You Are Mine, Viona : The Revenge

Belajar dari pengalaman



Belajar dari pengalaman

0Dokter Louisa dan dokter Robert berjalan beriringan ketika keluar dari mobil Honda Civic milik dokter Robert yang diparkirkan di parkiran bawah tanah menuju ke lift, setelah pulang dari rumah sakit dokter Robert mengajak dokter Louisa makan malam di sebuah restoran cepat saji.      
0

"Terima kasih dok."Ucap dokter Louisa dengan gugup mencoba memecahkan keheningan di dalam lift.      

"Terima kasih untuk apa.?" Tanya dokter Robert bingung sambil menoleh ke arah dokter Louisa yang berdiri di sampingnya.      

"Terima kasih untuk traktirannya tadi di restoran dan terima kasih juga atas tumpanganya." Jawab dokter Louisa sambil tersenyum tulus.     

"Untuk apa berterima kasih? lagipula tadi kita hanya makan burger dan kentang goreng saja di McD bukan masalah besar dok, lalu kita kan tinggal satu apartemen jadi tak masalah kalau pulang bersama dok." Sahut dokter Robert dengan cepat.      

Dokter Louisa hanya tersenyum mendengar perkataan dokter Robert, tak lama kemudian lift pun berhenti di lantai sembilan. Mereka berdua pun melangkah keluar begitu pintu lift terbuka dan berpisah menuju ke unitnya masing-masing yang ada di lorong yang berbeda. Setelah sampai di depan kamarnya dokter Louisa dengan segera memasukkan kombinasi angka untuk membuka pintu kamarnya , saat akan melangkah ia menoleh ke arah kiri dimana dokter Robert juga sedang memasukkan password apartemennya. Karena tak ingin diketahui kalau sedang memperhatikan pria matang itu dengan cepat dokter Louisa masuk ke dalam apartemennya dan langsung menutupnya rapat.     

"Aku tak boleh terlalu terlihat dekat dengannya, walau bagaimanapun dia adalah seorang pria yang sudah menikah aku harus menjaga jarak dengan nya." Ucap dokter Louisa pelan sambil mengingat perkataan para suster sebelumnya di kantin yang mengatakan kalau dokter Robert Elgar sudah menikah dengan seorang wanita Rusia.      

Karena hari sudah malam dokter Louisa kemudian langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum tidur, di dalam bathup dia mengingat-ingat apa yang sudah ia lalui hari ini di mana tadi sore ketika akan pulang tiba-tiba dokter Robert menawarkan tumpangan untuk pulang bersama dan mengajaknya makan di restoran cepat saji favoritnya. Dia merasa bersalah kepada istri dokter Robert karena sudah membuat dokter Robert pulang terlalu malam hari ini.      

"Semoga istrinya tidak marah karena suaminya pulang telat hari ini." Ucap dokter Louisa dengan tulus penuh penyesalan sambil meraih handuk yang ada di dekat bathtub karena sudah selesai mandi.     

Dokter Louisa merasa tidak enak menolak tawaran yang diberikan oleh dokter Robert tadi sore ketika keluar dari rumah sakit, pasalnya dokter Robert menawarinya sampai dua kali dan membukakan pintu baginya . Namun di lain sisi ia merasa bersalah karena pergi dengan lelaki yang sudah beristri, pengalamannya yang dulu bersama Profesor Frank benar-benar membuatnya sedikit berhati-hati menjalin kedekatan dengan lelaki manapun apalagi lelaki yang sudah mempunyai istri seperti dokter Robert. Saat makan siang tadi di kantin para suster membicarakan tentang ketampanan dokter Robert yang merupakan pengganti dari dokter Viona yang posisinya dulu sempat digantikan oleh dokter Cecilia, mereka mengatakan kalau dokter Robert adalah idola kedua setelah profesor Franklin akan tetapi ada salah seorang suster yang mengatakan kalau dokter Robert sudah menikah dengan seorang wanita Rusia. Seketika para suster yang menggosipkan dokter Robert itu pun mendadak kecewa setelah mengetahui kalau dokter baru itu ternyata sudah memiliki istri.      

Setelah berganti pakaian dengan pakaian tidur dokter Louisa kemudian pergi keranjangnya untuk segera tidur, setelah masuk bekerja kembali pasca cuti karena kedua orang tuanya meninggal ia baru dua kali bertemu dengan Profesor Franklin. Yang pertama adalah saat ia dikagetkan oleh pria tampan itu ketika baru keluar dari ruang rapat dan yang kedua adalah tadi siang saat sedang mengantri makanan di kantin rumah sakit khusus staf. Jantungnya masih berdebar seperti biasa ketika melihat lelaki yang pernah ia cintai itu, akan tetapi setelah berulang kali menyadarkan diri sendiri bahwa lelaki yang yang pernah mengisi hatinya itu saat ini sudah bersama wanita lain akhirnya dokter Louisa bisa menguasai dirinya kembali dan bersikap biasa saja ketika bertemu dengan Profesor Franklin.      

"Aku mendoakan untuk kebahagiaanmu Frank, dengan siapa pun nanti kau bersanding aku harap wanita itu bisa membuatmu merasa bahagia." Ucap dokter Louisa lirih sambil menutup kedua matanya dan menarik selimut tebalnya.     

Casa Grande Apartemen     

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di lobby gedung B di komplek Casa grande apartemen, tak lama kemudian keluar seorang wanita cantik yang tak lain adalah dokter Cecilia dengan membawa tas selempang dan boneka lucu yang ia peluk. Ia baru pulang dari bulan madu bersama sang suami Andrew selama satu minggu, walaupun sebenarnya bulan madu mereka masih tersisa dua hari lagi akan tetapi Andrew mengajaknya pulang lebih awal supaya bisa beristirahat di rumah sebelum kembali bekerja.      

