You Are Mine, Viona : The Revenge

Fernando Grey Willan yang sebenarnya



Fernando Grey Willan yang sebenarnya

0Suster Chloe tak bisa bergerak saat dipeluk dokter Robert, walaupun pria itu sedang tidur akan tetapi pelukannya tetap saja terasa sangat erat.      
0

"Irina...Irina jangan pergi, jangan pergi dariku Irina…"     

"Sayang ...kenapa kau harus pergi dengan cara sekejam ini, kenapa kau harus pergi dengan membawa anak kita ketempat yang tak bisa aku jangkau...Irina aku mencintaimu sayang,"      

"Irina maafkan aku...tolong jangan pergi Irina aku mohon,"      

Suster Chloe yang masih dipeluk erat oleh dokter Robert dapat mendengar dengan jelas suara teriakan dari dokter Robert yang memanggil seorang wanita yang bernama Irina.     

"Siapa Irina, kenapa aku seperti pernah membaca nama ini," ucap suster Chloe pelan, kedua matanya nampak terpejam berusaha konsentrasi.      

Saat kedua matanya terbuka ia lalu menoleh ke atas nakas yang ada di samping ranjang milik dokter Robert, dimana di atas nakas terpasang foto maternity dokter Robert dengan seorang wanita berambut blonde dan bermata biru yang khas wanita Rusia.     

"Yaaa aku ingat, Irina adalah istri dokter Robert," gumam suster Chloe dengan cepat.      

Suster Chloe pernah membaca nama Irina saat ia membaca portofolio milik dokter Robert secara tidak sengaja. Dimana dalam portofolio milik dokter Robert ia mencantumkan nama Irina Ivanova, seorang wanita kebangsaan Rusia yang dinikahi dokter Robert dua tahun sebelum akhirnya ia meninggal karena kecelakaan dimana ia sedang mengandung usia tujuh bulan.     

"Irina kau bilang akan setia padaku...tapi kenapa kau pergi begitu cepat….     

Rintihan pilu terdengar dari mulut dokter Robert dalam tidurnya, ia tak sadar kalau sedang memeluk suster Chloe. Tangis kerinduan seorang suami yang ditinggal pergi oleh istri yang sedang mengandung anaknya untuk selama-lamanya, butuh waktu lama bagi dokter Robert bisa move on dan sadar dalam dunia nyata. Ia akhirnya kembali bekerja sebagai dokter setelah cuti selama hampir delapan bulan sampai akhirnya enam bulan kemudian ia mendapatkan tawaran dari Fernando untuk bekerja di rumah sakit Global Bros.     

Suara tangisan dokter Robert terdengar makin pilu menyayat hati siapapun yang mendengarnya, begitu pula dengan suster Chloe yang kedua matanya kini tampak berkaca-kaca. Ia tau kalau dokter yang sedang memeluknya secara tak sadar itu sedang sangat merindukan mendingan istrinya. Karena tak tahan dipeluk seperti itu suster Chloe akhirnya suster Chloe berusaha melepaskan dirinya dari pelukan dokter Robert, setelah berhasil melepaskan diri suster Chloe baru menyadari kalau dokter Robert ternyata demam. Dengan cepat suster Chloe memberikan perawatan, ia mencari peralatan medis di kamar dokter Robert. Setelah mencari selama hampir sepuluh menit ia akhirnya menemukan tas kerja milik dokter Robert, tanpa ijin suster Chloe membuka tas itu dan mengambil beberapa alat medis. Ia akhirnya memberikan infus pada dokter Robert karena khawatir dokter Robert akan kehabisan cairan karena keringat yang keluar dari tubuh dokter Robert sangat banyak.     

"Anda pasti sangat menderita ditinggal anak dan istri dengan cara yang mengerikan seperti itu dokter," ucap suster Chloe pelan sambil menyeka keringat yang keluar dari kening dokter Robert.     

Perlahan suster Chloe meraih foto milik dokter Robert yang ada di atas nakas, ia melihat dengan intens ke arah foto itu. Senyum bahagia dokter Robert dan istrinya yang masih hamil enam bulan terlihat sangat jelas, dokter Robert tersenyum lebar sambil memegang angka 6 di samping Irina Ivanova yang sedang berpose cantik di sebuah kursi.     

