You Are Mine, Viona : The Revenge

Jangan menantang Fernando



Jangan menantang Fernando

0Airmata Viona mengalir deras mendengar perkataan suaminya, ia benar-benar tak percaya kalau bangunan berlantai 10 yang ada di hadapannya saat ini Fernando siapkan untuk anak yang kini bahkan tak bisa ia peluk.     
0

"Maafkan aku babe, aku bukan bermaksud ingin membuatmu menangis. Aku benar-benar sudah mencoba untuk tidak mengatakan hal ini padamu, tapi semakin lama aku menahannya semakin sakit juga aku mengingat peristiwa mengenaskan itu," ucap Fernando pelan mencoba menenangkan Viona yang menangis tanpa suara.     

"Walaupun perusahaan ini tidak jatuh ke tangan anak pertama kita namun aku yakin adik-adiknya kelak pasti bisa memimpin perusahaan ini jauh lebih baik daripada aku, jadi kau tak usah sedih lagi babe. Karena percayalah anak pertama kita pasti sudah sangat bahagia di surga bersama Tuhan," bisik Fernando lembut menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

"Aku bukan menangisi kepergiannya, aku hanya menyesali ketidakmampuanku untuk menjaga anak kita sampai akhirnya Ammy berbuat sejauh itu. Aku juga yakin kalau anak pertama kita pasti sudah bahagia di samping Tuhan, hanya saja ketika mengingatnya kembali rasanya sakit sekali," jawab Viona terbata.      

"Ya sudah kalau begitu jangan menangis lagi, aku tak bisa melihatmu menangis. Tujuan kita datang ke Paris adalah untuk berlibur dan mampir ke tempat ini sebentar untuk memberitahukan padamu bahwa suamimu ini semakin kaya," ucap Fernando menyombongkan dirinya mencoba mencairkan suasana.     

"Akhhh kau menyebalkan, selalu saja. Sudahlah aku tak mau bicara denganmu!!!" jerit Viona kesal sambil berjalan menuju mobil, ia tak mau lagi masuk ke dalam kantor baru suaminya itu.     

Melihat Viona berjalan menuju mobil membuat Fernando tersenyum, walaupun ia tak jadi mengajak Viona masuk ke dalam perusahaan namun ia sudah cukup puas untuk memberitahukan Viona mengenai keberadaan perusahaannya ini. Sejak sampai di Perancis empat hari yang lalu sebenarnya Fernando sudah ingin mengajak Viona datang ke perusahaannya ini, namun ia masih ragu untuk mengajak istrinya itu karena takut istrinya akan menjadi sedih jika mengetahui alasan dirinya membangun perusahaan di Perancis. Namun kini semua beban di dadanya sudah hilang ketika ia sudah mengatakan semuanya pada sang istri, walaupun Viona sedikit sedih. Tapi setidaknya sudah tak ada rahasia lagi yang ia tutupi dari Viona.     

Para security mengantar kepergian Fernando dan Viona dengan penuh rasa hormat, walaupun sang tuan tidak jadi masuk ke dalam perusahaan namun mereka sudah cukup senang bisa bertemu dan berkenalan secara langsung dengan sang nyonya secara langsung. Saat dalam perjalanan pulang yang menuju hotel Viona tak banyak bicara, ia masih terpesona melihat keindahan alam Paris yang luar biasa cantiknya. Ketika matahari sudah mulai terbenam di ufuk barat lampu-lampu indah dari rumah penduduk terlihat menggantikan sumber cahaya dan membuat suasana bertambah romantis, karena perjalanan ke hotel masih membutuhkan waktu 1 jam lagi Fernando memilih berhenti di pinggir jalan untuk makan malam.      

Fernando menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran yang cukup ramai, karena tak mau terjadi sesuatu pada Viona Fernando merangkul erat Viona saat berjalan masuk ke dalam restoran. Ia memilih sebuah tempat VIP yang ada di lantai 2 supaya bisa makan dengan nyaman bersama sang istri yang terlihat masih mengagumi interior restoran yang sedang mereka kunjungi saat ini, setelah berbicara cukup lama dengan pelayan Fernando dan Viona akhirnya duduk kembali berdua menunggu makanan datang.      

"Kenapa semua bangunan yang ada di Perancis memiliki arsitektur yang sangat indah seperti ini ?" tanya Viona pada Fernando.     

