You Are Mine, Viona : The Revenge

Sakit tak berdarah



Sakit tak berdarah

0Fernando terbangun dari tidurnya di pagi hari ketika mendengar suara handphonenya berdering tanpa henti yang ia letakkan di atas nakas, pada awalnya ia mengabaikan suara ponselnya itu dengan menutup kedua telinganya menggunakan bantal dan mengeratkan pelukannya pada Viona. Akan tetapi karena Viona pun mulai terganggu akhirnya ia mengalah dan meraih ponsel yang berdering tanpa henti selama hampir empat puluh lima menit itu.      
0

"Kau memang benar-benar minta dibunuh William." Ucap Fernando kesal setelah ia berhasil tersambung dengan panggilan telepon dari dokter William.      

"Maafkan aku kalau mengganggumu sepagi ini, tapi yang jelas kau harus segera pergi ke rumah sakit sekarang juga karena adikmu sepertinya akan dalam masalah." Jawab dokter William dengan cepat.      

"Masalah…?!! siapa Frank maksudmu! sudahlah biarkan saja, dia kan memang orang yang selalu punya masalah." Sahut Fernando malas ketika membahas sang adik sepagi ini.      

"Adikmu melakukan operasi sendirian dengan dua pasien sejak tadi malam tanpa ada dokter bedah yang membantunya, kau harus segera datang ke rumah sakit untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Aku takut kalau salah satu operasinya gagal dan justru akan berakibat buruk pada karirnya kedepan." Ucap dokter William dengan cepat.      

"Operasi….     

"Bicaralah yang jelas dokter aku mendengarkan disini." Ucap Viona merebut ponsel yang sedang dipegang oleh Fernando, dia terkejut ketika mendengar samar-samar suara dokter William yang mengatakan kalau Profesor Frank sedang melakukan operasi tanpa bantuan dokter bedah lainnya sebagai asisten, apalagi ia melakukan operasi dengan dua orang pasien sekaligus dalam satu malam.     

Tak lama kemudian terlihat pembicaraan serius antara dokter William dan Viona yang disaksikan oleh Fernando, ia hanya diam melihat Viona nampak sangat serius mendengarkan pembicaraan dokter William dari ponselnya.      

"Ok saya mengerti, kalau begitu anda datang terlebih dahulu saya akan menyusul ke sana." Ucap Viona mengakhiri sambungan teleponnya dengan dokter William setelah berbicara hampir sepuluh menit di ponsel.      

"Wait wait waittt….. apa maksudmu menyusul ke sana babe?" Tanya Fernando dengan cepat ketika mendengar Viona berbicara akan menyusul dokter William.      

"Walau bagaimanapun Profesor Frank adalah mantan atasanku dan saat ini dia sedang membutuhkan dukungan dari rekan sejawatnya, apalagi dia baru saja melakukan operasi besar seorang diri aku yakin saat ini kondisinya pasti sangat kelelahan dan aku tak mau terjadi hal buruk dengan karirnya kedepan. Jadi aku mohon tolong kau jangan menahanku untuk tak pergi ke rumah sakit, aku tahu batasannya. Aku hanya bersikap profesional sebagai seorang dokter." Jawab Viona dengan cepat sambil menatap tajam kearah mata Fernando.      

Fernando terdiam mendengar perkataan Viona ia tahu kalau sang istri saat ini sedang berbicara serius melihat dari nadanya berbicara dan tatapan kedua matanya yang tajam.      

"Baiklah aku temani ke rumah sakit, tapi saat ini kita mandi dulu sarapan lalu pergi kesana." Ucap Fernando sambil tersenyum.      

Brukk     

Viona menubruk Fernando dengan cepat sehingga membuatnya jatuh ke belakang sambil memeluk Viona yang bergelayut di tubuhnya.     

"Terima kasih...i love you daddy." Pekik Viona girang.     

"I love you to my love." Sahut Fernando sambil memeluk Viona penuh cinta.     

