You Are Mine, Viona : The Revenge

Pilihan Francie



Pilihan Francie

0Saat sampai di tempat suara berasal semua orang terkejut saat melihat Francie sudah terbaring di lantai dengan tangan kiri yang sudah mengeluarkan darah dengan sebuah pecahan gelas cukup besar tertancap di nadinya, hanya Viona yang langsung bertindak cepat. Insting alaminya sebagai dokter langsung bekerja, walaupun ia sedang memakai pakaian rapi dan mahal tanpa ragu Viona berjongkok di lantai sambil memeriksa organ vital Francie masih bekerja atau tidak.      
0

"No, jangan sentuh lukanya. Biarkan pecahan kaca itu masih tertancap di tangannya, akan sangat berisiko sekali kalau kita mencabutnya dengan paksa. Luka sobekan yang dibuat oleh pecahan kaca itu saat dicabut akan semakin besar," ucap Viona dengan cepat melarang Gustaf yang ingin menyentuh luka Francie.     

Mendengar perkataan Viona sontak membuat kepala polisi itu langsung menghentikan tangannya yang sudah hampir menyentuh tangan Francie yang terluka, karena Fernando sudah pernah melihat Viona menyelamatkan orang sebelumnya beberapa tahun yang lalu di saat pertama kali ia melihat Viona kembali setelah berpisah selama hampir 6 tahun langsung bertindak dengan cepat. Ia memerintahkan para polisi untuk membawa Francie ke rumah sakit terdekat, karena tubuh gadis itu yang mungil ia hanya digendong oleh seorang polisi berbadan tegap saja tanpa membutuhkan bantuan polisi lainnya. Mereka langsung berjalan dengan cepat menuju ke luar rumah sakit di mana terdapat sebuah mobil yang sudah siap mengantar ke rumah sakit, dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Viona berusaha untuk tetap membuat leher Francie sejajar dengan tubuhnya di dalam mobil supaya Francie bisa bernafas.     

"Tenang semua akan baik-baik saja babe,"bisik Fernando pelan mencoba untuk menenangkan Viona yang terlihat tegang.     

"Kita harus segera sampai ke rumah sakit…"     

"Iya aku tau, bersabarlah," ucap Fernando kembali memotong perkataan Viona.     

Viona hanya menganggukan kepalanya perlahan, ia bisa merasakan detak nadi Francie semakin lemah. Viona yakin luka sobekan yang dibuat oleh Francie di tangannya pasti sudah mengenai pembuluh darah yang arteri, melihat dari kecepatan darah yang keluar dari luka sayatan nya. Ia hanya berdoa semoga bukan arteri utama yang terkena, hanya itu dia Viona semenjak ia melihat tangan Francie terluka. Walaupun sebenarnya ia tau kebenarannya, tapi Viona mencoba menutupi perasaannya dengan terus memberikan sugesti kepada dirinya bahwa luka yang ada di tangan Francie bukanlah luka yang membahayakan.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 10 menit mobil polisi yang membawa Francie dan yang lainnya akhirnya tiba di sebuah rumah sakit yang sudah siap menyambut kedatangan mereka, karena Hayley sudah memberikan informasi sebelumnya pada rumah sakit itu untuk bersiap-siap menerima pasien dengan luka sayat yang cukup parah. Sehingga ketika mobil itu berhenti nampak dua orang suster langsung menyambut Francie dan memindahkannya ke ranjang dorong lalu membawanya menuju ke ruangan instalasi Gawat darurat.      

Walaupun Viona tidak memakai baju dokter dan bukan sedang berada di negaranya namun ia tetap berusaha untuk ikut masuk untuk ikut memeriksa Francie, meskipun di depan ruangan IGD ia sempat ditahan oleh dua orang perawat laki-laki yang melarangnya untuk masuk. Namun setelah Viona mengatakan bahwa dirinya adalah dokter mereka akhirnya mempersilahkan Viona masuk, sementara itu semua orang yang ikut mengantar Francie ke rumah sakit termasuk Fernando menunggu di depan ruang instalasi gawat darurat. Mereka juga terlihat khawatir dengan kondisi Francie yang sudah banyak sekali mengeluarkan darah.      

"Sudah tiga puluh menit dan mereka belum keluar juga, sebenarnya apa yang terjadi di dalam," celetuk Fernando tiba-tiba memecahkan keheningan di depan ruangan unit gawat darurat.      

"Tenanglah Tuan, semoga saja gadis itu berhasil diselamatkan oleh para dokter," ucap Gustaf perlahan mencoba untuk menenangkan Fernando.     

"Semoga saja," jawab Fernando dengan cepat merespon perkataan Gustaf, ia benar-benar tidak tenang menunggu Viona yang masih ada di dalam ruangan unit gawat darurat itu.     

