You Are Mine, Viona : The Revenge

Perubahan libido



Perubahan libido

0Fernando dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah Tobias saat matahari mulai terbit, mereka berbicara panjang lebar membahas tentang musuh-musuh Fernando yang sudah berhasil ditaklukan oleh Tobias tanpa menyadari kalau hari sudah beranjak pagi.      
0

"Apa kau masih bisa mengendarai mobil Lucas?" tanya Fernando pelan kepada Lucas yang terlihat sangat menahan kantuk.     

"Bisa Tuan," jawab Lucas dengan suara berat.     

"Ok, hati-hati kalau begitu," ucap Fernando kembali sambil tersenyum.      

"Baik Tuan." Lucas menjawab singkat perkataan Fernando.     

Karena baru saja diajak berbicara, kesadaran Lucas kembali lagi Ia pun kembali fokus membawa mobilnya menuju ke mansion baru Fernando yang bersebelahan dengan kediaman perdana menteri Kanada. Meskipun Fernando dan sang perdana Menteri bertetangga, namun Fernando sendiri belum pernah menginjakkan kakinya di kediaman sang perdana Menteri. Ia tak mau mengganggu waktu istirahat sang perdana menteri dan keluarganya, Fernando tau tugas menjadi seorang perdana Menteri bukanlah sebuah tugas yang mudah seperti dirinya yang hanya seorang pengusaha. Oleh karena itu ia tak mau mengganggu mereka.     

Karena hari masih pagi perjalanan dari kediaman Tobias terasa sangat cepat, ketiga mobil milik Fernando akhirnya tiba di mansion terbesar kedua di komplek mewah itu setelah milik perdana menteri Kanada.      

"Istirahatlah kalian, hari ini kalian libur," ucap Fernando pelan memerintahkan semua anak buahnya yang ikut pergi ke rumah Tobias untuk istirahat termasuk Harry dan Justin yang sudah mirip zombie.      

"Terima kasih Tuan." Sekitar sepuluh orang pria berbadan besar menjawab perkataan Fernando dengan kompak.     

"Termasuk kalian bertiga, jangan macam-macam dan cepat tidur," imbuh Fernando kembali sambil menunjuk ke arah Lucas, Justin dan Harry yang sejak tadi hanya diam.     

"Siap Tuan," jawab Justin dan Harry kompak, sementara Lucas hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Ia benar-benar sudah tak punya tenaga untuk menjawab perkataan Fernando lagi.      

Setelah mendapatkan izin dari Fernando, semua pria itu akhirnya pergi menuju basement untuk masuk ke kamar masing-masing. Selama satu malam suntuk tidak tidur membuat mereka sudah tak bisa menguasai diri lagi, dengan langkah gontai semua pria itu berjalan masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Teddy yang sudah berdiri di anak tangga menyambut kedatangan Fernando nampak tersenyum.     

"Selamat datang Tuan," sapa Teddy sopan.     

"Istriku?"tanya Fernando dengan cepat.     

"Nyonya sedang yoga Tuan," jawab Teddy singkat.     

"Bersama siapa? Bukankah yoga untuk wanita hamil harus didampingi dan tak bisa sendiri?"tanya Fernando kembali dengan nada meninggi.     

"Profesor Erick dan asistennya datang Tuan, mereka yang memandu Nyonya," jawab Teddy kembali.     

Mendengar nama Profesor Erick disebut oleh tedi membuat Fernando langsung tenang, senyumnya pun mengembang lebar saat tau dokter kandungan terbaik itu ada di rumahnya.     

"Kapan mereka selesai?"tanya Fernando pelan sambil berjalan masuk kedalam rumah.     

"Mereka baru mulai sepuluh menit yang lalu Tuan, mungkin akan selesai sekitar satu setengah jam lagi," jawab Teddy dengan cepat.     

"Baguslah kalau begitu, aku punya waktu sebentar untuk tidur kalau begitu,"ucap Fernando pelan.     

Teddy hanya mengangguk kan kepalanya perlahan mendengar perkataan Fernando, ia lalu menghentikan langkahnya saat Fernando berhenti melangkah karena melihat ke arah ruang keluarga yang kini dijadikan tempat yoga. Fernando pun melangkahkan kakinya kembali menuju kamarnya yang ada di lantai dua, ia tak mau mengganggu yoga istrinya. Teddy pun berhenti mengikuti Fernando sampai ditangga, ia membiarkan sang tuan naik ke kamarnya. Karena Fernando sudah masuk kamar Teddy lalu melanjutkan pekerjaannya yang lain, ia harus memastikan anak buahnya membuat makan siang dengan baik. Apalagi saat ini mereka kedatangan dokter pribadi sang nyonya yang rela datang jauh-jauh untuk memandu yoga pada sang nyonya yang kehamilannya sudah berusia dua bulan itu.     