Setelah puas berpelukan Fernando kemudian mengajak Viona untuk pergi ke kamar mandi sebelum berangkat ke rumah sakit, sebuah ritual mandi pagi berdua yang menambah eratnya keharmonisan rumah tangga yang menurut Fernando wajib dilakukan setiap hari. Walaupun sebenarnya Viona merasa terganggu dan tidak nyaman karena tiap mandi bersama Fernando dia pasti mendapatkan serangan yang membuatnya kelelahan sebelum akhirnya benar-benar mandi.      

"Kau sudah selesai?" Tanya Fernando lembut sambil berjalan mendekati Viona yang masih berdiri di depan kaca sambil merapikan pakaiannya.      

"Aku masih pantas kan memakai pakaian seperti ini?" Tanya balik Viona dengan cepat sambil menoleh kearah Fernando yang berdiri di belakangnya.      

"Tentu saja istriku memakai pakaian apapun tetap terlihat cantik."Jawab Fernando dengan cepat.      

"Akhhh aku serius." Sengit Viona jengkel, ia tak suka di goda seperti itu oleh Fernando.     

"Benar my love, kau tetap sama cantik dengan menggunakan pakaian ini. Apalagi perutmu sudah mulai terlihat seksi."  Ucap Fernando pelan sambil menyentuh perut Viona yang sudah mulai sedikit membuncit walau belum terlalu terlihat bagi orang lain akan tetapi bagi Fernando perubahan perut Viona terlihat signifikan.     

Viona terdiam mendengar perkataan Fernando, dulu sebenarnya ia tak suka dipuji oleh Fernando akan tetapi entah mengapa kali ini rasanya berbeda dia senang mendapatkan kalimat pujian itu dari sang suami.      

"Lihatlah jagoan sudah mulai besar di dalam sini." Bisik Fernando pelan sambil meraba perut Viona dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Viona sambil menatap ke arah kaca yang ada di depan mereka.      

"Rasanya waktu berjalan sangat cepat sekali padahal baru kemarin aku tahu kalau sedang hamil, tapi sekarang dia sudah berkembang sepesat ini." Jawab Viona sambil tersenyum ke arah kaca di mana Fernando juga sedang menatapnya dari belakang ke kaca.      

"Aku akan membuatnya menjadi pria paling hebat di kota ini...ah tidak di negara ini bahkan di dunia ini, akan ku buat semua orang di dunia ini mengetahui nama anak kita nanti." Ucap Fernando pelan.      

"Dasar menyebalkan, ya sudah ayo berangkat. Kita sudah hampir telat, aku yakin dokter William pasti sudah hampir sampai ke rumah sakit saat ini." Sahut Viona mengalihkan pembicaraan dengan wajah yang bersemu merah.      

Fernando tersenyum melihat Viona tersipu seperti itu ia akhirnya melepaskan pelukannya pada Viona dan mengajaknya keluar menuju ke lantai satu untuk pergi sarapan di ruang makan di mana makanan mereka sudah selesai disiapkan oleh para pelayan.      

"Pagi tuan pagi nyonya." Sala Teddy dan semua pelayan yang berbaris di ruang makan menyambut kedatangan Fernando dan Viona yang baru saja masuk ke ruang makan.     

"Pagi Teddy." Jawab Viona dengan tersenyum.     

Setelah Fernando dan Viona duduk di kursinya para pelayan lalu keluar dari ruang makan dan membiarkan sang tuan dan nyonya menikmati waktu mereka bersama.      

"Makan buah yang banyak, ingat pesan Profesor Erick dan William." Ucap Fernando pelan sambil memberikan potongan buah kiwi kepada Viona yang sedang menikmati buah semangka.      

"I know." Jawab Viona cepat.     

Fernando kemudian mencubit hidung Viona dengan gemes karena melihat mulut Viona penuh dengan semangka. Viona hanya tersenyum tipis diperlakukan seperti itu oleh Fernando,ia kemudian memasukkan potongan buah kiwi yang baru saja diberikan oleh Fernando ke mulutnya. Sudah beberapa hari ini ia lebih banyak tambahan asupan buah dan sayur atas anjuran Profesor Erick.     

Setelah makan hampir sepuluh menit akhirnya Viona merasa kalau perutnya sudah terlalu kenyang, oleh karena itu ia mengajak Fernando untuk segera berangkat ke rumah sakit karena Fernando sudah selesai makan lebih dulu darinya sejak tadi. Dengan menggunakan mobil anti peluru milik Fernando mereka akhirnya pergi ke rumah sakit dikawal oleh beberapa orang bodyguard dibelakang.     

