You Are Mine, Viona : The Revenge

Pengorbanan sia-sia Louisa



Pengorbanan sia-sia Louisa

0Jantung dokter Louisa terasa seperti akan melompat keluar , ketika kembali melihat sosok pria yang sudah mengisi ruang kosong di hatinya sedang berdiri di hadapannya .     
0

"Apa yang …     

Plak      

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena profesor Frank sudah mendaratkan tangan besarnya di pipi kirinya secara tiba-tiba .      

"Kau cari masalah denganku Lou." !! Teriak profesor Frank tepat di depan wajah dokter Louisa sambil mencengkram kedua pundak dokter Louisa dengan kasar .      

"Apa maksud perkataanmu , aku tak mengerti .?" Tanya Dokter Louisa dengan terisak.      

"Dasar perempuan murahan beraninya kau berselingkuh di belakangku , memang kau pikir kau itu siapa hah." Alih-alih menjawab pertanyaan dokter Louisa profesor Frank justru membentaknya dengan keras .     

"Siapa yang selingkuh bukankah kau dan dokter Ammy yang berbuat curang di belakangku…     

"Itu bukan disebut dengan berselingkuh , tapi sebuah hubungan saling menguntungkan seperti yang sedang kita jalani kemarin ."Ucap profesor Frank memotong perkataan dokter Louisa .     

"Lagipula kau dan aku tidak terikat hubungan apapun , jadi kau tak berhak mengatakan kalau aku berselingkuh . Ingat posisimu Louisa !!!" Imbuh profesor Frank sambil melepaskan pegangannya di pundak dokter Louisa dan mendorongnya dengan kasar sehingga dokter Louisa kehilangan keseimbangan dan jatuh di aspal .     

Dokter Louisa pun terjatuh di aspal karena didorong oleh profesor Frank , alih-alih mendapat pertolongan dari sang profesor dokter Louisa justru dilempar dengan sebuah kotak yang baru diambil profesor Frank dari dalam mobilnya .     

"Kalau kau pergi dari apartemenku jangan pernah sisakan pakaian dalammu disana , karena aku tak membutuhkannya lagi .!! Aku tak mau Ammy melihat ada pakaian dalam bekasmu di dalam lemariku ." Ucap Professor Frank dengan keras , setelah berbicara seperti itu ia pun pergi meninggalkan dokter Louisa yang sedang terduduk di aspal.      

Tak lama kemudian mobil sport milik profesor Frank pun melesat menjauhi kompleks apartemen milik dokter Louisa menuju ke jalan raya dengan kecepatan penuh , setelah mobil mewah milik profesor Frank pergi dokter Louisa kemudian berusaha bangun dari aspal sambil merapikan beberapa lingerie miliknya yang berserakan di aspal . Dokter Louisa meringis pelan saat menyadari tangan kirinya terasa perih karena mengeluarkan darah akibat tergores aspal yang keras ketika didorong oleh profesor Frank tadi .     

"Setidak pantas itukah aku untuk menjadi pasangan Frank , sampai kau harus melakukan ini kepadaku ." Ucap dokter Louisa terbata-bata sambil menatap jalan raya tempat mobil Frank menghilang .     

"Kenapa kau harus berkata sejujur itu kepadaku Frank , bukankah lebih baik kau berbohong kepadaku tanpa harus mengatakan hubungan kalian . Aku lebih suka dibohongi Frank hiks hiks ….aku lebih suka kebohonganmu seperti yang sering kau lakukan dulu  daripada kau harus bicara sejujur ini padaku ….kenapa kau harus bicara jujur disaat aku tak menginginkannya Frank ….aku lebih suka kau tipu dan kau bodohi Frank hu hu huuuu….." Tangis dokter Louisa akhirnya pecah setelah ia tahan sejak pertama profesor Frank menamparnya .      

Dokter Louisa tahu kalau selama ini profesor Frank berbohong padanya tentang pernyataan cintanya , ia tahu kalau profesor tampan itu tak pernah mengatakan dengan jujur tentang perasaannya . Tapi dokter Louisa berusaha menutup mata akan hal itu , karena ia sudah cukup senang mendengar semua kebohongan itu selama ia masih bisa bersama dengan profesor Frank .      

"Tak bisakah kau melihat sebentar saja ke arahku Frank Tak pernahkah kau tahu betapa aku dengan tulus mencintaimu….hiks hiks..     