"Semoga kau tenang di alam sana nyonya Ivanova," ucap suster Chloe pelan mendoakan mendiang istri dokter Robert, dengan hati-hati ia meletakkan kembali figura foto itu di tempatnya.     

Saat akan merapikan barang-barangnya untuk pulang tiba-tiba dokter Robert menggigil hebat, dengan cepat suster Chloe memberikan pria itu selimut. Ia bahkan memasukkan jarinya ke mulut dokter Robert agar dokter Robert tak menggigit lidah, setelah bersusah payah menendang dokter Robert yang terkena serangan suster Chloe akhirnya lega karena dokter Robert kembali tenang. Ia pun bisa mengeluarkan jarinya dari dalam mulut dokter Robert, luka sobek di dua jari suster Chloe menunjukkan bahwa dokter Robert benar-benar dalam kondisi yang membahayakan tadi. Karena takut tangannya terinfeksi suster Chloe lalu berjalan menuju dapur untuk membersihkan luka dengan air mengalir, sebelum diberi oleh cairan antiseptik.      

Karena kelaparan suster Chloe memberanikan diri pergi ke dapur dokter Robert, ia lalu membuka kulkas dokter Robert dan tersenyum ketika melihat satu bungkus mie instan. Tanpa pikir panjang suster Chloe langsung memasaknya, setelah matang suster Chloe menikmati mie instan itu dengan lahap.     

"Kenyangnya," ucap suster Chloe pelan sambil duduk di sofa yang ada diruang tamu sambil melihat ponselnya, ia berusaha mencari taksi dari aplikasi yang ada di ponselnya. Karena sudah terlalu lelah perlahan kedua mata suster Chloe mulai tertutup sampai akhirnya ia pun tertidur pulas, sedangkan dokter Robert yang kondisinya sudah mulai stabil pun juga sudah tertidur tanpa mengetahui bahwa suster Chloe sudah merawatnya sampai kelelahan.     

Fernando yang moodnya sudah rusak dari pagi nampak uring-uringan di kantor, hampir semua orang yang bertemu dengannya terkena imbasnya. Bahkan seorang manajer keuangan yang tak pernah ia marahi pun hari ini terkena amarahnya, Justin dan Harry yang sudah tau tentang penyebab Fernando marah-marah hanya bisa diam.      

"Maaf tuan ini sudah hampir jam sepuluh malam, apa anda tak mau pulang?" tanya Justin pelan dengan hati-hati.     

"Sudah hampir tiga belas jam lebih anda didepan komputer tuan," imbuh Harry menimpali perkataan Justin.     

Mendengar perkataan kedua asisten terbaiknya Fernando lalu menurunkan tangannya dari keyboard laptopnya, ia lalu melirik tajam ke arah pintu dimana kedua asistennya itu berada.     

"Apa kalian masih menyimpan peralatan mandiku di kantor?" tanya Fernando tiba-tiba.     

"Bukan hanya peralatan mandi anda tuan, akan tetapi pakaian bersih anda pun kami masih menyimpannya dengan rapi tuan," jawab Justin dengan cepat.     

"Good, ambilkan semuanya aku mau mandi setelah itu kalian temani aku pergi ke tempat menyenangkan yang sudah lama tak aku datangi," ucap Fernando dengan bersemangat.     

"Siap tuan," sahut Justin dan Harry kompak, tak lama kemudian Justin terlihat sibuk menyiapkan peralatan mandi Fernando sementara Harry nampak mengeluarkan pakaian bersih Fernando dari lemari khusus.     

Melihat semua keperluannya siap Fernando kemudian berjalan menuju ke kamar mandi pribadinya setelah mematikan laptopnya, ia ingin menyegarkan diri sebelum pergi ke sebuah tempat yang ingin ia datangi. Setelah mandi selama hampir 15 menit Fernando kemudian memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Harry.      

"Apa kalian tidak mandi?" tanya Fernando pelan sambil merapikan kemejanya di depan kaca besar yang ada di ruangannya.     

"Tidak tuan kami….     

