You Are Mine, Viona : The Revenge

Sampai jumpa lagi



Sampai jumpa lagi

0Suara baling-baling helikopter milik Fernando begitu memekakkan telinga saat mendarat di atas helipad yang ada di halaman rumah sakit Saint Carolus, beberapa orang yang sudah diberitahu akan kedatangan Fernando sebelumnya langsung berhambur menuju ke helipad dimana sebuah helikopter mahal mendarat. Tak lama kemudian turunlah si empunya helikopter itu dengan wajah penuh kekhawatiran,ia terlihat berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke dalam rumah sakit Saint Carolus diikuti sang sahabat di belakangnya.     
0

"Tunggu Fernando, tunggu aku…"      

"Fernando ingat ini ruang sakit, jangan bertindak gegabah,"      

"Fernando stop…     

Suara teriakan dari dokter William terdengar berkali-kali, ia berusaha keras menahan Fernando yang berlari menuju ke dalam rumah sakit. Untungnya dokter William menyukai olahraga lari sehingga dengan mudah akhirnya ia bisa mengejar Fernando yang hampir sampai di lobby rumah sakit Saint Carolus.     

"Lepaskan aku Will…" jerit Fernando dengan suara keras sambil berusaha menangkis tangan dokter William yang sudah mencengkram lengannya.     

"Aku akan melepaskannya jika kau mau berhenti dan dengarkan aku terlebih dahulu," sahut dokter William dengan suara meninggi.     

"Will anakku…     

Plakk     

Sebuah tamparan yang dilayangkan dokter William menghentikan perkataan Fernando, semua orang yang melihat adegan itu langsung terdiam. Mereka tak menyangka akan melihat seorang Fernando ditampar oleh seseorang di tempat umum.     

"Will kau…     

Plakk     

Dokter William kembali menampar Fernando ditempat yang sama, Fernando yang selalu rajin olahraga merasa tamparan dokter William tak ada artinya apa-apa. Ia terlihat meludah ke tanah dan bersiap melayangkan tinjunya ke arah dokter William dan…     

Bughh…     

Dokter William jatuh tersungkur ke tanah saat Fernando melayangkan tinjunya ke arah perut dokter William, Fernando yang baru saja melayangkan pukulannya nampak tertegun melihat sahabatnya itu ditanah. Pasalnya dokter William seharusnya bisa menghindar dari pukulan Fernando, akan tetapi ia malah tak bergeming dan merelakan tubuhnya terkena bogem mentah Fernando yang sangat keras itu.     

"Kenapa kau tak menghindar bodoh!!" teriak Fernando kesal sambil mengulurkan tangannya ke arah dokter William.     

"Karena aku pantas kau pukul," jawab dokter William pelan sambil meraih tangan Fernando yang ada di hadapannya, dengan perlahan dokter William akhirnya bisa berdiri dihadapan Fernando kembali dengan baik walaupun perutnya masih terasa sakit pasca terkena pukulan Fernando.     

"Seharusnya aku tak hanya memukulmu brengsek, tapi langsung membunuhmu." Sahut Fernando asal bicara sambil berbalik dan berjalan kembali menuju ke dalam rumah sakit Saint Carolus.     

"Fernando tunggu!!" panggil dokter William kembali sambil mengejar Fernando yang hampir sampai di lobby rumah sakit.     

"Apa lagi Will, aku harus cepat sampai ke dalam aku harus melihat kondisi anakku dan…     

"Ibunya!!" sahut dokter William memotong perkataan Fernando dengan cepat.     

Mendengar perkataan dokter William membuat Fernando membisu, kedua matanya kembali memancarkan kemarahan yang sangat besar saat mengingat Viona.     

"Kau harus tau satu hal Fernando, yang paling penting saat ini adalah kondisi ibunya. Kalau ibunya selamat maka kesempatan anakmu untuk selamat besar, akan tetapi jika…     

"Biarkan saja ibunya mati aku tak perduli, yang penting anakku Will," ucap Fernando memotong perkataan dokter William.     

"Kau gila Fernando, kau tak bisa melakukan itu. Tanpa Viona maka anakmu….Fernando heiiii!!!! Dokter William kembali tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Fernando sudah pergi masuk ke rumah sakit meninggalkan dokter William yang masih bicara di depan rumah sakit.     

Karena takut melihat Fernando berbuat macam-macam di rumah sakit, dokter William akhirnya menyusul temannya yang sedang tak terkontrol emosinya itu. Ia tak mau membuat kondisi semakin kacau jika Fernando menggila di dalam rumah sakit, dengan berlari dokter William menyusul Fernando yang sudah sampai di depan resepsionis. Setelah diberitahu dimana Viona dirawat Fernando segera berlari menuju ke ruang IGD di mana Viona masih ditangani oleh beberapa orang dokter yang berusaha menyelamatkan bayinya, sesampainya di IGD beberapa orang anak buahnya yang sudah sampai terlebih dahulu langsung bangun dan memberikan penghormatan pada Fernando.      

