You Are Mine, Viona : The Revenge

Apologize



Apologize

0Dibawah rintik hujan yang sangat deras terlihat dua orang anak manusia saling bertatapan satu sama lain, meskipun ada jarak diantara mereka namun keduanya masih bisa melihat sosok yang ada di hadapannya dengan jelas. Justin dan Harry yang masih ada di dalam mobil tak percaya akan melihat kejadian ini nampak menutup mulutnya menggunakan tangan begitu pula dengan Lucas sang driver pribadi Fernando, mereka ikut membeku seperti Fernando yang sedang berdiri di luar menatap Viona sang nyonya yang hanya berjarak lima meter itu dari tempat Fernando berdiri. Dua puluh orang bodyguard langsung bertindak cepat, mereka turun dari mobil dan membuat benteng melingkar melindungi Viona dan Fernando yang sedang saling tatap tanpa bicara.     
0

Viona yang tak bisa kemana-mana hanya bisa diam melihat sosok orang yang ia hindari selama sepuluh bulan itu kini ada dihadapannya, berdiri menatapnya tanpa berkedip meskipun air hujan terus mengguyur wajahnya. Fernando yang sudah melihat Viona dari kejauhan meminta Lucas untuk mempercepat laju mobilnya ke arah Viona, pada awalnya Fernando hanya ingin mengambil gambar desa Elora menggunakan kamera digital miliknya. Ia kemudian mengarahkan kameranya ke sebuah pesta pernikahan yang sedang berlangsung, perhatiannya langsung tercuri ke arah seorang wanita yang duduk sendirian dibawah pohon mapple. Entah apa yang membuatnya tertarik pada sosok wanita itu, maka dari itu ia memperbesarnya kualitas lensanya dan langsung terkejut saat melihat wajah wanita yang sedang ia rekam itu di layar kameranya.      

Pada awalnya Fernando tak percaya dengan apa yang ia lihat, karena selama ini ia sering berhalusinasi melihat wajah Viona di sosok wanita lain. Namun kali ini Fernando yakin ia sedang tak berhalusinasi, ia hafal sekali dengan senyuman Viona. Walaupun kualitas gambar yang ditunjukkan kameranya sedikit pecah karena terlalu jauhnya jarak pengambilan gambar yang ia lakukan, namun Fernando yakin bahwa wanita yang ia rekam itu adalah sang istri tercinta yang ia cari selama hampir sepuluh bulan. Maka dari itu ia memerintahkan Lucas untuk pergi ke arah pesta pernikahan, ia ingin memastikan sendiri dengan apa yang ia lihat dan ternyata apa yang ia lihat adalah sebuah kenyataan. Wanita yang tak sengaja ia shoot ternyata adalah benar-benar Viona, Fernando hampir tak bisa mengusai dirinya saat melihat Viona kembali. Rasa rindu yang sudah hampir meledak membuatnya nyaris melompat ke arah Viona, namun saat melihat Viona mundur beberapa langkah ketika melihat kehadirannya Fernando membatalkan niatnya.     

"My love…     

"No!!!jangan mendekat!!!"jerit Viona memotong perkataan Fernando dengan keras saat melihat Fernando akan mendekatinya.     

"Viooo please..     

"Aku bilang jangan mendekat Fernando!!!" pekik Viona lagi menahan Fernando yang berusaha mendekatinya, air matanya yang menetes dari kedua matanya tersamarkan dengan air hujan yang turun sangat deras. Bayangan tentang apa yang dikatakan Fernando dulu kepadanya saat ia pendarahan kembali terbayang dalam benaknya.     

Fernando yang tak menyangka akan bertemu dengan Viona tak bisa berkata-kata, ia yang pada awalnya ingin langsung memeluk Viona hanya bisa berdiri diam tak bergerak karena ditolak Viona. Hatinya yang sempat berbunga-bunga langsung hancur kembali saat mendengar Viona melarangnya mendekat.     

"Sayang...maafkan aku, aku minta maaf sayang," ucap Fernando terbata, baju mahalnya sudah basah kuyup saat ini. Rambutnya yang disisir rapi pun sudah tak terbentuk lagi.     

"Vioo…     

"No!!!jangan panggil namaku, aku tak mau mendengar kau menyebut namaku. Kau jahat...aku membencimu!!" teriak Viona histeris, sudah lama sekali ia ingin mengeluarkan kata-kata itu pada Fernando.     

Fernando kembali membatu mendengar perkataan Viona, ia sama sekali tak menyangka akan mendapatkan penolakan yang sangat keras dari wanita yang ia cari mati-matian selama sepuluh bulan itu. Rasa sakitnya sewaktu kehilangan Viona mendadak sirna begitu saja dan tergantikan dengan rasa sakit baru yang sangat aneh rasanya, dan jauh lebih menyakitkan.     