"Apa kalian tak membawa baju ganti?" tanya Fernando cepat memotong perkataan Justin.     

"Bawa tuan tapi…     

"Cepat mandi, aku beri kalian waktu dua puluh menit untuk mandi." ucap Fernando memotong perkataan Justin kembali.     

Dengan cepat Justin dan Harry melakukan perintah Fernando, mereka lalu pergi ke ruangannya masing-masing untuk mandi. Dua puluh menit kemudian Justin dan Harry nampak tampan dan segar karena sudah berganti pakaian yang baru. Fernando hanya tersenyum melihat kedua anak buahnya itu, ia lalu berjalan menuju lift pribadinya dengan langkah tegap diikuti Justin dan Harry.     

Harry dan Justin yang sudah paham dengan tujuan sang tuan tak bisa berkata apa-apa selain diam di dalam mobil, begitu pula dengan Lukas yang tak bisa membantah ketika Fernando menyuruhnya pergi ke sebuah alamat yang sangat ia hafal di luar kepala nya. Setelah berkendara selama hampir dua puluh menit mobil yang dibawa Lukas akhirnya sampai di sebuah komplek gedung mewah yang dijaga ketat oleh pria berbadan besar, para penjaga itu tak melakukan pemeriksaan pada Fernando karena sudah tau bahwa Fernando adalah tamu VVIP tempat itu. Dengan melewati pintu yang hanya bisa dilewati para tamu VVIP Fernando masuk bersama Justin dan Harry, para wanita yang melihat kehadirannya pun langsung heboh. Mereka nampak berlomba-lomba mendekati Fernando yang duduk di sebuah sofa khusus yang ada di ruangan VVIP, Justin dan Harry akhirnya turun tangan karena semua wanita itu tak termasuk dalam kategori selera Fernando.     

Langkah sepatu yang terdengar sangat jelas nampak mencuri perhatian Fernando yang sedang melihat-lihat daftar wanita di bar para eksekutif itu, saat Fernando menoleh kearah sumber suara ia tersenyum ketika melihat seorang wanita cantik berwajah timur tengah berambut panjang sepinggang sedang berdiri di pintu. Tubuhnya yang mirip gitar spanyol akan membuat siapapun tergoda begitu juga Fernando, sejak menikah ia tak pernah bercinta lagi dengan wanita manapun. Ia berusaha setia pada Viona yang menurutnya adalah wanita paling sempurna akan tetapi akhir-akhir ini ia dibuat kecewa oleh Vionanya itu, alhasil malam ini ia mencari pelampiasan dengan pergi ke bar Rainbow sky tempat favoritnya dimana dulu ia biasa membawa pulang wanita berbeda tiap malam.     

"Come in," ucap Fernando lirih sambil menggerakkan jari tangannya memanggil wanita seksi itu untuk mendekatinya.     

Tanpa diperintah dua kali wanita seksi itu langsung mendekati Fernando, dengan menggunakan dres pres body yang menonjolkan lekuk tubuhnya gadis itu benar-benar menghipnotis siapapun. Kedua payudara indahnya menyembul cantik minta keluar dari wadahnya yang sesak, leher jenjang wanita yang kini duduk disamping Fernando itu benar-benar membuatnya merasa ingin mencicipinya.     

"Siapa namamu manis?"tanya Fernando pelan sambil mendaratkan ciumannya ke leher wanita yang kini sudah berpindah di pangkuannya.     

"Laura Khalifa tuan," jawab wanita yang bernama Laura dengan cepat.     

"Laura Khalifa apa kau terinspirasi dari nama salah satu bintang porno yang bernama Mia Khalifa itu heem?" tanya Fernando kembali sambil menyandarkan dagunya di pundak Laura.     

"Entahlah tuan, yang pasti aku suka memakai nama itu," jawab Laura lirih sambil menggerakkan tangannya ke dada Fernando.     

"Darimana asalmu?" tanya Fernando kembali.     

"Ayahku Palestine ibuku Yunani," jawab Laura dengan setengah berbisik.     

"Hemmm menarik, pencampuran gen yang cukup kuat. Tak heran hasilnya menjadi sesempurna ini," ucap Fernando jujur memuji Laura.     

