You Are Mine, Viona : The Revenge

Tepi laut



Tepi laut

0Fernando hanya tersenyum mengingat perbincangan singkatnya dengan Tuan Taylor Luther yang sebelumnya ia takuti itu, ternyata pria itu mengenal mendiang ayahnya yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu. Ia sebenarnya tak heran kalau ayahnya kenal dengan mafia namun ia tak menyangka kalau kenalan ayahnya adalah seorang pria yang saat ini sangat ditakuti di Meksiko bahkan istrinya pun mengenal pria itu, mengingat hal itu membuat Fernando sedikit kesal ia merasa seperti orang paling bodoh karena tak tahu tentang seorang Taylor Luther.     
0

"Kenapa kau sejak tadi kau tersenyum sendiri?" tanya Viona pada Fernando saat sedang menikmati makan malam cepatnya di kantin.      

"Aku tidak tersenyum babe, aku justru sedang kesal saat ini," jawab Fernando pelan sambil meletakkan sendok yang sejak tadi ia gunakan untuk mengaduk-ngaduk kopinya yang sudah dingin.      

"Kesal...kenapa lagi memangnya?" tanya Viona tak mengerti.     

"Kesal karena kau bisa mengenal seorang Taylor Luther seperti itu, sementara aku terlihat menjadi orang paling bodoh," jawab Fernando dengan cepat sambil menatap Viona yang sedang menikmati sandwich salmonnya.      

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona tersenyum geli, ia tak menyangka suaminya kesal hanya karena ia mengenal seorang Taylor Luther yang merupakan salah satu pasien yang pernah ia tolong beberapa tahun lalu di Inggris.      

"Itu namanya adalah takdir, kita kan tidak pernah tahu kemana takdir akan membawa kita," ucap Viona dengan cepat sambil meletakkan potongan sandwich salmon yang baru saja ia gigit ke atas piring yang ada di depannya.      

"Takdir ya...mmm baiklah, sekarang ceritakan padaku berapa banyak ke dokter pria yang dulu berusaha mendekatimu ketika ada di Inggris?" tanya Fernando datar, ia tiba-tiba teringat dengan perkataan tuan James sebelumnya yang mengatakan kalau Viona menjadi primadona di kampus dan di rumah sakit tempatnya bekerja sebelumnya Inggris.      

"Mereka hanya teman, lagipula teman-temanku di inggris dulu memang kebanyakan laki-laki," jawab Viona tanpa rasa bersalah.     

"Sedekat apa kau dengan mereka?" tanya Fernando kembali sambil menatap tajam kearah Viona tanpa berkedip.      

"Kami rekan kerja Fernando, semua dokter mempunyai tugas yang sama jika sedang bertugas. Tak peduli harus bersama siapa ketika sedang menjalankan misi kemanusiaan," jawab Viona pelan sambil menyeka mulutnya menggunakan tissue.      

"Lalu apa mereka masih menghubungimu dan…"     

Viona tertawa mendengar perkataan suaminya yang terakhir, ia tak menyangka suaminya akan bertanya sejauh itu padanya padahal selama ini Fernando tak pernah membahas tentang kehidupannya dulu sewaktu ada di Inggris.      

"Aku di sana belajar dan bekerja bukan mencari pasangan atau tebar pesona, kau tentu sudah tau itu," ucap Viona pelan sambil bangun dari kursinya dan meninggalkan Fernando di kantin seorang diri.     

Melihat Viona pergi begitu saja membuat Fernando menggelengkan kepalanya perlahan, ia merasa Viona saat ini sedang menguji kesabarannya. Fernando pun akhirnya menyusul Viona yang sedang berjalan pelan menuju ke ruangan pribadinya, saat Viona akan berbelok ke arah lorong yang akan membawanya ke ruang kerjanya tiba-tiba Fernando menarik tangannya secara tiba-tiba sehingga membuat Viona kaget.      

