You Are Mine, Viona : The Revenge

Pengakuan Louisa 2



Pengakuan Louisa 2

0Maafkan aku juga dokter karena aku sudah menjelek-jelekkan dirimu saat aku menghubungi Tuan Fernando. Saat itu aku benar-benar sedang bingung, pada awalnya aku ingin bercerita pada tuan Fernando atas masalah yang sedang menimpa kehidupan rumah tanggaku. Namun entah mengapa aku justru gelap mata dan menjelek-jelekkan dirimu kepada Tuan Fernando, aku yakin Tuan Fernando saat ini pasti sangat membenciku saat ini. Anda juga pasti sudah tau bukan tentang apa yang aku katakan pada Tuan Fernando malam itu dok, maafkan aku dokter karena aku sudah berkata seperti itu. Aku benar-benar menyesal sudah berkata kasar tentang anda...a-aku adalah wanita yang paling tidak tau diri dan tidak tau malu sekali karena sudah berani meminta tolong pada anda disaat aku pernah berkata kasar tentang anda hikss hiksss...aku minta maaf dokter atas semua sikapku aku minta maaf dokter hiks hikkksss," tangis dokter Louisa kembali terdengar saat ia mengungkapkan pengakuannya pada Viona.     
0

Viona hanya bisa diam mendengar perkataan dokter Louisa, selama ada di Paris Fernando tak pernah membahas apapun tentang dokter Louisa atau Franklin. Satu-satunya hal yang dibahas oleh Fernando adalah tentang rumah sakit Global Bros,  selebihnya tak ada lagi yang dikatakan lagi oleh Fernando.     

"Suamiku memang terlihat sangat tegas dan arogan di luar, namun saat kau mengenalnya lebih dalam lagi maka kau akan tau kalau dia adalah seorang pria yang lembut dan dan bijaksana. Dia tidak pernah menceritakan apapun tentangmu ataupun tentang Franklin selama kami berlibur di Paris, aku justru baru tau dari pengakuanmu baru saja. Mungkin kalau kau tak mengatakan sendiri bahwa kau sudah berkata seperti itu padaku mungkin aku tak akan pernah tau dokter,"ucap Viona pelan.     

"J-jadi tuan Fernando..dia tidak…"     

"Tidak, suamiku tak mengatakan apapun. Lagi pula ia pasti tau kalau saat itu kau sedang ada dibawah kendali emosi yang meledak-ledak, jadi ia hanya menganggapnya angin lalu saja. Begitupun aku saat ini, aku tak mempermasalahkan itu dok. Jadi jangan bahas lagi, itu tak penting. Yang penting saat ini adalah bagaimana dan apa yang akan kau lakukan saat ini, ingat dok anda saat ini tidak sendiri lagi. Ada malaikat kecil yang tumbuh dan hidup di dalam perut anda, jadi anda harus berpikir dua kali jika ingin melakukan sesuatu," sahut Viona pelan memotong perkataan dokter Louisa.     

"Aku malu sekali...maafkan aku dok, aku adalah manusia naif yang tak diri maafkan aku," cicit dokter Louisa kembali terisak dengan air mata yang kembali memenuhi ke dua mata indahnya.     

Viona menggelengkan kepalanya perlahan merespon perkataan dokter Louisa, ia lalu kembali menyeka air mata yang membasahi wajah dokter Louisa dengan perlahan sambil tersenyum. Viona tau saat ini kondisi dokter Louisa sangat tidak stabil, oleh karena itu ia mencoba untuk bersikap setenang mungkin menghadapi dokter Louisa.     

Setelah berada di hotel cukup lama dengan dokter Louisa, Viona akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. Ia tak mau membuat Fernando kebingungan mencari dirinya, apalagi tadi ia hanya berpamitan pergi ke supermarket pada bodyguard yang berjaga di basement.     

"Ingat pesanku tadi dokter, jangan bertindak macam-macam dan jangan berpikir yang aneh-aneh. Istirahatlah dengan tenang di hotel, aku pasti akan membantumu mencari jalan keluar yang terbaik," ucap Viona pelan pada dokter Louisa ketika akan berpamitan pulang.     

"Iya dok aku tau, terima kasih atas semua yang kau lakukan padaku hari ini dokter. Entah apa yang akan terjadi padaku hari ini jika anda tidak datang menemuiku, kini aku tidak merasa sendiri lagi setelah berbicara panjang lebar dengan anda dok," jawab dokter Louisa dengan suara sumbang karena terlalu banyak menangis.      

"Itulah gunanya saudara saling menguatkan satu sama lain ketika salah satu diantara kita sedang kesulitan, ya sudah aku pulang. Ingat pesanku tadi dok, istirahat lah dengan tenang. Besok pagi aku akan datang lagi," pamit Viona sambil tersenyum.     

