You Are Mine, Viona : The Revenge

Wanita tanpa hati



Wanita tanpa hati

0Setelah berhasil menguasai emosinya Ammy kemudian merapikan diri dan bersiap berjalan menuju ke dalam rumah sakit untuk melancarkan aksinya, dengan stetoskop yang tergantung di leher serta masker yang terpasang di wajah Ammy benar-benar sempurna menyerupai para dokter bedah yang ada di rumah sakit Global Bros.      
0

Karena ia adalah karyawan lama rumah Sakit Global Bros maka tak kesulitan bagi Ammy untuk menyamar menjadi salah satu dokter yang hari ini sedang tidak praktek, ia berhasil mendapatkan name tag dokter Alexa dari loker yang ia bongkar secara paksa. Ammy mengetahui kalau dokter Alexa hari ini sedang libur dari jadwal para dokter yang tergantung di dekat loker, oleh karena itu dengan mudah ia mendapatkan name tag dokter Alexa yang merupakan salah satu dokter senior seangkatan dirinya dan beberapa dokter lainnya.     

"Pagi dokter Alexa," sapa seorang dokter magang sopan.     

"Pagi," jawab Ammy singkat.     

"Saya kira anda libur hari ini dok," ucap dokter magang lainnya.     

"Aku harus memeriksa pasienku, maka dari itu aku membatalkan rencana liburku. Maka dari itu aku datang ke rumah sakit, kalian berdua kenapa jam segini sudah ada diluar? Lanjutkan kembali pekerjaan kalian," sahut Ammy dengan keras mencoba meniru suara dokter Alexa yang ia kenal baik itu.     

"Ba-baik dok, maaf mengganggu dok." Dua dokter magang yang kenal dokter Alexa itu menjawab dengan kompak, setelah berkata seperti itu mereka kemudian pergi meninggalkan Ammy didepan kantin.     

Melihat dua dokter magang itu pergi Ammy lalu meneruskan langkahnya menuju kantin, sebagai dokter yang memiliki banyak pengalaman bukan hal yang sulit bagi Ammy untuk tau mana dokter yang sedang magang dan mana dokter senior. Maka dari itu ia tadi langsung menegur dua dokter magang yang menyapanya karena mengira dirinya dokter Alexa, langkah Ammy terasa sangat ringan saat tiba di kantin. Senyumnya tersungging di balik masker, karena kantin sedang tak terlalu ramai Ammy lalu berjalan menuju ke counter makanan. Tanpa canggung Ammy kemudian mengambil beberapa menu makanan yang terhidang diatas meja, ia hanya mengambil beberapa makanan saja karena tak mau berlama-lama di kantin. Tujuannya di kantin adalah ingin mencuri dengar obrolan Cecilia dan Louisa yang sedang duduk bersama Aurelie dan Anastasia.      

"Cobalah puding ini dok, rasanya sangat enak," ucap Aurelie pelan sambil mendorong puding ke arah Cecilia.     

"Aku tak suka puding manis seperti ini Nyonya.."     

"Ishh panggil nama ku saja dokter, aku tak mau dipanggil dengan sebutan Nyonya. Membuatku nampak sepuluh tahun lebih tua saja," sahut Aurelie dengan cepat.     

"Tapi anda kan istri dari profesor William, aku tak mungkin memanggil anda dengan nama saja," jawab Cecilia kembali.     

"Aku memang istri Profesor William atasan kalian di rumah sakit ini, akan tetapi saat ini aku adalah teman kalian bukan istri Profesor William yang harus dihormati seperti itu. Aku tak suka mendengar orang-orang memanggilku dengan sebutan formal seperti itu dok, aku hanya ingin mencari teman di sini bukan mencari hormat," ucap Aurelie lirih.      

Louisa yang duduk disebelah Cecilia tersenyum mendengar perkataan Aurelie, dengan perlahan ia memberikan kode pada Cecilia untuk melakukan permintaan Aurelie. Louisa tau dengan baik kalau Aurelie menjadi jauh lebih sensitif sejak hamil, ia tak mau kalau Aurelie sampai kecewa dan menjadi sedih. Cecilia yang paham dengan kode yang diberikan oleh Louisa nampak menganggukkan kepalanya perlahan, tanpa bicara ia lalu meraih tangan Aurelie yang sedang tertunduk.     

"Aku akan memanggil namamu akan tetapi kau juga memanggilku dengan nama tanpa embel-embel dokter," ucap Cecilia dengan cepat.     

"Setuju!!!!" Aurelie yang tertunduk langsung mengangkat wajahnya dan berteriak keras saat mendengar perkataan Cecilia.     

