You Are Mine, Viona : The Revenge

Sakit yang tak terlihat



Sakit yang tak terlihat

0Sebuah pesawat jet pribadi mendarat dengan sangat apik di bandara Montreal, Canada. Beberapa orang pria berpakaian serba hitam langsung berlarian ke arah pesawat jet mahal yang baru landing itu dengan cepat, mereka bersiap menantikan sang tuan yang baru kembali dari Perancis setelah ada di negara itu selama hampir sembilan bulan.      
0

Sang tuan pun keluar dengan gagah dalam balutan jas mahalnya dengan kacamata hitam yang terpasang di hidung mancungnya tanpa bersuara, para pria yang tadi berlarian langsung menundukkan kepala saat melihat sang tuan menuruni anak tangga. Sebuah mobil mahal nan mewah yang sudah terparkir apik menunggu sang tuan masuk.     

"Selamat datang tuan," sapa Lucas penuh hormat pada tuannya.     

"Thanks," jawab sang tuan yang tak lain adalah Fernando tanpa ekspresi.     

Fernando langsung masuk ke dalam mobil mahalnya diikuti kedua asisten pribadinya, mereka yang tinggal di Perancis selama hampir delapan bulan sama sekali tak berubah. Kecuali sikap dingin Fernando yang semakin membuat banyak orang takut. Begitu Fernando masuk ke dalam mobilnya Lucas langsung menyalakan mobilnya menuju kediaman baru sang tuan yang baru, saat ada di dalam mobil mewahnya Fernando tak melepaskan kacamata hitam merk Dolce Gabbana dari wajahnya. Ia menatap jalanan Ontario dari balik kacamata hitamnya.      

Sudah sembilan bulan ia meninggalkan Ontario selama itu pula ia belum juga mendapatkan kabar tentang Viona, selama satu bulan pertama ia menggila mencari Viona kesana kemari sampai akhirnya pekerjaan besar yang menjadi impiannya terbengkalai. Untung saja tuan Xavier paham dengan kondisi Fernando, ia memberikan sedikit kelonggaran pada Fernando untuk menata hatinya. Sampai akhirnya Fernando kembali fokus dengan proyek besarnya, walaupun proyek itu ia persiapkan untuk sang anak yang kini sudah tiada tapi ia kembali melanjutkannya atas dasar profesionalitas dan demi menjaga hubungan baik dengan tuan Xavier. Alhasil selama masa pembangunan perusahaan barunya itu ia harus ada disana untuk waktu yang lumayan lama.     

"Sudah sepuluh bulan dan aku masih tak mengetahui dimana keberadaanmu Vio," ucap Fernando dalam hati, saat ada di Perancis selama sembilan bulan ia tak memikirkan Viona sama sekali akan tetapi begitu ia menginjakkan kakinya lagi di tanah Canada bayangan Viona langsung menghampirinya tanpa bisa ia cegah.     

"Tuan kita sudah sampai," ucap Justin pelan membuyarkan lamunan Fernando.     

"Oh iya, terima kasih Justin," jawab Fernando dengan cepat, ia kemudian merapikan pakaiannya dan turun dari mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh para bodyguardnya.     

Fernando menatap ke arah tempat tinggal barunya, ia memutuskan untuk tak pulang ke istananya lagi untuk sementara waktu. Fernando membeli sebuah apartemen mewah yang ada disebuah gedung apartemen mewah yang ada dikota, ia memilih tinggal di penthouse agar bisa lebih mudah kemana-mana karena tepat diatas tempat tinggalnya ada sebuah helipad  yang bisa ia pakai untuk memarkirkan helikopter pribadinya.     

Karena Fernando tinggal di penthouse ia memiliki sebuah lift pribadi yang tak bisa dipakai orang lain, apalagi lift itu juga dijaga ketat oleh orang-orangnya yang ada di basement. Jadi tak bisa sembarang orang bisa masuk ke lift yang menghubungkan langsung dengan kamar penthouse itu.     

"Kami pulang tuan, selamat istirahat," ucap Justin dan Harry kompak ketika akan berpamitan pada Fernando yang baru saja selesai mandi dan sedang menikmati segelas wine di gelas brendinya.     

"Ok, kalian pasti lelah. Istirahatlah di apartemen kalian, pekerjaan kita masih banyak dikantor besok pagi," jawab Fernando memberikan ijin pada Harry dan Justin.     

"Baik tuan, kami mengerti. Selamat malam dan selamat beristirahat tuan," sahut Justin dan Harry kompak.     

Fernando menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan dua asisten pribadinya itu, ia lalu berjalan menuju ke ruang baca yang merupakan ruangan favoritnya. Dimana dari ruang baca ia bisa melihat pemandangan setengah dari kota, kerlap kerlip lampu di rumah penduduk memberikan pemandangan indah bagi siapapun yang melihatnya. Akan tetapi tidak bagi Fernando, hatinya sudah dingin dan beku. Tak ada siapapun yang bisa menghangatkan hatinya kembali, selama di Perancis ratusan wanita yang dipanggil oleh tuan Xavier untuk menyenangkan dirinya namun tak ada satupun yang berhasil membuatnya tersenyum. Para wanita itu akan pulang dengan penuh kekecewaan karena tak berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, biasanya mereka hanya akan menemani Fernando minum saja tanpa berhasil naik ke ranjang pria kaya raya itu.     