Sesampainya di kamar Fernando langsung berganti pakaian dan mandi sebentar menggunakan air hangat, ia tak bisa tidur kalau tubuhnya belum bersih. Apalagi aroma rokok dan alkohol tercium sekali di pakaiannya, ia tak mau kalau Viona menciumnya. Setelah lima menit berlalu Fernando lalu meraih piyama mandinya dan berjalan pelan menuju ranjang, karena rasa kantuknya sudah tak tertahankan Fernando lalu membanting tubuhnya diatas ranjang dengan menggunakan piyama mandinya.     

"Ok, cukup Nyonya. Saya rasa olahraga kita cukup sampai disini, yang terpenting anda sudah menguasai beberapa gerakan yang bisa dilatih sendiri,"ucap profesor Erick pelan menyudahi yoga.     

"Apakah sudah cukup Prof ? Saya masih kuat Prof untuk tiga puluh menit lagi," tanya Viona pelan dengan sedikit protes.     

"Sudah cukup Nyonya, segala yang berlebih justru tidak baik. Lagipula anda juga dalam keadaan yang sangat sehat, jadi kita tak perlu terlalu banyak berlatih," jawab profesor Erick ramah.     

"Baiklah, kalau begitu silahkan dinikmati sajiannya Prof, sus," ucap Viona lembut mempersilahkan Profesor Erick beserta asistennya untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh para pelayannya untuk mereka.     

"Terima kasih Nyonya," sahut Katie sang suster dengan sopan.     

Viona hanya tersenyum mendengar perkataan asisten profesor Erick, ia lalu duduk di kursi yang telah diatur sedemikian rupa khusus untuk dirinya itu. Kalau kursi lain tak memiliki alas, kursi khusus Viona memiliki alas yang terbuat dari bantal kecil berisi bulu angsa.     

Mereka lalu menikmati sajian yang diada di atas meja, berbagai hidangan sehat dan lezat benar-benar menggugah selera dan membuat siapapun tak bisa menolaknya.     

"Ingat pesan saya Nyonya, walaupun usia kandungan anda sudah masuk bulan kedua dan kondisinya sudah jauh lebih kuat. Akan tetapi anda harus tetap menjaga intensitas hubungan intim anda dengan Tuan Fernando, selama trisemester pertama sangat tak dianjurkan terlalu banyak bercinta," ucap profesor Erick pelan saat ia sudah selesai menikmati makanannya.     

Blush     

Wajah Viona langsung memerah seketika saat mendengar perkataan sang dokter pribadinya itu, walaupun ia sudah sering mendengar perkataan seperti dari profesor Erick namun tetap saja ketika mendengar perkataan itu lagi ia tetap malu.     

"Saya mengerti Prof," jawab Viona lirih sambil menyeka bibirnya dengan tisu.     

"Ingat dok, bukan berarti tak boleh bercinta sama sekali. Bercinta boleh asal jangan terlalu sering dan terlalu banyak gaya yang membahayakan, gaya misionaris dan woman on top itu adalah yang paling aman selama ini. Tapi ingat sekali lagi jangan terlalu sering juga," imbuh profesor Erick kembali.      

"Iya Prof, saya paham," ucap Viona pelan dengan tersipu malu.     

"Anda mungkin paham tapi Tuan Fernando mungkin tidak, oleh karena itu saya sering mengingatkan ini pada anda. Apalagi hormon wanita hamil itu up and down, kalau tiba-tiba hormon anda sedang tinggi dan anda bergairah ingat pesanku tadi. Jangan terlalu banyak gaya," sahut profesor Erick lembut, bagi seorang dokter kandungan berbicara seperti itu bukanlah hal yang aneh. Namun untuk Viona yang merupakan dokter bedah masih sedikit canggung, ia merasa tak enak membahas soal ranjang di tempat terbuka seperti ini. Walaupun sedang berbicara di rumahnya tapi tetap saja Viona merasa sedikit sungkan.     

Tak lama kemudian profesor Erick dan Katie asistennya pergi meninggalkan mansion Fernando, mereka langsung dikawal oleh anak buah Fernando untuk keluar dari komplek itu supaya tak mendapat masalah saat di gerbang depan utama yang dijaga para tentara bersenjata lengkap.     

Setelah Profesor Erick dan asistennya pergi Viona lalu naik kelantai dua untuk membersihkan tubuhnya, karena keringatnya sudah kering Viona ingin segera mandi. Ia ingin berendam dengan air hangat, saat sudah masuk kedalam kamar langkah Viona terhenti saat melihat Fernando tidur dengan terlentang. Piyama mandinya tersibak sehingga rambut halus dari bagian perut bawah sampai area kejantanannya terlihat, seketika darahnya berdesir saat melihat Fernando seperti itu.     

"A-apa yang salah denganku Tuhan ? Kenapa aku seperti ini," ucap Viona pelan sambil meraba jantungnya yang berdegup kencang.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.