Di dalam mobil Viona nampak sangat bersemangat kembali datang ke rumah sakit tempatnya bekerja dulu, berdiam diri dirumah selama hampir satu setengah bulan membuatnya cukup bosan. Apalagi Fernando melarangnya melakukan kegiatan apapun karena takut kalau terjadi hal buruk kepada anak yang sedang ia kandung, padahal sebenarnya tak ada masalah kalau ia melakukan beberapa hal kecil namun karena ketakutan Fernando yang terlalu besar akhirnya membuatnya harus patuh dan mengalah. Ia hanya diizinkan untuk melakukan senam hamil dengan bantuan instruktur yang dipilih Fernando untuk membantunya melakukan senam di rumah.     

"Kau kelihatannya bahagia sekali babe?" Tanya Fernando pelan kepada Viona yang memang terlihat sangat bersemangat.      

"Tentu saja bahagia, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan dokter Lila suster Tina dan beberapa orang lainnya di rumah sakit." Jawab Viona dengan cepat tanpa rasa bersalah sedikitpun.     

Fernando tersenyum tipis mendengar perkataan sang istri, ia tahu kalau istrinya itu memang sudah jenuh di rumah. Oleh karena itu ketika tadi pagi Viona meminta untuk ikut ke rumah sakit ia akhirnya memberikan izin kepadanya dengan catatan Viona tak boleh melakukan apapun di rumah sakit tanpa seizinnya.      

Setelah berkendara hampir tiga puluh menit mobil mahal Fernando akhirnya sampai di lobby rumah sakit Global Bros, semua orang nampak terkejut ketika melihat iring-iringan mobil Fernando. Pasalnya sudah hampir satu bulan lebih mereka tak melihat kedatangan sang pemilik saham tertinggi di rumah sakit mahal itu, kekagetan mereka pun bertambah ketika melihat Viona keluar dari mobil apalagi dengan penampilannya yang terlihat makin elegan dan terlihat tambah cantik.      

"Pagi dokter apa kabar?" Sapa seorang resepsionis yang ada di lobby rumah sakit kepada Viona sambil tersenyum.     

"Selamat pagi, puji Tuhan saya baik-baik saja. Kalian apa kabar ?" Tanya Viona sambil tersenyum cantik.      

"Kami baik dokter." Jawab kedua orang resepsionis yang sedang berdiri di hadapannya sambil menunduk karena merasa sungkan saat ada Fernando dihadapannya, semua orang yang ada di rumah sakit pasti tak ada yang berani menatap Fernando secara langsung.     

Setelah berbincang cukup lama dengan dua orang resepsionis yang berjaga di depan Fernando akhirnya mengajak Viona untuk masuk kedalam karena ia mendapatkan pesan dari dokter William yang mengabarkan kalau profesor Frank sudah selesai melakukan operasinya yang kedua sepuluh menit yang lalu lalu.      

Viona berjalan dengan langkah anggun disamping Fernando menuju ke ruang operasi, beberapa orang suster yang melihat kedatangan Viona nampak kaget karena tak menyangka akan melihat Viona kembali datang ke rumah sakit. Apalagi ditambah dengan perubahan penampilan Viona yang terlihat semakin elegan, walaupun sebenarnya Viona tak melakukan perawatan apapun pada wajahnya hanya karena aura wanita hamil yang membuatnya terlihat makin menarik dimata orang lain.      

"Sepertinya Profesor Frank sudah selesai melakukan operasi." Ucap Viona sambil menunjuk ke arah dokter William yang sedang berbincang bersama dokter profesor yang duduk di kursi.      

"Yes i know." Jawab Fernando cepat, ia merasa prihatin melihat kondisi adiknya yang terlihat sangat kelelahan seperti itu.     

Saat akan berjalan mendekati tempat profesor Frank berada Fernando dikagetkan ketika melihat sang adik terlihat menolak bantuan dari para dokter yang lain, ia kemudian berlari ke arah Profesor Frank yang hampir terjatuh ketika sedang berjalan menuju kearah ruang istirahat para dokter.      