Dokter Louisa menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Viona, ia menatap Viona yang yang berjalan menuju lift dengan mata berkaca-kaca. Ia benar-benar sangat bersyukur bisa mengenal Viona yang sangat baik itu, setelah Viona menghilang dibalik lift dokter Louisa akhirnya masuk kedalam kamar dan berjalan menuju ranjang mengikuti instruksi yang Viona berikan. Ia memilih untuk beristirahat menenangkan pikirannya supaya tidak terjadi hal buruk pada kandungannya, berbagi masalahnya dengan Viona benar-benar membuatnya merasa sangat tenang saat ini. Dokter Louisa kini menyadari apa alasan Fernando sangat mencintai Viona, ternyata wanita yang baru saja meninggalkan kamarnya itu bukan hanya sekedar wanita yang memiliki kecantikan di fisiknya saja. Kelembutan hatinya benar-benar membuatnya sadar bahwa masih ada manusia baik di dunia ini, tak lama kemudian dokter Louisa pun memejamkan kedua matanya. Menangis selama hampir dua jam membuatnya lelah.      

Dalam perjalanan pulang Viona terlihat tidak tenang memikirkan nasib yang menimpa dokter Louisa, ia merasa takdir sepertinya belum mau membiarkan dirinya terlepas dari masalah-masalah yang terus menerus menghampirinya. Disaat ia akan menjalani hidup dengan tenang bersama sang suami ada saja masalah yang kembali menyeret dirinya untuk ikut masuk ke dalam arus putarannya, entah itu datang dari orang terdekatnya ataupun dari dirinya atau sama suami.      

"Aku tau Tuhan Engkau memberikan aku ujian sebanyak ini untuk menguji keteguhan imanku, namun tolong jangan berikan aku ujian diluar kemampuanku Tuhan. Aku takut tak bisa untuk menyelesaikannya dengan baik, aku hanya ingin hidup bahagia bersama anak-anak dan suamiku Tuhan. Tak ada hal lain yang ingin aku dapatkan lagi didunia ini, kemewahan, kepopuleran dan nama besar itu tak ada artinya apa-apa dibanding dengan kebahagiaan bersama keluarga kecil yang selalu aku inginkan sejak kecil," ucap Viona pelan sambil meraba cincin pernikahannya dengan perlahan saat ia berhenti di lampu merah, Viona pun kembali menginjak gas mobilnya ketika lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau. Ia kembali memacu mobilnya menuju apartemen setelah sebelumnya mampir di sebuah toko buah agar tak membuat para bodyguard yang berjaga curiga.     

Saat Viona memasuki area apartemen ia memperlambat laju mobilnya ketika melihat iring-iringan mobil milik sang suami berhenti di depan apartemen, iya membunyikan klaksonnya sekali untuk memberikan tanda pada Fernando bahwa dirinya ada di dalam mobil. Dan apa yang dilakukan oleh Viona ternyata berhasil mengambil perhatian Fernando, Fernando yang akan masuk ke dalam apartemen akhirnya menoleh ke arah mobil Porsche yang dikendarai oleh Viona. Ia tersenyum menatap sang istri yang sedang memegang setir, tak lama kemudian mobil Viona akhirnya berhenti tepat di hadapan Fernando.     

Dengan cepat Viona melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobilnya, ia lalu melangkah cepat menuju tempat sang suami yang sedang berdiri menatap dirinya tanpa berkedip.      

"Dari mana kau babe? bukankah tadi aku memanggil beberapa orang terapis datang untuk memberikan perawatan padamu ?" tanya Fernando lembut sambil merapikan rambut Viona yang menutupi wajahnya.     

"Dari supermarket yang tak jauh dari apartemen, aku bosan sendirian di apartemen. Setelah mendapatkan pijatan dari para terapis itu tiba-tiba saja energi ku seperti terisi kembali, oleh karena itu aku memilih untuk berjalan-jalan seorang diri di supermarket sambil membeli beberapa buah," jawab Viona berbohong, ia memilih untuk tak mengatakan tentang perjumpaannya dengan dokter Louisa saat ini pada Fernando karena tak mau membuat sang suami marah.      

Tanpa Viona duga tiba-tiba Fernando memeluknya dengan sangat erat, sebuah pelukan yang terasa seperti pelukan pertama kali saat mereka bertemu lagi setelah berpisah selama sepuluh bulan.     

"Apapun yang terjadi, aku mohon jangan pergi lagi dariku babe. Hadirmu adalah satu-satunya alasanku untuk tetap berjuang," bisik Fernando pelan dengan suara parau.     

"Apa maksudmu?" tanya Viona bingung.     

"Berjanjilah padaku, sebesar apapun masalah yang akan datang menghampiri rumah tangga kita nanti kau tak akan pernah pergi lagi dariku. Berjanjilah padaku babe,"jawab Fernando dengan cepat.     

"Yes, I promise. I will never leave you again, no matter what happens,"      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.