You Are Mine, Viona : The Revenge

Alasan dibalik keputusan



Alasan dibalik keputusan

0Untuk menghilangkan rasa jenuhnya dokter Louisa memilih pergi jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, menghirup udara langsung dari tempat terbuka membuatnya merasa lebih nyaman. Apalagi saat merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya, ia merasa kesedihannya sedikit terangkat.      
0

Ketika berjalan-jalan di deretan butik baju ternama asal Paris dan Italia, secara tiba-tiba ada dua anak kecil umur empat tahun berlarian menabrak dirinya yang sedang melihat baju musim semi keluaran Gucci terbaru.      

"Kalian baik-baik saja sayang?"dokter Louisa bertanya lembut sambil membantu dua anak kecil itu untuk bangun dari lantai.     

"Maaf Tante, kami tak sengaja."     

"Iya Tante maaf, jangan marahi kami ya Tante."     

Kedua anak kembar identik itu meminta maaf pada dokter Louisa secara bersahutan, kedua mata polos mereka menunjukkan ketakutan yang teramat besar saat ini. Ditatap seperti itu oleh anak-anak kecil polos tak berdosa membuat hati dokter Louisa luruh, meskipun ia tak marah sama sekali namun tetap saja melihat mereka berdua sahut menyahut meminta maaf padanya membuat hatinya terasa sedih.      

Dengan penuh kasih dokter Louisa memeluk kedua anak kecil itu secara bersamaan, ia bahkan sampai rela berlutut saat memeluk mereka. Dokter Louisa tak memperdulikan bajunya yang kotor.      

"Tante tak marah pada kalian sayang, kalian tak perlu minta maaf seperti itu anak-anak baik,"ucapnya lembut saat merengkuh kedua anak tampan itu.     

"Benarkah?"pekik kedua anak lelaki kembar itu bersamaan.     

Dokter Louisa melepaskan pelukannya dan menatap kedua malaikat kecil itu dengan penuh kasih, hatinya terasa sangat hangat memeluk kedua anak tampan itu.      

"Iya, Tante tidak…"     

"Ethan... Nathan...kalian dimana sayang?"      

Mendengar teriakan dari seorang pria yang menyebut nama yang hampir mirip itu, membuat dokter Louisa langsung menatap kedua anak tampan di hadapannya kembali dengan lebih inten.     

"Nama kalian Ethan dan Nathan?"tanya dokter Louisa lembut.     

"Iya,"jawab kedua anak tampan itu kompak.     

"Lalu yang memanggil kalian itu adalah…"     

"Daddy!!!"      

Ethan dan Nathan berteriak dengan keras memanggil seorang pria yang muncul di belakang dokter Louisa, mereka pun langsung berlarian menuju seorang pria yang usianya masih cukup muda itu dengan cepat.      

"Daddy kan sudah bilang jangan berlari terlalu jauh, kalau kalian hilang bagaimana? Kalau ada penculik bagaimana? Daddy bisa gila jika hal itu terjadi!! Apa kalian mengerti apa yang Daddy katakan?"seorang pria muda yang baru datang itu langsung memberikan bertubi-tubi pertanyaan kepada kedua anak kembarnya yang sangat mirip itu.      

Kedua anak kembar yang tadi menabrak dokter Louisa pun terlihat menganggukan kepalanya secara bersamaan, menjawab pertanyaan dari sang ayah sembari mengucapkan maaf berkali-kali. Tak lama kemudian mereka lalu berpelukan lagi di hadapan dokter Louisa yang saat ini sudah berdiri, melihat pemandangan seperti itu membuat hati dokter Louisa bergetar. Baru kehilangan anaknya membuat dokter Louisa sedikit lemah melihat kehangatan keluarga seperti itu, tanpa ia sadari setitik air mengalir perlahan dari kedua mata indahnya yang tak terpoles make up apapun.      

"Ayo pulang…"     

"Tunggu Daddy, kita mau berterima kasih terlebih dahulu kepada tante cantik yang sudah menolong kami tadi," ucap salah satu anak kembar itu dengan lancar.     

"Iya Daddy, tadi kami juga sudah menabrak tante cantik itu secara tidak sengaja," imbuh anak satunya dengan cepat menimpali perkataan saudara kembarnya.      

"Benarkah? Dimana Tante yang kalian bicarakan itu?"tanya pria itu kembali.     

"Itu Tante cantiknya." Kedua anak kembar itu berteriak dengan keras sambil menunjuk ke arah dokter Louisa secara bersamaan, senyum polos mereka tersungging lebar saat menatap dokter Louisa.      

Pria muda itu pun berdiri dengan tegak dan berjalan mendekati dokter Louisa bersama kedua anak kembarnya yang berada di samping kanan dan kirinya.      

"Apakah yang dikatakan anak-anak saya benar nona? Mereka tadi sudah menabrak anda? Kalau memang benar saya ingin minta maaf atas apa yang sudah terjadi, saya agak sedikit ceroboh membiarkan anak-anak saya berlarian di mall seperti ini sampai akhirnya anda harus…"     

"Tak apa, saya baik-baik saja selama kedua anak tampan yang menggemaskan ini baik-baik saja,"sahut dokter Louisa dengan cepat memotong perkataan pria muda yang ada dihadapannya.     

