You Are Mine, Viona : The Revenge

Pengakuan



Pengakuan

0Viona nampak bersemangat mendapatkan undangan dari dokter Cecilia, ia berharap pernikahan Andrew kali ini hanya dipisahkan kematian. Sebuah doa yang ia panjatkan dulu ketika menikah dengan Fernando beberapa bulan lalu, karena lapar dan sudah rindu dengan masakan kantin rumah sakit Viona akhirnya mengajak suster Tina untuk pergi kekantin.     
0

"Aku ke kantin ya babe." Ucap Viona meminta izin pada Fernando yang sedang duduk di kursi yang ada di depan ruangan dokter William.     

"Dengan suster Tina?" Tanya Fernando cepat sambil melirik ke arah suster Tina yang sedang mengandeng tangan Viona.     

"Yes." Jawab Viona bersemangat.     

"Ok, nanti aku susul." Sahut Fernando cepat.     

"Thank you honey, bye bye." Ucap Viona sambil tertawa lebar dan terus berjalan menuju kantin bersama suster Tina.     

"Bagus ini baru temanku." Celetuk dokter William pelan menggoda Fernando.     

Fernando terdiam mendengar perkataan sang sahabat, ia lalu mengajak dokter William untuk melihat kondisi adiknya yang dirawat di kamar VIP yang ada di lantai dua tak jauh dari ruang operasi.      

Yang kaget melihat kedatangan Viona di rumah sakit bukan hanya dokter divisi bedah saja tapi hampir semua dokter dan suster di rumah sakit, mereka terpesona melihat kecantikan Viona yang makin terpancar.      

"Tentu saja makin cantik, suaminya kan orang nomor satu di kota pasti tiap harinya ke salon dia untuk perawatan." Bisik suster Gina pelan.     

"Aku rasa begitu." Sahut suster Britney menimpali perkataan suster Gina.     

Dokter Ammy dan asistennya suster Tiffany nampak menguping pembicaraan para suster yang sedang berdiri melihat Viona dari belakang sambil menggunjingkannya, mereka tak suka melihat suster Chloe nampak tertawa terus menerus sejak melihat Viona di kantin bersama suster Tina yang merupakan asisten Viona yang sebelumnya.     

"Kalian pasti tau lah menjadi istri orang nomor satu di kota ini pasti mempunyai saingan yang banyak jadi wajar kalau sekarang dia terlihat lebih cantik dan elegan." Ucap dokter Ammy pelan mengagetkan suster Gina dan suster Britney.     

"Dok---dokter." Sahut suster Gina dan suster Choe bersamaan dengan tergagap, mereka kaget dengan kehadiran dokter Ammy.     

"Tak usah kaget seperti itu, wajar kalau banyak yang membicarakan nyonya itu." Bisik dokter Ammy lirih.     

Suster Gina dan suster Britney saling pandang, mereka berdua lalu kembali ke pekerjaannya masing-masing meninggalkan dokter Ammy dan asistennya yang berdiri menatap ke arah kantin dengan tatapan penuh kebencian.     

"Aku tak akan menyerah pada tujuan awalku, lihat saja Viona!! dengan atau tanpa bantuan profesor Frank aku akan mencapainya sebentar lagi." Ucap dokter Ammy lirih, dia sebenarnya sudah terikat perjanjian dengan profesor Frank akan tetapi ketika melihat Fernando kembali di rumah sakit nafsunya untuk menjadi nyonya Willan kembali datang lagi.     

Viona terlihat menikmati makanan kantin dengan sangat lahap bersama suster Chloe dan suster Tina, padahal di rumahnya ada dua orang koki terbaik tapi ia tak pernah makan selahap ini. Para dokter muda yang mulai magang nampak kaget awalnya ketika melihat Viona, namun setelah dijelaskan oleh para petugas kantin mereka akhirnya tahu kalau Viona adalah mantan dokter bedah no satu di rumah sakit yang sekaligus istri pemilik saham terbesar di rumah sakit.     

"Pantas saja dia menjadi istri orang nomor satu di sini, lihat saja betapa cantiknya dia."      

"Bukan hanya orang nomor satu di rumah sakit, tapi orang nomor satu di kota. Apakah kalian tak tahu siapa tuan Fernando Grey Willan.!!"      

"Betapa beruntungnya dokter Viona menjadi istri tuan Fernando."      

