You Are Mine, Viona : The Revenge

I want you



I want you

0Pada jam sebelas malam akhirnya Andrew dan Cecilia kembali ke apartemen setelah drama adu argumen yang alot antara pihak kepolisian dan Kim Wong, pengacara pribadi Andy Kwan yang meminta agar Natasya dibebaskan. Kim Wong mengatakan apa yang dilakukan Natasya adalah sebuah upaya perlindungan diri, pasca ia mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari sang pelayan restoran. Pengacara itu mengatakan Natasya tak sengaja menghantamkan botol minuman keras kearah sang pelayan setelah pelayan itu berkata kasar kepada dirinya, itu karena ia tak bisa mengontrol dirinya. Lagipula pihak Andy Kwan juga mengatakan kalau mereka akan bertanggung jawab pada sang pelayan yang masih ada di rumah sakit.     
0

"Cecil…"     

"Huum, ada apa?" tanya Cecilia lembut sambil merapikan barang-barangnya ke dalam tas karena mereka sudah sampai di parkiran apartemen.      

"Maafkan aku karena harus membuatmu kembali harus menghabiskan malam minggu di kantor polisi, padahal kita sudah berencana ingin nonton bioskop sejak tadi malam," jawab Andrew penuh sesal.     

"Its ok, kita bisa menonton bioskop lain kali yang penting pekerjaanmu selesai dengan baik aku tak mau kau mendapatkan masalah," sahut Cecilia lembut sambil tersenyum.      

"Tapi kau sering menemaniku di kantor, aku merasa tak enak padamu Cecil" ucap Andrew kembali     

"Selama itu bersamamu aku tak masalah, yang penting aku bisa melihatmu," jawab Cecilia singkat sembari meraih wajah sang suami dan memberikannya kecupan di kening.      

Andrew diam dalam seribu bahasa, ia tak bisa berkata-kata lagi. Rasanya sangat sulit sekali berbicara yang sejujurnya pada Cecilia, padahal ia ingin sekali mengatakan hal yang sebenarnya pada Cecilia. Ia merasa pernikahan mereka selama ini belum sempurna karena ia belum mengatakan hal yang sebenarnya pada Cecilia mengenai perasaannya yang sebenarnya, namun saat akan memulai rasanya semuanya tak bisa keluar dari bibirnya.     

Bunyi pintu yang dibuka oleh Cecilia membuat Andrew tersadar dari lamunannya, ia langsung bangun melepaskan sabuk pengaman yang masih terpasang di tubuhnya dan menyusul sang istri yang sudah hampir sampai di lift. Saat Andrew masuk ke lobby para security langsung memberikan hormat kepadanya, mereka tau kalau Andrew adalah seorang perwira polisi yang memimpin sebuah kantor polisi yang cukup besar di usianya yang masih cukup muda untuk seorang komandan. Melihat para security itu memberikan hormat pada Andrew membuat Cecilia tersenyum, ada rasa bangga menyelip di dalam dirinya ketika melihat suaminya dihormati banyak orang.     

Karena lift penuh alhasil Cecilia dan Andrew tak bisa saling berdekatan tak seperti hari biasanya, mereka harus rela berdiri berjauhan karena banyak orang yang ikut masuk ke dalam lift. Tak lama kemudian Andrew dan Cecilia pun keluar dari lift saat mereka sudah sampai di lantai yang mereka tuju, ketika keluar dari lift Cecilia dan Andrew tertawa bersama.     

"Aku mandi dulu ya," ucap Cecilia pelan saat mereka sudah masuk ke dalam apartemen.     

"Ok," jawab Andrew singkat sambil melepaskan sepatunya dan menyimpannya di rak sepatu, ia juga menyimpan sepatu Cecilia.      

Setelah merapikan sepatu Andrew melangkahkan kakinya menuju pantry, ia mencuci tangannya dan membuka kulkas. Ia berniat membuat kudapan malam sebelum tidur, kebiasaannya setiap malam bersama Cecilia. Namun kali ini Andrew hanya menghangatkan cream soup serta memanggang garlic bread di oven untuk mendapatkan tekstur yang ia inginkan, saat Andrew sedang menghangatkan cream soup Cecilia selesai mandi. Ia terlihat membalut tubuhnya dengan handuk putih yang membuat tubuhnya terlihat makin seksi, sebagai lelaki normal Andrew berdecak kagum akan kemolekan tubuh Cecilia. Ia pun mempercepat kegiatannya di pantry dan membawanya menuju ke balkon, biasanya merasa akan menghabiskan malam di balkon dengan menikmati udara malam jika keduanya pulang lebih cepat.     

"Mandilah supaya lebih segar," ucap Cecilia lembut sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.     

"Ok, kau tata dulu semuanya dibalkon sayang," jawab Andrew dengan cepat.     

"Siap komandan," sahut Cecilia berkelakar.     

