You Are Mine, Viona : The Revenge

Ny Steven Joy



Ny Steven Joy

0Hari pernikahan Andrew dan Cecilia pun akhirnya tiba beberapa tamu undangan terlihat memadati sebuah gereja kecil yang ada di BRAMPTON tempat kelahiran Cecilia , Andrew nampak gagah menggunakan tuxedo nya berdiri di depan altar bersama seorang pendeta menunggu kedatangan sang pengantin wanita yang masih bersiap di ruang ganti . Tak lama kemudian terdengar denting suara piano lagu pernikahan dibarengi dengan langkah kaki dari Cecilia yang masuk kedalam gereja dengan diantar oleh sang ayah , ia nampak cantik menggunakan gaun pernikahannya wajahnya terlihat sangat ceria ketika berjalan menuju altar dimana Andrew berada .     
0

Andrew menatap calon istrinya berjalan mendekatinya menggunakan gaun putih yang mempunyai ekor panjang , tiba-tiba sekelebatan memori tentang pernikahan Viona hadir di dalam ingatannya . Walaupun Andrew tak datang waktu Viona menikah akan tetapi video pernikahan Viona yang disiarkan oleh beberapa saluran TV membuatnya sangat mudah untuk melihat bagaimana Viona berjalan menuju altar .     

Sebuah sentuhan di pundaknya berhasil menyadarkan Andrew dari lamunannya , kesadaran pun kembali lagi . Ia kembali melihat sosok Cecilia yang asli bukan lagi bayangan Viona , Andrew menghela nafas panjang ketika Cecilia sudah sampai di sebelahnya . Mereka berdua lalu saling berhadapan dan bersiap untuk mengucapkan janji suci sehidup sematinya dihadapan pendeta .     

"Aku Andrew Steven Joy , berjanji akan mencintai istriku Cecilia Celina Henderson dalam keadaan suka , duka , bahagia maupun sengsara sampai maut memisahkan kami ." Ucap Andrew dengan lancar .      

"Aku Cecilia Celina Henderson , berjanji akan mencintai suamiku Andrew Steven Joy dalam keadaan suka , duka , bahagia maupun sengsara sampai maut memisahkan kami ." Sahut dokter Cecilia dengan suara bergetar .      

"Dengan ini kunyatakan kalian berdua saja sebagai suami istri yang sah dimata agama dan negara ." Ucap sang pendeta dengan suara lantang .     

"Silahkan buka penutup wajah pengantin wanita dan ciumlah istrimu untuk pertama kali ." Imbuh sang pendeta kembali .     

Tanpa diperintah dua kali Andrew kemudian membuka kain penutup wajah istrinya dengan perlahan , ia tersenyum ketika melihat Cecilia menangis haru . Dengan penuh cinta Andrew memberikan ciuman pertamanya sebagai suami pada Cecilia yang kini sudah resmi menjadi istrinya.      

Suara tepuk tangan pun terdengar riuh ketika mereka berciuman , tak lama kemudian Andrew melepaskan ciumannya dari Cecilia . Mereka lalu melanjutkan acara pernikahan kembali dengan menerima ucapan selamat dari para tamu yang hadir , dan diakhiri dengan sesi foto bersama sebelum melakukan acara resepsi yang diselenggarakan di sebuah tempat yang ada di dekat pantai .     

Cecilia sudah berganti pakaian dengan gaun yang lebih nyaman untuk bergerak , begitupun dengan Andrew . Mereka lalu menikmati pemandangan senja dengan berdansa di atas lantai dansa untuk pertama kalinya sebagai suami istri , Cecilia menjatuhkan wajahnya di pundak sang suami .      

"Akhirnya hari ini datang juga ." Ucap Cecilia pelan sambil terus berdansa mengikuti gerakan Andrew .     

"Iya ...aku sangat bahagia hari ini bagaimana denganmu .?" Tanya Andrew pelan .     

Alih-alih menjawab pertanyaan suaminya Cecilia justru makin mengeratkan pelukannya pada tubuh Andrew .     

"Aku adalah wanita yang paling berbahagia hari ini Andrew ." Bisik Cecilia penuh semangat .     

"Aku juga , kita akan menjadi suami istri yang bahagia selamanya ." Sahut Andrew pelan sambil memejamkan matanya saat memeluk Cecilia .     

