You Are Mine, Viona : The Revenge

Petuah seorang ibu



Petuah seorang ibu

Viona berdiri menatap suaminya yang sudah sadar, ia sedang mendapatkan pemeriksaan dari profesor William yang langsung datang begitu mendengar kalau Fernando di operasi. Dengan menggunakan helicopter milik Fernando ia tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di desa Elora, walaupun sudah diberitahu bahwasanya Viona ada di desa Elora namun nyatanya profesor William tetap kaget saat melihat Viona kembali setelah hampir sepuluh bulan ia tak bertemu dengan istri sahabat baiknya itu.     
1

"Semuanya baik, kau harus bersyukur brengsek istrimu seorang dokter hebat. Kalau bukan dia yang mengurus tanganmu ini mungkin kau sudah tak bisa menggunakan tangan kirimu lagi," ucap profesor William ketus.     

"Kenapa kau harus disini kalau hanya untuk mengusik ketenanganku Will," sahut Fernando jengkel, ia kesal saat melihat keberadaan sahabatnya itu lagi. Pasalnya ia mengharapkan tetap Viona yang mengurusnya bukan sahabatnya yang cerewet itu.     

"Kau benar-benar tak tau diri…     

"Awwww…..fuck!!!!!!"     

Fernando menjerit kesakitan saat tangannya yang dioperasi Viona ditekan dengan kuat oleh profesor William, ia babkan hampir melempar gelas yang ada diatas nakas ke arah profesor William. Namun niatnya tak bisa ia lakukan karena tangannya tak dapat menjangkau gelas itu. Viona hanya tersenyum melihat suaminya mengeluh kesakitan sambil terus mengumpat profesor William, sebenarnya apa yang dilakukan profesor William bukanlah sebuah hal yang buruk. Itu justru suatu pertanda yang baik, pasalnya jika pasien sudah bisa merasakan sakit tandanya system saraf dekat area yang di operasi tak ada masalah yang artinya bahwa operasi berhasil.     

Tak begitu lama kemudian datanglah petugas membawakan obta untuk Fernando, pada awalnya Fernando berharap Viona yang akan membantunya untuk meminum obat itu namun nyatanya istrinya itu masih berdiam di dekat pintu sambil melipat tangannya di dada tanpa melakukan apa-apa. Alhasil Justinlah yang membantu Fernando untuk meminum obatnya, melihat itu membuat profesor William tersenyum tipis. Ia kemudian mengajak Viona keluar karena Fernando harus berganti pakaian untuk persiapan pulang kembali ke kota atas permintaan profesor William yang khawatir dengan kondisi Fernando, padahal Fernando ingin tetap di rumah sakit Mt. Elizbeth supaya dekat dengan Viona. Namun profesor William tetap menginginkan Fernando kembali ke kota, pasalnya ini adalah kali pertama Fernando mendapatkan operasi, sebagai sahabat sekaligus dokter pribadinya profesor William menginginkan Fernando kembali ke Ontario.     

"Anda terlihat berbeda dok," ucap profesor William pelan membuka percakapan saat sedang duduk bersama Viona di bangku depan ruang perawatan Fernando.     

"Berbeda dari sisi mana dok…oh maaf prof?" tanya Viona terbata, ia masih belum biasa menyebut profesor pada profesor William.     

"Ha ha ha ha…kau sebenarnya masih bisa memanggilku dengan sebutan dokter, aku tak masalah dokter," jawab profesor William sambil tertawa.     

"Kita harus tetap menjaga kode etik bukan," ucap Viona pelan.     

Profesor William tersenyum mendengar perkataan Viona, bukan gaya rambut Viona yang membuatnya merasa bahwa istri sahabatnya itu terlihat berbeda. Namun dari gaya bicaranya ia terlihat lebih leluasa, tak seperti Viona sepuluh bulan yang lalu yang terlihat sangat hati-hati sekali dalam berucap. Bahkan sikap Viona yang sekarang membuat profesor William kaget pasalnya baru kali ini ia melihat Viona berani membangkang pada Fernando, hal yang tak pernah ia lihat satu tahun yang lalu.     

Setelah berbincang panjang lebar Viona pamit pada profesor William karena ingin melihat kondisi ibu Debora, hari ini ibu Debora juga diijinkan pulang karena kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Profesor William pun hanya bisa melihat Viona pergi menuju ruang perawatan ibu pantinya tanpa bisa menahan.     

"Sepertinya kau kembali menjadi sosokmu yang asli dok, aku yakin inilah sikapmu yang sebenarnya saat kau belum bertemu dengan Fernando," ucap profesor William, saat Viona pergi dari Fernando ia banyak mencari tau tentang Viona pada rekan-rekan kerjanya di rumah sakit yang ada di Inggris.     