Dokter Louisa menangis sambil terduduk di aspal sambil meratapi kandasnya hubungan cintanya dengan profesor Frank , sebuah hubungan penuh dengan kepalsuan . saat sedang menangis tiba-tiba ponselnya berdering dengan perlahan dokter Luisa meraih ponsel yang ada di dalam saku jaketnya tangisnya langsung terhenti ketika membaca ponsel yang baru dikirimkan oleh nomor yang tak dikenal itu . Dokter Louisa langsung terbangun ketika mendapatkan pesan kedua , kedua matanya pun langsung membelalak menatap layar ponselnya . Tak lama kemudian dokter Louisa pun langsung berlari menuju apartemennya meninggalkan lingerie seksi nya berserakan di aspal .     

Sementara itu di dalam mobilnya profesor Frank terlihat mengemudi dengan penuh amarah , ia merasa sangat terhina karena melihat dokter Louisa turun dari mobil seorang laki-laki . Ia beranggapan bahwa wanita yang menjadi budaknya tak pantas memiliki hubungan dengan pria lain tanpa persetujuannya .     

"Kau benar-benar kurang ajar Louisa , beraninya kau menghianati aku !!? kau belum tahu siapa aku sebenarnya Louisa ….ingatlah jangan panggil aku Franklin kalau tak bisa membuatmu kembali merangkak di bawah kakiku…." Pekik profesor Frank dengan suara tinggi .     

"Fuck you Louisa ….lihat saja kau !!! Kau akan menyesal karena berani meninggalkan aku ." Ucap profesor Frank dengan nafas tersengal-sengal karena menahan amarah .     

Profesor Frank kemudian menambah kecepatan mobilnya menuju ke bar miliknya yang sudah lama tak ia kunjungi karena kesibukannya di rumah sakit ,  pasca jabatannya digeser oleh dokter William . Tak lama kemudian mobil mewahnya pun sampai di parkiran bawah tanah di tempat usahanya , dengan cepat Frank masuk ke dalam bar melewati pintu khusus yang selalu ia pakai ketika datang . Rasa kesal di dadanya pun langsung memudar ketika melihat deretan wanita cantik dan seksi sedang berdiri menyambutnya didepan pintu.      

"Selamat datang tuan ." Sapa sepuluh wanita itu dengan centil menyambut kedatangan Franklin.     

"Kalian semua tahu siapa aku.?" Tanya Frank arogan sambil berkacak pinggang .     

"Tentu saja kami tahu , anda adalah master kami ." Jawab seorang wanita berambut merah yang berdiri paling dekat dengan posisi Frank .     

Mendengar perkataan wanita berambut merah itu membuat senyum Frank tersungging , ia lalu berjalan mendekati sang wanita dan mengulurkan tangannya menuju ke organ vital wanita yang hanya memakai bikini itu . Tanpa meminta ijin terlebih dahulu Frank pun memasukkan jarinya ke dalam Miss V milik wanita yang baru ia temui itu dengan cepat sehingga membuat wanita itu bergetar dengan hebat ketika jari Frank menari-nari di dalam liang senggamanya .     

"Enak .?" Tanya Frank dengan berbisik pada wanita yang berhasil ia taklukkan itu .     

"Veronica siap melayani anda master ." Jawab sang wanita dengan cepat sambil berpegangan di tangan Franklin karena lemas , pasalnya Franklin terus mengocok lubang kenikmatannya dalam posisi ia sedang berdiri.      

"Kalau begitu tunjukkan permainan hebatmu kepadaku ." Sahut Franklin sambil menarik dua jarinya keluar dari Miss V milik Veronica dan mengarahkan jarinya ke mulut seorang gadis yang berdiri di samping Veronica .      

"Bersihkan jari ku ." Ucap Franklin pada gadis yang berdiri di samping Veronica.      

Tanpa diperintah dua kali gadis itu pun langsung melahap dua jari Franklin yang baru saja dipakai untuk mengocok liang kewanitaan Veronica , ia membersihkan cairan pelumas yang keluar dari organ kewanitaan Veronica tanpa rasa jijik sedikitpun .  Melihat apa yang dilakukan oleh wanita itu membuat Franklin tertawa lebar , ia kemudian mengajak Veronica dan gadis yang sedang menjilati jarinya itu masuk ke dalam kamar pribadinya dengan cepat .     

Sesampainya di kamar khusus miliknya yang ada di bar , Franklin langsung berbaring di atas ranjang tanpa melepas pakaiannya . Kedua wanita seksi itu pun langsung bertindak dengan cepat seolah mengerti bahasa mata Franklin , dengan cepat kedua wanita itu melepas semua pakaian Franklin .     

Saat sudah berhasil melepaskan semua pakaian sang master , Veronica dan gadis yang bernama Leticia itupun langsung melahap Mr P milik Franklin secara bergantian . Mereka mengoral kejantanan Franklin dengan lahap , Veronica bahkan tanpa ragu pun memasukkan dua biji zakar milik Franklin kedalam mulutnya dan memainkan lidahnya di dua bola itu sehingga membuat Franklin memejamkan matanya karena merasakan nikmat .     

