You Are Mine, Viona : The Revenge

Tugas istri



Tugas istri

0Sudah hampir tiga jam Fernando dan timnya melakukan video call dengan tuan Xavier di Paris, mereka berbicara panjang lebar membahas tentang masalah peretasan yang dilakukan oleh para rival bisnis Fernando yang berusaha meretas anak cabang Endurance Corporation di Paris yang Fernando bangun dua tahun lalu dalam rangka persiapannya menyambut anak pertamanya yang meninggal.      
0

"Rasanya sangat berat sekali memulihkan semua data yang hilang Tuan, kalau kita tak mengambil keputusan cepat saya takut hacker itu akan berhasil meretas perusahaan induk yang ada di Ottawa dan jika hal ini terjadi maka akibat buruknya sudah bisa ditebak. Anda akan mengalami kerugian yang sangat besar jika semua data di perusahaan anda berhasil mereka curi Tuan," ucap tuan Xavier di ruangan kerjanya pada Fernando yang masih tersambung di layar laptopnya.     

"Apa tak ada cara lain tuan?"     

"Terlalu beresiko Tuan, saya rasa hacker ini sudah sangat terlatih. Dia ingin mengacaukan konsentrasi anda, kalau misalkan anda terpancing dengan apa yang ia lakukan saat ini maka dengan mudah ia melakukan rencana utamanya. Saya memang tak yakin 100% akan tetapi sebagai seorang pebisnis yang sudah beberapa kali mendapatkan serangan cyber seperti ini saya sudah paham, tapi semua keputusan ada ditangan anda Tuan Fernando. Saya yang hanya rekan bisnis berusaha memberikan sedikit masukan pada anda, untuk langkah selanjutnya anda lah yang menentukan. Namun ada satu hal yang harus anda ingat Tuan, para penjahat ini ingin mengecoh anda. Pertimbangan lagi langkah anda selanjutnya, anda memilih anak perusahaan yang ada di Paris ini atau fokus pada keamanan kantor induk anda yang ada di Ottawa. Pilihan itu anda yang bisa menentukan Tuan," jawab tuan Xavier panjang lebar, saat ini tuan Xavier dan anggota IT terbaiknya sedang berusaha mengamankan sisa data terakhir yang masih bisa diselamatkan. Walaupun sebenarnya sudah hampir 70% data perusahaan tercuri yang mengakibatkan Fernando mengalami kerugian besar, pasalnya dengan berhasil terambilnya data-data itu seluruh simpanan uang atas nama perusahaan yang tersimpan di salah satu bank di Paris berhasil diambil oleh sang hacker.      

Fernando menundukkan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya diatas meja, ia sedang sangat dilema saat ini. Bingung harus melakukan apa, pasalnya perusahaan itu akan ia berikan pada kedua bayinya yang masih ada diperut Viona. Fernando tak mungkin melepas begitu saja perusahaan yang baru berumur dua tahun itu, pasalnya Fernando sangat yakin sekali dengan sistem keamanan perusahaannya yang ada di Ottawa. Ia memiliki puluhan staf IT terbaik yang jenius, karena itulah ia sangat yakin kalau para hacker itu tak akan bisa menembus sistem keamanan yang dibuat anak buahnya.     

"Lebih baik anda pikirkan baik-baik Tuan, untuk sisa data yang selamat saya masih bisa mengamankannya saat ini. Akan tetapi seperti yang saya katakan tadi bahwa perusahaan tetaplah sudah hancur, saya minta maaf tak bisa melakukan banyak hal untuk menyelamatkan data perusahaan kita." Tuan Xavier meminta maaf dengan rasa bersalah pada Fernando.     

"Tidak Tuan, anda jangan bicara seperti itu. Ini adalah musibah yang tak bisa kita duga, saya seharusnya berterima kasih sekali pada anda karena berhasil menyelamatkan beberapa data penting lainnya. Kalau tak ada anda entah apa yang akan terjadi, untuk saat ini saya ingin berkoordinasi terlebih dahulu dengan beberapa staf IT saya untuk membahas langkah apa yang harus kami ambil selanjutnya. Mengenai keputusan apakah saya melepas perusahaan ini atau tidak belum bisa saya katakan sekarang, namun yang jelas saya akan mengabarkan secepatnya pada anda,"jawab Fernando dengan cepat, ia merasa tak enak pada tuan Xavier yang sejak tadi meminta maaf padanya berkali-kali atas peristiwa ini.      

