You Are Mine, Viona : The Revenge

Ceroboh



Ceroboh

0Setelah menikmati makan pagi bersama Fernando lalu mengantar Tobias dan anak buahnya pulang di halaman depan rumah barunya bersama Justin dan Harry.      
0

"Akhirnya satu rubah betina mati, kita bisa tenang lagi sekarang,"ucap Harry penuh semangat saat sedang berjalan masuk bersama Justin dibelakang Fernando.     

"Iya kau benar, setidaknya kita bisa sedikit bernafas lega karena kematian Amelia Smith,"sahut Justin pelan.     

"Jadi sekarang kita bisa fokus pada Natasya dan Nessie saja, si dua wanita gila permanen,"celetuk Harry tanpa rasa bersalah.     

"Gila permanen kau bilang hahahaha."     

"Kalau tak gila apa namanya?"     

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan kedua asistennya, ia tak mau merusak suasana dan membiarkan kedua asistennya terus bergurau membahas Natasya dan Nessi. Ia menyadari kalau orang-orang setianya memang dibuat ikut pusing menghadapi masalah yang dibuat oleh ketiga wanita gila itu, saat sedang tersenyum melihat Justin dan Harry bergurau membahas Natasya dan Nessi. Fernando dibuat kaget oleh Viona yang tiba-tiba menuruni tangga dengan terburu-buru, seakan ia tak ingat kalau saat ini di dalam tubuhnya tengah bertumbuh dua keturunan Willan yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh Fernando.      

"Viona, apa kau gila!!!" Fernando berteriak dengan keras sambil berlari kearah Viona yang hampir sampai ke lantai satu.     

Suara teriakan Fernando membuat Harry dan Justin yang tengah bergurau kaget seketika, mereka berdua pun langsung menoleh ke arah sang tuan yang saat ini sudah berhasil memeluk istrinya.      

"Ini, kau harus tau sesuatu Fernando. Di rumah sakit, maksudku dokter Louisa di rumah sakit sedang…"     

"Persetan dengan apa yang terjadi di rumah sakit sekarang, yang aku ingin tanyakan adalah apa kau tak ingat kalau saat ini kau sedang mengandung? Ada dua anakku yang sedang tumbuh dalam rahimmu, apa kau tak ingat mereka? Kenapa kau berlari-lari di tangga seperti tadi? Apa kau tak memikirkan hal terburuk atas perbuatanmu itu hah? Apa yang terjadi kalau misalkan akhh fuck!!!"     

Fernando yang sebelumnya memotong perkataan Viona langsung menyudahi pembicaraannya, ia tak bisa melanjutkan perkataannya lagi karena benar-benar tak mau membayangkan jika hal itu terjadi. Ia sangat menjaga perkataannya, karena Fernando takut jika apa yang ia ucapkan menjadi kenyataan.      

Viona sangat terkejut melihat Fernando semarah itu, ia benar-benar tak menyangka kalau akan melihat Fernando marah lagi setelah pertemuan mereka beberapa bulan yang lalu.      

"Apa salahku? Kenapa kau marah?"tanya Viona polos, ia belum menyadari apa kesalahannya.      

"Duduklah, menjauhkan dariku sekarang Viona. Aku tak mau menyakitimu,"jawab Fernando pelan, ia melepaskan pelukannya dari tangan Viona dan membimbing Viona duduk ke sofa yang tak jauh dari tempat mereka berdua berada saat ini.      

Viona yang bingung akan kemarahan suaminya nampak terkejut saat menyadari betapa dinginnya tangan Fernando saat ini, ia bahkan juga bisa merasakan kalau saat ini tangan Fernando bergetar. Yang mana hal seperti ini belum pernah Viona lihat selama ia menikah dengan Fernando. Setelah memastikan Viona duduk dengan nyaman Fernando kemudian berjalan dengan tertatih sambil memegangi kening kepalanya menuju ke ruang kerja yang tak jauh dari tempat Viona berada saat ini, Justin dan Harry pun langsung mengikuti langkah sang tuan menuju ke ruang kerja. Viona yang benar-benar tak mengerti kenapa Fernando seperti itu hanya bisa diam dan mendengarkan suara beberapa benda hancur dari arah ruang kerja, yang ia yakini adalah hasil karya Fernando yang sedang menggila di dalam sana.      

"Arrggghh...dia itu benar-benar bodoh sekali, dia dokter tapi ceroboh!!!"     

"Bagaimana bisa dia berlari di tangga seperti tadi? Bagaimana kalau misalkan tadi dia terpeleset dan jatuh lalu anakku akhhh Tuhan aku tak bisa membayangkan jika hal itu terjadi, aku mungkin akan benar-benar gila jika hal mengerikan itu terjadi."     

