You Are Mine, Viona : The Revenge

First Sign



First Sign

0Viona terbangun saat menyadari bahwa ia tengah tidur diranjang ibu Debora, perlahan ia melepaskan pelukannya pada tubuh ibu Debora dan turun dari ranjang ibu asuhnya itu untuk berpindah ke kamarnya sendiri. Sebenarnya Viona sudah lama sekali tak terbangun tengah malam akan tetapi karena ia sedang datang bulan maka dari itu ia bisa terbangun tengah malam untuk berganti pembalut, saat keluar dari kamar ibu Debora yang ada di lantai satu Viona mendengar bunyi printer dari arah kamar Adam. Karena penasaran Viona mendekati kamar Adam dengan berjingkat-jingkat karena tak mau membuat suara, senyumnya merekah saat melihat Adam sedang sibuk bekerja. Ia menginput semua obat-obatan yang ia dapatkan dari rumah sakit Global Bross hari ini ke laptopnya, dulu sebelum Viona datang Adam tak melakukan hal ini pada awalnya. Namun setelah Viona memberikan masukan Adam akhirnya melakukan apa yang dikatakan oleh Viona, alhasil saat ini sebelum stok obatnya habis ia akan tau lebih cepat.     
0

"Kau akan jadi dokter hebat suatu saat nanti kak," ucap Viona dalam hati, ia kemudian berjalan pelan menuju kamarnya yang ada dilantai dua. Karena semua lampu di panti sudah dimatikan jadi ia harus berhati-hati ketika berjalan agar tak membuat suara.     

Sesampainya dikamarnya Viona merebahkan tubuhnya diatas ranjang ukuran single yang nyaman, walau kamarnya saat ini taka da apa-apanya dengan kamarnya dulu sewaktu tinggal di istana Fernando akan tetapi ia lebih merasa nyaman tinggal di panti asuhan. Suasana hangat penuh kekeluargaan sangat terasa di panti, sangat berbeda sekali kondisinya dengan istana Fernando.     

Setelah menceritakan sedikit luka dihatinya pada ibu Debora membuat Viona merasa sedikit tenang, entah kenapa ia juga tak tau. Yang jelas saat ini ia merasa lebih ringan saja, rasa sakit dan kecewa yang selama ini menyiksa sisi terdalamnya mulai berkurang.     

"Anji akan mencoba untuk tak dendam pada orang-orang itu bu," ucap Viona pelan sambil memejamkan kedua matanya perlahan, tadi ibu Debora mengatakan ia harus memaafkan mereka yang menyakiti dirinya. Karena dengan melakukan itu maka rasa sakit dalam dirinya pun akan sembuh sedikit demi sedikit.     

Tak lama kemudian Viona akhirnya tertidur kembali, baru kali ini tidur dengan sangat cepat. Rasa sakit di perutnya pun sudah tak terlalu terasa, biasanya dalam dua hari pertama datang bulan ia pasti akan menggila. Akan tetapi malam ini ia bisa tertidur dengan nyaman.     

APARTEMENT PENTHOUSE FERNANDO     

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi akna tetapi Fernando masih sibuk didepan laptopnya, ia sedang berkelana di dunia maya mencari nama Viona Angel. Ia berharap dengan melakukan itu ia bisa menemukan secercah harapan, setiap nama Viona atau Angel yang muncul dalam situs pencariannya taka da satupun yang membimbingnya menemukan Viona.     

"Kau bersembunyi dimana sayang?"     

"Harus berapa lama lagi waktu yang aku butuhkan untuk menemukanmu sayang…my love…istriku…" ucap Fernando berkali-kali sambil membelai Foto cantik Viona yang memakai gaun pengantin saat ia sedang memejamkan kedua matanya ketika berdua di depan altar dihari pernikahan mereka, foto yang menjadi salah satu favoritnya.     

"Sesakit itukah lukamu sehingga kau pergi jauh dariku sayang, maafkan aku…datanglah padaku, maki aku, tampar aku, pukul aku jika itu bisa membuatmu senang aku rela sayang, tapi aku mohon pulanglah sayang…aku merindukanmu Vio…aku tak bisa hidup tanpamu Vio…kembalilah sayang…." Fernando mengulang-ulang perkataannya sambil memeluk foto Viona dalam tidurnya diatas karpet yang ada diruang baca, ia benar-benar hancur kali ini.     

