You Are Mine, Viona : The Revenge

Tak berubah



Tak berubah

0Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam Nessie dan Ammy akhirnya tiba di area parkir Rumah Sakit Global Bros, Ammy yang pernah bekerja sebagai dokter di rumah sakit Global Bros nampak terdiam beberapa saat di dalam mobil ketika mereka sudah tiba di area parkir itu. Ada rasa kesal dan sesak di dalam dadanya ketika mengingat bahwa dirinya dipecat dari rumah sakit paling bergengsi di Ottawa itu.      
0

"Aku kehilangan pekerjaanku karenamu Viona, kau adalah sumber masalah yang memang harus segera disingkirkan supaya aku bisa hidup dengan tenang," ucap Ammy lirih sambil mencengkram erat setir mobilnya.      

"Tenang saja kak, sebentar lagi kita pasti akan bisa menyingkirkan perempuan itu dari sisi Fernando," sahut Nessie pelan.     

Ammy menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Nessie, ia berusaha untuk tenang. Walaupun ia sebenarnya kesal karena tau kemana arah pembicaraan Nessie, Nessie juga menginginkan Fernando sama seperti dirinya.      

"Setelah aku bisa menyingkirkan Viona maka aku akan menyingkirkan kau dan kakakmu si ular betina itu, setelah itu barulah aku bisa menduduki posisi ku sebagai Nyonya Willan dengan nyaman. Fernando dilahirkan untuk menjadi milikku, milik Amelia Smith seorang." Ammy bicara dalam hati sambil terus menatap pintu masuk para karyawan yang ada di hadapannya.     

"Jadi bagaimana kak, kita akan menjalankan semuanya sesuai rencana bukan?"     

Ammy yang sedang melamun tak mendengar perkataan Nessie, ia masih asik menjelajah khayalannya membayangkan dirinya bersanding dengan Fernando. Sampai akhirnya lamunannya buyar saat tangannya dicubit oleh Nessie yang kesal diacuhkan sejak mereka sampai di area basement rumah sakit Global Bros.      

"Sakit Nessie," sengit Ammy kesal.     

"Aku yang lebih sakit, aku bicara sejak tadi kakak acuhkan." Nessie menjawab ketus rengekan Ammy yang sedang kesakitan karena ia cubit lengannya.     

"A-aku tak mengacuhkanmu, Aku sedang berpikir bagaimana caranya untuk bisa masuk ke rumah sakit itu tanpa diketahui oleh rekan kerjaku yang lama," ucap Ammy berbohong, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa ia sedang membayangkan dirinya bersanding bersama Fernando.      

"Kau ini bagaimana kak, bukankah kakak tadi bilang akan menyamar menjadi salah satu dokter di rumah sakit ini. Lalu kenapa harus berpikir cara yang lain lagi?" tanya Nessie bingung.     

"I-iya maksudnya itu, hanya saja aku sedang berpikir harus menyamar menjadi siapa. Aku harus memikirkan dengan sebaik mungkin ketika masuk ke rumah sakit, tak mungkin aku menyamar menjadi dokter yang ternyata sedang praktek di rumah sakit. Aku harus mencari satu dokter yang kira-kira hari ini tidak praktek, supaya tidak membuat mereka curiga kepadaku," jawab Ammy dengan cepat.      

"Oh jadi kau sedang berpikir itu, aku kira kau sedang membuat rencana lain dibelakangku," ucap Nessie pelan.     

"Mana mungkin, aku tak akan mungkin mengkhianatimu. Lagi pula tujuan kita sama yaitu menyingkirkan si brengsek Viona, jadi tak ada alasan untukku menghianatimu Nessie," sahut Ammy dengan cepat.     

"Baguslah kalau begitu, ya sudah cepat pakai jas dokter mu ini dan mmmmpppp."      

Nessie tak dapat menyelesaikan perkataannya karena mulutnya sudah di bekap oleh Ammy secara tiba-tiba, Ammy terpaksa melakukan itu karena melihat mantan masternya sedang berjalan dari mobilnya menuju ke rumah sakit bersama istrinya dokter Louisa. Melihat pasangan suami-istri itu membuat rasa cemburu Ammy makin membludak, ia tak rela melihat master yang ia puaskan selama berbulan-bulan kini hidup bahagia bersama wanita yang ia benci.     

"Louisa sialan, beraninya kau tertawa dan merangkul lengan Franklin seperti itu." Ammy mengumpat lirih saat melihat profesor Frank dan dokter Louisa masuk ke dalam rumah sakit.     

"Kau cemburu melihat Franklin bersama istrinya?"tanya Nessie pelan menggoda Ammy.     

"Diam kau Nessie, mood-ku sedang kacau jangan memancing emosiku" jawab Ammy ketus sambil meraih jas dokter yang ia persiapan sebelumnya.      

Nessie terkekeh melihat Ammy marah, ia tak menyangka kalau Ammy ternyata memiliki perasaan pada Franklin yang kini sudah menyandang gelar profesor itu.Dulu saat ia menjadi kekasih Fernando dirinya juga sempat mengagumi ketampanan Franklin juga, namun karena Fernando dua kali lipat lebih tampan dari ia memilih untuk tetap berada di samping Fernando selama hampir enam tahun setelah kakaknya Natasya dibuang Fernando.      

"Aku akan masuk sekarang, kau diam saja dan jangan macam-macam kalau kau tak mau ditangkap anak buah Fernando yang berjaga di rumah sakit ini," ucap Ammy dingin sambil memakai masker bedah di wajahnya setelah selesai memakai aja khusus dokter.     

