You Are Mine, Viona : The Revenge

Still virgin



Still virgin

0Aurelie kemudian menceritakan apa yang pernah menimpa dirinya ketika ia masih berumur 12 tahun, di mana waktu itu ia sedang pergi bersama teman-teman sekolahnya ke sebuah taman bermain menggunakan sepeda. Karena terlalu bersemangat mengayuh sepeda Aurelie tak menyadari ada ada sebuah batu yang cukup besar di tengah jalan sehingga membuat dirinya terjatuh, masalahnya bukan berhenti sampai situ saja karena saat Aurelie terjatuh pangkal selangkangannya terkena rangka besi besi sepeda dengan sangat keras dan membuatnya perdarahan.      
0

Aurelie dibawa ke rumah sakit karena darah yang keluar cukup banyak, seorang dokter ahli kandungan akhirnya memvonis dirinya bahwa selaput daranya sudah robek karena peristiwa itu.      

"Jadi aku sudah tak perawan ketika baru berumur 12 tahun hikss..waktu itu mommy ingin agar aku menjalani operasi selaput dara supaya kembali utuh seperti sebelumnya, namun karena menurut dokter usiaku masih sangat muda hal itu sangat beresiko sehingga dokter menolak permintaan mommy," ucap Aurelie lirih mengakhiri ceritanya.     

 "Sudah tak perawan bagaimana, selaput dara yang robek karena aktivitas seperti itu tak lantas membuat seorang wanita menjadi tak perawan sayang…"     

"Bukankah tanda seorang wanita yang masih perawan adalah ia bisa mengeluarkan darah ketika melakukan hubungan seks pertama kali dan mungkin itu tidak akan terjadi padaku, karena selaput daraku robek sewaktu aku masih kecil sehingga aku hikksss hikss hiksss…"      

Tangis Aurelie kemudian pecah ketika mengingat peristiwa yang sudah menimpa dirinya saat ia masih kecil, mengingat peristiwa itu membuat dirinya sedih. Karena satu tahun setelah ia mengalami musibah itu sang ibu tercinta meninggal dunia karena sakit, Aurelie pernah mendengar percakapan dokter yang merawat ibunya secara tak sengaja. Dokter itu mengatakan sang ibu sakit karena memikirkan masa depan Aurelie yang sudah kehilangan selaput daranya, sebagai seorang ibu yang memiliki seorang anak gadis yang sudah kehilangan ke selaput daranya membuat beban yang sangat besar bagi ibu Aurelie. Sampai akhirnya Aurelie makin terpukul saat sang ibu akhirnya meninggal dunia setelah sakit selama satu bulan.     

Profesor William yang sebenarnya sudah sangat ingin melakukan eksekusinya pada Aurelie mendadak kehilangan gairah ketika mendengar cerita wanita yang sedang ada dalam pelukannya itu, ia tak menyangka kalau Aurelie memiliki masa lalu yang cukup rumit dan menyedihkan.     

"Selaput dara memang sering dikaitkan dengan keperawanan seorang wanita, padahal tidak semua wanita akan mengalami perobekan pada selaput dara saat melakukan hubungan seksual pertama kali. Jadi buang jauh-jauh pikiranmu itu yang mengatakan kalau dirimu sudah tidak perawan hanya karena pernah mengalami aktivitas fisik yang berat, selaput dara hanyalah sebuah membran tipis yang tidak begitu penting dalam kehidupan seorang wanita. Jadi aku harap kau tidak usah memikirkan hal seperti itu lagi yang akan menentukan kau perawan atau tidak adalah aku," ucap Profesor William lembut sambil menepuk menyeka air mata yang membasahi wajah Aurelie dengan perlahan.     

"Maksudnya? Kau mau melakukan operasi pengembalian selaput dara?" tanya Aurelie dengan cepat.     

Profesor William terkekeh mendengar perkataan Aurelie benar-benar gemas pada calon istrinya yang sangat polos ini.     

"Operasi selaput dara atau yang sering disebut dengan Hymenorrhaphy adalah sebuah operasi yang sangat beresiko, banyak resiko komplikasi yang bisa terjadi kalau melakukan kesalahan saat menjalani operasi itu. Bukankah operasi selaput dara itu adalah sebuah usaha yang sia-sia ketika ada seorang pria yang dengan senang hati menerima kondisi wanitanya?" tanya balik profesor William pelan sambil meraba dada Aurelie yang tak tertutup apa-apa.     

