You Are Mine, Viona : The Revenge

deuxième rencontre



deuxième rencontre

0Tepat jam dua belas siang Viona keluar dari toko tempatnya bekerja, ia sudah berganti pakaian dan mencuci wajahnya. Tak lama kemudian dari arah depan datanglah sebuah mobil sedan sederhana milik Adam yang menuju ke arahnya.     
0

"Sudah lama menunggunya?" tanya Adam pelan sambil menurunkan kaca mobilnya.     

"No, aku baru keluar dari toko sepuluh menit yang lalu kak," jawab Viona pelan sambil menggelengkan kepalanya.     

"Baguslah, ya sudah ayo masuk," sahut Adam pelan.     

Viona menganggukkan kelapanya lalu meraih gagang  pintu mobil dan membukanya dengan perlahan lalu masuk ke dalam mobil dengan cepat, karena mall yang akan mereka datangi cukup jauh Viona langsung memakai sabuk pengaman tanpa diperitahkan oleh Adam.  Sepanjang perjalanan Viona tertawa karena mendengar lelucon Adam, ia bahkan sampai meneteskan air mata karena terlalu geli mendengar perkataan Adam.     

"Kau sangat cantik Anji kalau tertawa seperti ini, ijinkan aku mengisi ruang dihatimu Anji," ucap Adam pelan saat melirik kea rah Viona yang sedang menyeka air matanya pasca tertawa.     

Karena tak mau membuat Viona semakin menangis Adam akhirnya menghentikan leluconnya, ia kembali focus mengendarai mobilnya menuju ke sebuah mall yang terdekat dengan desa Elora. Sudah lama sekali Adam menantikan saat-saat seperti ini, ia ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Viona sejak lama. Namun karena kesibukan jadwal mereka berdua yang tak pernah bertemu akhirnya baru kali inilah waktu yang dinantikan Adam tiba, oleh karena itu ia sangat bersemangat hari ini.     

Sesampainya di mall Adam memilih memarkirkan mobil sederhannya di depan toko bunga, ia lalu mengajak Viona yang sedang melihat-lihat bunga yang ada di dalam toko untuk masuk kedalam mall.     

"Kau suka bunga apa Anji?" tanya Adam pelan saat memasuki mall.     

"Red rose," jawab Viona dengan cepat.     

"Apa ada alasan lain kau suka bunga itu?" tanya Adam kembali.     

"Nope, aku hanya suka saja dengan bunga mawar merah sejak dulu kak," jawab Viona kembali sambil tersenyum lebar.     

"Dasar kau ini, ya sudah ayo naik atau kau ingin membeli sesuatu terlebih dahulu sebelum kita masuk ke bioskop," ucap Adam pelan sambil melihat-lihat sekeliling mall mencari makanan kecil.     

"Aku sudah lama sekali ingin makan Tteokbokki sebenarnya kak," sahut Viona jujur.     

Adam mengangkat satu alisnya keatas mendengar perkataan Viona, ia yang tak terlalu suka dengan makanan korea merasa asing mendengar nama makanan itu disebut Viona.     

"Itu adalah makanan khas korea yang dibuat dari tepung beras yang dimasak dengan bumbu pedas manis kak dan kadang juga diberi topping keju mozzarella," ucap Viona penuh semangat mencoba menjelasan pada Adam.     

"Makanan apa itu, namanya susah sekali disebut Anji. Pasti rasanya aneh sekali," sahut Adam singkat.     

"Ih enak tau, akh kakak payah. Ya sudah ayo masuk ke bioskop dan…     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ternyata bioskop sedang ditutup karena ada renovasi, raut kecewa nampak tergambar diwajah cantiknya sehingga membuat Adam merasa bersalah.     

"Anji…maafkan aku, seharusnya aku memastikan terlebih dahulu sebelum datang kesini," ucap Adam pelan penuh sesal.     

"Ini bukan salah kakak, memang karena sedang di renovasi kan. Ya sudah ayo kita hunting makanan kecil, tadi saat naik escalator dari lantai satu aku melihat ada yang jual mocha. Kita makan mochi saja kak," sahut Viona sambil tertawa lebar.     

"Mochi…     

"Kakak tak tau mochi?" tanya Viona dengan suara meninggi saat melihat ekspresi kebingungan diwajah Adam.     

Alih-elih menjawab pertanyaan yang keluar dari bibir Viona sebuah gelengan kecil ditunjukkan oleh Adam yang menandakan kalau ia tak tau, Viona langsung mencubit lengan Adam dengan gemas.     