Rasa angkuh dan egoisnya selama ini yang selalu ia banggakan hilang tak berbekas, Fernando dulu selalu arogan mengatakan bahwa ia bisa mencari wanita manapun untuk ia bawa pulang. Namun kenyataannya saat Viona pergi semua kesombongannya itu tak berarti lagi, ia benar-benar tak tertarik dengan wanita manapun. Bahkan sekelas model papan atas Perancis pun tak berhasil membuatnya tergoda, ia merasa seperti sudah tak punya rasa ketertarikan lagi pada wanita manapun.     

Fernando meratapi kepergian Viona hampir tiap malam tanpa ada yang tau betapa hancurnya ia ditiap kegelapan malam datang, ia akan menjadi orang yang tanpa gairah ketika malam tiba. Untung saja tiap pagi Justin dan Harry selalu memberikan ia makanan sehat dan bergizi selama mereka tinggal di Perancis selama hampir sembilan bulan, sehingga kondisi fisiknya masih terjaga dengan baik.     

Seperti malam-malam sebelumnya Fernando akhirnya tertidur sambil memeluk foto Viona, ia tertidur dengan penuh penyesalan dan rasa rindu yang amat besar. Cairan bening akan mengalir dari kedua matanya ketika ia tertidur pulas.     

PANTI ASUHAN KASIH     

Viona yang baru tidur sepuluh menit langsung terbangun tanpa sebab, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringat dingin. Seolah ia baru saja berlari marathon, ia benar-benar merasa sangat lelah tanpa sebab. Padahal ia tak bermimpi apapun dalam tidur singkatnya.     

"Apa yang terjadi padaku," ucap Viona lirih sambil menyentuh dadanya yang  berdetak sangat cepat.     

Tenggorokannya pun terasa sangat kering saat ini, perlahan Viona meraih gelas yang ada diatas nakas yang ada disamping ranjangnya. Dengan cepat ia menenggak habis air dalam gelasnya tanpa sisa, dalam ketidakmengertiannya Viona tiba-tiba terduduk di ranjangnya tanpa sadar.     

"Fernando," ucap Viona lirih, entah apa yang membuatnya tiba-tiba memikirkan pria yang sudah menceraikannya itu.     

Viona tak tau kalau surat cerai yang dulu ia tanda tangani sudah di robek oleh Fernando disaat ia tau kalau Viona pergi, Viona mengira kalau dirinya adalah seorang janda saat ini. Sebenarnya ia penasaran dan ingin mencari tau tentang status pernikahnnya si situs namun ia terlalu takut untuk melakukan itu karena tak mau keberadaannya akan diketahui oleh anak buah Fernando, ia tau kalau ia melakukan pencarian itu maka anak buah Fernando akan dengan mudah menemukan keberadaannya dengan melalukan pencarian melalui IP Adress saat ia login ke situs milik pemerintah itu. Oleh karena itu selama sepuluh bulan ini Viona tak melakukan apapun dengan semua akun media sosialnya atau akun lainnya yang masih ia ingat, Viona benar-benar menutup akses untuk anak buah Fernando menemukannya.     

"Kenapa beberapa hari ini aku memikirkannya Tuhan, ada ada dengan diriku. Bantu aku melupakannya Tuhan, aku ingin hidup tenang. Aku juga sudah rela jika ia hidup bahagia dengan wanita lain, bantu aku melupakannya Tuhan," ucap Viona lirih sambil bersimpuh di jendela kamarnya yang terbuka, kedua matanya perlahan terpejam saat berdoa. Namun dengan cepat Viona membuka kedua matanya kembali.     

Bayangan Fernando kembali muncul dalam ingatannya, bukan ingatan tentang pertemuan terakhir mereka dirumah sakit. Bukan tentang kata-kata kasar Fernando yang muncul dalam ingatannya akan tetapi bayangan tentang Fernando yang sedang mengucapkan janji suci pernikahan mereka didepan altar saat mereka menikah dulu.     

"Pertanda apa ini…" ucap Viona dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.