You Are Mine, Viona : The Revenge

Kembali posesif



Kembali posesif

0Mendengar perkataan Fernando membuat dokter William terdiam, ia tahu sekarang kenapa Fernando semarah ini pada Viona. Fernando hanya terlalu khawatir takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan pada anaknya sampai akhirnya ia bersikap seperti itu pada Viona. Dokter William lalu menghabiskan makanan yang ada di atas mejanya tanpa berbicara lagi pada Fernando, ia tak mau membuat Fernando makin marah padanya.     
0

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?" tanya Dokter William pelan pada Fernando ketika sudah selesai makan.      

"Karena Viona sudah kelewat batas, aku akan melarangnya pergi mulai saat ini. Ia sudah menyia-nyiakan kebaikan yang aku berikan padanya. Oleh karena itu aku akan membuatnya menjadi tahanan rumah mulai saat ini," jawab Fernando dengan cepat.      

"Tapi kau tak bisa melakukan itu Fernando, itu namanya egois. Viona bukanlah sebuah barang yang bisa kau simpan di dalam rumah dia adalah manusia….     

"Dia istriku Will,  aku yang berhak mengaturnya bukan orang lain," ucap Fernando dengan nada meninggi memotong perkataan dokter William.     

Deg     

Dokter William langsung terdiam mendengar perkataan Fernando yang terdengar sangat keras, ia kini semakin yakin kalau Fernando benar-benar marah kepada Viona.      

Saat dokter William masih tak berbicara apapun tiba-tiba Fernando sudah bangun dari kursinya Ia lalu meletakkan beberapa lembar uang pecahan 50 dolar di atas meja, tanpa berpamitan Fernando langsung keluar dari restoran dan langsung mengendarai mobil mewahnya menuju kantor.      

"Aku harap sikap posesif mu ini akan segera hilang Fernando," ucap dokter William pelan.     

Dokter William kemudian meraih uang yang ditinggalkan oleh Fernando, ia lalu membayar makanan yang sudah ia makan bersama Fernando sebelumnya dikasir. Setelah selesai membayar dokter William lalu keluar dari restoran dan menghentikan sebuah taksi untuk kembali pulang ke apartemennya hari ini adalah hari liburnya jadi ia tidak bekerja di rumah sakit.     

RUMAH SAKIT GLOBAL BROSS     

Di ruangan prakteknya dokter Robert  nampak melamun setelah sempat tidak masuk bekerja selama hampir dua hari karena sakit, saat ia sadar pasca pingsan di depan apartemen dokter Louisa ia merasa bingung saat ada di sebuah rumah sakit yang tidak ia kenal. Di mana waktu itu  ia hanya ditemani oleh beberapa orang suster dari rumah sakit itu di ruang IGD, saat mengkonfirmasi lagi kenapa ia ada di rumah sakit seorang suster yang baik hati kemudian menjelaskan kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.      

Dokter Robert nampak kecewa saat mengetahui bahwa dirinya dibawa ke rumah sakit oleh beberapa orang petugas ambulans bukan oleh dokter Louisa ia merasa sedikit kecewa dengan dokter cantik itu.      

"Ini air putihnya dokter," ucap suster Chloe membuyarkan lamunan dokter Robert.      

"Terima kasih suster," jawab dokter Robert tulus, Ia lalu membuka laci mejanya dan meraih beberapa kantung obat yang harus ia minum.      

Dokter Robert yang punya riwayat sakit tipes harus tumbang saat ia kelelahan paskah bekerja hampir 2 shift secara terus-menerus selama 2 hari dimana pada saat itu pasien memang sedang sangat banyak, karena kondisi tubuhnya yang belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi iklim di Kanada dokter Robert akhirnya kelelahan dan sakit lamanya akhirnya kembali kambuh dan membuatnya harus mendapatkan perawatan medis, setelah mendapat infus di IGD rumah sakit yang tidak jauh dari apartemennya itu dokter Robert akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemen. Ia memilih untuk istirahat saja di rumah untuk memulihkan tubuhnya di rumah, setelah istirahat selama dua hari ia akhirnya masuk bekerja lagi dan saat ia masuk bekerja dokter Robert kembali mendapatkan kekecewaan saat mendengar gosip kalau dokter Louisa akan segera menikah. Ada rasa menggelitik aneh dalam dirinya saat mendengar kabar itu, sebuah perasaan yang sudah lama tak ia rasakan pasca kematian anak dan istrinya beberapa tahun lalu.     

