You Are Mine, Viona : The Revenge

Terbongkar : 1



Terbongkar : 1

0Fernando terbangun ketika merasakan ada tangan lembut mengenai wajahnya, perlahan ia membuka kedua matanya dan terkaget saat melihat sang istri lah si pemilik tangan lembut yang bersandar diwajahnya . Berkali-kali Fernando mengerjapkan matanya memastikan apa yang ia lihat adalah benar-benar wujud asli sang istri bukan halusinasinya seperti selama sepuluh bulan ini. Senyumnya mengembang ketika bisa melihat wajah Viona kembali ketika pertama kali membuka mata seperti setahun yang lalu saat mereka masih harmonis.     
0

"Kalau ini adalah mimpi aku rela tak bangun lagi," ucap Fernando lirih sambil berusaha membelai wajah Viona dengan tangan bergetar, tangannya yang dingin berhasil membuat Viona bergerak. Ia sepertinya merasa terganggu saat ada tangan dingin yang menyentuh wajahnya.     

Fernando langsung menarik tangannya saat melihat Viona mulai mengeliat dan memejamkan matanya lagi dengan cepat, Viona yang pulang ke panti asuhan saat matahari mulai muncul di ufuk timur tak melihat ada Fernando di ranjangnya. Ia langsung tertidur pulas saat tubuhnya menyentuh kasur baru yang dibelikan oleh Fernando.     

"Aaaaaa...….kauuuuu bagaimanaaa kau bisaaaa dikamarrrrkuuuu!!!!!!!     

Suara teriakan Viona terdengar sangat keras sehingga membuat ibu Agnes yang sedang membuat makan siang dilantai satu langsung naik ke kamar Viona bersama Justin dan Harry yang sedang membantunya, mereka langsung teringat tentang keberadaan Fernando yang masih belum juga bangun.     

"Kau…kau kenapa bisa ada dikamarku?!!" bentak Viona pada Fernando  yang sudah berdiri ke pojok kamarnya dekat lemari sambil memegang bantal sebagai tameng sebab Viona melemparkan benda-benda ke arahnya.     

"Aku tidur disini dari semalam, sebelum kau datang aku sudah tidur disini," jawab Fernando tanpa rasa bersalah sambil bersembunyi dibalik bantal.     

"Bohong!! Kau pasti masuk ke dalam kamarku saat aku tidur pulas bukan, kau sengaja mengikutiku dan masuk ke dalam kamarku setelah aku tidur bukan!!!" hardik Viona kembali penuh emosi.     

"Tidak…kau boleh tanya saja pada…     

Ceklek     

Kamar Viona terbuka dari luar dan masuklah ibu Agnes bersama Justin dan Harry.     

"Ibu…kenapa orang ini ada dikamarku, dia kurang ajar bu. Beraninya dia masuk dan menyusup kekamarku," ucap Viona dengan keras sambil berlari menuju ibu Agnes didepan pintu.     

"Lho…kau kapan pulang nak?" tanya ibu Agnes kaget saat melihat Viona ada dikamarnya.     

"A—aku pulang jam setengah enam pagi tadi dan langsung tidur lalu ketika aku bangun lelaki kurang ajar itu sudah ada dikamarku bu, dia bahkan tidur diranjangku juga bu," jawab Viona ketus mencoba meminta pembelaan dari ibu Agnes.     

Ibu Agnes tersenyum mendengar perkataan Viona, ia meraih wajah Viona yang terlihat masih sangat marah itu dengan lembut.  Ibu Agnes lalu mengajak Viona keluar dari kamarnya meninggalkan Fernando bersama Justin dan Harry, sesampainya dilantai satu ibu Agnes menjelaskan detail kejadian yang sebenarnya dimana tadi malam ia lah yang mengijinkan Fernando tidur dikamar Viona. Mendengar perkataan ibu Agnes membuat Viona terdiam sambil tertunduk, ia merasa malu sudah menuduh dan memaki Fernando dengan kata-kata kasar tadi.     

"Jadi begitu sayang kejadian sebenarnya, tuan Fernando pada awalnya menolak tidur dikamarmu namun karena ibu memaksa akhirnya tuan Fernando mau tidur juga. Ibu merasa bersalah karena sudah banyak merepotkan tuan baik hati itu, jadi saat beliau mau kembali ke kota ibu memaksa mereka bertiga pulang ke panti nak. Kita harus tau membalas budi anakku," ucap ibu Agnes lembut sambil merapikan rambut Viona yang berantakan.     

"Tapi Anji tak suka kalau dia tidur dikamar Anji bu," sahut Viona pelan.     

"Iya sayang ibu tau, ibulah yang salah disini. Ibu tak tau kalau kau akan pulang, lagipula apakah tadi pagi kau tak melihatnya diatas ranjang saat kau tidur?" tanya ibu Agnes penasaran.     

