You Are Mine, Viona : The Revenge

The jealous anger



The jealous anger

0Sepanjang perjalanan menuju ke tempat praktek Profesor Erick yang berada lumayan cukup jauh dari apartemen, Fernando tak mengangkat tangannya sedikitpun dari perut Viona sehingga membuat Viona sedikit kesal karena Fernando terus meraba-raba perutnya dan berkali-kali mengucapkan terima kasih karena sudah hamil kembali. Viona yang belum yakin dengan kehamilannya merasa tak suka dengan sikap Fernando yang berlebihan itu, ia takut membuat Fernando kecewa kalau misalkan ia belum hamil. Walaupun sebenarnya ia juga mengharapkan kalau di dalam perutnya saat ini sudah tumbuh buah hati yang sangat dinantikan kehadirannya itu.      
0

Dari kaca spion Lucas bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan sang Tuan kepada istrinya, ia merasa senang melihat keharmonisan itu terjadi kembali setelah adegan keluarnya sang Nyonya dari mobil tadi pagi.     

"Singkirkan tanganmu babe," ucap cara untuk yang kesekian kali sambil menepuk tangan suaminya dengan keras.     

"Akhh jangan mengganggu kesenanganku," jawab Fernando dengan cepat.     

"Ada Lucas, kau memang tak malu?" tanya Viona berbisik.     

"Lucas memang kau terganggu dengan apa yang aku lakukan ini?" tanya Fernando dengan keras secara tiba-tiba sehingga membuat Viona kaget.     

"T-tidak Tuan,saya tak melihat apa-apa," jawab Lucas tergagap.     

"Nah kau dengar sendiri bukan, Lucas saja tak melihat apa yang aku lakukan. Jadi tak ada masalah bukan," sahut Fernando sambil tertawa penuh kemenangan.      

Viona hanya bisa diam dan pasrah, ia benar-benar tak percaya suaminya akan semenyebalkan ini. Ia kini yakin bahwa semua anak Fernando lama-lama semakin mirip Fernando, makin tak bisa dipahami dan semakin aneh. Melihat Viona tidak melarangnya lagi melakukan apa yang ia mau Fernando semakin menjadi, setelah mengendarai mobil selama hampir tiga puluh menit Lukas akhirnya menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah sakit ibu dan anak yang cukup terkenal di kota. Rumah sakit ini adalah satu-satunya tempat Profesor Erick praktek, walaupun Profesor Erick adalah seorang laki-laki namun kepiawaiannya dalam mengurusi ibu hamil sangat terkenal dan tak pernah mengalami kegagalan satu kali pun saat menolong persalinan.     

Jadi tak heran jika banyak artis dan orang penting lainnya memilih rumah sakit ini sebagai tempat untuk melahirkan, oleh karena itu tak heran jika setiap harinya di area parkir rumah sakit dipenuhi mobil-mobil mewah termasuk hari ini deretan mobil mewah nampak berjajar rapi di area parkir yang ada di rumah sakit. Walaupun belum ada yang menandingi kemewahan mobil Fernando yang sedang ia pakai saat ini, pasalnya mobil yang Fernando pakai adalah satu-satunya mobil yang ada di kota. Ia sengaja memesan mobil itu secara khusus kepada produsen mobil yang ada di Jerman sehingga tak ada ada mobil lain yang menyamai miliknya.      

"Hati-hati babe," ucap Fernando pelan sambil menahan bagian atas mobil dengan tangannya untuk berjaga supaya Viona tidak terbentur ketika keluar dari mobil      

"Terima kasih," jawab Viona singkat sambil tersenyum.      

"Anything for you my love," sahut Fernando dengan cepat sambil melingkarkan tangannya di pinggang Viona, ia lalu membimbing Viona masuk ke dalam rumah sakit. Namun baru beberapa langkah tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah para bodyguard-nya yang mengikuti di belakangnya.      

"Aku minta sebagian berjaga di sini lainnya ikut denganku ke dalam," titah Fernando pelan sambil menoleh ke arah belakang menatap para pengawal pribadinya.     