Setelah Andrew masuk ke dalam kamar mandi Cecilia lalu menata makanan yang sudah disiapkan oleh suaminya itu sebelumnya dibalkon, balkon apartemen mereka sudah ia tata sedemikian rupa sehingga tempat itu cukup nyaman mereka pakai untuk berbaring jika ingin menikmati udara malam seperti kali ini. Sebenarnya Cecilia hari ini bukan tanpa alasan membahas soal kehamilan pada dokter Louisa yang menghubunginya, tadi saat ia akan melapor kepada Profesor William secara tak sengaja ia mendengar percakapan Profesor William dan Profesor Dexter yang membahas masa-masa tri semester pertama kehamilan Anastasia dan Aurelie.      

Sebagai wanita yang sudah menikah cukup lama mendengar percakapan seperti itu membuatnya sangat sedih, pasalnya seperti yang semua orang tahu kedua Profesor itu baru saja memiliki pasangan. Sementara ia yang sudah menikah cukup lama dengan Andrew belum juga diberikan anak. Hal itu membuat Cecilia merasa tidak nyaman seharian bekerja di rumah sakit, karenanya Ia memutuskan untuk pulang lebih dulu dari rumah sakit walaupun jam kerjanya masih ada dua jam lagi. Untuk menghabiskan waktunya Cecilia pergi ke sebuah kedai kopi dan membaca beberapa majalah yang ada di tempat itu untuk menghabiskan waktunya, sebelum pergi ke kantor polisi untuk menjemput sang suami.     

Andrew yang sudah selesai mandi dan berganti pakaian, pada awalnya ia sangat bersemangat sekali ingin menyusul Cecilia ke balkon. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang istri justru sedang duduk bersandar pada kaca dan menatap ke arah langit yang sedang menunjukkan keindahan malam.      

"Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanya Andrew pelan sambil memeluk Cecilia dari samping.      

"Aku sedang memikirkan bagaimana rasanya menjadi bintang-bintang di langit," jawab Cecilia dengan cepat.     

"Memangnya kenapa dengan bintang-bintang itu, bukankah bintang malam ini sangat indah," ucap Andrew singkat.     

"Bintang-bintang itu memang indah namun menyedihkan di waktu yang sama," gumam Cecilia lirih.     

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan sayang, aku merasa sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Andrew dengan cepat, ia akhirnya merasakan ada kalimat yang tersirat dari perkataan istrinya.     

Cecilia menarik nafas panjang mendengar pertanyaan dari sang suami sembari memejamkan kedua matanya, tak lama kemudian ia lalu membuka kedua matanya yang sudah berkaca-kaca itu dan memandang ke arah Andrew tanpa berkedip.      

"Buat aku jadi wanita yang seutuhnya Andrew," jawab Cecilia terbata.     

"Apa maksud dari perkataanmu ingin menjadi wanita seutuhnya itu sayang, bukankah kau sudah menikah. Kau memiliki aku lalu…"     

"Aku ingin hamil, buat aku hamil Andrew!!" sahut Cecilia dengan cepat memotong perkataan Andrew.     

Andrew langsung terdiam mendengar perkataan Cecilia, hal yang ia takutkan akhirnya keluar dari bibir Cecilia.      

"Aku ingin hamil Andrew, bagaimana kita bisa memiliki anak kalau kau tak pernah mau menyentuhku di saat aku sedang dalam masa subur Andrew?" tanya Cecilia dengan suara meninggi.     

"Aku belum siap Cecil, bukankah kita sudah membahas ini sebelumnya untuk tak memiliki anak sementara waktu setelah kita menikah waktu itu," jawab Andrew asal bicara.      

"Itu sudah dua tahun berlalu Andrew, kita sudah menikah cukup lama. Mau sampai kapan lagi kau menunda waktu untuk memiliki anak denganku, aku ingin seperti wanita lainnya yang bisa hamil , melahirkan dan menyusui seperti wanita pada umumnya. Kalau kau tidak mau melakukan itu lalu aku harus bagaimana, bukankah salah satu tujuan menikah adalah meneruskan garis keturunan keluarga kita," sahut Cecilia kembali dengan air mata yang mulai mengalir di wajah cantiknya.     

Andrew tak bersuara menjawab perkataan sang istri, ia benar-benar dilema saat ini.      

"Katakan padaku Andrew, sebenarnya kau benar-benar mencintaiku atau tidak. Jawab jujur Andrew aku ingin mendengarnya?" tanya Cecilia kembali.     

"Tentu saja aku mencintaimu, kalau aku tak mencintaimu mana mungkin kita menikah Cecil. Kau tentu tau bukan apa yang sudah terjadi denganku di masa lalu," jawab Andrew dengan suara cukup keras karena terpancing emosi saat mendengar perkataan Cecilia yang terakhir.     

"Baik, kalau begitu buktikan. Aku ingin bukti darimu sekarang juga," ucap Cecilia singkat.     

"Bukti apa..apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan kalau aku…"     

"Fuck me, fuck me so hard to night," jawab Cecilia tanpa ragu.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.