Tok     

Tok     

Sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunan dokter Robert, obat yang ia pegang bahkan sampai jatuh karena kaget.     

"Profesor Dexter…"ucap dokter Robert gagap ketika melihat sang direktur rumah sakit datang ke ruangan kerjanya, suster Chloe yang berdiri disebelah dokter Robert pun langsung keluar ia tak mau mengganggu.     

Profesor Dexter tersenyum ketika melihat suster Chloe pergi, ia memang sudah mendengar bahwa suster-suster di divisi bedah adalah suster yang cerdas dan kali ini ia membuktikan sendiri.     

"Sudahlah jangan sungkan dokter, maaf jika saya mengganggu waktu istirahat anda," sahut profesor Dexster sambil tersenyum.     

"Tidak dok saya hanya uhukk...uhukkk…     

Dokter Dexter tak dapat menyelesaikan perkataannya, ia lalu meraih gelas yang berisi air putih yang baru saja dibawakan oleh suster Chloe. Dengan cepat ia menghabiskan isi gelas itu hanya dalam satu kali tegukan, profesor Dexter tersenyum kecut melihat kondisi dokter Robert.     

"Kalau anda masih sakit lebih baik istirahat di rumah dok," ucap profesor Dexster pelan, ia merasa prihatin melihat kondisi dokter yang ia rekrut itu.     

"Saya sudah sembuh prof, hanya tinggal sedikit gatal saja di tenggorokan," jawab dokter Robert jujur.     

"Rumah sakit kita bukanlah rumah sakit yang kejam, yang akan memaksa para dokternya tetap bekerja walau sang dokter sakit. Tidak dok, rumah sakit ini adalah rumah sakit yang sangat menghargai kesehatan para staf. Jadi kalau anda masih sakit lebih baik istirahat jangan paksakan diri anda," sahut profesor Dexster serius.     

"I'm fine prof, If you don't believe me, please check my condition," ucap dokter Robert singkat.     

"Saya percaya pada anda dokter, saya hanya ingin memastikan bahwa staf di rumah sakit ini mendapatkan pelayanan yang yang sama tanpa ada perbedaan di antara staf baru ataupun staf lama. Jika anda merasa memang belum siap untuk bekerja karena masih sakit maka ajukan cuti saya akan dengan senang hati memberikan anda cuti dokter," jawab Profesor Dexter serius.     

Mendengar perkataan Profesor Dexter membuat dokter Robert tersenyum ia merasa senang karena direktur yang merekrutnya datang ke rumah sakit Global Bros itu ternyata sangat memperhatikan kesejahteraan para karyawannya. Setelah berbincang cukup lama Profesor Dexter akhirnya pamit undur diri karena ia masih mempunyai pekerjaan lain yang harus diurus, dokter Robert pun kembali melanjutkan pekerjaannya karena jam istirahat sudah selesai. Ia memilih beristirahat di ruangan tanpa pergi ke kantin untuk makan karena sebelumnya suster Chloe sudah membawakan beberapa makanan untuknya sebelum minum obat.     

"Wajah anda pucat dok," ucap suster Chloe pelan saat dokter Robert melayani pasien terakhir.     

"Maklum suster, saya kan belum seratus persen sembuh," jawab dokter Robert singkat.     

"Kalau anda belum sembuh seharusnya anda jangan masuk dok," sengit suster Chloe dengan nada meninggi.     

"Aku sudah cukup kuat untuk…     

"Sejak tadi anda memberikan masukan kepada para pasien untuk menjaga kesehatan tapi anda sendiri justru ceroboh seperti ini," ucap suster Chloe kesal memotong perkataan dokter Robert, ini adalah kali pertama suster Chloe berani bicara kasar pada seorang dokter.     

Dokter Robert hanya diam mendengar perkataan suster Chloe yang menjadi asistennya, ia tak bisa berkata-kata karena apa yang diucapkan suster Chloe adalah fakta. Sejak pagi ia selalu memberikan masukan pada para pasien untuk menjaga kesehatan dan mengatur pola makan, padahal ia sendiri justru menyepelekan semua itu.      

"Saya permisi dokter, jam kerja saya sudah selesai," pamit suster Chloe dengan cepat, belum mendapatkan ijin dari sang dokter suster Chloe langsung pergi begitu saja.     