"Aku rasa tuan Fernando juga beruntung mendapatkan dokter Viona."     

"Mereka berdua saling beruntung." Ucap dokter Louisa berbisik di belakang para dokter magang yang sedang membicarakan Viona di kantin, sehingga membuat para dokter itu kaget.     

"Dokter.!!!!" Pekik semua dokter magang itu bersamaan sambil menatap dokter Louisa yang berdiri dibelakang mereka dengan mata terbelalak.     

Dokter Louisa tersenyum tipis melihat para dokter magang itu kaget.     

"Jangan suka bergosip, kalian masih baru dirumah sakit ini. Dokter Viona adalah dokter senior di rumah sakit ini yang sangat diperhitungkan, jadi jaga ucapan kalian." Ucap dokter Louisa pelan tersenyum penuh arti.      

"M--maaf dokter." Jawab semua dokter itu berbarengan sambil menunduk.     

Setelah berkata seperti itu dokter Louisa kemudian berjalan mendekati dokter Viona yang sedang duduk bersama suster Tina dan suster Chloe, ia tahu dokter Viona tak bersalah dalam kandasnya hubungan asmaranya dengan profesor Frank.      

"Hai dokter." Sapa dokter Louisa pelan sambil tersenyum ke arah Viona.     

"Hallo dokter Louisa." Sahut Viona dengan mengangkat satu tangannya ke udara kearah dokter Louisa.     

Mereka berdua lalu berpelukan erat di depan suster Tina dan suster Chloe, suara isak tangis dari dokter Louisa dapat Viona dengar samar-samar. Akan tetapi Viona pura-pura tak tahu apapun, dia sudah berjanji pada Fernando untuk tak ikut campur urusan orang lain.     

"Are you ok dok?" Tanya Viona pelan sambil melepaskan pelukannya dari dokter Louisa.     

"I'm fine dok, hanya sedang flu saja." Jawab dokter Louisa singkat dengan mata memerah.     

Viona memeluk dokter Louisa sekali lagi untuk memberikan dukungan pada dokter Louisa sebagai sesama wanita, ia tahu kalau dokter Louisa sedang ada masalah.     

"Ayo makan bersama, oh iya apakah anda sudah melihat profesor Frank?" Tanya Viona pelan sambil membimbing dokter Louisa duduk di bangku yang ada di sebelahnya.     

"mmmm…. saya tadi…     

"Tak usah dijawab kalau begitu." Bisik Viona memotong perkataan dokter Louisa.      

Dokter Louisa mengangguk pelan merespon perkataan Viona, tak lama kemudian mereka pun mulai makan dan berbincang-bincang membicarakan banyak hal yang terjadi sejak Viona berhenti bekerja. Bel tanda mulai masuk kerja pun berbunyi, suster Chloe dan suster Tina pun langsung kembali bekerja sementara itu Viona menahan dokter Louisa lebih lama dengannya setelah ia meminta izin pada dokter William untuk mengurus pengganti dokter Louisa pagi ini.      

"Ayo ikut saya dok." Ucap Viona pelan sambil berdiri.     

"Kemana dok?" Tanya dokter Louisa bingung.     

"Ke taman belakang, aku rindu dengan tempat itu." Jawab Viona sambil tersenyum.     

"Tapi saya harus….     

"Dokter William sudah mengurusnya tenang saja." Ucap Viona pelan memotong perkataan dokter Louisa sambil mengedipkan satu matanya ke arah dokter Louisa.     

Dokter Louisa tersenyum mendengar perkataan Viona, ia lupa sedang bersama dengan siapa saat ini. Tak lama kemudian ia mengikuti langkah Viona menuju ke taman belakang rumah sakit yang merupakan sebuah taman bunga yang cukup nyaman digunakan untuk berbincang, saat sedang berjalan menuju ke pintu samping tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang pria dari arah belakang yang memanggil dokter Louisa.     

"Siapa dok?" Tanya Viona bingung ketika melihat ke arah pria berwajah asia campuran berlari ke arah mereka berdua.     

"Dia adalah dokter Robert yang menggantikan posisi dokter Cecilia dok." Jawab dokter Louisa setengah berbisik pada Viona.     

"Oh jadi itu yang namanya dokter Robert." Ucap Viona dalam hati, seorang dokter yang dibicarakan suster Tina sebelumnya padanya di ruang dokter William.     