"Fernando…"     

"Ayo pulang, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu,"ucap Fernando ketus sambil menarik Viona menuju ke area parkir yang tak jauh dari tempat mereka berada.     

"Aku tak bisa pulang Fernando, aku harus mengurus Aurelie. Bukankah kau tahu sendiri kalau ayahnya sedang ada di rumah sakit ini," sahut Viona dengan cepat sambil berusaha melepaskan cengkraman Fernando di tangan kirinya.      

"Bukankah kau memberikan tugas ini kepada William, jadi kalau bisa pulang kapan saja. Lagipula kondisi anak dari tuan Luther itu sudah baik-baik saja jadi kau tak perlu ada di sisinya selama 24 jam penuh," jawab Fernando ketus merespon perkataan Viona.     

"Tapi…"     

"Jangan memancingku babe, aku gak mau menyelesaikannya disini," ucap Fernando pelan memotong perkataan Viona sambil meraih tubuh Viona agar keluar terlebih dahulu dari pintu menuju ke area parkir dimana mobilnya berada.     

Saat melihat Fernando dan Viona keluar dari rumah sakit para bodyguard yang berjaga di luar langsung berdiri, mereka pun kembali ke posisinya masing-masing termasuk Justin dan Harry yang langsung stanby disamping mobil Mercedes Benz C-Class milik Fernando yang tadi dikendarai oleh Justin saat membawa Fernando dan Viona ke rumah sakit.     

"Berikan kunci mobilmu Justin dan jangan ikuti kami," ucap Fernando pelan sambil meminta kunci mobilnya pada Justin.     

"Tapi tuan…"     

"Tenang yang membawa mobil aku bukan istriku," sahut Fernando dengan cepat memotong perkataan yang Justin, ia tau kalau Justin sedang khawatir padanya kalau kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali ketika Viona meminta kunci mobil kepadanya.     

"Baik tuan saya mengerti," jawab Justin dengan cepat, ia lalu mengeluarkan kunci mobil Mercedes Benz C-Class milik Fernando.     

Fernando menerima kunci mobil dari Justin sambil tersenyum, ia lalu meminta Viona untuk masuk terlebih dahulu kedalam mobil. Setelah Viona masuk kedalam mobil Fernando terlihat menghubungi Professor William, dia memberitahu kepada sahabatnya itu kalau ia dan Viona pulang terlebih dahulu. Tak lama kemudian Fernando masuk kedalam mobil menyusul Viona yang sudah memasang sabuk pengamannya.     

"William yang bertanggung jawab atas Aurelie kau tenang saja, disana juga ada dokter Robert jadi kau bebas malam ini," ucap Fernando pelan sambil menyalakan mobilnya.     

"Tapi aku tak enak pada tuan James, dia tau kalau aku adalah dokter yang…"      

"Lupakan pria tua itu, William yang bertanggung jawab babe. Kau tak usah khawatir," sahut Fernando pelan memotong perkataan Viona.     

Setelah berkata seperti itu Fernando kemudian memacu mobilnya menuju jalan raya meninggalkan rumah sakit Global Bros, ia pergi berdua bersama Viona tanpa dikawal oleh para bodyguard. Di dalam mobil mereka tak terlihat pembicaraan apapun, Fernando yang sibuk menyetir mobilnya dan Viona yang memilih diam dengan perasaan tak tenang karena meninggalkan profesor William untuk menjaga pasien yang ia operasi.     

"Kita mau kemana?" tanya Viona penasaran karena Fernando terus memacu mobilnya menuju ke arah utara menuju pantai.     

"Kau akan tau saat kita sampai," jawab Fernando pelan.     