Padahal para wanita penghibur yang diundang itu adalah para model papan atas yang sudah terbiasa menjamu para pengusaha kaya, namun lagi-lagi tak ada yang bisa membuat Fernando tersenyum. Tuan Xavier pada awalnya menganggap kegagalan ruang tangga Fernando bukanlah sesuatu yang besar, namun setelah ia melihat sendiri bagaimana dinginnya sikap Fernando pada para wanita terbaik yang ia siapkan itu tuan Xavier yakin bahwa Fernando benar-benar mencintai istrinya. Sampai pada akhirnya saat ia akan kembali ke Canada kemarin malam secara pribadi tuan Xavier minta maaf pada Fernando karena sudah membawa banyak wanita untuknya, Fernando pun hanya bisa tersenyum mendengar rekan kerjanya itu minta maaf. Pada dasarnya ia merasa tak ada masalah, karena baginya itu bukanlah hal yang besar. Di dunia bisnis bukanlah hal yang asing bagi para pengusaha saling menyiapkan wanita untuk menyenangkan rekan kerjanya, sama seperti yang dilakukan tuan Xavier untuk Fernando.     

Fernando menenggak wine mahalnya yang sudah tinggal sedikit itu dalam satu tegukan, ia lalu meletakkan gelas brendinya ke atas meja dan berjalan pelan menuju kaca anti peluru yang terpasang di ruang bacanya itu.     

"Sampai kapan kau akan menghukumku seperti ini Vio?" ucap Fernando pelan, ini adalah kali pertama ia menyebut nama Viona lagi sejak sembilan bulan yang lalu dimana ia memutuskan untuk melupakan Viona dengan berangkat ke Perancis.     

"Apakah tak ada sedikitpun saja tersisa rasa cinta di hatimu untukku Vio," ucap Fernando kembali dengan suara parau, perlahan ia meraba liontin yang terpasang di kalungnya yang tak pernah ia lepas selama sepuluh bulan ini.      

Fernando memejamkan matanya perlahan sambil menggenggam liontinnya yang terbuat dari sepasang cincin pernikahan miliknya dan milik Viona, ia mengingat hari dimana ia memakaikan pertama kali cincin itu di jari manis Viona di depan altar saat mereka mengikat janji suci enam belas bulan yang lalu. Walau ia menghentikan pencarian Viona secara terang-terangan namun tanpa diketahui siapapun Fernando masih memerintahkan dua orang terbaiknya untuk tetap mencari Viona.     

"Kalau kau sudah bahagia dengan kehidupan barumu biarkan aku mengucapkan selamat padamu untuk terakhir kalinya Vio, namun jika kau…     

Deg      

Fernando langsung membuka kedua matanya dengan tiba-tiba.     

"No, aku yakin Vionaku masih hidup, ia hanya bersembunyi saja di suatu tempat. Vionaku masih hidup aku yakin itu," ucap Fernando tergagap, ia berusaha menghapus pikiran jeleknya tentang Viona.     

"Bersembunyilah Vio selama yang kau mau namun berilah aku kesempatan untuk meminta maaf padamu sayang, biarkan aku meminta maaf padamu Vio, pada anak kita. Akulah yang bersalah sehingga hal ini terjadi, maafkan aku Vio…..     

Sudah ratusan kali tiap malam Fernando mengucapkan perkataan yang sama, ia akan berbicara sendiri mengeluarkan permintaan maafnya pada Viona. Mengeluarkan kalimat penyesalannya atas apa yang sudah ia lakukan setahun yang lalu, apalagi saat mengetahui bahwa Viona memang dijebak oleh seseorang di kapal pesiar milik Franklin. Pada awalnya ia tetap tak mau mengakui bahwa Viona dijebak, ia masih menyakini Vionalah yang bersalah atas kematian anak mereka. Namun setelah investasi dilakukan dan keluar hasil bahwa Viona memang dijebak pada saat itulah awal kehancurannya dimulai, Fernando mulai tak mau bicara dengan siapapun. Ia mengasingkan diri dan menyesali atas semua perkataan yang terucap di malam berdarah itu, ia yakin bahwa Viona pasti sangat terluka dengan kata-katanya.      

Sampai akhirnya para petugas kepolisian yang akan mengusut kasus itu ia bubarkan, padahal mereka ingin mencari tau siapa dalang dari peristiwa yang menimpa Viona. Fernando memutuskan untuk tak mau mencari tau siapa pelakunya, karena jika ia tau pelakunya maka ia akan tambah menyesali apa yang sudah ia lakukan pada Viona.     

Setelah berdiri cukup lama di ruang baca, Fernando memutuskan untuk tidur. Tubuhnya sudah terasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari Perancis, sebelum tidur Fernando melakukan kebiasaan rutinnya yang tak ada siapapun yang tau. Fernando akan mengeluarkan foto Viona yang terpasang di dompetnya, foto Viona yang sedang tersenyum lebar saat ia sedang menjalankan tugasnya sebagai dokter di Inggris.     

"Selamat malam istriku, maafkan aku sayang. Semoga aku bisa menemukanmu kembali sayang," ucap Fernando lirih dengan suara parau, kedua matanya selalu berkaca-kaca ketika ia melakukan rutinitasnya itu.      

Tak lama kemudian Fernando akhirnya tertidur pulas, air bening nampak mengalir dari salah satu sudut matanya membasahi bantal bulu angsa yang sedang ia pakai.     

Di ranjang kecilnya Viona yang sedang datang bulan merasakan serangan yang luar biasa, ia meringkuk di ranjangnya menyentuh perutnya yang terasa sangat sakit. Sejak keguguran ia selalu mengalami sakit yang luar biasa si perutnya, sudah berkali-kali ia memeriksanya dokter kandungan. Dan tak ada satupun dari dokter itu yang menemukan keanehan, mereka selalu mengatakan kalau rahimnya baik-baik saja. Mereka bahkan heran saat mendengar pengakuan dari Viona yang mengatakan ia selalu merasakan sakit yang luar biasa saat datang bulan.     

"Sampai kapan aku harus merasakan sakit seperti ini Tuhan...sakit Tuhan…semua ini salahmu Fernandoooo….     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.