You Are Mine, Viona : The Revenge

Mulai goyah



Mulai goyah

0Fernando yang pada awalnya ingin tidur membatalkan niatnya, ia justru melihat-lihat referensi warna dan design kamar untuk anak laki-laki. Pada awalnya ia ingin agar kedua anaknya itu tinggal di kamar terpisah namun Viona bersikeras tetap menjadikan bayi-bayinya tidur di satu kamar, Fernando beralasan bahwa anak laki-laki tak boleh tidur di dalam satu kamar yang sama meskipun mereka adalah saudara kandung.      
0

"Kau tak tau bahaya menyatukan anak lelaki tidur disatu kamar yang sama babe? "tanya Fernando ketus.     

"Babe please, jangan berpikir terlalu jauh," jawab Viona pelan.     

"Aku serius, apa kau tak pernah membaca banyak anak lelaki yang menjadi gay atau homoseks saat tidur satu kamar dengan saudaranya. Meskipun mereka saudara kandung tapi tetap saja mereka masih bisa bernafsu sayang," sahut Fernando kembali, ia masih bersikeras dengan pendapatnya.     

"Ya Tuhan, ampuni dosaku." Viona menepuk dadanya perlahan saat mendengar perkataan terakhir Fernando, ia benar-benar tak percaya suaminya sudah berpikir jauh ke arah itu.     

"Aku serius sayang, apa kau mau melihat artikelnya? Aku bisa mencarikan untukmu sekarang juga kalau kau mau," sahut Fernando dengan cepat penuh semangat.     

"Anak kita masih bayi sayang, bagaimana bisa mereka melakukan hal mengerikan seperti itu? Makan, mandi dan buang air saja harus aku bantu lalu bagaimana bisa mereka sampai melakukan hal seperti itu!!" Viona bicara dengan nada meninggi sambil menaikkan satu alisnya ke atas merespon perkataan Fernando, ia sudah tak bisa menahan diri untuk tak berkata seperti itu pada Fernando.     

Glek      

Fernando menelan salivanya perlahan mendengar perkataan sang istri, ia terlihat menggaruk kepalanya yang tak gatal saat menyadari kesalahannya.      

"Ayahnya saja sangat mesum, bagaimana bisa anaknya punya kelainan orientasi seksual. Kau ini ada-ada saja Fernando," ucap Viona pelan sambil menggelengkan kepalanya.     

"Aku hanya mesum padamu saja," jawab Fernando pelan.     

"Ya sudah lah lebih baik kita akhiri diskusi ini disini, kau butuh istirahat. Lingkaran hitam dibawah matamu sangat jelas, kau butuh tidur sekarang," ucap sahut Viona dengan cepat sembari mengambil tablet miliknya dari tangan Fernando, ia ingin menyingkirkan sumber dari perdebatannya dengan sang suami.     

Setelah meraih tabletnya dari tangan sang suami, Viona lalu menyimpannya kembali di dalam lemari khusus tempat penyimpanan gadget. Fernando pun hanya bisa diam ketika melihat Viona menyimpan tablet yang masih ingin ia mainkan itu.      

"Temani aku, jangan pergi," pinta Fernando pelan.     

"No, kalau ada aku disini kau tak akan tidur. Jadi lebih baik kau tidur, aku mau ke ruang keluarga untuk mendengarkan musik klasik," jawab Viona dengan cepat.     

"Tapi…"     

"Tidur atau aku marah," sahut Viona ketus.     

Tanpa bicara lagi Fernando pun merebahkan tubuhnya kembali diatas ranjang, melihat Fernando berbaring dengan cepat Viona meraih selimut dan menutupi tubuh sang suami.     

"Tidurlah, aku tau kau sangat butuh tidur saat ini," bisik Viona lembut sambil mencium kening dan menggesekkan hidungnya ke hidung mancung sang suami.     

"Huum, jangan kemana-mana atau melakukan hal yang berbahaya selama aku tidur. Jadilah mama yang baik atau aku akan menghukummu," jawab Fernando pelan dengan kedua mata yang memerah.     

"Siap Tuan Willan, jangan khawatir. Istrimu ini sangat penurut" sahut Viona kembali.     

"Baguslah, aku hanya butuh tidur dua jam saja. Setelah itu kita akan huaaahhh"     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya karena menguap lebar, berbaring di atas ranjang membuatnya tak bisa menahan rasa kantuk kembali. Ia benar-benar tak bisa membuka kedua matanya lagi, melihat Fernando mulai memejamkan mata membuat Viona tersenyum.      

Viona baru benar-benar pergi meninggalkan kamar saat suara dengkuran Fernando terdengar, ia sudah sangat pulas. Meskipun Fernando pada awalnya mengatakan gak mengantuk akan tetapi tubuhnya tak bisa berbohong, dengan tangan menggenggam ponsel Viona menuruni anak tangga. Salah seorang pelayan yang sedang membersihkan anak tangga langsung sigap, ia lalu membantu Viona menuruni anak tangga.      