"Aku tau, aku lebih mengenal Fernando ketimbang dirimu kak. Pergilah aku akan menunggumu disini," jawab Nessie singkat sambil berpindah ke kursi belakang mobilnya dan berusaha berbaring.     

Ammy kembali menahan emosinya saat mendengar perkataan Nessie buang kedua kali, ia benar-benar sudah pandai mengatur emosi saat ini. Setelah merapikan jas dokternya Ammy lalu berjalan dengan anggun menuju pintu masuk para karyawan, saat berpapasan dengan beberapa orang ia menganggukkan kepalanya perlahan. Pernah bekerja di rumah sakit Global Bros menjadikan Ammy penuh percaya diri saat masuk kembali kedalam ruang sakit mahal itu, gerak geriknya yang sangat alami tak membuat siapapun curiga. Saat sedang duduk di ruang ganti untuk menyempurnakan penyamarannya Ammy secara tak sengaja mendengar percakapan Cecilia dan Louisa yang sedang berganti pakaian juga.      

"Wajahmu pucat Lou, kau harus banyak makan supaya tidak lemas," ucap Cecilia lembut sambil menyentuh perut Louisa.     

"Dari semalam aku tak berhenti muntah Cecil, aku baru bisa tidur dengan nyaman saat matahari hampir terbit," jawab Louisa pelan sambil menutup mulutnya yang menguap.     

"Benar-benar luar biasa pengorbanan seorang ibu, sabar Lou nikmati semua prosesnya. Nanti saat anakmu lahir semua rasa lelah dan perjuanganmu ini akan terbayar lunas," imbuh Cecilia kembali mencoba untuk memberi dukungan pada sang sahabat.     

"Iya Cecil, kau juga sudah tak sabar ingin bertemu dengan anakku ini. Dia pasti tampan seperti Frank," ucap Louisa dengan cepat.     

"Pasti menyenangkan kalau aku bisa hamil bersamaan denganmu Lou." Cecilia bergumam tanpa sadar, ia juga sudah sangat ingin sekali hamil namun sampai saat ini dirinya belum juga hamil.     

Mendengar perkataan Cecilia membuat Louisa tersenyum, dengan perlahan ia meraih tubuh Cecilia dan memeluknya erat.      

"Kau akan secepatnya hamil Cecil, aku yakin itu. Tuhan akan segera menitipkan malaikat kecil di perutmu," bisik Louisa lembut.     

"Amin Lou, amin. Aku juga percaya itu, Jesus pasti tak akan segera memberikan aku malaikat kecil," jawab Cecilia penuh keyakinan.     

"Amin, aku juga percaya. Ya sudah ayo kita pergi ke kantin, aku tiba-tiba ingin makan dessert buatan kantin rumah sakit," ucap Louisa pelan saat melepaskan pelukannya dari tubuh Cecilia.     

"Hahahaha pewaris klan Willan ini rupanya mau makan makanan rakyat jelata ya sayang, kau ini benar-benar menggemaskan. Ya sudah ayo ke kantin, aku tak mungkin membiarkan tuan muda Willan ini menunggu lama hehehe." Cecilia berkelakar menggoda Louisa.     

"Dasar kau ini, ya sudah ayo. Dikantin pasti juga sudah ada istri profesor Dexter dan istri profesor William, aku yakin mereka juga pasti menunggu dessert buatan nyonya Stella kepala koki yang baru itu," ucap Louisa kembali.     

"Nah ini dia yang aneh, kalian bertiga para bumil bisa-bisanya suka dessert yang sama. Benar-benar aneh," pekik Cecilia dengan keras tiba-tiba teringat akan istri dua profesor penting rumah sakit Global Bros.     

"Aku juga tak tau, mungkin karena kami ada dilingkungan yang sama dan usia kehamilan kami yang tak berbeda jauh makanya kami menyukai dessert yang sama Cecil," ucap Louisa membuat kesimpulan sendiri.     

Cecilia hanya tertawa mendengar perkataan sahabat baiknya itu, tak lama kemudian mereka berdua pun pergi meninggal kan ruang ganti menuju kantin. Karena jam kerja Louisa dan Cecilia pindah ke jam sembilan pagi mereka berdua menjadi lebih nyaman dan tak harus mengikuti briefing di pagi hari seperti bulan-bulan sebelumnya, pasalnya saat ini profesor Dexter merubah jadwal para dokter senior dan dokter junior. Ia ingin agar dokter junior lebih banyak belajar sehingga ia rubah jadwal mereka ke pagi hari dan para dokter senior di buat masuk ke jam sembilan pagi dan pulang jam tiga sore.      

Sementara itu Ami yang sejak tadi duduk di kursi yang ada di sebelah lorong loket Cecilia dan Louisa nampak mengepalkan tangannya dengan kuat, ia terbakar rasa cemburu dan iri saat mengetahui kalau ternyata Louisa hamil anak Franklin. Padahal ia masih mengingat perkataan Franklin yang mengatakan kalau ia membenci anak kecil sehingga ia diminta untuk mengonsumsi pil kontrasepsi saat ia masih menjadi budak seksnya.     

"Beraninya kau memberikan benihmu pada wanita itu Frank, beraninya kau menghamilinya. Kalau aku tak bisa hamil anakmu maka wanita itu juga tak akan bisa, hanya aku satu-satunya wanita yang berhak melahirkan keturunan Willan kedua ini. Entah itu dari benihmu Frank atau dari benih Fernando," ucap Ammy penuh emosi dan kebencian.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.