You Are Mine, Viona : The Revenge

Terbongkar : little punishment



Terbongkar : little punishment

Ibu Agnes nampak mendengarkan penjelasan dari Justin dan Harry dengan sangat serius, berkali-kali ia menghela nafas panjangnya saat kedua asisten Fernando menceritakan hal yang sebenarnya. Sementara itu Fernando nampak sibuk berusaha membuat Viona sadar dari pingsannya, dengan penuh cinta Fernando membelai wajah Viona dan memanggil istrinya itu untuk membuka kedua matanya.     

"Babe…bangun, jangan seperti ini sayang,"     

"Honey…please wake up,"     

"Viona my love…plese wake up,"     

Fernando berkali-kali memanggil Viona yang masih memejamkan kedua matanya dengan rapat, karena Viona tak kunjung membuka kedua matanya Fernando kemudian memencet ibu jari Viona dengan kuat berharap Viona akan membuka matanya dan ternyata apa yang dilakukan Fernando berhasil, dengan perlahan Viona membuka kedua matanya.     

"Thanks god," ucap Fernando penuh syukur sambil memeluk Viona erat.     

Viona yang baru sadar masih berusaha mengembalikan ingatan terakhirnya sebelum jatuh pingsan tadi, emosinya kembali datang saat serpihan ingatan berhasil kembali ia satukan lagi.     

"Fernando hikss…merekaa…mereka jahat, mereka tega membunuh anakku Fernando…mereka berdua yang hu hu huuuu…     

"HSsstttt jangan menangis lagi, kau sudah banyak menangis selama sepuluh bulan ini sayang. Tenang saja kedua wanita iblis itu akan mendapat balasan yang sangat pedih dariku sayang," ucap Fernando pelan mencoba untuk menenangkan Viona yang emosinya masih tak bisa terkendali pasca mengetahui orang yang sebenarnya membuatnya keguguran sepuluh bulan yang lalu.     

"A—aku tak punya masalah dengan mereka Fernando, lalu kenapa mereka tega melakukan itu padaku. Bahkan bayiku tak punya dosa sama sekali…lalu kenapa mereka tega melakukan hal sejahat itu…mereka kan dokter mereka harusnya huuuu…huuu…     

Fernando langsung memeluk sang istri yang terus menceracau, hatinya merasa lebih sakit saat ini ketimbang kejadian tadi malam dirumah sakit saat Viona menuduhnya sebagai penyebab bayi mereka meninggal. Viona yang masih belum bisa menguasai emosinya terus menangis sambil memukul punggung Fernando berkali-kali. Rasa marah, kecewa, sedih semua bercampur jadi satu didalam dirinya saat mengetahui rekannya dirumah sakitlah yang membuatnya kehilangan anak yang sangat ia inginkan itu, bahkan sampai harus mengalami semua kejadian menyedihkan selama sepuluh bulan ini berpisah dari Fernando.     

"Akan kubuat kedua iblis betina itu merasa hidup di neraka sayang, akan kubuat mereka memohon mati saja saat menerima hukumanku nanti," ucap Fernando pelan berjanji pada Viona.     

"Sekarang ceritakan lebih detail mengenai kejadian di toiet malam itu secara perlahan, aku ingin mendengarnya secara langsung darimu sayang," imbuh Fernando pelan sambil menyeka air mata yang membasahi wajah Viona.     

Viona yang masih dalam posisi terlentang diatas sofa lalu berusaha untuk duduk, Fernando pun dengan sigap membantu istrinya untuk duduk dengan baik. Dengan penuh kasih Fernando membantu Viona untuk minum air yang dibawakan oleh Justin dari pantry, ibu Agnes yang sudah mendengar semua cerita kemalangan yang sebenarnya menimapa Viona dan Fernando nampak terdiam. Kedua matanya berkaca-kaca saat mengingat apa yang dialami Fernando selama sepuluh bulan sejak kepergian Viona, ia kini tau kenapa pada awal Fernando datang ke panti sikap Viona sangat terlihat aneh.     

"Betapa malangnya kalian, sama-sama saling mencintai namun harus terpisah dan hidup dalam penderitaan yang sama selama sepuluh bulan ini karena orang jahat yang sudah tega membunuh bayi tak berdosa," ucap ibu Agnes pelan, air matanya kembali mengalir dengan deras membasahi wajahnya. Ia juga masih sangat kaget saat mengetahu bahwa Viona adalah seorang dokter hebat di rumah sakit di Ontario.     

Harry yang berdiri disamping ibu Agnes dengan sigap memberikannya sapu tangan yang kemudian diterima dengan baik oleh ibu Agnes, mereka lalu memilih pergi menuju dapur mencoba untuk memberikan kesempatan pada Viona dan Fernando saling berbicara dari hati ke hati.     

