. Sama seperti Jojo, Bebe juga mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari sang ayah ia sering disiksa oleh ayahnya yang katanya adalah seorang pemabuk. Bebe bahkan memiliki luka besar di pipinya akibat perbuatan sang ayah yang sedang marah, saat mereka beranjak remaja kedua kakak adik itu memutuskan untuk kabur dari rumahnya dan mencari pekerjaan sampai akhirnya mereka bisa bekerja pada daddyku. Dan saat bekerja disini Jojo yang polos terpengaruh oleh para pelayan yang lain, sampai akhirnya ia memperkosa adik kandungnya sendiri yang saat itu baru berusia 15 tahun sementara kalau itu jujur sudah berusia hampir 25 tahun. Jojo beralasan bahwa ia ingin menjaga adiknya selama-lamanya dan membuat sang adik tetap ada disisinya, karena itulah ia melakukan perbuatan itu sampai akhirnya Bebe pun hamil dan diketahui oleh Daddyku. Karena Daddyku tidak tega mengusir mereka berdua keluar dari rumah, akhirnya Daddy pun memutuskan untuk menikahkan mereka berdua dengan memanggil pendeta ke rumah ini setelah memecat pelayan yang membuat Jojo terpengaruh seperti itu. Karena itulah Jojo merasa bahwa Daddyku sangat menyayangi dirinya dan dia membalas semua perlakuan Daddy dengan sebuah kesetiaan yang bisa kau lihat sendiri itu, meskipun Daddy sudah meninggal ia masih menganggap Daddy sebagai majikannya. Jadi kini kau tau kan alasannya kenapa Barney seperti itu, meskipun usianya sudah diatas tiga puluh  tahun namun ia masih berpikir seperti anak umur sepuluh tahun. Perkawinan sedarah seperti itu memang sangat beresiko besar untuk melahirkan bayi yang mengalami kelainan genetik, jadi kau tak usah heran kalau melihatnya seperti tadi. Namun percayalah Barney adalah seorang pria yang baik, ia bahkan pernah melindungiku dari para preman yang pernah menggangguku dulu sampai akhirnya ia masuk rumah sakit karena dipukuli oleh preman itu," ucap Fernando panjang lebar menjelaskan tentang Barney dan kedua orang tuanya.     

"Pantas saja ia menjadi seperti itu, memang sangat mengerikan perkawinan sejenis Tuan. Aku pun juga pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri anak hasil perkawinan sejenis seperti apa," sahut Justin pelan.     

"Karena kau sudah tau Barney seperti apa aku harap kau memperlakukannya dengan baik dan tak perlu takut padanya seperti tadi ketika melihat dirinya di depan pintu," imbuh Fernando pelan.     

"Itu karena kaget Tuan,"sahut Justin kembali mencoba berkelit.     

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan justin, tak lama kemudian ia pun berhasil membuka brankas besar yang ada di balik lukisan sang ayah. Setelah berkutat Fernando akhirnya berhasil mengeluarkan sebuah kotak kayu yang cukup besar dari dalam brankas besar itu, karena melihat Fernando sedikit kesulitan Justin akhirnya berlari dan mendekati Fernando untuk membantunya.      

Setelah meletakkan kotak itu di atas meja Fernando lalu membuka isinya menggunakan kunci yang sebelumnya diberikan oleh Jojo, ketika berhasil membuka kotak itu jantung Fernando berdetak dengan cepat ketika melihat sebuah foto lama yang masih nampak jelas ada di tumpukan paling atas. Dalam foto itu terlihat jelas tiga orang laki-laki muda tampan yang sangat ia kenali salah satunya, tangannya pun bergetar saat meraih foto itu.      

"Apa yang anda temukan Tuan…"     

Deg      

Justin pun langsung terdiam saat melihat foto itu, mulutnya pun terkunci seketika.     

"Jadi dari merekalah gen kembar anakku dan Frank berasal," ucap Fernando pelan sambil menatap tajam foto yang baru ia ambil dari dalam kotak kayu yang tak tersentuh lama itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.