Justin, Harry dan Lucas yang masih ada di dalam mobil hanya bisa diam melihat sang tuan ditolak mentah-mentah oleh nyonya mereka yang dicari selama sepuluh bulan ini, saat suasana sedang genting tiba-tiba Adam datang berlari-lari sambil membawa payung ke arah Fernando dan Viona yang sedang dikelilingi dua puluh orang pria berbaju serba hitam.     

"Anda sudah sampai tuan?" tanya Adam dengan suara keras sambil berjalan menuju ke arah Fernando, ia belum menyadari keberadaan Viona yang berdiri tak jauh dari Fernando.     

"Kakak…."ucap Viona lirih tak percaya saat melihat Adam mendekati Fernando sambil membawa payung.     

Adam yang berhasil melewati penjagaan bodyguard yang mengelilingi Fernando langsung mendekati Fernando dengan tersenyum lebar, ia sangat senang ternyata Fernando sampai di Elora jauh lebih cepat dari dugaannya. Begitu sampai di samping Fernando ia langsung memayungi Fernando dan membiarkan tubuhnya jadi basah kuyup.     

"Apa kau punya payung satu lagi dokter?" tanya Fernando lirih tanpa mengalihkan pandangannya dari Viona yang berdiri di depannya.     

"Ada tapi patungnya ada di…     

Adam tak dapat menyelesaikan perkataannya saat akan menunjuk ke arah tempat acara pesta tuan Rudolf ketika melihat Viona berdiri di hadapannya dengan tubuh yang sudah basah kuyup.     

"Anji kenapa kau hujan-hujanan seperti itu?" tanya Adam dengan keras, ia tak menyadari bahwa Fernando sedang bicara dengan Viona. Padahal saat ini mereka ada dalam lingkaran yang dibuat oleh anak buah Fernando.     

"Anji…     

"Iya tuan, itu adikku di panti asuhan. Anji...akh nama sebenarnya Viona tapi kami biasa memanggilnya dengan sebutan Anji sebagai nama kesayangan sejak kecil," ucap Adam merespon perkataan Fernando.     

Deg      

Fernando langsung terdiam saat mendengar perkataan Adam, ia lalu menoleh kembali ke arah Viona yang masih berdiri tanpa suara. Air hujan benar-benar sempurna menyamarkan air mata Viona, sehingga Adam tak menyadari bahwasanya ia sedang menangis.     

Saat Adam akan mendekati Viona tiba-tiba tangan besar menepuk pundaknya, rupanya Justin keluar dari mobil bersama Harry. Ia sudah mendengar semua perkataan Adam sebelumnya.     

"Karena hujan sangat lebat bagaimana kalau kita pulang ke panti asuhan anda dokter Adam…     

"No!!kalian tak bisa ke panti kami!!"ucap Viona memotong perkataan Justin dengan cepat, ia tau maksud tujuan Justin apa sebenarnya.     

"Kenapa tidak boleh Anji, lagipula asal kau tau Anji. Tuan Fernando adalah pemilik rumah sakit yang obatnya kemarin aku bawa pulang ke klinik, kalau tak ada tuan Fernando aku akan kesulitan mencari pasokan obat Anji," sahut Adam datar mencoba menjelaskan tentang Fernando pada Viona.     

"Jadi sebagai ucapan terima kasih lebih baik anda datang ke panti kami saja tuan dan berganti pakaian di sana, tapi panti kami sangat sederhana apa anda tak masalah tuan?" tanya Adam pelan pada Fernando, ia tak merasakan hawa dingin dari Viona dan sikap tak bersahabatnya.     

"Sebuah kehormatan bisa berkunjung ke panti anda tuan Adam," jawab Fernando singkat sambil tersenyum, kedua matanya sejak tadi tak lepas dari Viona sama sekali. Senyumnya mengembang saat menyadari ada kesempatan bagus didepan mata yang bisa ia manfaatkan.     

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona jengkel, ia lalu berbalik dan berlari menuju panti namun saat melewati para pengawal Fernando tiba-tiba tangannya ditahan oleh dua orang pria berbadan besar.     

"Lepaskan aku!!" ucap Viona jengkel.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kau…     

"Lepaskan!!" sahut Fernando dengan cepat memotong perkataan Adam.     

Begitu mendengar perkataan sang tuan kedua pria berbadan besar yang tadi menahan Viona langsung melepaskan cengkraman mereka di tangan Viona dan membiarkan Viona berlari meninggalkan Fernando.     

"Ayo dokter kita ke panti anda," ucap Justin memecah suasana.     

"Oh iya hampir lupa...ayo tuan ikut saya, kita bisa jalan kaki. Jaraknya tak jauh dari tempat ini," sahut Adam penuh semangat.     

"Terima kasih dokter Adam, aku berhutang padamu," jawab Fernando singkat sambil tersenyum penuh arti menatap ke arah Viona yang masih bisa ia lihat sedang berlari menuju arah yang sama dengan dirinya, menuju ke panti asuhan kasih.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.