You Are Mine, Viona : The Revenge

Angel yang sesungguhnya



Angel yang sesungguhnya

0Tanpa bertanya bertanya lagi Fernando terlihat berjalan mendekati Damien yang sedang berbicara dengan para polisi, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajah Fernando. Ia kemudian berjalan kembali mendekati Viona yang masih tak mengalihkan pandangannya dari Francie yang terlihat duduk tanpa bicara.     
0

"Aku ke bank sebentar, kau mau ikut ?" tanya Fernando setengah berbisik.     

"No, aku disini saja," jawab Viona dengan cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari Francie.     

"Ya sudah, aku tinggal sebentar. Jangan kemana-mana babe," ucap Fernando pelan.     

Viona menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan sang suami tanpa mengalihkan pandangannya dari Fracie, tak lama kemudian Fernando pun berjalan meninggalkan Viona bersama Damien dan seorang polisi untuk pergi ke bank. Setelah Fernando pergi Viona nampak berdiri di kaca sambil meletakkan tangannya di kaca sambil menatap Francie, ia merasa kalau gadis itu tak bersalah dalam hal ini.     

Di dalam mobil mobil polisi Fernando nampak sedang berbicara dengan seseorang di telepon, ia sedang membuat janji dengan kepala cabang bank Paris yang akan ia kunjungi. Mengambil uang sebanyak 100.000 $ disebuah negara asing merupakan sebuah prosedur yang rumit apalagi tanpa buku tabungan dan hanya bermodalkan kartu ATM saja, oleh karena itu ia sedang membuat janji dengan kepala cabang bank Paris yang akan ia datangi. Pada awalnya sang kepala cabank Bank Paris tak menganggap serius perkataan Fernando namun setelah Fernando menyebutkan nama panjangnya akhirnya sang kepala cabang itu menyetujui permintaan Fernando dan langsung menyiapkan uang yang Fernando butuhkan.     

Damien dan seorang polisi yang menemani Fernando pergi ke Bank tak ada yang berani berkomentar, berada satu mobil dengan Fernando dalam situasi seperti ini merupakan hal yang tak begitu baik. Akhirnya sepanjang perjalanan tak ada satupun percakapan yang terjadi diantara mereka bertiga kecuali pada saat Fernando berterima kasih pada Damien karena sudah meminjamkan ponselnya untuk Fernando pakai.     

"Ini minum anda nyonya Willan," ucap seorang polisi wanita ramah menggagetkan Viona yang masih berdiri di tempatnya sejak tadi.     

"Terima kasih," jawab Viona singkat.     

"Ini bukan apa-apa nyonya," sahut sang polisi sambil tersenyum.     

"Bolehkah saya meminta tolong pada anda bu?" tanya Viona pelan.     

"Tentu saja nyonya, apa yang bisa saya bantu?" tanya balik sang polisi wanita yang bernama Hailey dengan cepat.     

"Aku ingin bicara empat mata dengan gadis itu tanpa diawasi kamera atau polisi, biarkan aku berbicara berdua dengannya di sebuah tempat yang nyaman," jawab Viona pelan.     

Mendengar permintaan Viona sang polisi wanita itu nampak terkejut, ia tak menyangka kalau akan mendengar permintaan seperti ini dari Viona. Alih-alih menyetujui permintaan Viona sang polisi wanita itu nampak berbicara dengan seseorang melalui HT dengan menggunakan bahasa Perancis yang tak Viona pahami, tak lama kemudian masuklah seorang kepala polisi ke ruangan itu.     

"Hallo nyonya Willan, perkenalkan nama saya Gustaf. Tadi saya mendengar dari Hailey anda meminta ijin untuk bicara empat mata dengan salah satu tersangka, apakah itu benar nyonya?" tanya kepala polisi yang bernama Gustaf itu pelan.     

"Iya benar, saya hanya butuh lima menit saja bicara dengannya tanpa diawasi kamera atau orang lain," jawab Viona dengan cepat.     

"kalau boleh saya tau apa yang akan..."     

"Pekerjaan saya adalah seorang dokter tuan, anda tak perlu takut saya berbuat macam-macam. Saya hanya ingin memastikan sesuatu," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Gustaf.     

"Baiklah, hanya lima menit saja dan lebih," sahut Gustaf singkat.     

Sebuah senyum tersungging di wajah Viona saat mendengar perkataan Gustaf, ia kemudian diajak pergi ke ruangan Gustaf sang kepala polisi. Pasalnya hanya diruangan kepala polisi itu sajalah yang tak terdapat kamera CCTV, setelah Viona masuk kedalam ruangan itu tak lama kemudian datanglah Francie bersama Hailey. Setelah Francie masuk Hailey pun keluar meninggalkan Viona bersama Francie berdua sesuai permintaan Viona sebelumnya.     