Fernando mengumpat Viona sambil melemparkan beberapa benda yang ada di atas meja kerjanya, ia juga bahkan memukul dinding yang ada di belakangnya sampai tangan kirinya memar. Fernando benar-benar sangat marah saat ini. Ia marah karena kecerobohan Viona yang hampir mencelakakan dirinya sendiri dan kedua anaknya, dan hal itu adalah hal yang sangat dibenci dan ditakuti oleh Fernando. Fernando tak mau terjadi hal buruk menimpa istri dan anak-anaknya, ia sudah belajar dari kesalahannya tahun lalu dimana dengan egoisnya ia hanya memikirkan anak yang ada di dalam kandungan Viona. Yang mana itu adalah sebuah kesalahan terbesarnya, seharusnya ia lebih mementingkan Viona karena jika terjadi suatu hal buruk pada Viona maka anak mereka pun juga mengalami hal yang sama juga. Oleh karena itu Fernando saat ini sangat menjaga Viona dengan penuh perhatian supaya tidak membahayakan dirinya dan kedua anak yang sangat ia nanti kehadirannya itu.      

Justin dan Harry yang awalnya bingung melihat Fernando tiba-tiba marah kepada sang nyonya akhirnya mengerti apa yang membuat Tuan yaitu marah, Fernando rupanya marah saat melihat Viona dengan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun berlari dari lantai dua di tangga menuju lantai satu dengan tergesa-gesa dan hal itu adalah memang suatu tindakan paling ceroboh yang dilakukan oleh seorang ibu hamil. Meskipun saat ini kandungan Viona sudah yang lebih kuat namun tetap saja hal-hal buruk akan terjadi ketika ia berlari di tangga seperti tadi, kedua asistennya itu tahu dengan pasti bagaimana hancurnya Fernando saat mengetahui kalau anaknya meninggal bukan karena kesalahan Viona akan tetapi karena kejahatan yang dilakukan oleh Amelia Smith tahun lalu. Maka dari itu sekarang ke dua pemuda yang sedang berdiri berdampingan itu hanya bisa diam dan membiarkan tuannya melampiaskan amarahnya, mereka bersyukur karena Fernando sudah bisa mengontrol diri dan tidak langsung marah pada Viona seperti dulu. Ia lebih memilih menjauhi Viona dan melampiaskannya emosinya dengan menghancurkan barang-barang yang ada di dalam ruang kerjanya, yang tentunya barang-barang yang sedang dihancurkan itu bukanlah barang murah. Namun itu jauh lebih baik daripada harus melihat Fernando melayangkan tangannya kepada Viona seperti dulu.     

"Teddy, coba kau lihat dan cari tahu apa yang membuat suamiku marah,"titah Viona lirih saat Teddy sang kepala pelayan muncul, padahal sebenarnya sejak tadi Teddy melihat apa yang terjadi.     

Teddy tersenyum dan menghela nafas panjang."Anda baik-baik saja kan Nyonya?"tanyanya lembut.     

"Aku? Aku baik-baik saja Teddy, memangnya apa yang terjadi padaku?"tanya balik Viona bingung, ia merasa aneh pada Teddy yang bertanya tentang kondisinya. Padahal saat ini ia sangat sehat dan baik-baik saja.     

"Syukurlah kalau anda baik-baik saja Nyonya, hmm lebih baik anda sekarang istirahat saja di kamar tamu Nyonya. Biarkan kedua pelayan itu membantu anda istirahat di kamar tamu." Teddy menjawab pelan sambil memberikan kode pada dua pelayan muda yang sejak tadi berdiri sambil menunduk tak jauh dari tempat Teddy berada sebelumnya, kedua pelayan wanita itu juga melihat dengan langsung apa yang Viona lakukan sebelumnya dan akhirnya membuat Fernando marah.     

"Kenapa harus di kamar tamu? Kamarku kan ada diatas Teddy," tanya Viona kembali dengan bingung.      

Teddy hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari sang nyonya, ia kemudian menganggukan kepalanya perlahan meminta kedua pelayan wanita yang sudah bersiap untuk segera membimbing Viona ke kamar tamu. Viona akhirnya menuruti saran Teddy untuk istirahat di kamar tamu, meskipun ia tidak tahu apa yang terjadi ia memilih untuk mengikuti saran Teddy karena tak mau membuat masalah lagi. Melihat Fernando marah-marah seperti itu saja sudah membuatnya bingung.     

"Kalian sejak tadi dimana? Apa kalian lihat suamiku tiba-tiba marah tanpa sebab seperti itu? Menurut kalian apa yang membuatnya marah? Apa sejak tadi dia sudah marah atau bagaimana? Kenapa sewaktu aku datang menemuinya tiba-tiba ia marah seperti itu?"tanya Viona tanpa jeda pada dua pelayan wanita yang baru saja membawanya masuk ke kamar tamu itu.     

"Nyonya tak tahu apa yang membuat tuan marah?"tanya balik seorang pelayan wanita yang bernama Tasya kaget.     

"Bagaimana aku bisa tahu, dia saja justru masuk ke ruang kerja kan."Viona menjawab enteng tanpa rasa bersalah.      

Tasya dan pelayan wanita lainnya langsung menepuk keningnya secara kompak mendengar perkataan sang nyonya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.