Tragedi
Tragedi
Karena Fernando adalah seorang pria penyuka pasta jadi membuat spaghetti yang Viona minta malam ini tak begitu sulit baginya , terbukti selama memasak Viona tak mengeluarkan suara apapun selain tersenyum melihat sang suami memasak spaghetti . Dulu ketika Fernando masih single ia sering membuat spaghetti untuk ia nikmati sendiri sambil bekerja di ruang belajar .
Setelah hampir 30 menit akhirnya spaghetti aglio olio yang direquest oleh Viona pun siap untuk dinikmati , dengan perlahan Fernando menata piring untuk iya letakkan spaghetti sebelum disajikan kepada Viona .
"Selamat menikmati nyonya." Ucap Fernando pelan sambil meletakkan sepiring spaghetti di depan Viona.
"Boleh aku coba?" Tanya Viona dengan mata berbinar-binar .
"Silahkan nyonya , katakan saja kalau ada yang kurang." Jawab Fernando sambil tersenyum .
Viona langsung menyentuhkan garpunya ke dalam piring berisi spageti buatan sang suami , dalam sendokan pertama ia langsung tersenyum ketika sudah mengunyah dan menelan spaghetti aglio olio buatan Fernando .
"Enak….. enak sekali." Ucap Viona dengan mata berbinar-binar memuji masakan sang suami.
"Benarkah nyonya ?? jadi masakan saya kali ini cocok di lidah anda.?" Tanya Fernando dengan bicara ala koki di hotel bintang lima .
"Yes...yes i like it very much , thanks for the food chef ." Jawab Viona dengan cepat.
Fernando kemudian menundukkan kepalanya mendengar perkataan Viona , ia merasa sangat senang kalau makanannya kali ini disukai oleh sang istri tidak seperti pancake yang kemarin dibuatnya .
"Sampai kapan kau akan terus berdiri seperti itu.?" Tanya Viona pada Fernando .
"Memang saya sudah boleh duduk di samping anda nyonya.? "Tanya balik Fernando .
"Sudahlah jangan seperti itu terus , berhenti berakting !!! ayo sini duduk di sebelahku." Ucap Viona dengan menatap tajam kearah Fernando yang masih berakting sebagai seorang chef.
"He he he …..maaf babe maaf , aku hanya ingin melihatmu menikmati makanan tanpa gangguan seperti tadi." Sahut Fernando dengan cepat sambil duduk disebelah Viona .
" Tapi jangan berlebihan seperti itu , aku tak suka ." Jawab Viona dengan melirik ke arah Fernando .
"Iya babe , iya jangan marah lagi ya . Ayo cepat habiskan makanannya ." Ucap Fernando pelan .
Viona hanya menganggukkan kepalanya menjawab perkataan sang suami , ia lalu kembali fokus kepada makanan yang ada di hadapannya .Sepuluh menit kemudian spaghetti aglio olio yang dibuat oleh Fernando pun habis dimakan oleh Viona , melihat sang istri menghabiskan makanannya membuat Fernando tersenyum . Fernando kemudian menyeka keringat yang keluar dari kening Viona dengan perlahan menggunakan sapu tangan yang masih bersih . Fernando melarang penggunaan tisu secara berlebihan di istananya , oleh karena itu setiap makan orang-orang hanya membersihkan mulutnya menggunakan sapu tangan yang sudah tersedia di atas piring .
"Sudah kenyang kan ayo tidur lagi , lihatlah waktunya yang menunjukkan pukul empat pagi." Ucap Fernando pelan sambil meraba perut Viona yang masih rata .
"Tapi aku tak mengantuk." Sahut Viona sambil memajukan bibirnya karena menolak ajakan Fernando untuk tidur kembali .
"Ya sudah kalau tak mau tidur lagi , sekarang apa yang ingin kau lakukan di pagi buta seperti ini.?" Tanya Fernando dengan lembut .