"Bolehkah kita bicara sebentar?"tanya Viona pelan pada Francie yang terlihat sangat ketakutan berada satu ruangan dengan Viona.     

"Jangan takut, aku hanya ingin menanyakan dua hal saja padamu. Aku berjanji akan membuatmu keluar dari kantor polisi ini jika kau menjawab jujur pertanyaan dariku," imbuh Viona kembali berjanji pada Francie.     

Mendengar perkataan Viona membuat Francie yang awalnya terlihat sangat ketakutan dan menundukkan wajahnya ke lantai kini berani mengangkat wajahnya dan menatap Viona dengan mata berkaca-kaca penuh ketakutan.     

"A-anda janji akan membantuku?"tanya Francie terbata.     

"Tentu, aku tak mungkin mengingkari janjiku," jawab Viona dengan cepat sambil tersenyum.     

Mendengar perkataan Viona langsung membuat Francie menangis, air matanya bahkan mengalir sangat deras membasahi wajahnya padahal Viona tak berbicara apa-apa lagi. Melihat gadis remaja dihadapannya menangis membuat dada Viona sakit, ia pun membatalkan pertanyaannya karena merasa sudah mendapatkan jawaban dari pertannyaan yang akan ia tanyakan.     

"Its ok, semuanya akan baik-baik saja aku janji padamu," ucap Viona pelan mencoba menenangkan Francie yang masih sesegukan.     

"Tolong aku nyonya," jawab Francie lirih dengan penuh harap.     

Sebuah anggukan dari Viona membuat Francie sedikit lega, entah mengapa ia sangat percaya pada wanita cantik yang ada dihadapannya saat ini. Karena sudah lima menit pintu ruangan Gustaf pun terbuka sesuai perjanjian sebelumnya Francie pun dibawa kembali oleh Hailey ke ruangan untuk kembali dimintai keterangan meninggalkan Viona yang masih berdiri bersama Gustaf sang kepala polisi tanpa bicara apapun.     

"Anda baik-baik saja nyonya Willan?" tanya Gustaf pelan sambil mengulurkan tissue pada Viona.     

"Iya tuan, aku baik-baik saja," jawab Viona singkat.     

"Baiklah kalau begitu mari ke ruangan sebelumnya sepertinya tuan Fernando akan segera sampai," ucap Gustaf kembali mengajak Viona kembali ke ruangan sebelumnya, ia tak mau membuat Fernando marah kepadanya karena mengajak Viona berduaan di ruangannya. Setelah mencari tau nama Fernando di internet ia tak berani berbuat apa-apa, nama Fernando yang begitu besar di Kanada membuatnya sungkan. Apalagi setelah tau kalau Fernando mempunyai sebuah perusahaan di Paris, rasa hormatnya pada Fernando semakin tinggi.     

Dan benar saja seperti ucapan Gustaf sebelumnya setelah mereka kembali ke ruangan sebelumnya nampak Fernando kembali bersama Damien dan seorang polisi yang mengawal dengan membawa sebuah koper berisi uang, Damien dan polisi yang pergi bersamanya pun juga terlihat membawa dua buah koper yang sama karena uang yang diambil Fernando tak muat untuk dimasukkan ke dalam satu koper saja.     

"Semuanya baik-baik saja kan?" tanya Fernando pelan sambil berlutut di depan Viona yang sedang duduk di sofa tanpa bicara.     

"Yes," jawab Viona singkat dengan suara bergetar menahan tangis.     

"Kau kenapa? Apa ada yang berani mengganggumu selama aku pergi ke bank? Katakan padaku siapa orangnya biar kupatahkan tangan dan kakinya sekarang juga," tanya Fernando kembali.     

"Aku baik-baik saja babe, tak ada yang berani mengganggu nyonya Willan ditempat ini. Mereka takut padamu," jawab Viona dengan cepat mencoba untuk membuat Fernando tenang.     

Sebuah senyum tersungging di wajah Fernando mendengar perkataan istrinya, rasa kesal di dadanya pun menghilang seketika saat melihat istrinya melucu. Dengan penuh kasih Fernando memeluk Viona, ia memeluk istrinya seperti sudah berpisah lama padahal ia hanya pergi tiga puluh menit saja ke Bank Paris yang tak jauh dari kantor polisi.     

"Aku ingin berbicara dengan tuan Jemery dan istrinya," ucap Viona pelan.     

"What..."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.