You Are Mine, Viona : The Revenge

Peringatan terakhir Tobias



Peringatan terakhir Tobias

0Hari yang ditunggu Natasya dan sekutunya tiba, hari ini sang wakil walikota Nicolas Castaner akan membacakan putusannya mengenai lahan yang ada di pinggiran sungai itu akan jatuh Fernando atau Charles Hector. Sejak pagi mereka sudah berkumpul di kantor wakil walikota untuk mendengarkan penjelasan dari juru bicara sang wakil walikota yang akan membacakan keputusan akhir, Natasya yang sudah yakin kalau lahan itu akan jatuh ke tangan Charles Hector nampak terlihat sangat percaya diri sekali. Ditambah lagi sampai jam delapan pagi mereka belum melihat tanda-tanda keberadaan anak buah Fernando, karena itu baik Natasya ataupun Charles Hector yakin kalau akan memenangkan sengketa pembelian lahan itu.     
0

Saat waktu hampir menunjukkan pukul delapan pagi tiba-tiba terdengar suara sirine mobil polisi dengan sangat keras berhenti di depan kantor wakil walikota, sehingga membuat Natasya dan orang-orangnya saling pandang satu sama lain untuk beberapa saat. Derek sang pengacara yang memiliki insting cepat langsung meraih lengan Natasya dan menyeretnya menjauh dari Charles Hector.     

"Ada apa Derek?"tanya Natasya bingung.     

"Entahlah feelingku jelek, dimana ponselmu?"tanya balik Derek dengan cepat pada Natasya.     

"Di Tasku ini" jawab Natasya singkat.     

Tanpa bicara Derek langsung mengeluarkan ponsel Natasha dari dalam tas Hermes ia bawa, secara mengejutkan tiba-tiba Derek langsung membanting ponsel Natasya dan menginjaknya dengan kuat sehingga membuat ponsel itu hancur tak terbentuk setelah ia ambil sim card nya. Melihat ponselnya dihancurkan oleh Derek membuat emosi Natasya naik, saat ia akan mengumpat tiba-tiba Derek pergi ke arah Charles Hector dan mengambil ponselnya yang ada di dekat kursinya secara diam-diam. Setelah berhasil mendapatkan ponsel Charles Hector, Derek lalu menghapus semua percakapan antara Natasya dan Charles Hector. Ia juga menghapus nomor Natasya dari daftar telepon Charles Hector serta dari panggilan masuk dan keluar, setelah itu ia merestart ponsel milik Charles Hector itu. Entah mengapa feelingnya tiba-tiba jelek saat mendengar suara sirine polisi, apalagi tak ada anak buah Fernando di kantor Nicolas Castaner.      

Setelah Derek meletakkan ponsel Charles Hector ke tempatnya semula tiba-tiba dari arah luar masuklah sepuluh orang polisi berpakaian lengkap ke kantor wakil walikota itu, salah satu komandan polisi itu berteriak memberikan peringatan kepada semua orang yang ada di tempat itu untuk tak bergerak dan melakukan aktivitas apapun.      

"Tolong ikuti instruksi yang kami berikan, maka tak akan terjadi apa-apa," ucap komandan polisi itu kembali dengan suara meninggi sambil mengacungkan pistolnya.      

"Ada apa ini? Kenapa kami diserbu seperti penjahat pak polisi?"tanya Charles Hector penuh emosi.     

"Kami akan menjelaskan semuanya ketika anda semua sudah kami bawa ke kantor polisi, jadi lebih baik sekarang ikuti instruksi yang diberikan oleh petugas supaya semuanya berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," jawab polisi itu kembali.      

"Ikut kalian ke kantor polisi? Enak saja memangnya kami salah apa? Kami adalah warga negara yang baik yang taat hukum, yang selalu membayar pajak jadi tak ada alasan bagi kami untuk ikut kalian ke kantor polisi. Apalagi aku Charles sektor yang merupakan pengusaha paling ternama di kota ini," sahut Charles Hector dengan keras.     

Prok     

Prok     

Prok     

Prok     

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah luar, tak lama kemudian masuklah Tobias Dante berjalan ke dalam kantor wakil walikota dengan menggunakan setelan jas tiga lapis berwarna serba hitam dan rambut yang disisir ke belakang. Dalam pakaian rapi seperti itu Tobias Dante terlihat seperti sosok yang berbeda, namun ia justru terlihat jauh lebih mengerikan daripada sebelumnya. Tato yang ada di sekitar lehernya masih dapat dilihat dengan jelas meskipun ia mengancingkan kemeja warna hitamnya.     

"Tobias Dante," desis Charles Hector lirih.     

Tanpa rasa takut dan sungkan dihadapan para polisi, Tobias berjalan mendekati Charles dengan tangan yang kini ia masukkan ke dalam saku celananya.     

"Holla Hector, pertemuan pertama setelah lima tahun berlalu sedikit mengejutkan ya," ucap Tobias pelan.     

"Apa maksudmu!!"hardik Charles Hector dengan suara meninggi.     

"Ini semua, bukankah polisi ini datang untuk menangkapmu?" tanya Tobias pura-pura bodoh.      

"Jangan gila kau Dante, seorang Charles Hector tak mungkin ditangkap polisi. Memangnya punya salah apa aku? Aku adalah seorang warga negara baik yang tak pernah membuat masalah, jadi jangan pernah berpikir bahwa para polisi ini akan menangkapku," jawab Charles Hector terpancing provokasi Tobias.     

"Benarkah? Ya sudah kalau begitu kita tanya saja pada polisi ini, apa tujuan mereka datang ke kantor wakil walikota sepagi ini dengan banyak orang seperti ini," sahut Tobias kembali sambil berjalan mendekati Victor Valdas salah satu komplotan Charles yang juga merupakan musuh bebuyutan Fernando.      