"Ini kita sudah jauh sekali dari kota, sebenarnya kemana tujuanmu sebenarnya Fernando?" tanya Viona mulai gelisah.     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Fernando justru menambah kecepatan mobilnya, sehingga membuat Viona terpaksa diam dan mengeratkan pegangannya di sabuk pengaman yang menjaga dirinya. Tak lama kemudian Viona mendengar suara ombak, yang artinya mereka saat ini sudah dekat dengan laut. Viona menatap sekeliling dimana tak ada satupun mobil yang melintas di daerah itu, keadaan pun gelap karena di sekitar pantai tak memiliki penerangan yang cukup memadai.     

Fernando melambatkan laju mobilnya saat sampai di pinggir pantai, ia memarkirkan mobilnya sebuah tempat yang dipenuhi pasir namun bisa dilalui ban mobil sehingga tak menyebabkan ia kesulitan membawa mobilnya. Saat Viona masih tak menyadari tujuan Fernando mengajaknya ke pinggir laut tiba-tiba Fernando mematikan lampu mobilnya dan merebahkan kursi yang ia duduki, semenit kemudian Fernando sudah berada diatas tubuhnya.     

"Fernando apa yang kau...akhh…ini di luar Fernando...mmmppphh…     

Viona tak bisa berbicara dengan jelas karena Fernando sudah melahap satu payudaranya dengan rakus setelah  membuka paksa blouse yang ia pakai sampai kancing blouse-nya itu berhamburan entah kemana, sedangkan tangan Fernando lainnya sudah bermain di pangkal paha Viona yang masih tertutup celana panjangnya.     

"Aku tak bisa menahan diriku untuk tak menyentuhmu babe," bisik Fernando dengan suara parau disela-sela kegiatannya menyesap puting payudara Viona dengan rakus sehingga membuat Viona menggelinjang.     

Dengan keahliannya tak sulit untuk Fernando melepaskan celana panjang yang dipakai oleh Viona, sampai akhirnya tubuh bawah Viona akhirnya tak telindung lagi. Blouse yang ia pakai pun sudah tak tak terbentuk karena Fernando sudah merusaknya.     

"Sekarang giliranmu memuaskan aku babe," bisik Fernando lirih sambil meraih tubuh Viona yang kearah kursinya dimana ia berada.     

Fernando tetap duduk di belakang setir dengan sudah melepaskan celana panjang dan celana dalam yang menutupi kejantannya yang sudah terhunus dan siap melakukan tugasnya.     

"Fernando kita ditempat umum," ucap Viona dengan suara parau berusaha menahan diriny yang akan didudukan diatas tubuh Fernando.     

"Aku tau, aku ingin mencoba sensasi baru denganmu babe. Jadi kau nikmati saja," jawab Fernando dengan cepat sambil menggesek-gesekkan kejantannya di bawah vagina Viona yang ada diatasnya.     

"Akhh stop Fernando aku belum akhhh…     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena kejantanan Fernando sudah merangsek masuk ke dalam dirinya disaat vaginanya belum basah, sehingga membuatnya terasa sedikit menggigit apalagi saat ini ia sedang ada di atas tubuh Fernando sehingga semua batang kejantanan Fernando terasa sampai mulut rahimnya dan membuat sensasi nyeri yang nikmat dan membuat Viona menjerit beberapa kali saat Fernando mulai membimbingnya naik turun diatas tubuh sang suami.     

Dalam posisi woman on top seperti itu benar-benar membuat Viona menggila, ia merasakan sepenuhnya batang kejantanan sang suami memasuki dirinya. Apalagi ditambah Fernando yang terus menikmati payudaranya dengan rakus sehingga membuat Viona mencapai puncak pertamanya dengan cepat, sehingga membuat vagina Viona yang tadinya masih kering langsung basah karena cairan cintanya.     

"Fernando aku tak kuat…" ucap Viona terbata dengan nafas naik turun sambil memejamkan kedua matanya karena Fernando terus menggerakkan panggulnya naik turun diatas tubuh Fernando.     

"Akhh babe kauuu sungguh aku nikmat,"      

"Fernando stoppp aku akhhh.."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.