You Are Mine, Viona : The Revenge

Impian sederhana Viona



Impian sederhana Viona

0Dari sekian hari yang sudah dilewati Fernando mungkin hari ini akan menjadi salah satu hari favoritnya, pasalnya hari ini ia mendapatkan kabar bahwa Natasya sudah melangsungkan pernikahannya dengan Derek secara tertutup di gereja dekat rumah tinggal Natasya. Fernando senang akhirnya salah satu wanita gila yang sering mengganggu rumah tangganya dengan Viona akhirnya menikah lagi dengan seorang pria yang usianya tak jauh beda dengan dirinya, tak seperti saat menikahi Andy Kwan yang terpaut usia sangat jauh. Setelah kematian Amelia Smith, Fernando berniat menjerat Natasya ke jeruji besi dengan mengungkit kematian tak wajar Andy Kwan. Namun ia tak melanjutkan niatnya ini saat tahu Natasya menikah dengan Alfonso Derek pengacara pribadinya, Fernando merasa tak perlu membuang-buang energi lagi untuk mengurus Natasya. Ia yakin suami barunya itu mampu menjaga dan memuaskan Natasya kali ini, sehingga wanita itu tak lagi mengusik dirinya.     

Disaat semua orang senang akan berita pernikahan Natasya dan pengacara pribadinya itu, Justin terlihat murung. Ia sedih saat mengetahui mantan teman satu kampusnya itu menikah dengan wanita psyko seperti Natasya. Fernando yang menyadari perubahan sikap Justin tersenyum, ia kemudian bangun dari sofa dan mendekati salah satu tangan kanan terbaiknya itu.     

"Kau kenapa Justin?"Fernando mencoba bertanya dengan cara lain agar Justin tak merasa tersinggung karena ucapannya.     

Justin tersenyum mendengar pertanyaan dari Fernando, dengan senyum yang dipaksakan ia berkata,"Saya baik-baik saja Tuan."     

Fernando tertawa tanpa suara mendengar jawaban Justin, tanpa bicara ia melingkarkan tangannya di pundak Justin.     

"Kau ikut denganku bukan hanya satu atau dua tahun Justin, kau tahu kan aku adalah orang yang paling tak bisa dibohongi dengan jawaban klasik seperti itu,"ucap Fernando pelan diakhiri sebuah senyuman tulus.     

Justin menundukkan kepalanya karena malu, kebohongannya dalam waktu singkat langsung terbongkar oleh sang tuan.      

"Aku hanya merasa kasihan pada Derek, si bodoh itu sudah terjebak dalam tipu muslihat Natasya. Wanita jahat yang gila dan tak punya belas kasih." Justin berbicara jujur mengungkapkan isi hatinya pada Fernando yang sebelumnya ingin ia sembunyikan rapat-rapat itu.     

"Justin, temanmu itu sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. Sekalipun pilihannya adalah seorang Natasya, kita sebagai orang lain tak berhak menghakimi atas pilihannya itu. Bagiku ini adalah sebuah keputusan yang tepat untuk Derek, setidaknya dengan ia menikahi Natasya ia bebas menyalurkan hasratnya dimanapun sesuka hatinya karena mereka sudah menikah,"sahut Fernando pelan, mencoba mengingatkan Justin tentang temuan rekaman CCTV di depan rumah mendiang Markus Lim yang menunjukkan adegan vulgar antara Derek dan Natasya didalam mobil.      

Darah di tubuh Justin langsung mendidih saat diingatkan kembali tentang perbuatan tak bermoral Derek dan Natasya oleh Fernando, ia sebenarnya berusaha melupakan adegan vulgar itu sejak pertama kali melihatnya. Namun karena Fernando kembali membahas itu, mau tak mau memori itu kembali berputar dalam ingatan Justin.      

"Dan satu lagi yang penting adalah, setelah Natasya menjadi istri Derek aku yakin Derek tak akan mungkin membiarkan istrinya untuk mengganggu kehidupanku lagi. Karena feelingku mengatakan Derek benar-benar jatuh cinta pada Natasya, dan seorang pria yang mencintai pasangannya tak akan mungkin membiarkan pasangannya itu memikirkan pria lain. Jadi setidaknya dengan pernikahan mereka aku bisa sedikit lega,"ucap Fernando kembali jujur, karena ia adalah orang yang paling bahagia akan pernikahan Natasya dan Derek.     

"Iya Tuan, sejujurnya di lain sisi saya senang karena Natasha akhirnya memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang pria yang usianya tidak terpaut terlalu jauh dengan dirinya. Karena menurut saya ketika ia menikah dengan seorang pria yang sepadan, ia tak akan segila dulu sewaktu masih menjadi istri Andy Kwan yang bisa berkeliaran kesana kemari mengganggu anda dan nyonya.  Akan tetapi jujur saja karena saya mengenal Derek saya merasa kasihan padanya, tapi kembali lagi seperti yang anda katakan sebelumnya bahwa ini adalah keputusannya maka kita sebagai orang lain tak bisa berbuat banyak. Sekarang saya hanya berharap semoga dengan pernikahan ini mereka berdua mendapatkan kebahagiaan sendiri dan tak lagi mengganggu kebahagiaan orang lain terutama kebahagiaan anda dan Nyonya yang selama ini selalu terusik oleh orang-orang jahat itu,"sahut Justin dengan cepat menimpali perkataan Fernando.     