Dipuji oleh Fernando membuat Laura melayang, ia lalu mencium pipi Fernando tanpa permisi. Dicium seperti itu oleh wanita penghibur membuat Fernando tertantang, pasalnya dulu tiap wanita yang ia booking selalu bernafsu ingin mencium bibirnya. Merasakan liurnya merupakan kebanggaan para wanita itu akan tetapi kali ini ada yang berbeda dengan Laura, ia membuat tindakan lain sehingga membuat Fernando penasaran.      

Fernando kemudian melirik kearah Justin dan Harry yang masih berdiri disamping pintu yang kini sudah tertutup, mengerti dengan kode yang diberikan sang tuan Justin dan Harry kemudian keluar dari ruangan VVIP itu dengan cepat. Ketika kedua asistennya sudah pergi Fernando langsung beraksi dengan gemas ia mencengkram payudara Laura dan mengeluarkannya dari dalam dres ketat yang dipakai Laura dan langsung melumatnya dengan lahap tanpa berpikir panjang.     

"Akhhh…tuan….     

Suara erangan Laura terdengar keras saat Fernando menghisap putingnya dengan kuat sehingga membuatnya menggelinjang hebat, ia sudah lama mengagumi sosok Fernando dari TV dan internet namun baru kali ini akhirnya ia bisa bertemu dengan sang idola bahkan saat ini tubuhnya sedang dinikmati oleh idolanya itu.     

Tok     

Tok     

Suara ketukan pintu di depan membuat Fernando menghentikan aktivitasnya, dengan cepat ia menarik dress ketat Laura keatas untuk menutupi kedua payudara sintal yang sudah ia hisap itu.     

"Come in," jawab Fernando pelan.     

"Sudah clear tuan," ucap Justin dengan cepat.     

"Benarkah?! good job Justin," sahut Fernando memuji hasil kerja sang asisten.     

"Mobil sudah siap tuan," imbuh Justin kembali.     

Fernando menganggukan kepalanya kembali merespon perkataan Justin, ia lalu bangun dari sofa dan mengulurkan tangannya pada Laura yang masih duduk tak mengerti dengan maksud pembicaraan dua pria dihadapannya.     

"Ayo ikut," titah Fernando mengajak Laura bangun.     

"Kemana tuan?" tanya Laura bingung.     

"Aku sudah membelimu 1 juta dolar untuk satu minggu kedepan kau hanya akan melayaniku," jawab Fernando singkat sambil tersenyum.     

"Apa...benarkah? jadi saya bisa keluar malam ini dari tempat ini dan melayani anda tuan?" tanya Laura tak percaya.     

"Selama kau bisa memuaskan aku maka selama itu juga aku akan membuatmu," jawab Fernando pelan.     

Laura langsung menjatuhkan tubuhnya ke perlukan Fernando, ia tak habis pikir akan mendapatkan ikan besar malam ini. Dengan menggunakan jaket beludrunya Laura berjalan mengikuti langkah Fernando keluar dari bar menuju mobil mewah Fernando yang sudah terparkir apik menunggu mereka, setelah Fernando dan wanita nya masuk Lukas langsung menyalakan mobilnya. Di dalam mobil Laura terus menempel pada Fernando, akan tetapi ia menahan dirinya untuk tak mencium pria tampan itu. Ia berjanji akan memberikan servis terbaik pada Fernando saat ia sudah diatas kasur.     

Tak lama kemudian mobil mewah itu pun masuk ke hutan pribadi milik Fernando menuju pintu gerbang besar yang menjulang tinggi.     

"Tempat apa ini tuan?" tanya Laura pelan.     

"Istanaku," jawab Fernando singkat.     

"Apa...benarkah!! jadi aku anda bawa pulang ke…     

"Puaskan aku malam ini Laura, itu tugasmu," ucap Fernando memotong perkataan Laura.     

"Laura milikmu tuan, Laura siap melayanimu," jawab Laura dengan suara menggoda.     

Fernando tersenyum tipis melihat perkataan Laura, kedua matanya tak berhenti menatap kamarnya yang lampunya masih menyala.     

"I'll show you who I am Viona," ucap Fernando dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.