"Are you ok?" Tanya Fernando dengan cepat.     

"Jangan kasihani aku, aku tak butuh bantuanmu." Jawab profesor Frank ketus sambil berusaha melepaskan tangan Fernando yang sedang menopang tubuhnya.      

"kau memang tidak membutuhkan bantuannya tapi aku yakin kalau membutuhkan bantuan ku Ucap Viona dengan suara lembut sambil berjalan mendekati Profesor Frank dan sang suami.      

Semua orang yang ada di tempat itu langsung menoleh ke arah sumber suara dimana Viona sedang berjalan mendekati mereka, mereka semua tampak kaget ketika melihat kehadiran Viona di rumah sakit. Terutama profesor Frank yang langsung bersemangat ketika melihat Viona kembali setelah sekian lama tak bertemu.     

"Viona…     

Bruk     

Professor Frank tak dapat menyelesaikan perkataannya karena sudah jatuh pingsan di dalam pelukan Fernando, melihat profesor Frank ambruk  membuat semua orang kaget termasuk Viona. Tak lama kemudian para dokter pun akhirnya menolong Profesor Frank dan membawanya ke ruang perawatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dari dokter William.     

"Apa yang terjadi dengannya Will?" Tanya Fernando pada dokter William setelah dokter William selesai memasangkan infus ke tangan profesor Frank yang masih memejamkan kedua matanya.     

"Sepertinya profesor Frank terlalu kelelahan sampai akhirnya ia tidak kuat dan jatuh pingsan." Jawab berkeliling dengan cepat.      

"Lalu bagaimana dengan kedua pasien yang baru saja ia operasi sendirian itu?" Tanya Fernando kembali yang tiba-tiba teringat dengan tujuannya datang ke rumah sakit.      

"Kondisi pasien pertama sudah mulai stabil dan kita hanya tinggal menunggu ia sadar saja dari biusnya, sedangkan kondisi pasien kedua karena baru selesai operasi jadi dia harus masih kita pantau." Jawab dokter William pelan.     

"Tapi operasinya berjalan dengan lancar kan dokter?" Tanya Viona tiba-tiba menyala pembicaraan dokter William dan sang suami.     

"Kita tahu siapa profesor Frank dengan baik dok." Jawab dokter William pelan sambil tersenyum.     

Karena profesor Frank sedang tertidur mereka semua akhirnya meninggalkan ruangan perawatan profesor Frank karena dokter William mengajak Fernando dan Viona datang ke ruangannya. Sesaat setelah Fernando, dokter William dan Viona pergi meninggalkan ruang perawatan Profesor Frank tiba-tiba dokter Louisa menyelinap masuk ke dalam ruang perawatan Profesor Frank. Ia sejak tadi hanya menatap dari luar dan tak berani masuk karena takut membuat Fernando curiga kepadanya.      

Ketika sudah berhasil masuk ke dalam dokter Louisa menatap pria yang pernah mengisi hatinya sedang terkulai di atas ranjang dengan tatapan sendu, pasalnya ia tidak pernah melihat profesor Frank seperti itu sebelumnya.     

"Kau harus sembuh, aku tahu kau adalah pria yang kuat Frank." Ucap dokter Louisa pelan sambil meraba wajah orang yang sedang terlelap.      

Kedua mata dokter Louisa tampak berkaca-kaca ketika melihat Profesor Frank terbujur lemah dihadapannya seperti itu, karena tak mau ada orang yang mengetahui keberadaannya di dalam ruangan Profesor Frank ia akhirnya memutuskan untuk keluar namun pada saat akan keluar tiba-tiba tangannya dicengkram dengan kuat oleh Profesor Frank yang masih memejamkan kedua matanya.     

"Let me go." Bisik dokter Louisa lirih.     

"No...don't go please." Sahut profesor Frank terbata.     

Deg      

Jantung dokter Louisa berdetak dengan cepat ketika mendengar perkataan Profesor Frank yang ada di hadapannya, hatinya merasa hangat ketika profesor Frank berkata seperti itu.     

"Don't go Viona...please i need you….     

Dokter Louisa langsung membeku ketika mendengar perkataan terakhir profesor Frank.     

"Please i need you Viona….     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.