"Fernando benar-benar beruntung mendapatkan istri sepertimu dokter," gumam profesor William memuji Viona, ia mengingat popularitas Viona dikampus dan rumah sakit pertamanya di Inggris.     

Di ruang perawatan ibu Debora terjadi perang dingin antara Adam dan Viona, sebenarnya Viona tak ada masalah dengan Adam kakaknya namun Adam sendirilah yang memulai perang dingin itu dengan Viona. Berkali-kali Viona menegur Adam namun Adam tak merespon perkataan Viona, ia pura-pura tak mendengar apa yang dikatakan Viona sehingga membuat ibu Debora tersenyum. Dulu sewaktu ia belum memisahkan Viona dan Adam mereka berdua juga sering bertengkar ketika masih kecil.     

"Kalau ibu sudah tak ada apa kalian akan  seperti ini terus?" tanya ibu Debora pelan.     

"Ibu…"     

"Apa yang ibu katakan!!!"     

Ibu Debora tersenyum melihat kedua anaknya berbicara secara bersamaan, ia lalu membuka tangannya lebar meminta kedua anaknya datang. Viona dan Adam pun akhirnya berjalan mendekat ke arah ibu Debora dan memeluk ibunya dengan erat secara bersamaan.     

"Kalian saudara anakku, pantang untuk saudara bertengkar seperti tadi. Karena saat salah satu diantara kalian mengalami masalah pasti saudara kalian lah yang akan menolong," ucap ibu Debora pelan sambil memeluk kedua anaknya dengan penuh kasih.     

"Kalian mengerti kan?"tanya ibu Debora kembali.     

"Anji mengerti bu,"     

"Adam juga mengerti bu,"     

"Baguslah kalau kalian mengerti nak, ibu tak mau hubungan persaudaraan kalian terputus. Kalau selama ibu masih hidup saja kalian bisa bertengkar seperti ini bagaimana misalnya nanti ibu sudah meninggal?"tanya ibu Debora lagi.     

"Ibu jangan bicara seperti itu,"pekik Viona keras, ia sudah tak bisa menahan dirinya untuk tenang.     

Ibu Debora melepaskan pelukannya dari Adam, ia lalu membelai wajah Viona dengan penuh kasih sambil tersenyum.     

"Pulanglah nak, pulanglah ke rumah suamimu. Tempatmu bukan disini, bukan di Elora,"ucap ibu Debora lembut.     

"Bu…     

"Nak, adikmu sudah menikah. Suaminya bahkan sudah menjemputnya kemari, kita sebagai keluarga harusnya mendukung mereka untuk kembali bersama. Tuhan sangat membenci perpisahan apalagi sampai harus bercerai, menikah adalah sebuah ikatan sakral yang tak bisa dijadikan lelucon," sahut imbuh ibu Debora memotong perkataan Adam dengan cepat.     

Mendengar perkataan sang ibu membuat Adam mati kutu, harapannya untuk bersama dengan Viona benar-benar sudah sirna. Ia tak bsia berharap lagi pada Viona, karena ibunya sendiri ternyata juga mendukung Viona kembali pada Fernando pria yang sangat ia benci saat ini.     

"Pulanglah nak, pulang ke rumahmu yang sebenarnya. Suamimu membutuhkanmu, ingat janji sehidup sematimu dulu sewaktu kalian menikah," bisik ibu Debora lirih sambil mencium kening Viona penuh kasih.     

"Tapi bu Anji mau merawat ibu dipanti, ijinkan Anji tetap tinggal di panti,"jawab Viona setengah terisak.     

"Ada Adam yang menjaga ibu nak, lagipula ibu sudah sembuh. Suamimu yang membutuhkanmu saat ini nak, apalagi dia baru saja selesai operasi kan,"sahut ibu Debora dengan cepat menolak permintaan Viona dengan tegas.     

Air mata Viona menetes saat mendengar perkataan sang ibu, ia merasa ibunya saat ini sedang memohon padanya untuk kembali pada Fernando. Bukan sebuah nasehat yang biasa ia dengar.     

"Kau mengerti kan maksud ibu kan nak?" tanya ibu Debora kembali.     

"Anji paham bu, Anji akan pulang kerumah Anji," jawab Viona terisak, ia kemudian memeluk ibunya dan menangis sejadi-jadinya.     

Melihat Viona menangis membuat Adam memilih pergi dari ruangan itu, ia masih tak bisa menerima keputusan ibunya yang meminta Viona pergi.     

"Kenapa kau tak bisa melihatku Anji, aku disini Anji. Aku mencintaimu dengan tulus Anji," ucap Adam dalam hati sambil memejamkan kedua matanya, dalam hati kecilnya ia tau kalau Viona masih mencintai Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.