Melihat respon Aurelie yang berlebihan seperti itu Louisa dan Anastasia tertawa secara bersamaan.     

"Oh ya dokter Viona, apakah kalian sudah dapat kabar darinya?"tanya Aurelie tiba-tiba.     

"Belum, sepertinya dokter Viona dan Tuan Fernando akan berlama-lama di liburan kali ini," jawab Louisa dengan cepat.     

"Tuan?" Anastasia, Aurelie dan Cecilia bicara secara kompak mengulang perkataan Louisa yang menyebut Fernando dengan sebutan Tuan, padahal secara hukum ia adalah adik ipar Fernando.     

"Iya Tuan, aku masih sungkan memanggilnya dengan sebutan kakak ipar," ucap Louisa jujur, ia masih tak enak pada Fernando atas peristiwa terakhir yang ia lewati dimana waktu itu ia menghina Viona secara langsung pada Fernando. Maka dari itu ia menyebut Fernando dengan sebutan Tuan sebagai bentuk penghormatan kepada Fernando.     

"Kalau kau yang adik iparnya saja sungkan apalagi kami Lou," jawab Cecilia dengan cepat merespon perkataan Louisa.     

"Iya, aku pun juga sungkan pada tuan Fernando. Aku hampir tak jadi menikah dengan Dexter gara-gara tuan Fernando marah pada kakak sepupuku Alisha yang mencoba mendekati tuan Fernando berkali-kali, mengingat peristiwa itu membuatku semakin segan pada Tuan Fernando," sahut Anastasia pelan, ia mengingat peristiwa dimana profesor Dexter memutuskan hubungan dengannya dan membatalkan pertunangan mereka waktu itu, sampai akhirnya ia memberanikan diri mendatangi profesor Dexter kembali untuk minta maaf.     

"Sudahlah jangan diingat, lagi pula dokter Viona kan sangat baik. Jadi kita sebenarnya tak perlu sesungkan ini pada tuan Fernando, karena aku yakin dokter Viona pasti tak menyukai hal ini jika ia tau. Lebih baik kita bersikap biasa saja, akhh membahas dokter Viona aku jadi rindu padanya," ucap Aurelie lembut mencoba untuk mengalihkan pembicaraan,dari semua orang yang ada di meja itu saat ini mungkin hanya dirinya yang memiliki level yang sama dengan Fernando. Memiliki orang tua seorang pengusaha sekaligus pemimpin para mafia di Mexico membuat Aurelie tak memiliki masalah apapun dengan Fernando, namun ia sudah mendengar banyak siapa itu Fernando Grey Willan.     

"Aduh kenapa para bumil ini jadi seperti ini, aku merasa tidak enak. Ya sudah lebih baik kita membicarakan hal yang lain saja atau kita lanjutkan makan puding ini lagi, jangan ingat yang sedih-sedih seperti itu aku tidak suka. Ingat kalian sedang hamil dan wanita hamil dilarang untuk berpikir terlalu keras," ucap Cecilia dengan suara meninggi mencoba mencairkan suasana menambahkan perkataan Aurelie.     

Mendengar perkataan Cecilia kesenduan yang terjadi di meja itu pun menghilang, Louisa lalu meraih puding yang ada di hadapannya lalu menikmatinya dengan lahap. Begitupula dengan Anastasia dan Aurelie, mereka bertiga benar-benar menyukai puding buatan nyonya Stella sang kepala koki yang baru di kantin khusus para dokter di rumah sakit Global Bros itu.     

Sementara itu Ammy yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanannya bisa mendengar dengan jelas perkataan keempat wanita cantik yang ada di belakangnya, senyum jahatnya tersungging di balik masker. Ia akhirnya tau kalau Profesor Dexter dan profesor William ternyata memiliki istri istri yang cantik dan sedang hamil juga sama seperti Louisa.     

"Selama aku bekerja di rumah sakit ini kalian selalu membela Viona, mungkin sudah saatnya sekarang aku memberikan sedikit pelajaran kepada kalian berdua para Profesor sombong. Kalian harus menerima sedikit pelajaran karena sudah membuat seorang Amelia Smith mengalami banyak kesulitan ketika bekerja di rumah sakit ini, apalagi kalian juga memecatku dengan tidak hormat dari rumah sakit ini. Jadi jangan salahkan aku jika aku akan membuat para istri kalian menangis darah seperti Viona tahun lalu,"ucap Ammy dalam hati, ia berniat menuntut balas pada profesor Dexter dan profesor William.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.