You Are Mine, Viona : The Revenge

Tangis dalam tidur



Tangis dalam tidur

0Saat Fernando masuk ke dalam kamar ia tersenyum saat melihat Viona sedang duduk didepan meja rias sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer, tubuhnya terbalut sempurna dengan pakaian tidur berbahan satin warna biru langit dari pakaian tidur itu membuatnya terlihat makin cantik. Perlahan Fernando berjalan mendekati meja rias dan tersenyum saat sudah sampai di belakang Viona.     
0

"Mandilah baru istirahat, aku tau kau pasti lelah," ucap Viona pelan sambil tersenyum ke arah kaca dimana suaminya juga sedang menatapnya di kaca.     

"Maafkan aku," sahut Fernando pelan.     

"Maaf kenapa?" tanya Viona bingung.     

"Maaf karena sudah terlalu lama di ruang kerja bersama Harry dan Justin, terlalu banyak hal yang kami bahas sampai lupa waktu," jawab Fernando penuh sesal, ia tak mau mengatakan hal yang sebenarnya pada Viona karena takut akan membuat istrinya itu panik.     

"Aku tau, ya sudah sekarang cepat mandi supaya tubuh mu segar. Setelah itu baru tidur, sudah hampir jam sepuluh malam. Besok kita harus kembali bekerja," ucap Viona lembut sambil menyentuh tangan Fernando yang ada di pundaknya.     

"Baiklah aku mandi, love you," sahut Fernando dengan cepat.     

"Love you too, aku tunggu di ranjang," kelakar Viona mencoba untuk menggoda suaminya.     

Fernando hanya terkekeh mendengar perkataan sang istri, ia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sebelum tidur. Setelah Fernando masuk ke dalam kamar mandi Viona lalu meletakkan hairdryer nya di atas meja karena rambutnya sudah kering dengan sempurna, ia lalu menggunakan sedikit skin care untuk merawat wajahnya sebelum tidur seperti yang ia lakukan setiap hari. setelah menyelesaikan ritual malamnya Viona lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang, ia kemudian naik ke atas ranjang menunggu sang suami yang masih ada di dalam kamar mandi. Karena sudah terlalu lelah Viona akhirnya merebahkan tubuhnya dan tak lama kemudian kedua matanya akhirnya tertutup secara perlahan, berada diatas tempat tidur yang empuk dan nyaman benar-benar membuatnya cepat terlelap.     

Tak begitu lama kemudian Fernando terlihat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah mandinya Fernando berjalan keluar dari kamar mandi super besarnya, ia tersenyum saat melihat Viona sudah terlelap di atas ranjang. Karena tak mau mengganggu sang istri yang sudah tertidur pulas, Fernando terlihat sangat hati-hati sekali saat membuka lemari pakaian untuk mencari piyama tidurnya. Namun baru akan menyentuh deretan pakaian tidurnya, tiba-tiba ekor matanya menangkap sebuah piyama tidur yang sudah diletakkan di atas sofa oleh Viona untuk dirinya. Tanpa pikir panjang Fernando kemudian memakai piyama tidur yang sudah dipilihkan oleh sang istri, ia tersenyum saat menyadari bahwa warna pakaian tidurnya terlihat senada dengan baju tidur yang dipakai oleh Viona.      

Karena sudah terlalu lelah Fernando akhirnya naik ke atas ranjang bergabung bersama Viona yang sudah tertidur, ia lalu mematikan lampu kamarnya dan menyisakan sepasang lampu tidur yang remang-remang. Fernando melingkarkan tangannya di tubuh Viona yang tidur terlentang, sepasang payudara sintal milik Viona terlihat sangat menantang karena pakaian tidur yang dipakai Viona memiliki belahan yang rendah. Perlahan Fernando mendaratkan kecupannya di kening sang istri untuk mengucapkan selamat malam, ia tak bernafsu sama sekali untuk bercinta kali ini padahal biasanya melihat sedikit saja bagian tubuh Viona yang terbuka ia akan on fire. Namun kali ini ia tak berniat untuk berolahraga malam bersama Viona, melihat dua wanita yang ia benci kembali muncul benar-benar menghancurkan mood-nya.     

"Akan kulakukan apapun untuk melindungimu dari gangguan kedua wanita sakit jiwa itu," bisik Fernando pelan sambil mengeratkan pelukannya di tubuh Viona.     

"Aku mencintaimu Viona, sangat mencintaimu," imbuh Fernando kembali sambil memejamkan kedua matanya secara perlahan, ia sudah tak bisa melawan rasa kantuknya.     