"Konon kabarnya bangunan-bangunan ini tak dirubah dari zaman Napoleon berkuasa, jadi tak usah heran kalau misalkan banyak bangunan yang akan kau temui disini masih memiliki gaya arsitektur khas abad pertengahan. Alasannya karena mereka ingin mempertahankan keindahan bangunan asli dari zaman nenek moyang mereka, jadi seperti yang kau lihat ini masih banyak sekali bangunan yang sarat dengan ciri khas bangunan bangunan Eropa pada zaman dulu," jawab Fernando pelan sambil mencengkram tangan Viona diatas meja.     

"Oh jadi begitu alasannya, pantas saja masih banyak sekali bangunan bergaya kuno di sepanjang jalan tadi," ucap Viona lirih sambil menatap kembali interior restoran yang sedang mereka datangi ini.     

Fernando hanya terkekeh melihat ekspresi istrinya itu, tak lama kemudian makanan yang sudah dipesan oleh Fernando akhirnya datang. Terlihat dua orang pelayan datang ke meja mereka dengan membawa makanan yang sudah dipesan oleh Fernando sebelumnya, Viona yang tak bisa bicara bahasa Prancis hanya diam ketika Fernando berbicara panjang lebar dengan dua pelayan yang sedang meletakkan makanan diatas meja. Ia hanya bisa tersenyum saja untuk menghargai para pelayan itu yang tersenyum ke arahnya.      

Setelah semua makanan tersaji di atas meja kedua orang pelayan wanita itu pun akhirnya pergi meninggalkan meja Viona dan Fernando, karena sejak tadi kedua pelayan itu terus berbicara dengan Fernando tanpa henti Viona pun penasaran ingin tau apa yang dibicarakan oleh kedua orang pelayan itu dengan suaminya. Pada awalnya Fernando tak mau memberitahu, namun karena Viona terus memaksa akhirnya ia memberitahukan percakapannya sebelumnya dengan kedua pelayan itu.     

"Bohong, aku tau ini pasti akal-akalan mu saja," ucap Viona dengan suara meninggi, ia tak percaya dengan perkataan suaminya.     

"Benar babe,  aku tak berbohong. Kedua orang pelayan tadi memujimu berkali-kali mereka mengatakan kalau kau benar-benar sangat cantik dan ingin tau rahasia kecantikanmu, jadi wajar kalau tadi mereka berbicara cukup lama denganku," jawab Fernando dengan serius sambil memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.     

"Aku tak percaya padamu, kau adalah pembohong paling pintar sedunia kalau untuk urusan seperti ini. Mana mungkin ada seorang perempuan yang memuji perempuan lain seperti kedua pelayan itu, rasanya sangat mustahil. Yang ada mungkin mereka justru sedang menanyakan nomor ponselmu bukan," sahut Viona dengan cepat.     

Fernando yang sedang mengunyah makanannya langsung berhenti seketika saat mendengar perkataan sang istri dengan cepat ia menelan makanan yang sudah halus dalam mulutnya dan menatap Viona tanpa berkedip sampai akhirnya membuat Viona risih karena ditatap seperti itu oleh Fernando.      

"Kenapa melihatku seperti itu, memangnya ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Viona salah tingkah.     

"Kau cemburu padaku babe?" tanya balik Fernando dengan cepat.     

"Cemburuu aku no...jangan bercanda Fernando," jawab Viona tergagap.     

"Baiklah kalau kau tak cemburu mungkin aku akan memberikan nomor ponselku pada mereka sekarang dan…."     

"Babeeee!!!!!!" jerit Viona keras memotong perkataan Fernando.     

Fernando tertawa terbahak-bahak melihat istrinya marah, ia puas sekali melihat Viona kesal. Sebenarnya yang ia katakan tadi adalah fakta, dua pelayan yang mengantarkan makanan untuk mereka memang memuji Viona. Namun untuk masalah meminta nomor telepon itu hanya gurauan Fernando semata, akan tetapi dengan gurauan itu ia senang karena bisa tau kalau istrinya bisa cemburu padanya.     

"Dengarkan aku, sebanyak apapun wanita cantik telanjang di hadapanku mereka tak akan bisa membuatku horny. Jadi kau tenang saja, aku hanya mencintaimu Viona…"      

"Benarkah? kau tak bohong?" tanya Viona ketus memotong perkataan Fernando.     

"Sure…"     

"Buktikan!!" ucap Viona kembali.     

"Ok," jawab Fernando dengan cepat, setelah berkata seperti itu Fernando kemudian berjalan keluar balkon dan berdiri diantara para tamu yang sedang makan lalu berteriak.     

"Je t'aime, Viona Angel "     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.