You Are Mine, Viona : The Revenge

Over protective father



Over protective father

0Berita tentang suster Lucia yang yang menabrak dokter Cecilia di kantin rumah sakit akhirnya terdengar oleh Viona yang ada di rumah, saat ia sedang menikmati hari-harinya di rumah sebagai nyonya Willan dengan tenang tiba-tiba ia kembali diusik dengan masalah rumah sakit saat ia mendapatkan WhatsApp dari suster Tina yang secara tidak sengaja mengatakan kabar itu kepada Viona.      
0

Pada awalnya suster Tina hanya bertanya tentang kondisi Viona dan bayinya saja sampai akhirnya suster Tina keceplosan mengatakan tentang pertengkaran antara dua orang wanita itu di kantin rumah sakit.      

"Anda mau kemana nyonya?" tanya Teddy kepada Viona yang terlihat sudah berganti pakaian dan membawa tas.      

"Aku mau ke rumah sakit Teddy," jawab Viona sambil tersenyum.      

"Apa anda sakit nyonya?" tanya Teddy kembali dengan cepat.     

"Tidak Teddy, aku ingin ke rumah sakit untuk menemui calon istri adik iparku," jawab Viona jujur.     

"Tenang saja aku sudah mengabari Fernando kalau aku akan pergi ke rumah sakit, jadi kau tak usah khawatir lagi pula aku ke rumah sakit juga diantar oleh dua orang pengawal Teddy," ucap Viona kembali menimpali perkataannya yang sebelumnya.     

Mendengar perkataan sang nyonya membuat Teddy mengangguk pelan Ia lalu mengantarkan Viona menuju ke mobil yang memang sudah siap, memasuki usia tiga bulan kehamilan membuat perut Viona sudah terlihat membuncit. Hal ini pun membuat para pengawal dan pelayan di rumah lebih ekstra hati-hati memperlakukan Viona atas perintah dari Fernando.      

Viona tersenyum melihat ponselnya saat membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh Fernando, di mana saat ini Fernando sedang menunggunya untuk menikmati makan siang bersama di kantin dengan menu favoritnya ketika ia masih bekerja dulu. Setelah tiga puluh menit kemudian akhirnya mobil yang mengantar Viona pun sampai di rumah sakit Global Bros, ia turun di lobi dan langsung disambut hangat oleh security yang sudah mengenalnya sejak lama.      

"Selamat siang dokter Viona," sapa sang security kepada Viona dengan ramah sambil membantu Viona berjalan menaiki anak tangga.      

"Siang pak, terima kasih bantuannya. Apakah ada kesulitan pak selama bekerja di rumah sakit ini ?" tanya Viona sambil tersenyum.      

"Tidak dokter, di rumah sakit ini hampir tak ada yang membuat saya kesal kecuali nyamuk di malam hari he he he," kelakar sang security mencoba melucu.     

Viona tertawa mendengar lelucon yang diucapkan oleh security yang membantunya menaiki anak tangga, ia tahu kalau security yang saat ini di hadapannya adalah security yang paling senior di rumah sakit dan belum mau pensiun dari pekerjaannya. Hal ini membuat Viona merasa terharu karena masih ada orang yang masih semangat bekerja di usianya yang sudah tidak muda lagi, sebenarnya Viona sudah sempat berbicara dengan Fernando mengenai para pekerja di rumah sakit yang sudah memasuki masa pensiun dan Fernando pun sudah berbicara ke manajemen di rumah sakit. Akan tetapi saat security yang bernama Pak Taylor itu dipanggil oleh pihak manajemen ia menolak untuk berhenti bekerja karena masih membutuhkan biaya untuk anaknya yang masih kuliah sebagai perawat.     

"Semangat ya Pak Taylor bekerjanya, ingat kalau anda sudah tidak merasa mampu lagi untuk bekerja jangan sungkan untuk mengajukan pensiun karena rumah sakit tidak menahan bapak dan anda berhak menikmati masa pensiun anda pak," ucap Viona dengan ramah      

"Saya mengerti dokter Viona, terima kasih atas perhatiannya. Anda adalah satu-satunya dokter yang perhatian dengan karyawan rendahan seperti saya ini, saya ucapkan terima kasih sekali lagi dengan tulus kepada anda dokter," jawab Taylor dengan mata berkaca-kaca, ia mengingat betul jasa Viona kepada dirinya dimana dia baru diangkat menjadi karyawan tetap disaat usianya menginjak 55 tahun karena dia tidak mempunyai ijazah apapun sebagai syarat utama menjadi karyawan tetap di rumah sakit Global Bros.      

"Terima kasih kembali untuk anda pak Taylor, anda mempunyai jasa yang besar di rumah sakit ini dengan membantu karyawan dan pasien merasa aman," sahut Viona sambil tersenyum dan menepuk tangan pak Taylor sang security.      

Security pun mengangguk belum merespon perkataan Viona, ia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Viona yang menjadi malaikat bagi keluarganya yang hidup pas-pasan. Tak lama kemudian Viona pun meneruskan langkahnya kembali menuju ruangan sang suami, beberapa orang suster yang berpapasan kepadanya langsung tersenyum dan menyapa dirinya mereka bahkan menyentuh perut Viona yang sudah terlihat besar itu dan memberikan ucapan serta doa bagi anak yang sedang dikandung oleh Viona.      