"Baik Tuan,"sahut sepuluh orang pria berpakaian serba hitam itu kompak.      

Fernando tersenyum mendengar perkataan para pengawalnya itu, ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju rumah sakit kembali bersama Viona yang ia peluk sejak turun dari mobil. Tak lama kemudian lima pria yang memiliki badan paling besar diantara yang lain langsung berjalan cepat mengikuti Fernando, mereka langsung membuat barikade untuk Fernando dan sang nyonya dengan membentuk pagar betis. Satu orang di depan dua orang di samping kanan kiri dan dua orang lainnya di belakang.      

Viona sekali lagi hanya bisa menghela nafas mendapatkan perlakuan menyebalkan ini dari sang suami, dijaga ketat seperti ini oleh para pria berpakaian serba hitam yang memakai baju anti peluru dan sebuah pistol yang menyembul sungguh sangat menarik perhatian banyak orang dan itu membuat Viona tidak nyaman.     

"Aku tak mau ada orang yang tau kalau kita ke sini babe," bisik Viona perlahan.     

"Apa maksudmu?" tanya Fernando bingung.      

"Aku takut kejadian 10 bulan lalu terjadi lagi, saat banyak orang yang mengetahui bahwa aku sedang hamil," jawab Viona dengan cepat.      

Deg      

Fernando langsung menghentikan langkahnya seketika saat mendengar perkataan sang istri, Fernando kembali mengingat peristiwa berdarah yang menimpa Viona. Dimana saat itu Viona menjadi korban kejahatan dokter Ammy dan suster Lucia yang akhirnya merenggut nyawa anak pertama mereka.      

"Kau mengerti bukan dengan arah pembicaraanku ?"tanya balik Viona dengan mata berkaca-kaca.     

"I know," jawab Fernando lirih.      

Viona tersenyum tipis mendengar perkataan suaminya, tak lama kemudian Fernando melepaskan pelukannya dari pinggang Viona. Ia lalu terlibat pembicaraan serius dengan kelima orang pengawal pribadinya itu membelakangi Viona, karena Fernando ada ditengah-tengah kelima pria berbadan besar itu Viona tak bisa mendengar dengan jelas perkataan suaminya. Ia hanya bisa sabar berdiri menunggu suaminya sambil melihat ke arah kolam ikan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.     

"Babe," bisik Fernando lembut tiba-tiba berdiri di belakang Viona.     

"Aakh sudah berapa kali aku bilang, tolong berjalanlah seperti orang lain. Bersuara jangan seperti hantu lalu tiba-tiba sudah sampai di sebelahku, bagaimana kalau jantungku lepas karena kaget," sahut Viona dengan cepat sambil menyentuh dadanya yang berdebar-debar cepat karena dikagetkan Fernando.     

"Maaf sayang, aku tak bermaksud untuk mengagetkanmu. Kau itu yang terlalu fokus melihat ikan sampai mengabaikan orang disekitarmu," jawab Fernando pelan mencoba membela diri.     

"Alasan saja," cibir Viona sambil melirik tajam ke arah Fernando.     

Fernando gemas sekali melihat Viona merajuk, ia lalu meraih tubuh istrinya dan memeluknya erat.     

"Kita tunggu sebentar, anak buahku sedang membuat jalan lain untuk masuk ke dalam ruang praktek profesor Erick," ucap Fernando pelan.     

"Maksudnya?" tanya Viona bingung.     

"Tunggu saja disini, sabar sebentar," jawab Fernando dengan cepat.     

Viona menganggukan kepalanya perlahan sambil tersenyum, ia lalu kembali melihat ikan koi yang ada di kolam dalam pelukan Fernando yang sedang bersandar di dinding. Sesekali Viona menjentikkan jarinya memanggil ikan-ikan itu seolah sedang memanggil anak anjing melihat apa yang dilakukan sang istri membuat Fernando tertawa geli, baru kali ini ia melihat ada orang memanggil ikan menggunakan jentikan jari. Setelah menunggu selama tiga menit terlihat anak buah Fernando berdatangan, mereka melaporkan bahwa sudah berhasil membuat jalan khusus untuk Fernando dan Viona.      