Melihat asistennya pergi membuat dokter Robert tersenyum kecut, ia lalu duduk kembali di kursinya karena merasa lelah.      

"Pada akhirnya semua wanita memang akan meninggalkan aku," ucap dokter Robert pelan, ia lalu memejamkan kedua matanya sejenak untuk menghilangkan rasa pusing dikepalanya.     

Suster Chloe yang sudah sampai di ruang ganti nampak sangat jengkel, ia tak tau kenapa harus marah seperti tadi pada sang dokter. Padahal ia hanya seorang asisten dan bukan anggota keluarga dokter Robert, tapi entah mengapa ia merasa sangat kesal ketika melihat dokter Robert yang belum sembuh memaksakan dirinya untuk bekerja.      

"Dasar pria bodoh," umpat suster Chloe kesal.     

Setelah berganti pakaian, suster Chloe kemudian berjalan keluar meninggalkan ruang ganti akan tetapi saat baru berjalan beberapa langkah dari ruang ganti khusus staf wanita itu ia tiba-tiba teringat kalau ponselnya tertinggal di ruangan praktek dokter Robert. Dengan terpaksa suster Chloe akhirnya memutar langkah kakinya, ia lalu berjalan cepat menuju ruang praktek dokter Robert.     

Saat sampai di ruangan praktek dokter Robert suster Chloe dikagetkan ketika mendengar dokter Robert muntah-muntah di toilet, dengan cepat suster Chloe masuk ke dalam toilet dan menemukan dokter Robert terlihat sangat kepayahan duduk di toilet yang bersih.     

"Tunggu sebentar dok saya panggil dokter…     

"No bawa aku pulang, aku ingin istirahat dirumah suster please," ucap dokter Robert pelan memotong perkataan suster Chloe sambil memegang tangan suster Chloe.     

"Please…     

"Ok baiklah, apakah anda bisa berjalan?" tanya suster Chloe mengalah.     

"Aku bisa jalan tapi dengan kondisiku seperti ini aku tak akan bisa menyetir mobil," jawab dokter Robert jujur.     

"Kita naik taksi saja kalau begitu, saya juga tidak bisa menyetir mobil dok," sahut suster Chloe singkat.     

Dokter Robert menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan suster Chloe, ia lalu berjalan keluar dari toilet dan duduk di sofa memperhatikan suster Chloe merapikan barang-barangnya sebelum pulang. Setelah selesai merapikan barang-barang milik sang dokter suster Chloe kemudian berjalan keluar dengan memapah dokter Robert, karena takut ada yang melihat apa yang mereka lakukan suster Chloe akhirnya memilih menggandeng tangan kekar dokter Robert.     

Setelah sampai di pintu keluar sebelah barat suster Chloe lalu menghentikan sebuah taksi, ia lalu memapah dokter Robert masuk dalam taksi.      

"Dimana alamat apartemen anda dokter?" tanya suster Chloe pelan setengah berbisik.     

"Alamatnya ada di ponselku ini," jawab dokter Robert singkat.     

Perlahan suster Chloe meraih ponsel dokter Robert, ia lalu membaca alamat apartemen itu dan memberitahukan pada supir taksi yang mengantar mereka. Tiga puluh menit kemudian mereka akhirnya tiba di apartemen yang cukup nyaman milik dokter Robert, suster Chloe awalnya kesulitan ketika memapah dokter Robert ketika masuk ke dalam lift akan tetapi karena ia ditolong seorang security yang berjaga di lobby suster Chloe akhirnya bisa membawa dokter Robert sampai dikamarnya.     

"Akh lelah sekali," ucap suster Chloe pelan sambil menyeka air yang membasahi bibirnya saat ia minum.     

"Ok aku harus pulang, hari sudah semakin malam aku takut tak bisa pulang ke apartemen," batin suster Chloe cemas sambil melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.     

Suster Chloe kemudian berpamitan pada dokter Robert, ia berdiri di samping ranjang besar milik dokter Robert. Perlahan suster Chloe menundukkan tubuhnya dan mulai bicara, akan tetapi saat baru menyebut nama dokter Robert tiba-tiba tangan besar dokter Robert sudah meraih tangannya sehingga ia terjatuh diranjang sang dokter.     

"Dok...let me go," ucap suster Chloe panik, ia tak bisa bergerak karena dipeluk erat sekali oleh dokter Robert.     

"No...jangan pergi, please jangan pergi...     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.