Cecilia hanya mengangguk penuh semangat tanpa menjawab perkataan Andrew , mereka berdua lalu meneruskan berdansa mengikuti alunan suara musik romantis dengan menikmati pemandangan indah dimana sang surya perlahan menghilang di ujung barat . Pemandangan indah sangat terlihat ketika matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat , semburat sinar orange kemerahan nampak masih tertinggal di langit sehingga membuat suasana itu semakin romantis .      

Setelah matahari benar-benar tenggelam acara puncak pun dimulai , beberapa tamu undangan pun mulai ikut berdansa bersama dengan pengantin . Mereka tertawa bersama dan mendoakan pengantin supaya hidup bahagia selamanya , ayah Andrew nampak berkaca-kaca melihat putra semata wayangnya nampak bahagia .     

"Terima kasih tuan Charlie sudah menjaga Andrew dengan baik selama ini ."Ucap tuan Steven ayah Andrew berkaca-kaca .     

"Andrew adalah polisi terbaik jadi sebenarnya bukan saya yang menjaganya tuan Steven ." Sahut Charlie merendah .     

"Saya tahu dari putraku tentang semua kebaikan anda , saya tak bisa membalas apapun kecuali ucapan terima kasih yang tulus pada anda pak komandan ." Ucap tuan Steven dengan suara bergetar karena menahan tangis .     

Charlie langsung memeluk ayah Andrew dengan erat untuk memberikan dukungan , ia tahu kalau pria paruh baya itu sedang sangat bahagia melihat Andrew menikah dengan gadis pilihannya sendiri tidak seperti waktu itu dimana ia menikah dengan Lucia atas dasar paksaan . Tuan Steven sangat menyesal mengingat peristiwa itu , ia merasa sangat bersalah pada Andrew atas peristiwa itu oleh karenanya hari ini rasa penyesalan itu pun berangsur pergi ketika melihat putra semata wayangnya menikah .     

Acara pesta pernikahan Andrew pun selesai di saat waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ,  para tamu undangan satu persatu kembali ke hotel yang sudah mereka pesan sebelumnya . Begitu pula dengan Charlie dan Steven Joy ayah Andrew yang memilih pergi ke hotel dengan cepat karena ingin memberikan privasi kepada pengantin baru itu .     

"Sepertinya hanya tinggal kita berdua yang ada di sini ." Ucap Andrew pelan sambil meletakkan gelas wine nya ke atas meja .     

"Iya ." Sahut Cecilia tersipu .     

"Ayo ikut aku , aku punya sedikit kejutan untukmu ." Bisik Andrew lirih ke telinga Cecilia dengan mesra sambil menggandeng tangan Cecilia .     

"Kemana .?" Tanya Cecilia bingung karena mereka saat ini berjalan ke arah pantai , padahal hotel ada dibelakang mereka .     

"Ikut saja dan diam ,aku yakin kau akan suka ." Jawab Andrew dengan cepat .     

Cecilia langsung terdiam mendengar perkataan suaminya , ia hanya menuruti ajakan Andrew untuk terus berjalan menjauhi tempat resepsi mereka menyusuri pantai . Saat hampir lelah setelah berjalan hampir dua puluh menit tiba-tiba Cecilia melihat sebuah kilatan sinar lampu yang ada disebuah gua kecil .     

"Itu….     

"Kamar kita malam ini ." Sahut Andrew dengan cepat memotong perkataan Cecilia.      

Andrew makin mempercepat langkah kakinya begitu pula dengan Cecilia , mereka berdua akhirnya sampai di mulut gua yang sudah dihias dengan sangat cantik . Di dalam gua terdapat satu buah kasur cantik yang dialasi permadani dan terdapat sebuah kursi yang diatasnya ada beberapa pakaian bersih untuk mereka ganti bahkan diatas kasur pun terdapat sebuah lingerie seksi berwarna hitam , dibagikan luar gua terdapat sebuah toilet portable yang dilengkapi dengan air bersih yang mengalir . Cecilia sangat takjub melihat pemandangan yang ada di hadapannya , ia tak percaya Andrew akan menyiapkan semua ini untuknya .     

"Kau menyukainya ?" Tanya Andrew pelan dengan suara berat ketelinga Cecilia .     

"Yes i like it , but …     

"Tenang saja tempat ini sudah steril dari orang lain karena aku sudah mengerahkan anak buahku untuk menjaga tempat ini dari jarak satu kilometer." Ucap Andrew memotong perkataan Cecilia , ia paham dengan ketakutan istrinya itu .     