Di ruangannya tuan Xavier tersenyum mendengar pertanyaan Fernando, tak lama kemudian sambungan video itu pun terputus saat salah satu anak buah tuan Xavier menginformasikan tentang upaya penyelamatan data terakhir yang akan diretas para hacker itu.     

Sementara itu Fernando masih diam menatap layar laptopnya yang menunjukkan banyaknya kerugian yang ia alami saat ini, jutaan dolar uang yang disimpan di Paris berhasil dicuri hacker. Justin, Harry dan beberapa manager lainnya tak ada yang berani membuka mulutnya, mereka tahu saat ini mood sang tuan sedang tidak baik.      

Perlahan Fernando bangun dari kursinya. "Beritahu Jeremy untuk memimpin timnya untuk meningkatkan sistem keamanan perusahaan Justin, aku tak mau apa yang terjadi di Paris terulang lagi."      

"Siap Tuan,"kata Justin sigap.      

"Kalian tetaplah disini, pastikan tak ada data yang bocor lagi. Periksa sistem keamanan akun bank kita, konfirmasi juga dengan pihak Swiss. Aku tak mau mereka berhasil membobol rekening perusahaan yang ada di Swiss juga,"imbuh Fernando kembali.     

"Siap laksanakan Tuan." Lima belas orang yang ada di ruangan Fernando menjawab dengan kompak perkataan sang tuan termasuk Harry dan Justin, setelah berkata seperti itu mereka kemudian pergi menuju ke meja kerjanya masing-masing termasuk hari dan Justin yang langsung pergi ke ruangan IT untuk menemui Jeremy meninggal kan Fernando seorang diri.     

Ketika semua orang yang baru saja meeting bersamanya pergi Fernando terlihat mengacak-ngacak rambutnya, ia terlihat sangat frustasi saat mengetahui perusahaannya yang ada di Swiss kini dinyatakan bangkrut karena ulah seorang hacker yang berhasil mencuri semua data penting di perusahaan termasuk simpanan uangnya di bank besar di Paris.      

"Padahal perusahaan itu aku siapkan untuk anak-anakku yang sebentar lagi lahir, kenapa semua ini harus terjadi Tuhan."     

"Kesalahan apa yang aku perbuat sampai kau membuatku harus mengalami semua ini Tuhan?"     

"Seandainya aku fokus mengurus perusahaan itu, mungkin saat ini perusahaanku itu masih baik-baik saja."      

Fernando bicara sendiri, menyesali kecerobohannya yang terlalu acuh pada perusahaannya yang ada di Paris itu. Selama bertahun-tahun menjadi seorang pengusaha Fernando belum pernah mengalami hal seperti ini, ia tak pernah gagal dalam setiap tender yang sedang ia lakukan atau proyek yang sedang ia kerjakan. Karena itulah ia sangat shock sekaligus kesal sekali hari ini, hari ini akan menjadi hari paling buruk dalam sejarah hidupnya.      

Karena sudah tak konsentrasi lagi di kantor, Fernando kemudian memutuskan untuk pulang seorang diri. Ia memilih mengendarai mobilnya sendiri dan menolak tawaran Lucas yang ingin mengantarnya, Fernando memerintahkan Lucas untuk standby di kantor menunggu Justin dan Harry.      

Sepanjang perjalanan pulang Fernando tak tersenyum sama sekali, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ingin segera pulang dan memeluk Viona. Setelah empat puluh lima menit berlalu Fernando akhirnya tiba di rumahnya, begitu turun dari mobil ia langsung berjalan masuk kedalam rumah dan mengacuhkan para bodyguard yang menyapa dirinya.      

Senyum Fernando baru terlihat saat ia melihat Viona sedang mendengarkan musik klasik di ruang keluarga, tanpa bicara Fernando langsung meletakkan kepalanya di paha Viona yang sontak membuat Viona kaget.      

"Biarkan aku menyandarkan kepalaku seperti ini sebentar sayang,"pinta Fernando lirih tanpa membuka matanya.     

Viona tersenyum. "Silahkan Daddy, lakukan apa yang kau inginkan."     

Fernando tak merespon perkataan Viona dan ini membuat Viona curiga, pasalnya selama ini Fernando selalu berlebihan reaksinya ketika dipanggil dengan sebutan Daddy olehnya. Insting sebagai istri membuat Viona semakin yakin ada hal buruk yang sedang mengganggu pikiran Fernando.     

"Lepaskan bebanmu Fernando, bagilah denganku, dengan di istrimu. Aku dengan senang hati mendengar semuanya."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.