"Kau…"     

"Maaf tuan Hector, tolong ikuti instruksi yang sudah saya berikan sebelumnya. Tolong bekerja sama lah dan ikut dengan kami ke kantor polisi, supaya semua masalah ini cepat selesai dan tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," ucap sang komandan polisi itu kembali.     

"Fuck!! Kau kira aku bodoh aku tak akan mau pergi dengan karena aku tak merasa bersalah, aku tak merasa berbuat sesuatu yang merugikan masyarakat atau orang lain. Jadi jangan pernah membuat asumsi yang tidak jelas seperti ini apalagi langsung membawaku ke kantor polisi tanpa ada surat perintah yang jelas, aku harus tau dimana letak kesalahanku terlebih dahulu sebelum kalian membawaku ke kantor polisi," sahut Charles Hector kembali dengan keras.     

Mendengar perkataan Charles Hector membuat komandan polisi yang baru bicara itu memberikan kode kepada anak buahnya untuk menunjukkan surat penangkapan Charles Hektor yang sudah mereka siapkan sebelumnya, tak lama kemudian terlihat salah seorang polisi mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dari balik jaketnya. Ia lalu berjalan menuju Charles Hector dan menunjukkan surat perintah penangkapan atas nama Charles Hector dari dalam amplop yang ia baca.      

Charles Hector yang tak percaya melihat surat penangkapan itu langsung merebutnya dari sang polisi yang berdiri di hadapannya, kedua matanya membulat sempurna ketika membaca isi dari surat itu yang memang terlihat jelas bahwa para polisi ini ditugaskan untuk menangkap dirinya beserta Victor Valdas dan beberapa orang pria lainnya yang ada di tempat itu.      

"Kenapa hanya kami? Kenapa tak ada nama Natasya? Dia juga ikut dengan kami datang ketempat ini!!!" pekik Charles Hector dengan keras memprotes sang polisi yang gak menuliskan nama Natasya Gonzales dalam surat penangkapan itu.     

"Natasha Gonzales?"tanya sang komandan polisi bernama Pedro dengan cepat.     

"Ya wanita itu yang bernama Natasya Gonzales," jawab Nicolas Hector dengan cepat sambil menunjuk ke arah Natasya dan Derek.      

Deg     

Natasya yang sejak tadi sudah was-was semakin takut ketika ia ditunjuk oleh Charles Hector, namun Derek yang berdiri di sebelahnya langsung mencengkram tangan Natasya mencoba untuk menenangkan Natasya.     

"Calm down, everything is fine. I'm here," bisik Derek pelan, ternyata feelingnya tepat. Ia terlihat sedikit tenang karena sudah menghapus semua kontak Natasya di ponsel Charles Hector, sehingga tak ada bukti yang mengarah kepada Natasya kalau ia bersekongkol dengan Charles Hector.     

"Bawa saja mereka semua ke kantor polisi pak, aku rasa nanti anda akan menemukan sesuatu yang menarik dari mereka semua," ucap Tobias Dante tiba-tiba berbicara dengan suara lantang.     

Mendengar perkataan Tobias membuat emosi Charles memuncak, secara tiba-tiba ia ingin melayangkan pukulannya ke arah Tobias namun tangannya langsung ditangkap oleh dua orang polisi yang sejak tadi ada di belakangnya. Tak lama kemudian Charles pun akhirnya berhasil ditaklukan oleh dua orang polisi yang langsung memborgol tangannya, walaupun membutuhkan banyak sekali usaha karena Charles Hector melawan. Beberapa orang pengusaha yang lain pun terlihat jauh lebih kooperatif dibandingkan Charles, mereka bersedia dibawa kekantor polisi. Begitu juga dengan Natasya dan Derek yang akhirnya ikut dibawa kekantor polisi walau nama mereka tak tercantum dalam surat penangkapan, melihat semua orang itu dibawa pergi Tobias tersenyum lebar. Ia puas sekali melihat para rival Fernando dibawa polisi, saat sedang tersenyum dan menatap para polisi itu pergi tiba-tiba Tobias melihat ke arah para pejabat daerah yang baru keluar dari ruangan pribadi Nicolas Castaner.      

Dengan langkah penuh percaya diri Tobias berjalan mendekati sang wakil walikota, yang sedang memegang sebuah amplop berwarna coklat yang cukup tebal di depan pintu ruangan pribadinya.      

"Aku sudah bilang bukan sebelumnya bahwa polisi tidak akan bisa menyentuhku, kalian sudah melihatnya secara langsung kali ini. Bahkan tadi aku justru berbincang dengan para polisi itu secara langsung bukan, jadi hilangkan pikiran kalian untuk menyerahkan aku kepada polisi. Karena sangat memalukan kalau justru kalian yang tertangkap balik, dan satu lagi yang harus aku beritahukan pada kalian semua. Mungkin kalian adalah para pejabat terpilih yang mewakili masyarakat duduk di kantor yang terhormat ini, namun kalian jangan lupa bahwa Tuan Fernando Grey Willan adalah penguasa yang sebenarnya kota ini. Jangan lupakan satu hal bahwa Tuanku adalah anak dari Jacob Grey Willan yang paling disegani di kota ini, bahkan saat tuan Jacob hidup mantan perdana menteri yang sebelumnya hormat kepada beliau. Jadi hilangkan keinginan kalian melawan Tuanku, kali ini aku mengampuni kalian akan tetapi jika suatu saat aku mendengar lagi kalian berusaha untuk menyusahkan Tuanku maka jangan salahkan aku jika istri-istri kalian menjadi janda." Tobias berbicara pelan tepat di hadapan para pejabat yang kemarin ia datangi satu persatu sambil meraih amplop coklat yang dipegang Nicolas Castaner.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.