You Are Mine, Viona : The Revenge

Masuk perangkap



Masuk perangkap

0Viona yang sudah tak tahan langsung masuk ke toilet karena sudah tidak tahan menahan buang air kecil, sejak berangkat dari rumah ia belum buang air kecil sama sekali. Setelah selesai membuang air kecil dan merapikan pakaiannya kembali Viona lalu meraih tas tangannya yang ia letakkan di atas tempat toilet paper. Dengan perlahan ia membuka kunci pintu toilet dari dalam dan melangkah keluar, akan tetapi baru dua langkah keluar dari bilik toilet tiba-tiba sepatu Viona menginjak lantai yang licin.     
0

"Aww…     

"Dokterrrrr….anda tak apa-apa?!" pekik suster Lucia dengan suara meninggi sambil meraih tubuh Viona yang hampir terjatuh.     

"T--terima kasih suster, untung ada anda kalau tidak entah apa yang akan terjadi," ucap Viona tergagap, ia masih membayangkan kejadian beberapa detik yang lalu ketika ia terpeleset dan menabrak suster Lucia.     

"Kebetulan saja saya ada disini dokter, lain kali hati-hati dokter. Bahaya jangan pergi ke toilet sendiri,"jawab suster Lucia pelan.     

"Anda baik sekali, sekali lagi terima kasih suster. Saya berhutang nyawa pada anda," sahut Viona pelan.     

"Jangan bicara seperti itu dokter, anda tak perlu sampai seperti itu. Saya hanya kebetulan saja ada disini," ucap suster Lucia merendah.     

Mendengar perkataan suster Lucia membuat Viona tersenyum, ia lalu mencari tas pestanya yang terjatuh saat ia hampir terpeleset tadi.     

"Anda mencari apa dokter?" tanya suster Lucia pelan.     

"Tas ku, tadi tas ku terjatuh suster," jawab Viona dengan cepat sambil melihat ke arah lantai.     

"Tas...akh itu sepertinya tas anda jatuh kepojok dokter, biar saya ambilkan," ucap suster Lucia dengan cepat sambil berjalan menuju ke arah pojok dekat sebuah bilik toilet kedua.     

Tak bergitu lama kemudian suster Lucia berjalan perlahan menuju ke arah Viona sambil tersenyum, ia lalu memberikan tas miliknya yang sudah dibersihkan dengan tissue oleh suster Lucia.     

"Anda tak perlu repot-repot seperti itu suster, saya jadi tidak enak," ucap Viona pelan sambil menerima tas miliknya yang baru saja dibersihkan oleh suster Lucia.     

"Akh bukan apa-apa dokter, anda mau kemana dokter setelah ini?" tanya suster Lucia perlahan.     

"Kembali ke acara aku takut suamiku mencari he he he," jawab Viona singkat.     

"Kalau begitu anda lebih baik segera pergi dok, yang bahaya bukan suami anda mencari anda lebih tepatnya adalah khawatir banyak wanita yang mendekati tuan Fernando nanti dokter he he," sahut suster Lucia melucu.     

"Ha ha ha...anda bisa saja, ya sudah saya permisi suster. Dan terima kasih sudah menolong saja, anda juga harus segera kembali ke pesta," pamit Viona pelan pada suster Lucia.     

"Baik dok, saya akan keluar sebentar lagi. Hati-hati jalannya dokter, awas lantai licin," ucap suster Lucia sambil tersenyum.     

Viona menganggukan kepalanya perlahan, ia lalu berjalan pelan menuju ke tempat pesta untuk bergabung dengan suaminya. Ia tak mau suaminya yang over protektif itu marah lagi kepadanya ditempat umum, sambil mengangkat sedikit gaunnya Viona akhirnya bisa sampai kembali ke tempatnya semula disamping Fernando yang sedang menikmati wine bersama Justin dan Harry yang sudah was-was menunggunya keluar dari toilet.     

"Lama sekali, apa yang kau lakukan di toilet?" tanya Fernando ketus pada Viona yang baru saja duduk.     

"Aku buang air kecil, apakah perlu aku katakan lagi apa yang aku lakukan di dalam toilet padamu!!" jawab Viona tak kalah ketus, ia sudah terlalu terus bertengkar dengan Fernando.     

"Dasar tak tau diri, sudahlah lebih baik kau tinggal disini dan didiklah dengan baik. Aku mau bergabung dengan yang lain, ingat ada anakku yang harus kau jaga!!" ucap Fernando dingin dengan nada menjadi sambil bangun dari kursinya.     

"Iya aku tau," jawab Viona dengan cepat.     

Setelah bicara seperti itu Fernando kemudian pergi bersama Justin dan Harry bergabung dengan beberapa rekan bisnisnya yang hadir dan sang pengantin yang mereka ajak foto bersama, Viona duduk di kursi dengan menatap ke arah sang suaminya yang tertawa bahagia bersama rekan-rekan bisnisnya yang ia undang. Saat Viona menoleh ke arah lain ia tersenyum melihat Andrew sedang berbicara berdua dengan istrinya dokter Cecilia.      

"Aku ikut bahagia melihatmu bahagia Andrew," ucap Viona dalam hati.      

Saat sedang menatap ke arah Andrew tiba-tiba Andrew juga melihat ke arahnya. Alhasil kedua mata mereka beradu cukup lama, karena tak mau ada yang orang yang salah paham Viona kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghindari tatapan dari Andrew. Menyadari Viona menghindarinya Andrew sedikit kecewa, ia merasa bahwa Viona benar-benar sudah melupakannya. Ia ingin sekali bicara banyak dengan Viona, Viona yang ia cintai sejak pertama kali mereka bertemu di kereta bawah tanah. Meskipun ia sudah menikah dengan dokter Cecilia akan tetapi ia masih belum bisa melupakan Viona, apalagi ia kembali melihat Viona seperti saat ini. Karena dokter Louisa ingin berganti pakaian dokter Cecilia pun ikut ke ruang ganti, ia meninggalkan Andrew sendirian di kursinya saat ini. Begitu pula dengan Fernando yang merupakan perwakilan wali dari Profesor Frank, ia diminta untuk berganti pakaian untuk persiapan acara resepsi yang akan dimulai sebentar lagi.      

