You Are Mine, Viona : The Revenge

Dokter Robert yang malang



Dokter Robert yang malang

0Fernando duduk di pinggir ranjang sambil menatap Viona yang masih memejamkan kedua matanya setelah mereka selesai bercinta ronde dua setelah melakukan ronde pertama di kamar mandi, ia tersenyum karena Viona sudah mulai bisa mengimbangi permainannya bahkan sudah mulai ada inisiatif untuk memulai permainan terlebih dahulu.     
0

Fernando kemudian meraih handuk putihnya yang ada di laci meja, ia lalu membalut tubuh bawahnya dengan handuk dan berjalan kembali mendekati Viona yang berselimut tebal dengan wajah yang kelelahan.     

"Terima kasih atas semuanya mommy...daddy mandi dulu ya." Bisik Fernando pelan sambil menunduk ke arah Viona.     

Viona hanya bergumam lirih merespon perkataan Fernando yang meminta izin padanya untuk pergi mandi, ia sudah tak punya tenaga setelah bercinta dengan Fernando. Walau Fernando bermain dalam tempo pelan akan tetapi ia membuatnya menggila karena sudah menyerang titik-titik kelemahannya sehingga membuatnya tak berdaya. Fernando lalu mengangkat wajahnya dari Viona, ia lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena sebelum bercinta tadi ia belum benar-benar mandi.      

Fernando lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat, dengan menikmati suara gemericik air yang keluar dari kran Fernando menikmati mandi malamnya sambil minum wine mahalnya yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ia tersenyum mengingat apa yang baru saja ia lakukan pada Viona, dimana ia berhasil mereguk cairan surga milik Viona yang khas.     

"Aku benar-benar bisa gila kalau tak menahan diriku." Ucap Fernando pelan sambil menenggak habis wine yang ada di tangannya sambil tersenyum.     

Setelah berendam hampir dua puluh menit Fernando lalu bilas dengan air yang mengalir dari shower, ia menyudahi acara mandinya karena rasa kantuk sudah datang menyerangnya. Senyum Fernando mengembang ketika melihat jam yang ada di dalam kamarnya.     

"Sudah hampir jam dua belas malam rupanya." Gumam Fernando lirih, ia masih mengingat jam berapa tadi mulai masuk ke kamar mandi dimana Viona mulai menggodanya.      

Dengan cepat Fernando melepas handuknya dan segera berganti pakaian tidurnya, ia lalu naik ke atas tempat tidur dimana Viona sudah tertidur sangat pulas dengan berselimut tebal. Ia lalu mulai memejamkan kedua matanya sambil melingkarkan tangan besarnya ke perut Viona dimana benih yang ia tanam sudah berubah menjadi janin saat ini dan sudah bertumbuh dengan sehat.     

Sebuah mobil sport mewah keluar dari parkir VIP rumah sakit Global Bros dengan kecepatan penuh dimana nampak sang pengemudi yang tak lain adalah profesor Franklin terlihat sangat marah dengan sorot mata penuh emosi ketika sedang mengikuti sebuah mobil Honda Civic dimana dokter Louisa duduk di kursi penumpang dan dokter Robert sedang mengemudikan mobilnya dengan tenang, sebenarnya mobil yang dikendarai dokter Robert sudah keluar dari rumah sakit dua puluh menit lebih dulu dari mobil milik profesor Frank akan tetapi karena ia mengendarai mobil sport akhirnya mobil Civic milik dokter Robert pun berhasil terkejar.     

"Kau benar-benar cari masalah denganku Lou." Ucap profesor Frank berkali-kali saat sedang menguntit mobil milik dokter Robert, karena tak mau terlalu terlihat sedang menguntit profesor Franklin agak melambatkan laju mobilnya ketika sudah melihat keberadaan mobil dokter Robert.     

Tak lama kemudian ia menghentikan mobilnya ketika melihat mobil milik dokter Robert berhenti di sebuah restoran cepat saji, sorot matanya tak lepas dari sosok dokter Louisa yang berjalan di samping dokter Robert. Apa cemburu benar-benar sudah memancar keluar dari tubuh profesor Franklin, berkali-kali ia memukul setir mobilnya dengan penuh amarah, ia benar-benar jengkel ketika melihat dokter Louisa tertawa pada pria lain.      

"Matamu buta kah Louisa…dari sepintas saja aku sudah bisa melihat kalau si dokter baru itu adalah seorang pria impoten!!!" Ucap profesor Frank jengkel sambil memaki dokter Robert.      

"Atau jangan kau meninggalkanku karena pria itu Louisa, kalau memang seperti itu berarti kau cari masalah denganku...akan kutunjukkan padamu bagaimana hukuman untuk orang yang berani mengkhianati Franklin Justin Willan." Imbuh profesor Frank dengan suara bergetar karena amarahnya sudah memuncak.     

Karena tak tahan melihat dokter Louisa terus tertawa pada dokter Robert di dalam restoran profesor Franklin kemudian menyalakan mobilnya lalu memutar setirnya menjauh dari restoran, tujuannya saat ini adalah pergi ke apartemen dokter Louisa yang jaraknya lumayan jauh karena berada di daerah perbatasan pinggiran kota. Sebuah komplek apartemen sederhana milik dokter Louisa yang ia ketahui, setelah mengemudi selama hampir dua jam karena jalanan yang macet akibat ada kebakaran di sebuah gedung mobil profesor Frank akhirnya sampai di depan komplek apartemen sederhana milik dokter Louisa. Ia menghentikan mobilnya di tempat yang agak gelap di antara para mobil lainnya, untuk berjaga-jaga agar tidak terlihat oleh dokter Louisa yang sedang ia tunggu. Profesor Frank lalu berpindah tempat duduk ke belakang dan mematikan lampu mobilnya dengan membuka kaca sedikit supaya ada udara yang masuk, ia memasang earphone di telinganya untuk mendengarkan lagu dari penyanyi favoritnya maroon 5 untuk menghilangkan jenuh karena menunggu dokter Louisa.      

