You Are Mine, Viona : The Revenge

The same poison



The same poison

0Profesor Frank menggila dan menghantam lemari kaca tempat dimana pengumuman dipasang menggunakan tangan kosong sehingga membuat tangannya bercucuran darah seketika setelah tau kalau Ammy adalah orang yang sudah membunuh anaknya, meskipun hasil dari laboratorium belum keluar tapi ia yakin kalau istrinya pasti sudah diracuni oleh Ammy sama seperti yang ia lakukan pada Viona tahun lalu.     
0

"Jangan emosi Frank, kita harus menunggu hasil laboratorium untuk hasil lebih jelasnya," ucap Andrew pelan mencoba untuk menenangkan profesor Frank yang tangannya masih mengucurkan darah segar.     

"Tanpa menunggu hasil laboratorium aku sudah bisa tau kalau Ammy menggunakan obat yang sama seperti obat yang ia berikan kepada Viona tahun lalu, aku mengenal sangat baik siapa wanita iblis itu. Dia tidak akan segan melukai orang yang dianggap sudah menghalangi jalannya, apalagi kalau orang itu sudah dia benci sejak lama," sahut profesor Frank keras dengan nafas tersengal-sengal.      

"Tapi tetap saja Frank, kau tak bisa menuduhnya seperti itu apalagi ini berkaitan dengan tiga orang sekaligus yang terluka. Kita harus mencari tau secara detail apakah memang dia orang yang telah membuat istrimu dan kedua istri Profesor itu mengalami keguguran atau bukan, karena jika bukan dia pelakunya namun kita sudah menuduhnya seperti ini maka kita akan terjerat masalah hukum yang sangat besar Frank. Bagaimanapun negara kita adalah sebuah negara hukum yang tidak segan menangkap orang yang sudah membuat tuduhan palsu, lebih baik sekarang kita obati terlebih dahulu tanganmu sambil menunggu hasil dari petugas laboratorium," jawab Andrew panjang lebar sembari meraih tangan profesor Frank yang berdarah untuk diobati.     

Saat Andrew akan meraih tangannya profesor Frank berusaha menampik tangan Andrew, ia tak mau diobati oleh orang yang ia benci. Namun karena Andrew lebih sigap akhirnya ia bisa menangkap lengan profesor Frank dan ia bawa ke sebuah ruangan dimana ada beberapa orang suster yang sedang berkumpul, para suster itu diminta untuk berkumpul di ruangan itu karena seluruh ruangannya saat ini sedang dipenuhi para petugas kepolisian yang berlalu lalang. Ketika melihat sang kepala polisi membawa profesor Frank, dua orang suster langsung sigap. Tanpa diperintah mereka langsung mengobati tangan sang profesor dengan sigap, sementara Andrew berdiri disamping profesor Frank sambil terus berpikir. Ia masih tak mengerti kenapa profesor Frank bisa seyakin itu kalau orang yang bertanggung jawab atas peristiwa berdarah ini adalah Amelia Smith mantan dokter rumah sakit Global Bros.      

Lima menit kemudian tangan profesor Frank sudah selesai ditangani dengan baik, ia mendapatkan tiga jahitan sepanjang dua centimeter untuk tiap jahitan dan ini cukup membuat Andrew kaget.     

"Terima kasih suster atas bantuannya," ucap Andrew pelan saat seorang suster yang baru saja selesai memasang perban di tangan profesor Frank.     

"Ini sudah tugas kami pak," jawab suster itu dengan cepat.     

"Ok, kalau begitu sekarang kita ke...heiii!!"     

Andrew tak dapat menyelesaikan perkataannya karena tiba-tiba profesor Frank langsung bangun dari kursinya dan langsung keluar dari ruangan itu tanpa bicara, arah tujuannya saat ini adalah laboratorium. Melihat profesor Frank pergi begitu saja membuat Andrew menghela nafas panjang, ia pun akhirnya menyusul sang profesor setelah berpamitan pada pada para suster yang ada di ruangan itu.     

"Frank tunggu!!!" jerit Andrew keras saat mengejar profesor Frank yang berlari menuju laboratorium.     

Frank yang sudah tak sabar untuk tau hasilnya mengabaikan permintaan Andrew, ia terus berlari dengan cepat menuju laboratorium melewati lorong dimana ada profesor William dan profesor Dexter yang sedang berdiri dengan gelisah. Mereka berdua masih berharap kalau bayi mereka selamat walaupun sebenarnya mereka sudah tau kalau kemungkinannya sangat tidak mungkin, namun mereka berusaha membodohi diri sendiri dan terus berharap kalau dokter obgyn yang ada di dalam ruangan operasi berhasil menyelamatkan bayinya.     