"Tetap saja saya tidak enak, saya tak mau membuat orang-orang tak nyaman dengan tingkah kedua anak saya ini. Sekali lagi saya minta maaf atas apa yang diperbuat anak saya nona…"     

"Louisa, panggil saya Louisa tanpa embel-embel nona. Rasanya sangat tidak nyaman disebut dengan panggilan nona seperti itu."Louisa kembali memotong perkataan ayah dari kedua anak kembar yang sudah menabraknya itu dengan cepat dengan memperkenalkan dirinya.      

"Nama saya Orlando dan kedua anak saya Ethan dan Nathan,"jawab ayah dari si kembar merespon perkataan Louisa.      

Dokter Louisa tersenyum mendengar perkataan pria muda yang ada di hadapannya, secara perlahan ia menatap Ethan dan Nathan secara bergantian."Yang mana Ethan dan yang mana Nathan?"tanyanya lembut.     

"Aku Nathan,"jawab si kecil tampan yang ada di sebelah kanan Orlando dengan cepat.     

"Dan aku Ethan Tante cantik." Ethan menjawab dengan tersenyum lebar.      

"Oh jadi Nathan yang memakai kaos warna biru langit dan Ethan yang memakai kaos warna merah, baiklah Tante akan ingat,"sahut dokter Louisa lembut, senyumnya tersungging lebar menghiasi wajah cantiknya yang selama hampir dua minggu lebih ini muram.      

Melihat dokter Louisa tersenyum pada kedua anaknya membuat Orlando berdebar-debar, belum pernah ia melihat ada seorang wanita asing yang langsung seramah itu pada dua anaknya. Pasalnya selama ini setiap Nathan dan Ethan membuat masalah, Orlando selalu dibentak-bentak oleh orang yang diganggu oleh anak-anaknya dan baru kali inilah ia melihat ada wanita seramah dan sebaik dokter Louisa.      

"Kalian berdua sudah makan?"tanya dokter Louisa perlahan pada si kembar Nathan dan Ethan.     

"Belum Tante,"jawab kedua bocah kembar itu kompak.     

"Ya sudah kalau begitu kita makan ya, Tante juga belum makan. Kalian suka makanan apa?"dokter Louisa kembali memberikan pertanyaan pada kedua anak tampan itu.     

"Apa saja yang Tante pilihkan kami akan makan." Lagi-lagi kedua anak itu menjawab kompak pertanyaan dari dokter Louisa.     

"Baiklah kalau begitu kita makan…"     

"Tidak usah Louisa, kami hanya sebentar disini. Kami harus segera ke rumah sakit." Orlando yang sejak tadi melihat keakraban anak-anaknya dengan seorang wanita cantik yang baru ia temui itu, mendadak ikut bicara menolak tawaran dari Louisa.     

Louisa yang sedang meraih tangan Nathan langsung menatap Orlando dengan tatapan penuh kecewa. "Jadi kalian mau pergi?"tanyanya lirih.      

Ditanya dengan nada lirih seperti itu membuat hati Orlando mendadak bergetar hebat, ada rasa sakit melihat wanita yang baru ia temui itu bicara dengan nada memelas penuh kecewa itu.     

"I-iya Louisa, kami harus pergi. Istriku, membutuhkan kami di rumah sakit. Kami hanya membeli beberapa perlengkapannya saja, jadi kami harus segera kembali secepatnya." Orlando bicara terbata mengatakan hal yang sebenarnya, ia sengaja mengatakan statusnya pada Louisa agar tak menyinggung wanita yang ada di hadapannya itu. Walau bagaimanapun ia harus mengatakan statusnya yang sebenarnya sejak awal.      

"Istrimu sakit?"tanya Louisa dengan cepat, ekspresi wajahnya pun langsung berubah serius.     

Orlando yang mengira Louisa akan mundur nampak terkejut ketika melihat sikap Louisa, karena biasanya setiap wanita yang ia temui dan mendengar apa yang ia ucapkan akan memilih pergi menjauhinya. Namun baru kali ini ia melihat ada wanita yang justru tetap berada di hadapannya meskipun ia mengatakan kalau dirinya masih memiliki seorang istri di rumah sakit.      

"Iya istriku sakit, ia koma sejak melahirkan Nathan dan Ethan. Ia memilih melahirkan anak-anak kami meskipun harus mengorbankan nyawanya, waktu itu ia dinyatakan meninggal oleh dokter tepat setelah Ethan diangkat dari perutnya selama satu menit. Namun Tuhan masih baik pada kami, ia masih membiarkan istriku hidup meskipun sampai saat ini ia harus bertahan dengan bantuan alat-alat kesehatan untuk tetap hidup,"jawab Orlando panjang lebar menceritakan apa yang terjadi pada istrinya, baru kali ini ia langsung menceritakan apa yang menimpa istrinya pada orang asing.      

"Koma setelah melahirkan?  Istrimu sakit apa?" Selidik dokter Louisa kembali, rasa ingin tahunya sebagai dokter muncul secara tiba-tiba.     

"Preeklampsia,"jawab Orlando singkat.     

Deg     

Deg     

Jantung dokter Louisa berdetak sangat cepat mendengar perkataan pria yang ada di hadapannya, pasalnya ia juga mengalami kondisi itu yang akhirnya membuatnya kehilangan satu anaknya yang selamat. Tanpa sengaja air mata dokter Louisa menetes secara perlahan, ia mengingat apa yang dikatakan suaminya saat pertengahan terakhir mereka beberapa waktu yang lalu. Dimana saat itu profesor Frank mengatakan ia lebih memilih hidup bersama Louisa daripada harus kehilangan Louisa karena preeklampsia.      

"Louisa, kau baik-baik saja?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.