Franklin yang tak mau tinggal diam langsung menarik tubuh Veronica dan mengarahkan wajahnya ke Miss V milik Veronica yang sudah  basah , dengan cepat ia memainkan lidahnya di sekitar klitoris Veronika sehingga membuat Veronika menggila .      

"Akhhh master akkhhh….." Pekik Veronika keenakan saat klitorisnya dihisap dengan kuat oleh Franklin .     

Sementara itu Leticia pun juga merasakan hal yang sama , karena tiga jari Franklin sudah mengocok Miss V miliknya yang masih tertutup celana dalam . Kedua gadis itu pun saling menjilati payudara satu sama lain disaat Miss V mereka sedang dalam kendali Franklin .     

Saat merasa sudah cukup puas dengan permainannya , Frank langsung mendorong kedua tubuh gadis itu ke atas ranjang . Dengan kasar ia langsung membuka lebar-lebar paha Veronica dan memasukkan kejantanannya ke sana , dalam satu kali percobaan ia sudah berhasil memasukkan seluruh batang Mr P nya sampai mentok ke dalam . Sehingga membuat Veronika menjerit keenakan  karena tak menyangka kalau Mr P milik Franklin akan masuk sejauh itu.      

Tak lama kemudian terdengar suara desahan yang keluar dari mulut Veronica saat Franklin sudah memaju mundurkan pinggulnya membuat gerakan sensual memasuki tubuh Veronica , saat Veronica sudah hampir mencapai orgasme Franklin mengeluarkan Mr P nya dari Miss V milik Veronika dengan cepat . Ia lalu memasukkan Mr P nya ke dalam miss V milik Leticia dengan cepat sehingga membuat Veronica menggila karena disiksa Franklin yang sedang memacu tubuh Leticia dibawahnya , senyum jahat Franklin mengembang ketika melihat Veronica memohon kepadanya agar dibantu mencapai orgasme.      

"Selesaikan dengan sex toys itu ." Bisik Franklin pelan sambil menunjuk deretan sextoy miliknya yang ada di dalam lemari kaca .     

"Tapi master aku menginginkanmu ." Rengek Veronika pelan .     

"Cepat lakukan sekarang juga dan jangan membantah ." Jawab Franklin dengan ketus.     

Veronica pun langsung berjalan menuju lemari kaca dan meraih sebuah sextoys yang berbentuk penis , tanpa menunggu lama ia pun langsung memasukkan alat bantu sex itu ke dalam Miss V miliknya yang sudah basah , dengan cepat Ia pun memuaskan dirinya dengan sextoys itu sampai akhirnya ia memekik keras saat berhasil  mencapai orgasme . Franklin tersenyum ketika melihat Veronica sudah tersungkur di lantai dengan sex toys yang masih menancap di vaginanya , Ia pun dengan cepat kembali memacu tubuh Leticia . Saat merasakan Leticia hampir mencapai puncak Franklin melakukan hal yang sama kembali , ia langsung mengeluarkan mister P nya dari tubuh Leticia dan meminta Leticia melakukan hal yang sama seperti Veronica.      

Franklin kembali terlihat saat melihat Leticia pun ambruk di lantai seperti Veronica , Ia lalu meraih ponselnya dan meminta seorang bodyguard masuk untuk mengurus dua wanita itu . Setelah menelpon Franklin langsung memakai pakaiannya setelah melepas kondom yang terpasang di mister P gagahnya , ia lalu berbaring di ranjang menunggu bodyguard nya datang  .Tak lama kemudian datang dua orang bodyguard berbadan besar yang sudah dihubungi oleh Franklin sebelumnya , dengan cepat mereka mengeluarkan Veronica dan Leticia yang masih memakai sex toys di Miss V mereka      

"Mereka berdua milik kalian malam ini ." Ucap Franklin sambil tersenyum.      

"Benarkah tuan .?" Tanya dua orang pria berbadan besar itu hampir bersamaan dengan mata berbinar-binar .     

"Yes ." Jawab Franklin singkat .     

"Terima kasih tuan ."  Sahut kedua bodyguard itu bersamaan .     

Dua orang pria berbadan besar itu pun langsung menggendong Veronica dan Leticia keluar dari kamar Franklin , mereka mengabaikan jeritan dua gadis itu yang meronta untuk dilepaskan. Tak lama kemudian terdengar suara desahan yang keluar dari mulut Leticia dan Veronica yang sedang digangbang oleh empat orang pria berbadan besar di sebuah ruangan yang tertutup , Franklin hanya tersenyum mendengar suara jeritan dua gadis itu .     

"Dasar pelacur ." Ucap Franklin pelan sambil memejamkan matanya di atas ranjang .      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.