"Akhhhh...stooopp…""Kau ingin tahu bukan dirimu masih perawan atau tidak bukan?" tanya Profesor William kembali sambil merebahkan tubuh Aurelie dengan perlahan.     

"Bagaimana caranya? kan aku tadi sudah bercerita padamu kalau aku sudah kehilangan selaput daraku ketika masih berumur 12 tahun," jawab Aurelie pelan sambil memejamkan kedua matanya karena Profesor William mendaratkan ciuman di lehernya.     

Tanpa bicara lagi Profesor William kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dengan perlahan ia melepaskan celana yang dipakai oleh Aurelie hingga saat ini tubuh Aurelie tidak tertutup oleh selembar benangpun. Melihat kemulusan tubuh Aurelie yang tak memiliki bekas luka apapun kecuali di bagian dada sebelah kiri membuat Profesor William berkali-kali menelan salivanya, ia benar-benar sudah tak bisa menahan dirinya lagi saat ini.     

"Akhhhh…"     

Aurelie mendesah dengan sangat keras ketika ia merasakan lidah Profesor William menyentuh bibir vaginanya, seluruh bulu kuduk di tubuhnya meremang seketika saat Profesor William melakukan hal itu kepada dirinya. Sebagai seorang wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks sebelumnya membuat Aurelie merasa gugup, bahkan keringat dingin pun sudah mengalir dari keningnya dengan deras seluruh tubuhnya pun terasa sangat dingin dan hal ini langsung disadari oleh Profesor William yang seketika menghentikan kegiatannya di sekitar vagina Aurelie.     

"Tenanglah," ucap profesor William pelan saat berada diatas tubuh Aurelie.     

"Aku takut," jawab Aurelie jujur.     

"Tak akan sakit, tenanglah. Aku akan memulainya sekarang," bisik profesor William pelan sambil mengarahkan kejantanannya ke dalam vagina Aurelie yang sudah basah karena aktivitasnya yang sebelumnya.     

Aurelie tak bisa menjawab perkataan profesor William, ia terlalu takut untuk membuka mulutnya. Jantungnya berdebar sangat kencang saat merasakan kejantanan calon suaminya menyentuh bibir vaginanya dengan perlahan, ia semakin tak bisa berfikir jelas saat merasa kepala kejantanannya Profesor William yang berbentuk seperti jamur itu mulai menggesek-gesek di labia mayora-nya sampai akhirnya ia membelah bibir vagina miliknya berusaha masuk menyeruak ke dalam dirinya lebih dalam lagi.     

Sampai akhirnya Aurelie tiba-tiba mencakar kuat pundak Profesor William saat merasakan perih luar biasa saat sepertiga kejantanan kekasihnya itu berhasil memasuki dirinya.     

"Akhhh...sakitt…"     

"Tahan...jangan menolak hhhhh aku akan melakukannya dengan lembut," bisik Profesor William terbata, ia sedang merasakan kenikmatan luar biasa saat berhasil menyatukan dirinya dengan Aurelie.     

Seperti tebakannya yang sebelumnya Aurelie memang masih perawan, walaupun tak ada darah yang keluar saat ia melakukan penetrasi. Sepertinya yang dikatakan Aurelie sebelumnya adalah fakta, pasalnya walaupun kini ia berhasil memasukkan semua kejantanannya kedalam vagina Aurelie tak ada setetes darah pun yang mengalir keluar.     

Hal ini membuktikan bahwa peristiwa yang menimpa Aurelie benar-benar terjadi dan pasti menyakitkan, pasalnya hanya benturan keras sajalah yang bisa menyebabkan robeknya selaput dara seorang gadis.     

"Akhhh s-sakitt stoppp akhh…"     

Aurelie mengerang kesakitan sambil berusaha mendorong Profesor William untuk menjauh darinya.     

"Relaks honey...jangan lawan, biarkan aku memberikan kenikmatan ini padamu," jawab profesor William dengan suara parau, gerakan maju mundur pinggulnya pun sebenarnya tak terlalu cepat hanya saja karena ini adalah pengalaman pertama bagi Aurelie tentu sedikit mengagetkan baginya.     

"Williiaammmm akhhhh…."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.