Tak lama setelah Fernando berhenti bicara pintu ruangan unit gawat darurat itu pun terbuka dari dalam dan keluarlah seorang dokter dan beberapa suster satu demi satu menemui para polisi yang membawa Francie, mereka memberitahukan bahwa sudah gagal menyelamatkan nyawa Francie karena ternyata luka yang terdapat di tangan kirinya sudah mengenai arteri utama yang menyebabkan ia kehabisan darah bersih yang membawa oksigen menuju ke jantung. Hal yang sangat fatal itu akhirnya menyebabkan Francie meninggal, walaupun sebelumnya mereka sudah berusaha untuk menyelamatkan Francie dengan perawatan terbaik namun tetap saja usaha mereka gagal.      

Mendengar penjelasan para petugas medis yang sudah gagal menyelamatkan Francie membuat Fernando langsung masuk ke dalam ruangan gawat darurat untuk mencari Viona yang belum keluar dari ruangan itu, saat berhasil masuk ke dalam ruangan Fernando dikejutkan dengan pemandangan yang ada di depan matanya. Di pojok ruangan Viona nampak terduduk di lantai sambil memegangi kedua lututnya dengan kepala yang tertunduk tanpa bicara apa-apa, pakaian yang ia pakai pun sudah terbentuk lagi karena banyaknya darah yang menempel.     

"Babe…"     

"Aku telat Fernando, aku telat hikss...harusnya sejak aku menyadari bahwa gadis ini berkepribadian ganda aku harus menolongnya di kantor polisi tadi," isak Viona lirih saat Fernando menyentuh tangannya.     

"Kepribadian ganda, apa maksudmu babe?" tanya Fernando bingung.     

"Saat kalian pergi ke bank aku menatap Francie cukup lama dari balik ruangan kaca, aku melihat berkali-kali perubahan ekspresi wajahnya dari senang, sedih, marah kemudian bahagia. Perubahan ekspresi itu terjadi sangat cepat, padahal seharusnya ia tidak menunjukkan ekspresi seperti itu karena waktu itu ia sedang ada di belakang duduk sendirian menanti giliran untuk mendapatkan interogasi dari polisi," jawab Viona pelan.     

"Karena aku bukan psikiater aku hanya menebak-nebaknya saja, namun sebagai dokter feelingku mengatakan kalau ia bukanlah gadis biasa. Sampai akhirnya aku benar-benar yakin kalau ia memiliki kepribadian ganda setelah mengajaknya berbicara berdua di ruangan pribadi Tuan Gustaf, dimana ia langsung menangis dan meminta tolong padaku dengan tatapan penuh kesedihan dan penderitaan. Sebuah tatapan mata yang sangat berbeda dengan tatapan matanya saat melihatmu di restoran yang ada di hotel, maka dari itu aku tadi sengaja memancing pernyataan kedua orang tuanya yang ingin aku tahu dan ternyata tebakanku benar. Jeremy Parker dan istrinya ternyata lebih memilih uang daripada putrinya yang mengalami kesakitan luar biasa dalam jiwanya, walaupun Francie terlihat baik-baik saja diluar namun didalam dirinya ia terluka sangat dalam Fernando. Gadis itu menderita, sangat menderita. Oleh karena itu aku ingin menolongnya dengan membawanya ke sebuah pusat rehabilitasi anak, namun ternyata ia lebih memilih untuk melukai dirinya yang akhirnya membuatnya kehilangan nyawa...aku aku gagal menolongnya Fernando hikss….aku gagal hu hu hu," tangis Viona akhirnya meledak saat menyadari kalau dirinya sudah gagal dalam menjalankan misinya, Viona menyalahkan dirinya sendiri karena bertindak terlalu lambat.      

Seharusnya saat ia mengetahui Francie adalah seorang anak yang memiliki kepribadian lebih dari satu ia sudah harus bertindak, tanpa harus menunggu.      

Karena tak tahan mendengar Viona terus menyalahkan dirinya sendiri, Fernando akhirnya mencengkram erat kedua lengan istrinya dan mendorongnya ke hadapannya untuk ia ajak bicara dengan jelas.     

"Kuberitahu satu hal padamu, semua ini bukan salahmu kejadian ini adalah sebuah kejadian yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun termasuk pilihan Francie untuk melukai tangannya. Jadi jangan pernah salahkan dirimu atas meninggalnya Francie, satu-satunya orang yang bersalah dan pantas disalahkan dalam kematian Francie adalah Jeremy Parker dan istrinya. Kedua monster berwujud manusia itulah yang sudah membuat anak mereka akhirnya memilih jalan seperti ini, jadi ini bukan salahmu atau salah semua dokter yang gagal menyelamatkan nyawa gadis malang itu. Tapi ini salah kedua orang tuanya, apa kau paham maksudku!!!" ucap Fernando dingin sambil menatap Viona tanpa berkedip.     

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona semakin mengucurkan air mata, ia akhirnya memeluk Fernando dengan erat dan melampiaskan rasa sedih dan penyesalannya di pelukan sang suami.     

"Brengsek kau Parker, kau bukan manusia. Tak taukah kau sudah melukai hati para dokter ini, para dokter ini harusnya tak mendapatkan kenangan buruk seperti ini karena sudah gagal menyelamatkan anakmu. Jangan panggil aku Fernando Grey Willan kalau tak bisa memberikan hukuman paling berat untukmu," ucap Fernando dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.