"Ayo kita berenang ." Ajak Andrew pelan sambil membuka pakaian pestanya satu demi satu sehingga menyisakan celana boxer warna hitam .     

"Aku tak bawa baju renang ." Jawab Cecilia dengan cepat .     

"Pakai lingerie itu ." Sahut Andrew dengan cepat sambil menunjuk lingerie seksi yang ada diatas kasur .     

"Tapi itu sangat seksi ." Pekik Cecilia malu .     

"Tak ada yang melihat kecuali aku , kau tenang saja ." Ucap Andrew pelan menyakinkan Cecilia .     

Mendengar perkataan Andrew membuat Cecilia percaya , ia pun akhirnya melepas pakaian pestanya dan memakai lingerie seksi warna hitam yang memang dipersiapkan untuknya oleh Andrew . Setelah berganti pakaian tubuh Cecilia benar-benar terlihat dengan jelas , bahkan kedua payudara Cecilia tidaklah tertutup sempurna karena lingerie itu terbuat dari bahan renda sehingga kedua putingnya dapat terlihat dengan jelas . Begitu pula dengan Miss V nya yang tak tertutup sempurna karena celana lingerie itu hanya berbentuk tali yang mempunyai kain kecil persis di depan vagina sedangkan bagian belakang hanya berupa tali yang terselip di antara bokong . Memakai baju seksi itu membuat Cecilia malu , ia belum pernah memakai pakaian seperti itu sebelumnya .     

Melihat wajah Cecilia memerah karena malu membuat Andrew semakin bergairah , dengan cepat ia menggendong Cecilia ala bridal style dan berjalan ke arah laut . Mereka lalu bermain air bersama sampai akhirnya Cecilia merasa kedinginan , Andrew kemudian mengajak Cecilia untuk membersihkan tubuh di dalam toilet portable yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga bisa nyaman dipakai dua orang untuk mandi bersama . Setelah selesai mandi dan belum menggunakan handuk Andrew sudah menggendong Cecilia kembali masuk ke dalam gua yang menjadi kamar pengantin mereka malam ini , Andrew segera menutup kain penutup di bagian mulut gua sesaat setelah menidurkan tubuh telanjang Cecilia diatas kasur .     

"Stop …." Pekik Cecilia dengan cepat sehingga membuat Andrew menghentikan aktivitasnya yang akan menikmati Miss V milik Cecilia .     

"Kenapa .?" Tanya Andrew pelan sambil mengangkat wajahnya dari paha Cecilia .     

"Disini tak akan ada serangga bukan ? " Tanya Cecilia pelan .     

"Sudah aman istriku , lagipula lihatlah seluruh bagian goa diselimuti oleh kain dua lapis jadi tak akan ada hewan yang bisa masuk ." Jawab Andrew dengan cepat .     

"Tapi kau yakin .?" Tanya Cecilia kembali .     

"Tempat ini sudah disemprot dengan cairan untuk membunuh serangga sebelum di buat seperti ini , jadi aku sangat yakin tak akan ada hewan apapun lagi yang bisa mengganggu kita ." Jawab Andrew kembali dengan nada meninggi .     

"Tapi aku ...akhhhh….     

Cecilia tak dapat menyelesaikan perkataannya karena lidah Andrew sudah menari-nari di Miss V miliknya dengan sangat lincah , ia semakin menggila ketika clitoris merahnya di hisap dengan kuat oleh Andrew sehingga membuatnya merem melek keenakan sambil menarik seprai dengan kuat karena menahan nikmat yang luar biasa .     

"Andrew akhhhh...     

Suara jeritan khas Cecilia terdengar saat ia mencapai puncak orgasmenya pertama kali  , Andrew pun tersenyum karena pekerjaannya tak sia-sia . Karena sudah lelah Andrew pun langsung memasukkan mister P miliknya ke dalam liang kewanitaannya Cecilia lalu memacunya dengan gerakan sensual sehingga membuat Cecilia menggelinjang keenakan .     

Goa itu menjadi saksi bagaimana Cecilia harus memohon ampun pada Andrew yang memacu tubuhnya berkali-kali tanpa ampun , suara jeritan dan erangan terdengar dari gua yang kini mulut depannya tertutup dengan kain putih beradu dengan deburan ombak laut .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.