You Are Mine, Viona : The Revenge

Masuk sarang Buaya



Masuk sarang Buaya

0Harry pun kemudian menceritakan apa yang terjadi pada Viona dan Fernando setelah Viona mengalami keguguran akibat perbuatan dokter Ammy satu tahun yang lalu, Harry sengaja menceritakan itu supaya Andrew sadar bahwa Viona juga mencintai Fernando. Bukan hanya Fernando yang mencintai Viona.      
0

"Kalau memang Nyonya Viona tak mencintai Tuan mana mungkin ia mau menerima Tuan kembali setelah apa yang yang mereka lalui satu tahun yang lalu, percayalah Andrew tidak ada wanita yang rela kembali pada pria yang sudah menyakitinya dengan teramat dalam seperti itu jika tidak benar-benar mencintainya. Aku masih sangat mengingat dengan jelas bagaimana hancurnya nyonya malam itu di saat ia menerima surat gugatan cerai palsu yang dibuat oleh Tuan dan pada saat kami berhasil menemukan keberadaannya lagi di desa Elora aku berpikir nyonya pasti akan menolak Tuan mengingat apa yang sudah Tuhan lakukan kepada nyonya.  Namun seperti yang kau lihat dan kau ketahui nyonya menerima Tuan kembali dan melupakan apa yang sudah mereka lalui satu tahun yang lalu, kalau tidak cinta lalu apa itu namanya Andrew?" tanya Harry pelan.     

Andrew terdiam mendengar perkataan Harry, ia tak menyangka kalau Viona dan Fernando pernah melewati masa-masa seperti itu.      

"Kalau Nyonya dan Tuanku sudah bahagia bukan pas harusnya kau juga harus bahagia Andrew, mau sampai kapan kau terus seperti ini? Bukankah hidup itu harus terus berjalan ya," imbuh Harry kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya.      

Andrew benar-benar mati kutu mendengar perkataan Harry, ia kini seperti seorang tersangka yang siap menjalani hukuman mati. Melihat Andrew yang diam tanpa suara membuat Harry tersenyum, ia yakin semua perkataannya akan membuat Andrew yakin untuk melupakan Viona dan mengejar kebahagiaannya sendiri.      

Saat Andrew sedang diam tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka dan keluarlah ketiga profesor yang sedang berduka dengan mata sembab, raut kesedihan tak bisa mereka sembunyikan. Harry yang sigap langsung memberikan kursinya pada ketiga profesor itu, sehingga saat ini ketiganya duduk disebelah Andrew yang sedang menunduk. Melihat kekacauan keempat pria itu membuat Harry tersenyum.      

Sementara itu Ammy yang sudah sampai di tempat anak buah mendiang Andy Kwan sedang duduk di ruang tamu, ia benar-benar sudah tidak sabar untuk pergi ke Jepang seperti rencana yang di arahkan oleh Natasya.      

"Jadi namamu Amelia Smith?"tanya seorang pria bermata satu yang kini duduk dihadapan Ammy dengan suara berat, satu matanya yang tersisa terlihat menatap Ammy dadyi ujung kepala sampai ujung kaki.     

"Iya,"jawab Ammy singkat, ia merasa risih ditatap seperti itu oleh pria bermata satu yang ada dihadapannya.     

"Cantik dan menarik, baiklah aku akan menyiapkan semua dokumenmu secepatnya. Lebih baik kau istirahat terlebih dahulu dikamar atas," ucap sang pria bermata satu pelan sambil menyeka bibirnya menggunakan jemarinya, melihat kemolekan tubuh Ammy membuat nafsunya bangkit. Sepasang payudara indah Ammy yang menonjol dibalik t-shirt yang ia pakai akan membuat lelaki hidung belang manapun pasti tergoda.     

"Ba-baik tuan, terima kasih atas bantuan dan kebaikan anda." Ammy menjawab cepat sembari meraih tas ransel berisi uang yang ada disebelah untuk kembali digendong.     

Sang pria bermata satu lalu menekan tombol telepon yang ada dihadapannya dan meminta pelayannya untuk masuk.     

"Kyle antar nona Amelia Smith ini kekamarnya dilantai dua,"ucap sang pria bermata satu dengan cepat saat seorang pekayan wanita masuk kedalam ruangannya.     

"Baik Tuan, mari nona ikut saya,"jawab pelayan bernama Kyle dengan sopan.     

Amelia Smith yang tak tau apa-apa akhirnya mengikuti langkah pelayan itu menuju lantai dua, ia yang tak sabar ingin segera meninggalkan Kanada tak curiga sama sekali. Sesampainya di sebuah kamar yang ada di ujung lorong di lantai dua, pelayan yang bernama Kyle pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ammy dengan ramah.      

"Kamar anda disini nona, didalam kamar ada pakaian bersih dilemari jika anda berkenan. Dan kalau anda butuh apapun anda bisa menghubungi saya melalui telepon yang ada disamping ranjang," ucap Kyle ramah sesaat setelah ia membuka pintu kamar yang da dihadapannya.     

"Aku mengerti, untuk saat ini aku tak membutuhkan apa-apa Kyle. Terima kasih atas bantuannya," jawab Ammy dengan cepat, ia merasa puas melihat kamar barunya itu.     

"Baiklah kalau begitu saya permisi nona," pamit Kyle lembut.     