"Dokter dokter Louisa kenapa anda tak ke poli anda?" Tanya dokter Robert dengan nafas terputus-putus karena lari.     

"Anda…     

"Oh iya dokter perkenalkan ini dokter Viona Angel dokter bedah yang posisinya anda gantikan." Ucap dokter Louisa memotong perkataan dokter Robert.     

Dokter Robert kaget mendengar perkataan dokter Louisa, selama ini ia hanya mendengar nama dokter Viona dari dokter lainnya akan tetapi kali ini ia bisa bertemu langsung dengan salah satu dokter terbaik rumah sakit Global Bross.     

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda dokter Viona." Ucap dokter Robert pelan sambil mengulurkan tangannya ke arah Viona.     

"Jangan seperti itu dokter, saya sudah tak bekerja lagi." Jawab Viona pelan sambil menyalami tangan dokter Robert yang terulur kepadanya.     

"Saya sudah sering mendengar nama anda dari para dokter lainnya dan ternyata ini hari keberuntungan saya bisa bertemu langsung dengan dokter hebat seperti anda." Sahut dokter Robert menuju Viona.     

"Semua dokter hebat dok, oh iya maaf sebelumnya dokter Louisa saya pinjam dulu pagi ini. Saya ada perlu dengannya dan dokter William sudah mengaturkan dokter pengganti untuknya di poli."  Ucap Viona ramah sambil melirik ke arah dokter Louisa.     

"Oh jadi begitu, baiklah kalau sudah diatur oleh dokter William. Maaf saya mengganggu anda berdua kalau begitu saya permisi dok." Pamit dokter Robert pada Viona dan dokter Louisa.     

Viona dan dokter Louisa mengangguk pelan merespon perkataan dokter Robert, mereka berdua lalu melanjutkan perlahan menuju ke taman bunga setelah dokter Robert pergi. Sesampainya di taman bunga Viona langsung duduk di sebuah ayunan yang terbuat dari besi yang merupakan tempat favoritnya ketika datang ke taman, dokter Louisa pun kemudian berjalan mendekati Viona dengan tersenyum.     

"Bagaimana dengan kandungan anda dok?" Tanya dokter Louisa pelan membuka percakapan.     

"Baik dok, bayiku sehat dan berkembang dengan sempurna sesuai usianya." Jawab Viona sambil tersenyum.     

"Anda sangat beruntung dok, bisa mendapatkan kehidupan yang sempurna. Punya suami yang mencintai anda dan sebentar lagi buah cinta kalian akan lahir." Ucap dokter Louisa dengan mata berkaca-kaca.     

"Semua orang pasti akan merasakan apa yang saya rasakan juga saat ini dokter, begitupun dengan anda dan profesor Frank." Sahut Viona pelan.     

"Bagai-bagaimana an--anda tahu tentang …     

"Saya sudah tahu sejak anda menangis di tangga waktu itu." Ucap Viona singkat memotong perkataan dokter Louisa dengan cepat.     

Kedua mata dokter Louisa kembali berkaca-kaca tak lama kemudian air matanya pun mengucur deras jatuh membasahi wajah cantiknya mendengar perkataan Viona.     

"Tapi dia tak mencintaiku dok….     

"Siapa bilang, aku yakin dia juga punya perasaan yang sama dengan anda dok." Ucap Viona menyakinkan dokter Louisa.     

"Tidak dok, dia mencintai wanita lain. Wanita yang sejak lama ia cintai." Jawab dokter Louisa terbata.     

"Benarkah!! anda jangan bergurau dok…     

"Dia mencintai anda sejak anda belum menikah dengan tuan Fernando dokter." Sahut dokter Louisa memotong perkataan Viona.     

"Aku...anda jangan bergurau dok, aku dan profesor Frank hanya sebatas atasan dan bawahan saja." Ucap Viona gak percaya.     

"Bagaimana mungkin dia tak mencintai anda kalau setelah dia bercinta denganku nama anda lah yang disebut dalam tidurnya." Isak dokter Louisa dengan mata penuh air mata.     

Jantung Viona terasa seperti akan berhenti mendengar perkataan dokter Louisa, mulutnya terbuka lebar dengan membentuk huruf O tak percaya.     

"Impossible…..     

"Aku aku hanya dijadikan budak seksnya saja dokter hiks hiks hiks….." Tangis dokter Louisa akhirnya pecah dihadapan Viona.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.