"Sudah aman?" tanya Fernando kembali.     

"Sudah tuan, tak ada orang di area itu. Jalan yang akan anda lewati pun langsung terhubung di ruang praktek profesor Erick," jawab salah seorang bodyguardnya.     

"Good job," puji Fernando sambil tersenyum, setelah berkata seperti itu Fernando pun mengajak Viona masuk ke dalam rumah sakit melewati sebuah jalan yang sudah diatur oleh anak buahnya.      

Ternyata jalan yang dimaksud adalah sebuah jalan yang hanya digunakan oleh para dokter untuk keadaan darurat saja, sehingga tak ada seorangpun yang bisa melewati jalan itu termasuk para pengunjung VIP rumah sakit itu sekalipun. Tak lama kemudian mereka akhirnya berhenti di depan sebuah pintu yang nampak tertutup rapat, saat Fernando akan membuka pintu itu tiba-tiba pintu itu terbuka dari dalam dan terlihatlah seorang perawat yang menyambut kedatangannya sambil tersenyum.      

"Selamat datang tuan," sapa sang perawat dengan ramah.     

"Terima kasih," jawab Fernando singkat, ia kemudian mengajak Viona masuk ke dalam ruangan.     

Ternyata pintu tempatnya baru saja masuk adalah sebuah pintu samping yang ada di ruangan praktek Profesor Erick yang tak bisa dimasuki sembarang orang, tak lama kemudian sang suster nampak memeriksa tensi darah Viona sambil bertanya beberapa hal dasar sambil menunggu profesor Erick selesai dengan pasien sebelumnya.      

"Baik, nyonya tunggu sebentar. Profesor Erick sebentar lagi selesai," ucap sang suster ramah.     

"Terima kasih," jawab Viona ramah sambil merapikan lengan blousenya dibantu Fernando.     

"Kalau begitu saya permisi," pamit sang suster.      

Fernando dan Viona menganggukkan kepalanya bersamaan merespon perkataan sang suster, mereka lalu duduk kembali disofa. Menunggu profesor Erick selesai namun baru saja duduk tiba-tiba masuklah seorang dokter wanita muda ke tempat Viona dan Fernando duduk.      

"Sudah testpact?" tanya dokter itu dengan cepat tanpa basa-basi.     

"Belum," jawab Viona singkat.     

"Telat berapa minggu?" tanya dokter itu kembali.     

"Sebenarnya belum telat juga, maka dari itu kami kesini untuk memeriksa," jawab Viona lembut, ia merasa tak nyaman dengan dokter muda yang ada di hadapannya itu.      

Sang dokter muda nampak terdiam mendengar perkataan Viona, ia lalu meraih sebuah alat USG yang ada di pojok ruangan dan meminta Viona untuk berbaring di ranjang. Saat Viona akan berbaring di ranjang langkahnya dihentikan Fernando yang merasa aneh saat melihat alat USG yang sedang dipersiapkan sang dokter wanita yang ada dihadapannya mereka itu.     

"Ayo nyonya tunggu apa lagi, buka celana anda lalu berbaring di ranjang kita lakukan USG transvaginal," ucap sang dokter wanita tanpa ragu.     

Deg     

Deg      

Jantung Fernando berpacu dengan sangat cepat mendengar perkataan sang dokter yang tak sopan itu, tanpa bicara Fernando langsung menendang alat USG yang ada di samping sang dokter yang langsung membuat suara keras luar biasa dibarengi jerit kaget sang dokter.     

"Berani-beraninya kau ingin memasukkan alat menjijikan itu di vagina istriku hah!!!!" teriak Fernando dengan suara meninggi, kemarahannya memuncak saat melihat alat USG yang dipasangi kondom itu sedang diberikan sebuah gel khusus sebelum dimasukkan ke vagina.     

"Sudah bosan hidup kau rupanya hah!!!" hardik Fernando kembali.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.