Ammy menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan bisa pelayan wanita berkulit hitam itu, tak lama kemudian Ammy lalu masuk ke dalam kamar barunya dan langsung mengunci pintu dari dalam. Karena sudah menempuh perjalanan jauh dari rumah Natasya, Ammy lalu membanting tubuhnya diatas ranjang. Rasa kantuk tiba-tiba datang menyerangnya, dengan perlahan Ammy lalu memejamkan kedua matanya di kamar pria asing yang tak ia kenal.      

Sementara itu di ruang kerjanya sang pria bermata satu yang bernama Marcus itu sedang menatap layar laptopnya yang menampilkan rekaman di kamar yang sedang ditiduri Ammy, ia menatap tubuh Ammy tanpa berkedip. Sepasang payudara indah Ammy sejak awal sudah membuatnya horny, tanpa Ammy sadari rupanya kamar yang ia masuki itu sudah disemprot dengan cairan bius yang akan  membuat siapapun langsung mengangguk begitu menghirup udara yang ada ada dikamar itu. Maka dari itu tadi Kyle sang pelayan kulit hitam yang mengantar Ammy naik menuju kamar tak mau ikut masuk kedalam kamar, ia hanya berdiri didepan kamar ketika menjelaskan kondisi kamar pada Ammy.     

"Aku benar-benar sudah tak sabar ingin menjepitkan juniorku di kedua payudara indah wanita cantik itu, sepertinya janda Andy Kwan itu benar-benar tau seleraku,"desis Markus pelan dengan nafas memburu yang menunjukkan kalau saat ini ia sudah sangat on fire.     

Tok     

Tok     

"Tuan saya sudah menyiapkan semua keperluan anda didepan kamar itu,"ucap Kyle pelan dari balik pintu.     

"Bagus Kyle, sekarang lebih baik kau berjaga didepan. Tolak semua tamu yang datang hari ini, aku ingin memuaskan diriku diatas tubuh wanita cantik itu sebelum ia dikirim ke Jepang untuk dijadikan pelacur. Aku harus menikmati tubuhnya terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke rumah barunya," sahut Markus tanpa rasa malu.     

"Baik tuan saya mengerti,"jawab Kyle dengan cepat, Kyle bukanlah pelayan sembarangan. Dia adalah tangan kanan Markus yang sering membantu pria buntal bermata satu itu mencari wanita muda untuk dijadikan pelampiasan nafsunya.      

Setelah langkah kaki Kyle menghilang dari balik pintu, Markus lalu menenggak minuman keras yang ada didepannya dengan sekali tenggak. Ia mempunyai ritual wajib sebelum bercinta yaitu meminum banyak alkohol, karena menurutnya minum alkohol akan membuatnya lebih tahan lama ketika sedang memacu tubuh wanita cantik.      

Dengan celana yang sudah sesak karena kemaluannya sudah menegang, Markus berjalan dengan perlahan meninggalkan ruang kerjanya menuju ke kamar jebakannya yang ada dilantai dua. Markus adalah seorang pria penggila BDSM, ia suka menyiksa seorang wanita terlebih dahulu sebelum digagahi. Karena itulah tadi Kyle menyiapkan beberapa peralatan seksnya seperti borgol, pecut dan beberapa sex toys untuk menyiksa wanita terlebih dahulu sebelum ia setubuhi, sesampainya di kamar tempat Ammy tidur Markus lalu menekan tombol kecil yang ada di dekat pintu. Tombol itu adalah sebuah alat penyedot udara yang ada di dalam kamar, ia membersihkan udara di kamar itu terlebih dahulu karena tak mau ikut tertidur. Setelah udara yang yang mengandung bius hilang, Markus lalu membuka pintu kamar itu dengan perlahan melalui pintu rahasia yang ada di balik lukisan tepat di samping pintu yang sudah dikunci dari dalam oleh Ammy sebelumnya. Saat masuk ke dalam kamar ia makin tak bisa menahan dirinya ketika melihat kemolekan tubuh Ami secara langsung, tanpa pikir panjang Marcus lalu membuka peti yang ada didepan kamar. Ia mengeluarkan empat borgol dari dalam peti itu dan langsung berjalan perlahan menuju keranjang, dengan menggunakan gunting besar Markus membuka semua kain yang melekat di tubuh Ammy.      

Setelah membuat Ammy telanjang tanpa memakai selembar benangpun, Markus lalu memborgol kedua tangan dan kedua kaki Ammy di keempat sisi ranjang. Senyum Markus mengembang saat melihat Ammy terlentang tak berdaya seperti itu, tanpa sungkan Markus lalu menjulurkan lidahnya menjilati vagina Ammy tanpa jijik. Karena merasa vagina Ammy masih terlalu kering Markus lalu meraih sebuah sex toys berbentuk alat kelamin pria, dengan cepat ia memasukkan seks setelah itu ke dalam liang kenikmatan Ammy yang masih kering. Karena seks toys  itu menggunakan baterai Markus tak perlu bersusah payah memainkan alat bantu seks itu untuk membuat Ami tersadar dari tidurnya, ia tersenyum saat melihat Ammy sudah mulai menggelinjang saat sextoys itu bergerak makin cepat didalam vaginanya.      

"Hahaha lanjutkan bitch, nikmati permainanku," ucak Markus keras saat mendengar suara erangan Ammy.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.