"Akh kakak tak tau apa-apa, ya sudah ayo beli saja dan rasakan sendiri biar tau apa itu mochi," ucap Viona dengan cepat sambil menarik tangan Adam untuk berjalan menuju ke escalator untuk turun ke lantai satu dimana tadi Viona melihat penjual mochi berada.     

Digandeng oleh Viona membuat Adam tersenyum tipis, ia menatap tangannya yang sedang di cengkram oleh Viona. Rasanya tak ada yang dapat ia gambarkan saat ini, hatinya berbunga-bunga saat wanita yang sudah mencuri hatinya selama sepuluh bulan ini menyentuh tangannya.     

Setelah escalator berhenti dilantai satu Viona langsung berlari menuju ke kedai yang menjual mochi, ia langsung mengambil mochi rasa green tea dan memasukkannya langsung ke dalam mulutnya dalam sekali gigitan sehingga mulutnya langsung penuh dengan mochi. Adam terkekeh melihat apa yang dilakukan oleh Viona namun tak urung ia juga akhirnya mencoba mochi secara langsung, ekspresi wajahnya langsung berubah begitu mengigit mochi.     

"Enak kan?" tanya Viona pelan sambil menutup mulutnya untuk menghindari isi mulutnya keluar.     

"Iya, aku baru tau ada camilan seenak ini Anji," jawab Adam jujur.     

"Payah, ya sudah makan dulu nanti kita baru bungkus untuk ibu dan adik-adik dirumah ya," sahut Viona dengan cepat.     

Adam menganggukan kepalanya merespon perkataan Viona, ia lalu meraih satu mochi lagi dan mengikuti cara Viona sebelumnya dengan langsung memasukkannya ke dalam mulut tanpa di gigit terlebih dahulu. Melihat cara makan Adam yang menirunya membuat Viona tertawa, ia lalu meraih mochi rasa lainnya dan kembali memakannya langsung. Sejak menikah dengan Fernando dulu ia tak pernah jajan makanan seperti ini lagi karena Fernando selalu melarangnya karena menganggap jajan di pinggir jalan tidak higienis.     

Setelah kenyang memakan lima mochi Viona menyuruh Adam untuk membungkus seratus mochi, ia ingin membelikan juga untuk ibu dan adik-adiknya di panti asuhan. Saat Adam akan mengeluarkan dompetnya untuk membayar Viona dengan cepat menangkis tangan Adam.     

"Biarkan aku yang bayar kak, aku punya cukup uang kak," ucap Viona lembut sambil mengeluarkan uang pecahan 50 dollar pada kasir.     

"Tapi kau bisa simpan uangmu itu Anji, biarkan aku yang…     

"No no no…aku yang bayar, sudah lah lagipula tak banyak kok. Ya sudah ayo pulang kak aku ingin ibu dan adik-adik memakannya," sahut Viona dengan cepat memotong perkataan Adam.     

Adam lalu memasukkan dompetnya kembali dan meraih kantung belanjaan yang berisi mochi sambil tersenyum, mereka lalu keluar dari mall menuju mobil untuk kembali ke panti asuhan. Dalam perjalanan pulang Viona sempat meminta Adam untuk menepi sebentar karena ingin menyingkirkan sebuah batu yang cukup besar ditengah jalan .     

"Bahaya kak kalau tetap dibiarkan ada ditengah jalan," ucap Viona pelan saat masuk kembali ke dalam mobil.     

"Aku tak berkata apa-apa Anji," sahut Adam menggoda Viona.     

"Akh sudahlah, ayo pulang kak. Aku sudah tak sabar melihat ekspresi ibu saat memakan mochi," ajak Viona sambil tersenyum.     

Adam kemudian menginjak gas mobilnya dan melanjutkan perjalan untuk pulang, setelah mengendarai mobil selama hampir dua puluh menit mereka akhirnya sampai di depan panti asuhan.  Viona yang turun dari mobil nampak sangat kaget saat melihat banyak barang-barang ada diluar.     

"Apa yang terjadi? Apa kita mau pindah bu?" tanya Viona dengan suara bergetar pada ibu Debora yang sedang berbincang dengan seseorang.     

"Tidak nona, kita tidak pindah," jawab Fernando tiba-tiba muncul dari balik lemari sambil tersenyum lebar.     

"Apa yang kau…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.