"Frank!!!"     

Suara teriakan Andrew akhirnya terdengar oleh profesor William dan profesor Dexter, mereka sontak langsung menoleh ke arah sumber suara. Namun karena Andrew sudah berlari lagi mengejar profesor Frank akhirnya profesor William dan profesor Dexter tak melihat siapa yang memanggil profesor Frank, karena penasaran mereka berdua akhirnya pergi mengikuti arah sumber suara dan ingin mencari tau apa yang sedang dilakukan profesor Frank saat ini di saat istrinya masih ada di dalam ruang operasi.      

Saat profesor Frank tiba di ruang laboratorium ternyata hasilnya belum keluar, ia kembali menggila dan berteriak-teriak dari depan pintu laboratorium mengumpat para petugas laboratorium yang dianggap lambat dan tak becus bekerja. Berbagai umpatan dan kata-kata kasar keluar dari mulut profesor Frank sehingga membuat para petugas laboratorium yang masih bekerja didalam merasa gugup, mereka takut dengan ancaman profesor Frank.     

"Lihat saja kalau sepuluh menit lagi tak keluar hasilnya maka aku akan membuat kalian tak akan bisa bekerja lagi di bidang ini selama-lamanya, kalian akan menjadi sampah masyarakat yang tak diterima bekerja dimanapun. Camkan itu baik-baik hahh!!"     

Andrew yang baru sampai di laboratorium nampak kaget, ia benar-benar tak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu keluar lagi dari profesor Frank setelah bertahun-tahun.      

"Kalian yang di dalam, apa kalian bisa mendengar perkataanku…"     

"Frank,"     

"Apa? Kau diam Andrew!! Aku sedang memarahi para pekerjaku, mereka karyawanmu. Memarahi mereka yang tak becus bekerja, itu adalah hakku karena aku adalah pemilik dari rumah sakit ini," sahut Profesor Frank dengan cepat memotong perkataan Andrew yang sebelumnya sudah memotong perkataannya.      

"Aku tau itu adalah hakmu sebagai pemimpin rumah sakit ini, namun apakah pantas seorang pemimpin dan pemilik Rumah Sakit berkata seperti itu pada karyawannya di saat mereka sedang berusaha menyelesaikan pekerjaan yang sedang kau berikan?" tanya Andrew pelan dengan sabar.     

"Arrgghhh fuck!!!!" teriak profesor Frank dengan keras sambil menengadahkan kepalanya ke atas, ia benar-benar sangat marah dan sudah kehilangan kesabarannya.     

Profesor William dan profesor Dexter akhirnya tiba di laboratorium saat profesor Frank berteriak-teriak seperti orang gila, mereka berdua nampak bingung melihat sikapnya yang berlebihan seperti itu.     

"Frank, jaga sikapmu. Aku tau kau marah tapi tolong tetap ingat siapa dirimu, kau adalah seorang Profesor di rumah sakit ini.  Jadi tolong jangan berlebihan seperti itu," hardik profesor William dengan keras sambil berjalan mendekati Profesor Frank yang sedang bersama Andrew.     

"Iya Frank, kondisi istri kita sedang kritis saat ini. Lebih baik kita menunggu mereka di depan ruang operasi dan jangan mengganggu tugas para pekerja medis lainnya, lalu kenapa juga kau mengundang polisi ke rumah sakit dan mengosongkan beberapa bangsal? Seharusnya kau meminta izin terlebih dahulu padaku sebagai direktur rumah sakit jika ingin melakukan hal seperti ini Frank," imbuh profesor Dexter dengan suara meninggi, ia tak menyukai keberadaan para polisi di rumah sakit di saat kondisi istrinya belum diketahui nasibnya. Menurutnya keberadaan para polisi itu justru membuat suasana semakin panas.      

Mendengar perkataan profesor William dan profesor Dexter membuat profesor Frank terdiam beberapa saat, ia kemudian menatap kedua orang profesor itu dengan tatapan penuh amarah.     

"Apa kalian tau kalau istri kalian diracuni oleh Amelia Smith? Apa kalian tau kalau wanita gila itu menggunakan obat yang sama seperti yang ia gunakan pada Viona ke istri kalian? Apa kalian tau kalau wanita gila itu kini bukan hanya mengincar Viona saja hah!!!" jerit profesor Frank dengan keras sambil berkacak pinggang.     

"A-apa maksudmu Frank?"tanya profesor William tergagap.     

"Amelia Smith memberikan obat penggugur kandungan pada istri kita, obat yang sama seperti yang ia pakai untuk membunuh anak Viona dan Fernando." Profesor Frank bicara pelan sambil memejamkan kedua matanya.     

"Apa kau bilang?!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.