"Karena lelah aku langsung tidur diranjang bu, tanpa melihat sudah ada orang itu diranjangku," jawab Viona singkat menyembunyikan rasa malunya karena sudah menyalahkan Fernando tadi.     

Ibu Agnes tersenyum menahan rasa gemasnya pada Viona, ia mengerti sekarang kenapa ibu Debora bisa langsung sayang pada Viona sekarang. Gadis yang ada dihadapannya mempunyai kepribadian yang menarik sekaligus menggemaskan disaat yang sama, saat akan naik ke lantai dua untuk minta maaf pada Fernando sesuai anjuran ibu Agnes langkah Viona terhenti ketika melihat Fernando sudah turun dari tangga. Ia nampak memakai pakaiannya kembali sama seperti saat ia datang ke Elora dan membawa baju tidur milik Adam ditangannya.     

"Terima kasih bu atas tumpangannya tadi malam, saya berhutang banyak pada anda bu," ucap Fernando lembut dengan tulus.     

"Kamilah yang berhutang banyak pada anda tuan, lagipula ini bukanlah hal besar tuan," sahut ibu Agnes ramah sambil meraih tangan Fernando.     

"Kalau begitu saya permisi bu, helicopter saya sudah sampai menjemput. Saya harus kembali ke Ontario, ada beberapa hal yang harus saya urus bu," pamit Fernando pada ibu Agnes.     

"Lho kenapa anda sudah mau secepat ini pulang? Makan siang saja baru akan dibuat tuan," ucap ibu Agnes kecewa, pasalnya ia sudah menyiapkan banyak bahan masakan yang akan ia sajikan pada Fernando nanti.     

Fernando tersenyum melihat wanita setengah baya dihadapannya sedih, ia lalu meraih tangan ibu Agnes lalu memeluknya perlahan sambil menepuk-nepuk punggung sang wakil kepala panti asuhan kasih itu dengan lembut.     

"Saya akan kembali lagi ketempat ini untuk melihat kemajuan ibu Debora setelah mengurus pembunuh anakku bu," ucap Fernando singkat sambil melepaskan pelukannya pada ibu Agnes.     

"Pembunuh anakmu!!!" pekik Viona dengan keras.     

Sebuah senyuman tipis tersungging diwajah Fernando melihat ekspresi Viona, ia lalu menyerahkan pakaian tidur milik Adam kepada Justin dan perlahan meraih ponselnya dari dalam saku jas miliknya.     

"Aku mendapatkan informasi dari orang yang kuminta untuk menyelidiki kejadian malam itu lima menit yang lalu bahwa pembunuh anakku adalah seorang dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan istriku nona Anji," ucap Fernando lembut sambil menunjukkan foto dokter Ammy pada Viona.     

"D-dokter A-ammy," isak Viona terbata, kedua matanya langsung berkaca-kaca saat melihat dokter cantik itu membawa obat penggugur kandungan yang ia beli dari seseorang yang mencarikannya obat berbahaya itu di pasar gelap.     

"Yes, she is…     

Deg     

Deg     

Jantung Viona berpacu sangat cepat saat mengingat kejadian dikamar mandi  sesaat sebelum ia merasakan sakit perut yang sangat dashyat, air matanya langsung mengalir tanpa permisi membasahi wajahnya.     

"Bukan bukan hanya dokter Ammy," ucap Viona terbata sambil mencengram lengan Fernando.     

"Apa maksudmu babe?" tanya Fernando cepat, ia tak sadar sudah keceplosan menyebut Viona dengan panggilan sayangnya.         

"Ada orang lain yang membantunya malam itu, orang yang mengalihkan perhatianku di toilet," jawab  Viona dengan suara bergetar menahan tangis, dadanya terasa sangat sesak mengingat kejadian di toilet malam itu.     

"Katakan…siapa yang membantu wanita iblis itu Vio??!!" tanya Fernando kembali  sambil meraih pinggang Viona secara tiba-tiba.     

"Dia…dia suster Lucia…suster Lucia yang mengajakku berbicara sesaat sebelum dompetku jatuh ke lantai dimana didalam dompet itu ada permen penahan mualku yang baru aku beli di apotik tak jauh dari dermaga," jawab Viona lirih sambil terbata-bata.     

"Suster Luciaa…     

"Tangkap dia tangkap pembunuh anakku Fernando…tangkap     

Brukk     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataanya karena tubuhnya terkulai lemas dan jatuh dipelukan Fernando yang dengan sigap menahan tubuh Viona agar tak jatuh ke lantai.     

"Anji…kau kenapa nak? Ini sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan tuan…tadi bukankah kau bilang kalau kau ingin menangkap pembunuh anakmu tuan lalu kenapa anakku bilang tadi barusan memintamu untuk menangkap pembunuh anaknya…sebenarnya apa yang terjadi disini aku tak mengerti?" tanya ibu Agnes bingung.     

"Viona adalah istriku bu…ibu dari anakku yang meninggal…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.