Akan tetapi tak satupun yang mendapat balasan dari Fernando, ia lalu melihat ke kaca dimana ia hanya melihat gorden warna putih saja karena beberapa orang suster sudah menutup kaca itu. Mereka tak mengijinkan siapapun melihat proses yang terjadi didalam, walaupun itu suaminya sendiri.     

Dokter William yang baru sampai di IGD menganggukkan kepalanya perlahan pada anak buah Fernando yang memberikannya perhormatan, saat akan menuju ke arah Fernando perhatian dokter William teralihkan pada sosok wanita setengah baya yang sedang duduk di belakang para bodyguard yang berdiri. Ia masih memegang tas milik Viona dengan erat tanpa bersuara, dengan perlahan dokter William mendekati wanita itu dan duduk disampingnya dengan sopan.     

"Maaf anda siapa nyonya?" tanya dokter William perlahan.     

"Nama saja Jasmine, saya yang tadi membawa wanita malang itu ke rumah sakit ini dari dermaga. Apakah anda…     

"Saya dokter William, saya adalah dokter pribadi wanita itu," jawab dokter William memotong perkataan nyonya Jasmine.     

"Dokter pribadi, bukankah wanita itu adalah dokter. Tadi sewaktu saya mencari ponselnya di tas miliknya saya tak menemukan apa-apa, saya justru menemukan ID card miliknya yang menunjukkan kalau dia adalah seorang dokter bedah di rumah sakit besar itu di kota," ucap nyonya Jasmine bingung.     

Mendengar perkataan nyonya Jasmine membuat dokter William tersenyum tipis, ia kemudian menjelaskan secara singkat tentang apa yang tadi sudah ia katakan pada nyonya Jasmine. Selesai bicara nyonya Jasmine menganggukan kepalanya perlahan, ia bahkan sempat kaget saat mengetahui bahwa wanita yang ia tolong itu ternyata adalah istri dari Fernando Grey Willan orang yang ia idolakan selama ini.     

"Jadi wanita itu…     

"Betul nyonya, dia adalah istri Fernando. Itu Fernando sedang berdiri didepan pintu ruang IGD, tapi saran saya anda jangan mendekatinya. Dia sedang sangat kacau saat ini," bisik dokter William memotong perkataan nyonya Jasmine.     

"Iya saya paham dok, seorang calon ayah yang kehilangan anaknya pasti sangat sedih sekali," jawab nyonya Jasmine pelan.     

"Apa maksud anda bicara seperti itu nyonya?" tanya dokter William pelan dengan tatapan penuh arti.     

"Saya sudah hidup selama 58 tahun di dunia ini dokter, saya adalah seorang wanita yang punya enam anak. Jadi saya bisa tahu bahwa bayi yang dikandung dokter cantik itu pasti tak selamat, mengingat banyaknya darah yang keluar di mobilku itu saja aku sudah bisa menebaknya dokter," jawab nyonya Jasmine tanpa rasa bersalah.     

Dokter William langsung terdiam mendengar perkataan wanita setengah baya yang ada di hadapannya, harapannya untuk bisa melihat bayi kecil dalam perut Viona tumbuh sehat pun kini pudar. Insting seorang wanita yang sudah melahirkan banyak anak tak bisa diragukan, dokter William kemudian bertanya secara detail kepada nyonya Jasmine tentang pertemuannya dengan Viona. Mulai dari bagaimana ia bisa bertemu Viona di dermaga dan kapan ia tahu Viona pendarahan, dokter William berusaha mencari sedikit informasi dari wanita baik hati itu.      

Nyonya Jasmine menceritakan secara detail awal pertemuannya dengan Viona, di mana ia baru saja selesai bekerja dan ingin kembali pulang ke rumah saat menyadari Viona menggedor-gedor kaca mobilnya dan memintanya untuk menolongnya.  Mendengar perkataan nyonya Jasmine membuat dokter William terdiam, ia merasa ada yang janggal di sini.      

"Ini adalah tas dokter cantik itu dok, lihatlah tasnya masih berlumuran darah juga. Oh iya dokter karena hari sudah malam, saya harus permisi. Saya takut anak-anak dan suami saya akan khawatir," ucap nyonya Jasmine berpamitan pada dokter William.     