Dengan senyum tersungging Fernando berkata, "Itu juga harapanku Justin, semoga dengan pernikahan ini Natasya bisa menemukan kebahagiaan berhenti menggangguku atau Viona. Aku sudah memberikannya kesempatan untuknya bertobat dulu saat ia mencelakai Zevanya, namun jika ia mencoba untuk mencelakai istri dan anak-anakku lagi maka aku tak akan tinggal diam."     

"Anda tenang saja Tuan, selama saya masih hidup tak akan kubiarkan orang-orang itu mendekati nyonya dan para tuan muda kecil. Saya pasti akan menjaga mereka dengan sekuat tenang saya Tuan." Justin menyahut dengan cepat perkataan Fernando.     

Fernando menipiskan bibirnya saat mendengar ucapan sang asisten, perlahan ia melepaskan tangannya dari pundak Justin. "Usiamu sudah cukup untuk menikah Justin, menikahlah. Cari wanita baik, bangun keluargamu sendiri. Sudah waktunya kau bahagia dengan hidupmu Justin,"ucapnya pelan.     

Alih-alih senang mendengar perkataan dari sang majikan Justin justru langsung melepaskan tangan Fernando yang masih bersandar di pundaknya.      

"Saya belum siap menikah Tuan, saya masih muda. Saya masih ingin melayani anda, lagipula saya juga belum siap jika harus mengarungi bahtera kehidupan pernikahan dengan berbagai macam masalah seperti yang anda hadapi selama ini Tuan. Saya belum siap melewati itu semua Tuan." Justin menjawab dengan suara cukup keras sambil menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap mata Fernando ketika bicara seperti itu.      

Saat Justin bicara seperti itu hampir semua orang yang ada di ruang keluarga menoleh ke arahnya, termasuk Viona yang baru saja selesai yoga bersama beberapa pelayan wanita.     

Harry yang sebelumnya bermain game di ponsel langsung menghampiri Justin dengan cepat, tanpa rasa bersalah ia berkata. "Kau akan menikah? Memangnya ada wanita yang mau dengan pria kaku sepertimu Justin?"     

"Siapa yang pria kaku? Kau kira aku vampir yang dari dinasti Qing yang seluruh tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak itu apa!!"hardik Justin ketus, ia jengkel disebut sebagai pria kaku oleh Harry yang sama seperti dirinya. Sama-sama belum memiliki kekasih karena terlalu sibuk menjadi asisten Fernando.     

"Siapa bilang vampir dari dinasti Qing tak bisa bergerak, mereka melompat-lompat Justin,"jawab Harry pelan tanpa rasa berdosa.      

"Jangan bahas soal hantu seperti itu, kalau kau masih takut kesunyian malam di rumah sakit Harry."Lucas yang sejak tadi diam dan menjadi pendengar yang baik tiba-tiba ikut bicara.     

Glek      

Harry yang sedang menggoda Justin langsung menolehkan wajahnya ke arah Lucas yang sedang menonton acara reality show asal Korea di ponselnya, tanpa bicara ia langsung menghampiri Lucas dan memukul punggungnya. Lucas pun menjerit keras saat tangan Harry mendarat di punggungnya, alhasil saat ini terjadi pertempuran antara Lucas dan Harry di ruang keluarga yang cukup sengit. Meskipun mereka sering bertengkar seperti itu namun mereka tak benar-benar serius, hanya sebuah candaan antar lelaki yang sesekali main fisik.      

Melihat kedua temannya berkelahi Justin menggelengkan kepalanya perlahan, ia tak menyangka justru Harry dan Lucas akan berduel seperti itu di sofa. Fernando pun hanya bisa tertawa lebar melihat tingkah anak buahnya dan ini adalah kali pertama selama satu dua tahun terakhir Fernando tertawa tanpa beban seperti itu, suara tawa Fernando pun akhirnya membuat beberapa anak buahnya ikut tertawa. Termasuk Justin, mereka kini memiliki tontonan baru yang menyenangkan. Perkelahian sengit antara Harry dan Lucas yang tak benar-benar serius itu.      

Viona yang baru naik keluar dari lift yang membawanya ke lantai dua nampak menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya saat melihat candaan para pria di lantai satu itu, secara perlahan ia menyentuh perutnya yang sudah semakin membuncit.     

"Sepertinya aku harus mencari lingkungan yang normal untuk membesarkan anak-anakku, aku tak mau anak-anakku menjadi seperti pria-pria itu,"ucapnya pelan sambil menyunggingkan senyuman kecut ke arah Lucas dan Harry yang kini terlihat justru sedang adu panco.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.