"Dokter Vionaaaaa...." teriak suster Tina dengan suara keras memanggil Viona yang sedang berjalan menuju ruangan Fernando.     

Beberapa orang suster dan dokter yang mendengar teriakan suster Tina nampak terganggu pada awalnya, mereka terlihat marah pada suster Tina. Akan tetapi saat melihat dokter Viona yang dipanggil oleh sang suster mereka langsung diam dan tak ada yang berani memarahi suster Tina, mereka semua tau kalau suster Tina adalah mantan asisten dokter Viona selama ia bekerja.     

Viona yang mendengar teriakan suster Tina yang menjadi salah satu teman baiknya itu hanya bisa menggigit bibir ketika melihat sang suster berteriak seperti itu, ia merasa heran suster Tina tak berubah bahkan. Masih suka berteriak-teriak ketika memanggilnya seperti yang baru saja ia lakukan itu.     

"D-dokter aku rindu padamu," ucap suster Tina dengan tersengal-senggal.     

"Aku tak rindu padamu!!" jawab Viona dengan cepat.     

"Why??" tanya suster Tina dengan wajah kecewa.     

"Karena kau senang sekali berteriak-teriak seperti itu, lihatlah semua orang jadi tau kalau aku datang suster!!" jawab Viona sambil mencubit pipi suster Tina dengan gemas.     

Suster Tina yang mengerti dengan arah pembicaraan Viona langsung menoleh kebelakang dimana saat ini semua orang memang sedang melihat ke arahnya, ia langsung tersenyum lebar sehingga deretan gigi putihnya terlihat menyadari kebodohannya.     

"Maaf dokter," ucap suster Tina setengah berbisik.     

"Akh sudah lah kau ini memang menyebalkan….     

"Dan bikin kangen kan dokter," sahut suster Tina memotong perkataan Viona.     

Viona menjulurkan lidahnya merespon perkataan suster Tina sementara itu suster Tina nampak tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Viona, sudah lama sekali rasanya ia tak tertawa seperti itu sejak dipindahkan ke divisi obgyn. Walau dokter Lila baik padanya akan tetapi ia masih sungkan pada dokter Lila, tidak seperti Viona yang memang sudah akrab dengannya jadi ia tak ada rasa malu sedikitpun pada Viona.     

Suster Tina mengantar Viona menuju ruangan Fernando, sepanjang perjalanan menuju ruangan Fernando suster Tina selalu meraba-raba perut Viona. Ia sudah tak sabar ingin berjumpa dengan anak Viona yang sudah ia minta untuk memanggilnya kakak itu, mendengar perkataan suster Tina membuat Viona tertawa sampai mengeluarkan air mata.     

"Apanya yang lucu dokter, kenapa anda tertawa sampai menangis," tanya suster Tina berkali-kali.     

"Kau ini benar-benar menyebalkan suster, selalu membuatku sakit perut seperti ini…     

"Apa!!!siapa yang membuatmu sakit perut babe?!!!" tanya Fernando dengan suara meninggi tiba-tiba berada dibelakang Viona.     

Viona dan suster Tina langsung terdiam mendengar perkataan Fernando yang tiba-tiba itu, Fernando langsung menyentuh perut Viona dengan posesif. Mata tajamnya langsung menatap suster Tina yang berdiri disebelah Viona.     

"Apa yang kau lakukan pada anakku?!" tanya Fernando dingin.     

"Suster Tina tidak melakukan apa-apa babe, kami baik-baik saja," jawab Viona pelan.      

"Tapi tadi kau bilang sakit perut kan, aku mendengarnya babe!! jangan bohong padaku, jangan kira karena suster Tina adalah mantan asisstenmu aku bisa memaafkannya kalau ia melukai anakku!!" sahut Fernando dengan cepat sambil terus menatap tajam ke arah suster Tina yang sudah menempel pada dinding karena ketakutan.     

"Awwww ….babe…     

"Rasakan, makanya jangan asal bicara kalau kau tidak tau apa-apa. Aku dan suster Tina sedang bercanda tadi, jadi kau jangan asal bicara menuduhnya yang tidak-tidak seperti itu.!!" ucap Viona jengkel dengan nada meninggi, ia tak suka dengan sifat posesif Fernando yang berlebihan.     

Fernando hanya diam mendengar perkataan Viona sambil memegangi pinggangnya yang baru saja dicubit Viona, ia hanya bisa diam ketika melihat Viona berjalan pergi menuju kantin bersama suster Tina.     

"Babe tunggu…..     

"Babe…     

"Berisik, ini ruang sakit jangan teriak-teriak!!" jawab Viona ketus sambil terus berjalan menuju ke kantin meninggalkan Fernando dibelakangnya.     

Fernando menekuk wajahnya mendengar perkataan sang istri, ia kini hanya bisa melihat istrinya duduk makan berdua bersama suster Tina di kantin.      

"Kau terlihat cantik saat tertawa seperti itu honey," ucap Fernando dalam hati saat melihat Viona tertawa bersama suster Tina.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.