"Baik nyonya, mari saya antar kedepan," jawab dokter William perlahan sambil meraih tas Viona yang diberikan nyonya Jasmine, ia mengangkat satu alisnya saat melihat isi tas Viona. Botol putih tanpa merk membuatnya penasaran, akan tetapi ia pendam terlebih dahulu rasa penasarannya itu saat ini.      

Dokter William kemudian mengantarkan nyonya Jasmine sampai kedepan pintu rumah sakit Saint Carolus, karena mobil nyonya Jasmine masih penuh dengan darah Viona dokter William akhirnya memerintahkan anak buah Fernando untuk mengantar nyonya Jasmine pulang. Ia juga menitipkan beberapa lembar uang kepada anak buah Fernando untuk diberikan kepada nyonya Jasmine sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolong Viona saat mereka sampai di rumah nyonya Jasmine nanti, pasalnya saat berjalan keluar tadi nyonya Jasmine menolak uang pemberiannya. Oleh karena itu dokter William menitipkan uang pada anak buah Fernando yang mengantar nyonya Jasmine pulang, setelah mobil yang mengantar nyonya Jasmine pergi dokter William kemudian masuk kembali kedalam rumah sakit. Ia tak bisa meninggalkan Fernando sendirian di dalam rumah sakit, ia takut Fernando akan berbuat macam-macam kalau sendirian di dalam.     

Dokter William tertegun ketika sampai di depan ruang IGD, ia melihat dengan jelas Fernando menangis tanpa suara sambil bersandar di dinding. Dimana di hadapannya ada dua orang dokter yang baru keluar dari ruang IGD.     

"Hei ada apa?" tanya dokter William pelan sambil mengulurkan tangannya ke arah pundak Fernando.     

"Aku harus membuat perhitungan pada Viona saat ini Will, beraninya ia menggugurkan kandungannya. Beraninya ia membunuh anakku Will…." teriak Fernando tiba-tiba penuh emosi sambil berusaha berjalan masuk kedalam ruang IGD dimana kondisi Viona masih sangat lemas karena mengalami pendarahan hebat, ia bahkan harus mendapatkan dua kantong transfusi darah untuk mengganti darah yang keluar akibat obat penggugur kandungan yang ia minum.     

"Fernando jangan gila...dia istrimu Fernando!!" teriak dokter William panik sambil berusaha menahan Fernando agar tak masuk ke dalam ruang perawatan Viona, ia takut Fernando akan berbuat nekat pada viona.      

Dokter William kemudian meminta bantuan pada para bodyguard untuk menahan Fernando agar tak masuk ke dalam dan memintanya mereka membawa Fernando keluar dari rumah sakit, Fernando yang sedang marah besar seorang diri bisa membuat enam pria dewasa kewalahan. Mereka bahkan terpaksa harus mengunci tangan Fernando agar mudah dibawa keluar dari rumah sakit atas instruksi dokter William.      

"Kalian berdua jaga nyonya disini sampai Justin datang, kabari perkembangan apapun yang terjadi pada nyonya. Aku harus membawa tuan pulang dulu, kondisinya sedang tak stabil saat ini." pesan dokter William memberi pesan pada dua orang pria berbadan besar yang masih ada didepan ruangan perawatan Viona.     

"Baik dok, kami mengerti." jawab kedua pria itu kompak sambil menganggukkan kepalanya.      

"Ok, aku pulang. Dan ingat pesanku, hubungi aku untuk perkembangan apapun," ucap dokter William kembali.     

Kedua orang pria itu kembali menganggukan kepalanya bersamaan mendengar perkataan dokter William, tak lama kemudian dokter William langsung berjalan keluar menyusul Fernando yang sudah ada di dalam mobil dalam posisi terikat. Setelah dokter William pergi kedua pria itu kembali duduk di bangku yang ada di depan kamar perawatan Viona, mereka berusaha menjalankan perintah yang diberikan oleh dokter William dengan baik.     

Di dalam kamar Viona yang masih sangat lemah bisa mendengar semua percakapan orang diluar, ia bahkan mendengar dengan jelas perkataan Fernando yang ingin membuat perhitungan dengannya belum lagi sumpah serapah yang tadi Fernando teriakan untuknya. Air mata Viona mengalir dengan deras dari kedua matanya, rasa sakit di perutnya tak sebanding dengan rasa sakit didalam hatinya saat mendengar sumpah serapah Fernando untuknya.     

"Terima kasih anakku sudah memberikan mommy kesempatan untuk mengandungmu selama tiga bulan ini hikss...selamat jalan sayang. Mungkin ini cara terbaik yang diberikan Tuhan untukmu...hu huuu...pergilah ke surga dan titipkan salam mommy untuk ibu Maria, katakan pada nenekmu itu kalau mommy sangat merindukannya hiks hikss .. ibu...aku membutuhkanmu ibu….     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.