You Are Mine, Viona : The Revenge

Ratapan seorang istri



Ratapan seorang istri

0Saat waktu makan malam tiba Fernando memilih menikmati makan malamnya di kamar bersama Viona, ia tak tega mengajak Viona turun pasca apa yang baru ia lakukan pada istrinya itu. Meskipun Viona tak masalah makan di lantai satu, akan tetapi Fernando melarangnya. Ia memilih memanggil para pelayan untuk menyiapkan makan malam untuk mereka di kamar.     
0

"Silahkan dinikmati Tuan, Nyonya." Teddy mempersilahkan Fernando dan Viona makan setelah selesai menyusun makanan di meja yang ada di kamar Fernando.      

"Terima kasih Teddy." Viona menjawab cepat dengan senyum manis tersungging di wajahnya, Viona yang baru saja selesai mandi kembali itu terlihat sangat segar. Bercinta dengan Fernando selama dua ronde membuat tubuhnya kembali lengket dengan keringat dan membuatnya harus mandi kembali, begitu pula dengan Fernando yang akhirnya ikut mandi kembali. Meskipun mereka tak benar-benar mandi dengan baik karena Fernando kembali merangsang Viona di bathub yang penuh air hangat, barulah setelah Viona menyerah Fernando menyudahi permainannya.      

Teddy dan beberapa pelayan lainnya pun pergi meninggalkan kamar sang tuan, mereka lalu kembali turun ke lantai satu untuk menyiapkan makanan bagi Tobias dan anak buahnya yang sedang dalam perjalanan menuju rumah mewah Fernando. Justin yang memimpin rombongan itu memberi kabar pada Teddy agar bersiap dirumah, karena itulah sekarang Teddy memimpin anak buahnya membuat banyak makanan untuk tamu mereka. Beruntung Teddy adalah mantan kapten pelayan ternama di sebuah kapal pesiar, sehingga tak sulit baginya mengarahkan para pelayan untuk membuat makanan dalam porsi besar dengan waktu yang tak banyak. Karena si gudang penyimpanan makanan ada daging kambing utuh yang baru dikirim, Teddy lalu memilih membuat kambing guling di halaman belakang kediaman Fernando. Ia juga memerintahkan anak buahnya untuk membuat berbagai minuman dingin yang menyegarkan, karena sang nyonya alergi mencium alkohol Teddy pun melarang alkohol keluar dalam perjamuan malam ini.      

"Pak, semua makanan pendamping siap. Termasuk dessert, salad dan minumannya,"ucap seorang pelayan wanita pelan melaporkan semuanya pada Teddy.     

"Good, pastikan makanan yang kita buat cukup untuk sekitar lima puluh orang. Meskipun Tobias dan anak buahnya hanya sekitar dua puluh orang, akan tetapi mereka harus dihitung double untuk menghindari kekurangan makanan. Ingat lebih baik kita kelebihan makanan daripada kekurangan makanan, jangan buat malu tuan Fernando." Teddy menjawab pelan laporan anak buahnya sembari terus mengawasi beberapa bodyguard memasak kambing guling yang sebentar lagi siap disantap.     

"Iya pak saya mengerti, kalau begitu saya permisi. Saya harus melanjutkan pekerjaan yang lain." Pelayan wanita itu pun berpamitan pada Teddy untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.      

Teddy cukup puas dengan melihat hasil kerja anak buahnya, ia kini bisa tenang menyambut kedatangan tamu tuannya. Bagi Teddy apapun yang ia lakukan akan membawa nama Fernando, karena itulah ia harus bisa melakukan semuanya dengan baik dan sempurna supaya tak membuat Fernando malu.      

Saat Teddy sedang bersiap di halaman belakang Fernando terlihat dengan telaten menyuapi Viona makan di atas tempat tidur, karena merasa kasihan pada Viona yang terlihat sangat kelelahan Fernando akhirnya membawa piring ke atas ranjang dan menikmati makanan buatan para pelayannya bersama Viona di peraduan tempat mereka baru saja bertempur sebanyak 2 ronde.      

"Untung saja aku serba bisa,"ucap Fernando pelan menyombongkan diri.      

"Serba bisa apa?" Viona bertanya pelan dengan mulut penuh makanan.     

Dengan senyum tampannya Fernando menepuk ranjang tempat mereka berada saat ini dan hal itu membuat Viona bingung.     

"Apa hubungannya dengan ranjang?" Viona tak bisa menahan rasa ingin tahunya kembali.     

"Bukan ranjang, akan tetapi blanket dan kawan-kawannya. Coba bayangkan kalau saat ini kita makan di atas ranjang yang dipenuhi aroma cairan cinta kita apakah akan senikmat ini?" Fernando menjawab sekaligus bertanya balik pada Viona, ia juga mengingatkan tentang apa yang sudah ia lakukan sebelumnya saat Viona sedang memakai pakaian. Dimana Fernando dengan cekatan mengganti seprai, selimut dan lainnya. Tadi saat bercinta ia tak sengaja meneteskan spermanya ke selimut, karena itulah ia langsung melepaskan sprei, selimut dan teman-temannya kemudian mengganti dengan yang baru.     