Sementara itu di apartemen mewah milik Profesor Frank nampak terlihat sang duda tampan itu sedang duduk di ruang tamu seorang diri dalam kondisi gelap gulita, satu-satunya sumber cahaya yang ada di apartemen mewahnya adalah lampu yang berada di dalam akuarium. Duda tampan itu sedang duduk menikmati sebotol whisky seorang diri dengan ponsel yang yang tergeletak begitu saja di sampingnya, ia baru saja berbicara panjang lebar dengan anak buahnya membahas tentang kedatangan Natasha dan Nessi kembali ke Kanada.      

Profesor Frank langsung mendapatkan kabar itu secara langsung dari Natasya yang mengirimkan pesan padanya, dalam pesan itu Natasya mengatakan kalau saat ini ia sudah berada di Kanada dan baru saja melangsungkan pernikahan dengan Andi Kwan. Dengan melakukan pernikahan dengan warga negara Kanada secara otomatis Natasya kembali memiliki kewarganegaraan Kanada, walaupun sebelumnya kewarganegaraan Kanadanya dicabut oleh Fernando namun karena ia sudah menikah dengan warga negara Kanada maka secara otomatis ia mempunyai identitas baru sebagai warga negara Kanada.     

"Kenapa kau harus muncul lagi Natasya, tak bisakah kau hidup dengan tenang di Brazil sana bersama keluargamu," ucap profesor Frank pelan sambil merebahkan tubuhnya di sofa.      

"Maafkan aku Viona kini kau harus bermasalah lagi dengan wanita-wanita gila itu, ini benar-benar diluar prediksiku dan kemampuanku. Aku sama sekali tak menduga kalau kedua wanita itu akan berbuat nekat dengan memilih jalan ini untuk kembali ke Kanada," gumam Profesor Frank penuh sesal.     

Setelah berbicara panjang lebar dengan Viona saat Viona kembali dari desa Elora Profesor Frank mulai sedikit terbuka dan sadar bahwa satu-satunya pria yang ada di dalam hati Viona hanya Fernando, saat ia sedang bergelut dengan perasaannya untuk menghilangkan rasa yang salah dalam dirinya itu tiba-tiba Louisa meninggalkan dirinya. Hal ini membuatnya marah dan kesal, ia menyayangkan sikap Louisa yang memilih pergi darinya saat ia berusaha untuk menoleh ke arah Louisa.     

"Kau pembohong Louisa, kau sama seperti wanita yang lain yang tak pernah bisa menepati janjinya padaku. Kalian sama saja tak jauh berbeda, kalian hanya mendekatiku karena uang dan nama besar keluargaku saja. Kalian tak benar-benar tulus padaku," ucap profesor Frank pelan sambil memijat kepalanya yang terasa sakit karena sudah terlalu banyak minum.     

"Apakah aku tak layak mendapatkan seorang wanita yang yang setia seperti Viona pada Fernando, kenapa aku selalu kalah dari Fernando. Kenapa ia selalu mendapatkan yang terbaik sedangkan aku tidak, kenapa dia mendapatkan seorang wanita yang sempurna seperti Fiona namun aku tidak. Ini tidak adil Tuhan, aku juga berhak bahagia sepertinya...aku juga berhak bahagia Tuhan…"      

Lambat laun suara Profesor Frank kemudian menghilang digantikan dengan detak jarum jam besar yang terpasang di dinding yang ada di ruang tamu, duda tampan itu akhirnya tertidur di sofa dalam posisi duduk di bawah kakinya nampak terlihat dua botol minuman keras yang sudah kosong. Setelah berpisah dengan Louisa selama beberapa hari ini satu-satunya cara untuk melampiaskan kekesalannya adalah dengan minum, sudah berpuluh-puluh isi botol minuman keras berpindah ke dalam tubuhnya. Tak pernah ditinggalkan oleh seorang wanita benar-benar membuatnya sangat terluka kali ini, apalagi disaat ia sudah mulai berusaha membuka hatinya untuk menempatkan Louisa di ruang hatinya yang paling dalam.      

Saat tertidur terlihat ada cairan bening keluar dari sudut mata Profesor William, cairan itu keluar tanpa ia sadari. Dalam tidurnya ia selalu memimpikan dan Louisa yang yang sering ia buat menangis, dari semenjak ia mengenal Louisa beberapa tahun yang lalu sampai akhirnya mereka menikah. Sebuah tangis penyesalan dan kerinduan yang tak disadari oleh Profesor Frank.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.