"Ayo keluar cari McD." Jawab Viona tanpa rasa bersalah .
"McDonald's ?! Kau masih mau makan McDonald's setelah makan spaghetti sebanyak itu ? " Tanya Fernando tak percaya .
"Yes ,memang ada yang salah.? " Tanya balik Viona bingung .
"Jam empat pagi babe , masa kita keluar cari McDonald's !! lagipula apa kau belum kenyang setelah makan spaghetti sebanyak itu apakah kau…..
"Rakus maksudmu ? " Ucap Viona dingin memotong perkataan Fernando .
"Bukan ..maksudnya bukan itu aku hanya …
"Akh sudahlah lupakan saja , ini salahku memang . Aku terlalu rakus , mungkin besok aku akan cek ke dokter lain untuk memeriksa tubuhku ini ada cacingnya atau tidak ." Sahut Viona dengan terbata-bata , kedua matanya pun mendadak berkaca-kaca .
"Babe maksudku bukan itu aku hanya …babe tunggu !!! " Teriak Fernando dengan keras karena melihat Viona berlari menuju kamar .
Fernando kemudian berlari menyusul Viona yang sudah berlari terlebih dahulu , karena jarak langkah kaki Fernando lebih lebar dalam sekejap ia sudah dapat mengejar Viona dan memegang tangan Viona yang sedang berlari di tangga .
"Lepaskan aku…."
"Hei !!!!" Teriak Fernando dengan suara meninggi sambil menahan tubuh Viona yang hampir saja jatuh di tangga karena sandal yang dipakainya selip ketika berusaha melepaskan pegangan tangan Fernando .
"Kau tau kita sedang ada dimana kan !!! Kalau mau bertengkar lihat tempat , apa kau bisa bayangkan apa yang terjadi padamu kalau kau jatuh tadi hah !!!" Hardik Fernando pada Viona yang sedang ada di pelukannya .
"Hikss hikss...hwaaaa." Tangis Viona pun akhirnya pecah ketika dibentak oleh Fernando untuk kedua kalinya .
Fernando lalu membimbing Viona berjalan menaiki beberapa anak tangga lagi untuk sampai ke lantai dua , setelah sampai di lantai dua Fernando langsung menggendong Viona ala bridal style menuju kamar mereka . Sementara itu Viona masih terus menangis di dalam gendongan Fernando , hatinya merasa sakit dibentak seperti itu oleh Fernando . Padahal dulu mendengar Fernando bicara keras adalah hal biasa baginya , akan tetapi entah kenapa kali ini hatinya terasa sangat sakit ketika dibentak seperti tadi .
Sesampainya di kamar Fernando langsung berjalan menuju ranjang dan menurunkan Viona dengan perlahan tanpa bicara apapun , ia lalu memakaikan selimut pada Viona dan langsung berjalan keluar dari kamar . Fernando berjalan meninggalkan Viona sendirian dikamar , ia lalu masuk ke kamar yang ada di depan persis kamarnya . Begitu Fernando masuk ke dalam kamar tak lama kemudian terdengar suara benda-benda yang pecah berasal dari kamar yang Fernando masuki .
Prank
Prank
Prank
"Arrgghhhh ….Viona bodoh , Viona ceroboh !!!! "
"Hampir gila aku dibuatnya !!! Shit….fuck !! "
"Arrrghhh stupid woman !!!"
Fernando berteriak sejadinya sambil melempar barang-barang yang ada di kamar itu ke dinding sehingga membuat kamar yang bersih itu nampak seperti sebuah medan perang , dimana banyak pecahan kaca dan vas bunga yang berserakan di lantai . Setelah puas mengeluarkan emosinya Fernando kemudian keluar dari kamar dan berjalan menuju ke lantai satu tanpa menghiraukan tangannya yang terluka karena sempat memukul tembok saat sedang menggila di kamar sebelumnya , Fernando kemudian meraih kunci mobilnya dan pergi tanpa suara menggunakan mobil sport mahalnya tanpa menjawab pertanyaan para bodyguard yang berjaga di depan rumah .