Satu jam pertama suasana hati profesor Frank sudah mulai berantakan karena tak kunjung melihat mobil Civic milik dokter Robert datang, ia berusaha tetap menahan emosinya agar tak meledak. Namun setelah menunggu hampir tiga jam emosinya sudah tak dapat dikontrol, pikirannya sudah melayang kemana-mana membayangkan apa yang dilakukan oleh dokter Louisa dengan dokter Robert setelah mereka keluar dari restoran. Suara erangan dan desahan minta ampun dari dokter Louisa saat sedang ia tindih tiba-tiba terbayang dalam memorinya berkali-kali.     

"Dasar pelacur...kau pasti saat ini sedang membuka lebar kedua pahamu itu untuk si Robert sialan itu." Ucap profesor Franklin jengkel dengan wajah yang memerah.      

"Louisa sialannn….arrgghhhh!!!!!"      

"Pelacur murahan kau Louisa.!!"     

"Bangsat ...fuck!!!!     

Umpatan demi umpatan keluar dari mulut profesor Franklin penuh emosi karena terus membayangkan apa yang dilakukan dokter Louisa dan dokter Robert saat ini, ia yakin kalau kedua orang itu saat ini sedang bercinta di hotel karena tidak kembali ke apartemen. Karena sudah menunggu hampir lima jam profesor Frank akhirnya meninggalkan komplek apartemen lama milik dokter Louisa, ia tak tahu kalau dokter Louisa sudah pindah. Dengan penuh emosi ia mengendarai mobil mewahnya menuju jalan raya, saat sedang memacu mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke apartemennya ia tak memperhatikan jalan dengan baik sehingga berulang kali ia hampir selip karena berbelok terlalu tajam sehingga membuat beberapa mobil harus mengerem mendadak untuk menghindari tabrakan dengan mobil profesor Frank.     

Drrtttt      

Drrtttt     

Ponsel yang ada di saku bajunya tiba-tiba bergetar tanpa henti, ia kemudian memperlambat laju mobilnya dan berhenti ke depan sebuah toko yang sudah tutup untuk mengangkat ponselnya.      

"Bicaralah." Ucap profesor Franklin pada seorang pria yang menelponnya ketika ia sudah tersambung dengan panggilannya.      

"Bos saya sudah menemukan identitas sebenarnya pria yang bernama Robert Elgar itu." Jawab seorang pria di ujung telepon melaporkan kepada profesor Franklin hasil temuannya.      

"Cepat katakan." Sahut profesor Franklin penasaran.     

"Robert Elgar adalah seorang pria yang mempunyai kewarganegaraan Kazakhstan saat ia berumur dua puluh lima tahun akan tetapi setelah ia tinggal di Rusia dan menikah dengan seorang wanita Rusia ia pindah menjadi warga negara Rusia. Bahkan ketika istrinya sudah meninggal dua tahun yang lalu ia saat ini masih berkewarganegaraan Rusia." Jawab anak buah Professor Franklin melaporkan hasil penyelidikannya.      

"Apakah informasimu valid Boby.?" Tanya profesor Frank dengan suara meninggi ketika mendengar laporan dari anak buahnya mengenai identitas dokter Robert.     

"Iya bos, saya berhasil mendapatkan informasi tentang pria bernama Robert Elgar ini setelah saya meretas data pribadinya melalui akun media sosialnya." Jawab Boby anak buah profesor Frank kembali yang seorang ahli IT yang menjadi hacker profesional.     

"Dia punya anak.?" Tanya profesor Frank penasaran.     

"Anaknya yang berusia satu tahun meninggal bersama dengan sang istri saat kecelakaan mobil bos, sehingga dipastikan bahwa pria yang bernama Robert itu saat ini sebatang kara." Jawab Boby pelan sambil membaca sebuah postingan yang dibuat dokter Robert yang memberitahukan pada teman-temannya kalau anak dan istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun lalu tepat di hari pernikahan mereka yang ketiga.     

"Ok terima kasih Boby atas informasi yang kau berikan, tugas selanjutnya akan kuberikan kepadamu nanti termasuk bayaranmu." Ucap profesor Frank mengakhiri panggilan telepon anak buahnya.      

Setelah menutup panggilan telepon dari Boby profesor Frank tersenyum tipis, ia senang karena mengetahui identitas dari dokter Robert dan kenangan pahitnya.     

"Kehilangan dua orang dalam waktu bersamaan tentu sangat menyakitkanmu bukan Robert, baiklah permainan akan kita mulai sebentar lagi. Jangan salahkan aku atas apa yang akan ku lakukan kepadamu, aku tak akan melakukan ini kalau kau tidak mencari masalah kepadaku." Ucap profesor Frank sambil tersenyum penuh kebencian, ia berniat ingin melukai dokter Robert dengan mengungkit kecelakaan yang merenggut anak dan istrinya.      

"Orang yang sudah mati mungkin tidak akan membawa rasa sakit akan tetapi orang yang hidup itulah yang akan terus menderita dengan rasa kehilangan akibat ditinggalkan, baiklah Robert bersiaplah sebentar lagi akan ku buat kau hidup dengan penuh penderitaan." Gumam profesor Frank pelan sambil menyalakan mobilnya meninggalkan parkiran toko di mana ia berhenti.      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.