Melihat Viona sendiri Andrew langsung bertindak cepat, ia berjalan mendekati Viona yang duduk di kursi sendirian diantara para tamu yang sedang tertawa bersama.     

"Apple mam…     

"Thank you….     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat orang yang memberikan apel kepadanya, ia yang sudah terlanjur mengulurkan tangannya ke arah nampan yang berisi buah apel.     

"Terima kasih Andrew," ucap Viona pelan.     

"Apa kabarmu Vio?" tanya Andrew pelan sambil meletakkan nampan yang berisi apel di kursi.     

"Aku baik, seperti yang kau lihat Andrew," jawab Viona sambil tersenyum.     

"Apa kau bahagia dengan pernikahanmu Vio? pria itu tak melakukan hal yang...     

"Andrew!! jaga bicaramu, kau tak pantas bicara seperti itu. Aku adalah wanita yang sudah menikah, begitu juga denganmu. Sangat tidak pantas kau bertanya hal yang sangat privat seperti itu mengenai kehidupan rumah tangga orang lain.!!" ucap Viona ketus dengan nada meninggi.     

Mendengar perkataan Viona membuat Andrew langsung terdiam, ia tak menyangka ekspresi Viona masih sama seperti dulu. Dimana dulu ia juga pernah mengatakan pertanyaan yang sama pada Viona dan dulu pun Viona juga marah seperti saat ini.     

"Maaf jika kau tersinggung Vio, hanya saja aku merasa kau tak bahagia dengan si tuan pengusaha itu Vio dan tebakanku selama ini tak pernah salah. Kau harusnya….     

"Stop Andrew jangan bicara lagi, aku tak mau membahas hal ini lagi. Kau sudah melewati batasanmu Andrew, kita sudah sama-sama menikah. Jaga perasaan pasangan kita masing-masing, aku tak mau terjadi kesalahpahaman diantara kita semua," ucap Viona memotong perkataan Andrew dengan cepat.     

Selesai bicara seperti itu Viona lalu bangun dari kursinya dan meninggalkan Andrew sendirian, ia tak mau ada bodyguard Fernando yang melihatnya duduk bersama Andrew. Viona tak ingin membuat Andrew dalam masalah, apalagi ia baru menikah dengan dokter Cecilia yang sangat ia kenal dengan baik.      

"Maaf Andrew, aku tak bisa membagi masalahku denganmu walau sebenarnya aku ingin minta tolong padamu. Aku tak mau membuatmu dalam bahaya, Fernando adalah orang yang sangat jahat. Aku tak mau kau dan dokter Cecilia dalam bahaya, aku masih bisa melewatinya sendiri Andrew. Terima kasih atas perhatianmu," ucap Viona dalam hati sambil berjalan perlahan meninggalkan Andrew menuju ke luar ruangan, Viona merasa pengap ada di dalam ruangan ia ingin mencari angin segar.     

Melihat Viona pergi membuat Andrew menghela nafas panjang, entah mengapa ia merasa bahwa Viona sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dari awal saat ia melihat wajah Viona, ia tahu bahwa Viona sedang pura-pura bahagia. Pengalaman sebagai polisi selama lebih dari enam tahun tak mungkin bisa diremehkan.     

"Bibirmu mungkin mengatakan kau tidak ada masalah, tapi matamu tidak mungkin berbohong Vio. Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dariku," ucap Andrew pelan, instingnya mengatakan bahwa Viona sedang ada masalah besar saat ini.     

Saat Andrew sedang menatap Viona berjalan pergi keluar tiba-tiba pundaknya disentuh oleh sang istri yang sudah berganti pakaian, dokter Cecilia berganti gaun yang lebih simple dengan warna yang lebih terang dari gaun pertama.     

"Ayo kita ambil foto Andrew," ajak dokter Cecilia manja.     

"Oh foto, baik ayo," jawab Andrew terbata.     

Dokter Cecilia kemudian merangkul suaminya dan mencium pipi Andrew dengan mesra, ia lalu berpose saat Andrew memencet tombol kamera di ponselnya. Dari kejauhan Viona bisa melihat dengan jelas mereka berpose bersama, sebuah senyuman tersungging di wajah Viona.     

"Kau harus bahagia Andrew, jangan campuri urusanku. Kau tak tahu betapa mengerikannya Fernando, kalau tugasku sudah usai aku juga akan mencari kebahagiaanku sendiri suatu saat nanti," ucap Viona lirih dengan mata berkaca-kaca sambil meraba perutnya dengan perlahan.     

Karena tiupan angin yang sedikit kencang Viona merasa sedikit mual, ia kemudian meraih tasnya untuk mengambil permen yang tadi ia beli di apotek saat dalam perjalanan menuju kapal.     

"Kenapa rasanya berubah, bukankah tadi rasa jeruk. Atau memang dalam satu botol rasanya macam-mavam ya," ucap Viona pelan sambil menatap botol permennya yang sudah gak ada label karena ia sudah buang tadi.     

Dokter Ammy dan suster Lucia melakukan cheers saat melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Viona dari kejauhan.     

"Kita akan segera menyaksikan pertunjukan bagus suster ha ha ha….     

"Iya dok, saya juga sudah tak sabar …..     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.