"Honey ada yang bisa aku bantu.?" Tanya Dokter Cecilia setengah berteriak kepada Andrew yang masih menurunkan barang-barang dari mobil.      

"No tidak usah aku bisa melakukannya sendiri."Jawab Andrew dengan cepat sambil menurunkan sebuah koper besar dari bagasi mobil.      

Dokter Cecilia sebenarnya bisa masuk ke dalam apartemen sendiri, akan tetapi ia memilih menunggu suaminya selesai menurunkan barang-barang mereka dari dalam mobil sambil duduk diatas koper besar yang baru saja diturunkan oleh Andrew.      

"Kenapa kau duduk di atas koper seperti itu.?" Tanya Andrew dengan lembut kepada sang istri yang masih menatapnya dengan penuh cinta.      

"Melihatmu bekerja seperti itu membuatku horni." Jawab dokter Cecilia asal bicara.      

"Hei ...jangan berbicara seperti itu!! jaga ucapanmu, kita sedang ada di luar." Ucap Andrew dengan nada meninggi sambil menatap ke arah dokter Cecilia yang masih menutup kedua mulutnya dengan tangan.      

"Ha ha ha aku hanya bercanda sayang lagipula ini sudah malam tidak ada orang disini." Sahut dokter Cecilia mencoba untuk membela diri.     

"Tetap saja jaga ucapanmu sayang, jangan berbicara tentang hal vulgar seperti itu di tempat umum seperti ini. Aku tidak suka mendengarnya." Jawab Andrew sambil mendekat ke arah sang istri dan mencubit hidungnya dengan gemas.      

"Awww….sakit!!!" Jerit dokter Cecilia sambil memegang hidungnya yang memerah karena dicubit oleh suaminya.      

"Itu adalah hukuman kecil untukmu, ya sudah ayo kita masuk kedalam. Aku sudah mengeluarkan semua barang-barang dari dalam mobil." Ajak Andrew pada sang istri untuk masuk ke dalam apartemen.      

Dokter Cecilia mengangguk pelan merespon perkataan sang suami, ia lalu berjalan menuju ke apartemen dengan menarik sebuah koper kecil dengan penuh semangat. Dari belakang Andrew melihat istrinya berjalan menuju ke lift dengan tersenyum kecut, tiba-tiba ingatan tentang Viona kembali lagi dalam memorinya.      

"Viona dulu sangat berhati-hati dalam berbicara, ia benar-benar seorang wanita yang sangat menjaga attitudenya di tempat umum. Tidak seperti yang baru kau lakukan Cecilia, bagaimana caranya aku melupakan Viona dan menggantikannya denganmu di dalam hatiku sepenuhnya kalau kau terus-menerus mengingatkan kebiasaan lama Viona seperti ini Cecilia." Ucap Andrew dalam hati.      

Andrew kemudian tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara teriakan dari Cecilia yang sudah menunggunya di dalam lift sambil melambaikan tangan memintanya untuk segala masuk ke dalam. Ia kemudian menarik koper besarnya dengan kuat untuk masuk ke dalamnya gimana sang istri sudah menunggunya sambil berusaha tersenyum senatural mungkin, setiap kali mengingat Viona mood-nya langsung hancur.      

Pintu lift kemudian terbuka di lantai yang sudah dipencet sebelumnya oleh dokter Cecilia, mereka kemudian keluar dari lift dengan mengeluarkan koper besar mereka terlebih dahulu lalu bersama-sama menariknya nya menuju ke unit apartemen mereka yang sudah ditinggal selama hampir satu minggu lamanya.      

"Home sweet home." Teriak dokter Cecilia dengan kencang ketika sudah masuk ke dalam apartemen.      

"Nyalakan dulu lampunya." Ucap Andrew sambil tersenyum mengingatkan sang istri untuk menyalakan lampu.      

"He he he aku lupa." Sahut dokter Cecilia dengan tertawa sambil memencet tombol saklar untuk menyalakan lampu yang ada di sebelah kirinya.      

Satu per satu lampu yang ada di unit apartemen mereka pun menyala sehingga semua ruangan bisa mereka lihat dengan jelas, dokter Cecilia kemudian berjalan menuju ke dapur untuk membuatkan kopi  sang suami untuk menghangatkan tubuh karena udara di luar yang dingin. Sementara itu Andrew terlihat membawa koper koper besarnya ke dalam kamar untuk dikeluarkan kan isinya.      

"Kopinya dimeja ya honey, aku mandi dulu." Bisik dokter Cecilia pelan pada Andrew yang sedang mengeluarkan oleh-oleh untuk teman satu kantornya.     

"Iya terimakasih." Jawab Andrew dengan cepat.     

Dokter Cecilia langsung membuka semua pakaiannya di depan Andrew, tanpa rasa malu dan membuang pakaian nya begitu saja di lantai seperti sedang memberikan kode kepada Andrew untuk menyusulnya ke dalam kamar mandi.      

"Kau ini benar-benar tak ada puasnya sayang."Ucap Andrew sambil tersenyum ketika melihat ke dalam kamar mandi dimana istrinya sedang mandi di bawah shower tanpa menutup pintunya.      

Andrew pun meninggalkan pekerjaannya dan menyusul sang istri ke dalam kamar mandi tanpa melepas pakaian. Mereka kemudian kembali bercinta di kamar mandi untuk kesekian kali, dokter Cecilia memang sangat menggebu-gebu untuk hamil oleh karena itu ia selalu meminta Andrew untuk melakukan tugasnya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.