"Terima kasih," ucap Viona pelan, meskipun ia belum hamil besar akan tetapi para pelayan di rumah sangat menjaganya dengan sangat baik.     

"Sama-sama Nyonya, apakah ada yang bisa saya bantu lagi Nyonya?"tanya pelayan muda itu kembali.     

"Tidak ada, aku ingin bersantai di ruang keluarga dengan mendengarkan musik klasik," jawab Viona lembut.     

"Baik Nyonya kalau begitu, saya permisi ingin melanjutkan pekerjaan yang lain." Sang pelayan berpamitan dengan cepat pada Viona.      

Senyum Viona tersungging saat melihat pelayan yang membantunya turun dari tangga naik kembali ke lantai dua, ia pun melanjutkan langkahnya kembali menuju ke ruang keluarga untuk bersantai. Duduk di kursi sofa khusus yang dibelikan Fernando untuknya sambil menikmati alunan musik klasik sembari melihat ikan yang ada di kolam adalah waktu me time terbaik untuk Viona setelah berolahraga, Fernando sangat melarangnya melakukan hal-hal berat yang berbahaya, oleh karena itu ia hanya bisa memperoleh keringat ketika sedang berolahraga saja. Alunan musik klasik pun mulai terdengar di seluruh penjuru ruangan keluarga sesaat setelah Viona duduk di kursinya.     

Sementara itu di kediaman Andy Kwan yang sudah sepenuhnya menjadi milik Natasya nampak sedang memanas, pasalnya saat ini Charles Hector sedang meradang pasca ia mendapatkan banyak notifikasi uang masuk dari para pejabat yang sudah ia suap sebelumnya. Ia kesal karena semua uang yang ia berikan pada pejabat yang mata duitan dikirim balik padanya, padahal sebelumnya mereka sangat senang saat menerima uang-uang itu.     

"Apa kau tau apa penyebab mereka mengembalikan uang-uang itu tuan Hector?"tanya Natasya pelan.     

"Tidak Nyonya, mereka hanya mengirimkan sebuah pesan yang berisi tulisan terima kasih saja. Tak ada tulisan lainnya, saat aku mencoba untuk menghubungi mereka kembali tiba-tiba saja aku sudah tak bisa menghubungi mereka. Sepertinya nomor ponselku langsung diblokir oleh orang-orang itu termasuk oleh Nicholas Castaner sang wakil walikota sok baik itu," jawab Charles Hector penuh emosi.     

Mendengar perkataan Charles membuat Natasya yang duduk bersama Derek sang pengacara pribadinya terdiam dan saling pandang, ia tersenyum tipis pada Derek yang masih kelelahan pasca melayaninya tadi malam sampai lima ronde.      

"Kalau tebakanku benar, sepertinya ada orang yang sudah mendatangi mereka dan meminta mereka mengembalikan uang itu kepada anda Tuan Hector. Aku rasa ada mata-mata di antara anak buahmu atau…"     

"Atau apa?"tanya Charles Hector penuh emosi.     

"Atau Fernando Willan sudah mengetahui rencana kita ini," jawab Natasya pelan sambil meraba area sensitif Derek, ia senang sekali menggoda Derek yang sudah kepayahan itu. Selama empat bulan menjadi istri Andy Kwan membuatnya tak pernah puas ketika bercinta, karena itulah ketika Derek datang dalam hidupnya ia seperti kembali memiliki tenaga lagi untuk menikmati hidup.     

Brakkk     

Charles Hector menghantam meja yang ada di hadapannya dengan kuat sehingga membuat semua orang yang ada di tempat itu kaget,termasuk Natasya yang sedang meraba-raba area sensitif Derek. Ia langsung menarik tangannya dari area sensitif pemuas nafsunya itu dengan cepat karena mengira Charles Hector melihat apa yang sedang ia lakukan dibawah meja.     

"Tak mungkin Fernando Willan itu tau, aku melakukan semua ini dengan sangat rapi dan hati-hati sekali. Jadi kemungkinannya sangat kecil kalau pria menyebalkan itu sampai tau, lagipula aku tak turun tangan secara langsung ketika memberikan uang uang ini kepada para pejabat itu. Aku memerintahkan seorang anak buahku yang tinggal di luar negeri untuk mengirimkan semuanya uang itu, jadi sangat mustahil kalau seorang Fernando Willan bisa tau. Apalagi saat ini pria itu sedang bulan madu bersama istrinya yang cantik itu," sahut Charles Hector penuh emosi.     

Brakkk     

"Siapa yang aku sebut cantik? Pelacur kecil murahan itu kau sebut cantik Hector?!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.