Melihat Fernando yang sedang dalam kondisi tak baik , para pengawal pribadinya pun memilih tak mengikuti sang tuan besar karena mereka tau kalau tuannya itu sedang ingin sendiri seperti yang sudah-sudah ketika sedang marah seperti itu . Fernando terus memacu mobilnya dengan kecepatan penuh meninggalkan istananya menuju ke suatu tempat dimana ia biasa mengeluarkan keluh kesahnya tanpa menghiraukan darah yang keluar di kakinya , tanpa Fernando sadari saat sedang berjalan keluar dari kamar kaki kirinya tergores pecahan kaca yang berserakan di lantai . Rasa kesal di dadanya mengalahkan segala sakit di tubuhnya yang mengeluarkan darah , karena masih jam empat pagi jalanan pun masih sangat sepi sehingga memberi keuntungan pada Fernando .
Dalam waktu dua puluh menit Fernando akhirnya sampai di sebuah gedung apartemen yang cukup mewah , ia langsung masuk ke parkiran bawah tanah tempat biasa ia memarkirkan mobilnya ketika ia datang . Setelah memarkirkan mobilnya dengan apik Fernando lalu berjalan menuju lift yang ada di parkir bawah tanah itu , tanpa ragu Fernando masuk ke dalam lift dan memencet angka 35 . Setelah sampai di lantai tujuan Fernando segera keluar dan berjalan ke kamar nomor 3068 , tanpa berpikir dua kali Fernando langsung memasukkan kombinasi angka untuk membuka kunci pintu apartemen itu . Setelah pintu terbuka Fernando langsung masuk dan berjalan cepat menuju ke sebuah kamar yang sedikit terbuka .
"Apa yang ….shit !!!!" Teriak Fernando mengumpat kasar ketika melihat pemandangan di dalam kamar yang baru ia masuki itu .
ISTANA FERNANDO
Sepeninggal Fernando tak lama kemudian Viona bangun dari ranjang dan berjalan pelan mengikuti langkah kaki Fernando , setelah keluar dari kamar mewahnya Viona mendengar dengan jelas suara Fernando yang sedang mengamuk di kamar yang ada di depan persis kamar utama . Karena di lantai dua hanya Viona dan Fernando saja yang meninggalnya jadi tak ada orang lain yang dapat mendengar suara amukan Fernando , dengan menempelkan telinganya di daun pintu Viona bisa mendengar dengan jelas semua umpatan yang keluar dari mulut Fernando .
Saat akan meletakkan tangannya di daun pintu tiba-tiba Viona menghentikan niatnya karena mendengar langkah kaki Fernando yang berjalan menuju pintu , dengan cepat Viona berjalan menuju kamarnya yang belum pintunya belum tertutup dan langsung berlari menuju ke ranjang untuk pura-pura tidur karena takut kalau Fernando masuk . Akan tetapi setelah Viona ada di ranjang selama hampir sepuluh menit ia tak mendengar suara pintu terbuka , karena penasaran Viona akhirnya berjalan ke arah jendela untuk memastikan keberadaan feeling-nya .
Tiba-tiba kedua matanya meneteskan air ketika melihat Fernando pergi menggunakan mobil sportnya seorang diri tanpa pengawalan bodyguard , hati Viona kembali sakit melihat suaminya pergi di pagi buta tanpa berbicara apapun kepadanya .
"Pergi ke wanita mana lagi kau Fernando." Isak Viona lirih sambil terduduk di bawah jendela besar yang bisa melihat pemandangan ke halaman depan rumahnya .
"Kau bilang aku tak akan bermain wanita lagi Fernando hiks….hiks…."
Bersambung
Nb : baca juga novel Thor yang berjudul kesucian Marianne dan Bodyguard Cantik , jangan lupa juga kasih bintang dan review ya kakak-kakak . Terima kasih .