Viona terisak-isak saat menceritakan apa yang ia alami di dalam toilet, dimana ia bertemu dengan suster Lucia. Semua percakapannya dengan suster itu masih sangat ia ingat dengan baik,bahkan suster Lucia pun sempat mendoakan anaknya sehat dan tumbuh sempurna dengan baik. Fernando terlihat menggertakkan giginya sampai berbunyi yang menandakan kalau ia sudah benar-benar marah saat ini,  ia semakin yakin kalau kedua wanita itu sudah merencakan lama rencana untuk menjebak Viona dilihat dari detail dan rapinya kerja sama mereka berdua untuk mengalihkan perhatian Viona di tempat seperti itu dalam waktu yang sangat singkat.     

"Ikut aku pulang sayang…ikut aku memberikan hukuman untuk mereka, mereka berdua harus dihukum karena sudah membunuh bayi kita sayang," ajak Fernando lirih meminta Viona ikut kembali ke kota bersamanya.     

"Aku…     

"Kau harus lihat bagaimana dua jalang itu menderita sayang, kau harus ada disana dan melihat bagaimana aku memberikan hukuman pada kedua jalang itu sayang," ucap Fernando memotong perkatan Viona dengan cepat.     

 "Aku tak bisa ikut denganmu, lagipula kita sudah tak ada hubungan lagi jadi…     

"No..kau masih istriku Vio, kita masih sepasang suami istri yang sah Vio," sahut Fernando keras kembali memotong perkataan Viona.     

Viona yang sedang menunduk langsung mengangkat wajahnya dan menatap Fernando dengan tatapan tak percaya, pasalnya ia masih mengingat dengan jelas bagaimana waktu itu ia menandatangai surat gugatan cerai yang dibawa oleh Justin dan Harry. Melihat Viona masih tak percaya padanya Fernando kemudianmemeluk Viona dengan erat kembali sambil menceritakan apa yang sebanarnya ia lakukan dengan surat gugatan cerai palsu itu sesaat setelah Viona pergi dari rumah sakit.     

"Maafkan aku…maafkan aku yang membuatmu harus mengalami hal menyakitkan seperti itu sayang. Aku menyesal sudah membuatmu menderita seperti itu, pasti rasanya sangat sakit kan saat kau pendarahan," bisik Fernando sambil terisak, sudah lama sekali ia ingin meminta maaf seperti pada Viona.     

"Ok kau sekarang boleh membalasku, balas aku sayang. Lakukan apa saja yang bisa membuatmu puas, lakukan apa saja padaku yang kau rasa setimpal dengan rasa sakitmu malam itu. Balas aku sayang, aku akan siap menerima semuanya sayang," imbuh Fernando dengan suara meninggi sambil melepaskan pelukannya dari Viona dengan tiba-tiba.     

Viona yang masih tak percaya dengan perkataan Fernando yang mengatakan kalau mereka belum bercerai masih nampak shock, ia belum bisa sepenuhnya percaya dengan semua perkataan Fernando apalagi setelah semua penderitaan yang ia alami selama sepuluh bulan ini akibat keegoisan pria yang masih ia cintai itu. Pernah melihat suaminya membawa wanita lain pulang ke rumah saat ia sedang hamil membuatnya belum sepenuhnya bisa percaya dengan kata-kata manis pria itu kembali, walau sebenarnya ada perasaan lega dalam dirinya saat mengetahui mereka masih suami istri.     

"Baiklah kalau kau tak mau menghukumku, biar aku yang menghukum diriku sendiri," ucap Fernando lirih sambil bangun dari lantai dengan perlahan.     

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Viona terbata.     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Fernando justru mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Viona dengan perlahan.     

"Tanganku…tanganku pernah menampar pipi lembut ini bukan?" tanya balik Fernando pelan.     

Viona hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Fernando, ia ingin sekali menjawab ia akan tetapi lidahnya kelu untuk mengucapkan kalimat singkat seperti itu saat melihat tatapan sendu yang diberikan oleh Fernando.     

"Kau memang terlalu baik Vio, aku saja yang tak tau diri. Aku harusnya tau kau adalah malikat yang dikirimkan Tuhan untukku," ucap Fernando lirih sambil menyentuh bibir Viona yang tadi malam berdarah.     

"Lihat aku, lihat apa yang akan kulakukan untuk menghukum tangan ini Vio," imbuh Fernando datar, setelah berkata seperti itu Fernando lalu berjalan menuju pintu. Kedua mata Viona langsung menatap tajam ke arah Fernando tanpa berkedip.     

"Fernando nooooo….     

Brakkk     

"Arghhhhh….     

Bersambung       


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.