Wajah Viona yang terlihat sedikit pucat karena tak memakai make-up langsung bersemu pink kemerahan dan membuatnya terlihat sangat cantik mendengar perkataan suaminya, ia sebenarnya tadi juga tak sengaja menyeka sisa sperma Fernando yang menempel di pahanya dengan selimut. Dimana hal itu tak pernah ia lakukan sebelumnya selama ini, karena itulah saat ini Viona merasa malu.     

"Kita sudah menikah selama lebih dari dua tahun sayang, kenapa kau masih harus malu-malu seperti itu padaku. Aku ingin kau tetap garang padaku, seperti saat sedang bercinta tadi di...awww."     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Viona memukul dadanya." Jangan terus menggodaku, makan yang baik,"ucapnya pelan sembari mengambil potongan salmon yang ada di piring Fernando.     

Fernando terkekeh melihat tingkah menggemaskan istrinya, karena tak mau membuat acara makan mereka berantakan Fernando akhirnya menyudahi gurauannya. Ia harus memastikan Viona makan dengan baik, supaya anak-anak mereka bisa tumbuh dengan baik. Fernando pun kembali fokus pada Viona, sesekali ia meraba perut Viona yang sudah semakin besar.      

"Ok i'm done, perutku sudah tak mampu menampung lebih banyak makanan lagi,"ucap Viona pelan. "Kau habiskan sendiri saja sisanya,"imbuhnya kembali menolak suapan dari Fernando.     

"Benar sudah kenyang?"tanya Fernando lembut.     

Viona menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari sang suami, setelah menghabiskan dua potong salmon panggang yang dimasak sempurna oleh pelayannya membuat perut Viona tak mampu menampung makanan lebih banyak lagi. Apalagi sebelumnya tadi ia sudah mencicipi dessert yang sangat menggugah seleranya sebelum makan.      

"Baiklah kalau begitu, ini habiskan dulu minumnya setelah itu minum vitamin dari profesor Erick,"ucap Fernando lembut dengan tatapan penuh cinta.      

Karena vitamin dari profesor Erick ada di atas nakas, Viona tak kesulitan ketika ingin meminumnya. Vitamin berbentuk cair itu sangat mudah ia konsumsi, profesor Erick sengaja memberikan Viona vitamin berbentuk cair atas permintaan khusus dari Fernando. Fernando merasa tak tega harus melihat Viona kesulitan mengkonsumsi vitamin berbentuk kapsul, karena itulah ia meminta secara khusus pada sang dokter ahli kandungan terbaik itu untuk meramu vitamin khusus untuk istrinya.      

Setelah memastikan Viona meminum vitamin yang diberikan oleh profesor Erick, dokter pribadi yang menangani kehamilannya. Fernando baru makan, tentu saja ia makan tetap diatas ranjang disebelah Viona yang sedang bermain game. Sesekali ia menyuapkan potongan turkey pada Viona yang mau menerima dan memakannya tanpa sadar dan hal inilah yang membuat Fernando makan disamping Viona, karena yakin istrinya itu masih mau makan jika disuapi sesekali sampai akhirnya nanti Viona marah-marah karena ia merasa kecolongan karena disuapi makanan lagi dan saat Viona marah Fernando akan terasa lebar.     

"Aku benar-benar sudah kenyang babe, jangan cekoki aku makanan lagi,"ucap Viona jengkel sambil menyeka mulut nya menggunakan tisu dari bekas saus barbeque yang masih menempel di bibirnya.      

"Iya nyonya, i'm sorry." Fernando menjawab dengan santai tanpa rasa bersalah.      

"Menyebalkan,"sengit Viona kesal.     

Fernando tertawa melihat istrinya merajuk, namun tawa Fernando terhenti saat ia melihat ponselnya yang baru saja menerima pesan masuk dari Justin yang mengabarkan kalau ia akan sampai lima menit lagi.     

"Aku tinggal ya sayang, Justin dan yang lainnya sudah hampir sampai. Aku harus menyambut mereka." Fernando berbisik lembut saat mencium kening Viona, ia belum menceritakan apa yang terjadi pada Ammy. Fernando masih menjaga rahasia itu dari Viona karena tak mau membuat Viona kepikiran, pasalnya Viona berhati lembut. Ia pasti akan sedih jika tahu Ammy meninggal dengan cara mengenaskan.      

"Huum,"jawab Viona pelan, ia yang tak tau apa-apa tak curiga sama sekali.      

Setelah berpamitan pada istrinya Fernando kemudian keluar dari kamar dan pergi menuju ke halaman depan untuk menyambut Justin dan Tobias beserta anak buahnya yang baru saja selesai menjalankan misi yang ia berikan.      

Viona yang berniat untuk pergi ke kamar mandi terpaksa membatalkan niatnya karena ponselnya yang ada di atas nakas berbunyi, senyum cantiknya mengembang ketika melihat nama dokter Cecilia muncul di layar ponselnya. Tanpa curiga Viona pun menerima panggilan video dari dokter Cecilia.      

"Hallo dok…"     

"Apa kurangku dokter? Apa yang tak aku miliki dan kau miliki, sampai akhirnya suamiku masih mencintaimu bahkan setelah kau menikah dengan tuan Fernando dokter…"     

Deg     

Deg     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.